You are currently browsing the monthly archive for Mei 2010.

Melihat penampilan Kawasaki di WSBK 2010, tentunya banyak fans Kawasaki yang kecewa berat, bagaimana tidak, wong jadi juru kunci!

Kekecewaan ini memang sudah bisa terbaca sejak kompertisi belum dimulai, Chris Vermeulen pun sudah bisa merasakan, ZX-10R 2010 yang hanya mengalami sedikit perbaikan dari versi sebelumnya tidak akan mampu bersaing di barisan depan. Pengalaman Vermeulen yang sudah cukup banyak di MotoGP tidak cukup untuk memperbaiki dan menggali potensi ZX-10R saat ini. Kalau dilihat, memang saat ini prestasinya di bawah rekan setimnya, Tom Sykes, tetapi bukan berarti Sykes lebih jago. Jika diperhatikan, kecelakaan-kecelakaan yang menimpa Vermeulen menjelaskan, kalau handling si Ninja jauh di bawah kemampuan motor MotoGP, dan juga di bawah para kompetitor di WSBK.

Sykes yang lebih selamat di atas ZX-10R bukan karena lebih hebat, tetapi dia belum bisa memaksimalkan motor, sebaliknya Vermeulen telah terbiasa membawa motor hingga menyentuh limitnya. Hal ini dimungkinkan oleh GSV-Rnya dulu, tetapi tidak sanggup dilayani oleh ZX-10R 2010, hasilnya ya gubraxxxxx. Si Ninja babak belur bersama jokinya sendiri. Killer instinctnya berfungsi baik untuk mematikan jokinya sendiri! Ini mah namanya HARAKIRI! Ini jurusnya Samurai, bukan Ninja! Ingat, Ninja sangat menghargai kehidupan, tidak seperti Samurai yang memilih Harakiri jika gagal maning….

ZX-10R 2011 Butuh Rangka Baru!

Silahkan Bro pikirkan sendiri…secara mesin, ZX-10R meneruskan tradisi sebagai motor superbike Jepang terkuli dalam hal power puncak! Namun, secara kurva tenaga, belum sebaik Honda! Inilah yang harus diperbaiki di sektor dapur pacu. Namun, tampaknya ini bukan faktor kekalahan utama.

Bagaimana dengan rem ataupun suspensi? Pastinya bukan itu! Masa pakai produk dari produsen yang sama dengan tim pabrikan lain, tetapi hasilnya beda jauh? Ini artinya mereka harus membenahi rangka!  Caranya, mungkin bisa kembali bekerjasama dengan Suter seperti ketika mengembangkan ZX-RR yang penampilan terakhirnya di MotoGP bisa memperlihatkan, bahwa motor Hayate mereka handal dalam hal rangka dan stabilitas! Bukti lainnya, produk Suter di Moto2 terbukti bisa merajai ajang gress itu! Tinggal bagaimana caranya bisa memproduksi rangka yang berkualitas baik, tanpa membuat harga melambung terlalu tinggi.

Masalah handling ini sudah jelas merupakan PR besar Kawasaki. Majalah PS sempet mengetest ZX10-R 2010 edisi 2004 yang banyak meraih gelar the best Superbike di tahun itu, dengan ZX-10R gress! Hasilnya: point yang dikumpulkan sama! ZX-10R terkini memang jauh lebih bertenaga, tetapi babak belur di segi handling. Masa motor tahun 2010 sama pointnya dengan motor tahun 2004?!!!! Memang pointnya sama, tetapi itu berarti kemunduran! Good is not good enough, when better is expected (nyalin.de).

Ki Gede Anue menyarankan, sebaiknya Kawasaki membenahi sebaik mungkin handling ZX-10R 2011. Harga yang melambung jadi sedikit lebih mahal, layaknya R1 sekarang bukan masalah besar, dengan catatan, motor memang berperforma terbaik di kelasnya! Harga mahal pun bisa tertutup dengan desain! Sekarang, Kawasaki harus puter otak, bagaimana desain jagoan mereka bisa benar-benar memelet opini mayoritas bikers! Jika diminta sarannya, Ki Gede Anue menyatakan tidak keberatan. Pihak Kawasaki silahkan pm untuk diskusi (pasti soal biaya konsultasi gaib kan KI? arrghhh sama aja Ente!!! Buuuuuuu…. buuuuuuuu…….)

*kaboooooooooorrr sebelom kena santet….

Saran Gaib by Ki Gede Anue

Foto: HP-Klassikku

Ketika blog-blog terkemuka tanah air banyak mendapat undangan dari berbagai pabrikan dalam rangka peluncuran produk baru mereka, blog sesat yang gurem ini juga tidak  kalah. BMW Motorrad AG juga mengundang salah satu wartawan gaib kami kembali ke awal tahoen 50-an, yakni ketika BMW hendak meluncurkan BMW R25/3 yang banyak juga wara-wiri di jalanan tanah air.

Motor bersilinder tunggal 250 cc, tepatnya 247 cc, menghasilkan tenaga cukup besar di zamannya, yakni hingga 13 PS @ 5800 rpm. Sampai saat ini lumayan lah untuk menggerakkan motor berbobot kosong 150 Kg ini. Mesin 4 tak yang hanya berkompresi 7: 1 ini sangat digemari di tanah air, karena cukup minum premium (gaknyambung.de). Para pengendara BMW yang touring ke daerah-daerah pun tak perlu pusing-pusing memikirkan susahnya mendapatkan pertamax. Konstruksi penerus daya dengan gardan pun sudah terbukti kehandalan dan kepraktisannya, bukan sebatas gaya! Tidak perlu takut debu dan air, tinggal mengganti oli gardan saja secara teratur. Jadi, kalau mengganti oli BMW klassik ini, tinggal beli oli berkekentalan 20 sebanyak 1-1,25 liter dan seliter oli gardan. Oli mesin, gardan dan girboks diisi secara terpisah. Praktisnya, oli girboks dan gardan hanya menggunakan oli gardan itu, bahkan tidak sampai 1 liter.

Motor yang diproduksi dalam periode 1953 hingga 1956 sebanyak 47.700 unit ini dulunya dilego di Jerman seharga 2060 DM, atau sekitar 1000 Euroan. Kehebatan BMW untuk investasi tidak perlu diragukan, saat ini di pasar Jerman sendiri, BMW R25/3 dengan kualitas top sudah menyentuh 7200 Euro! Mungkin secara harga belum semahal motor Superbike baru, tetapi kalau di Jerman sendiri, motor klassiklah yang dihormati dan menjadi pusat perhatian, bukan motor-motor superbike ataupun chopper baru!

R25/3 yang masih fit bisa digeber hingga 119 km/jam, lumayan kan… Namun, di tanah air tentunya sangat-sangat jarang yang tega menggeber si “semut hitam” dengan sesadis itu. Versi yang memakai sespan juga ada lho. Bedanya tentu pada rasio gigi yang lebih ringan sehingga top speednya hanya 88 km/jam. Soal konsumsi bensin, motor ini bisa dibilang cukup irit. 100 Km hanya membutuhkan 2,9 liter. Artinya, dengan kapasitas tanki 12 liter, motor ini bisa menempuh hingga 400 km lebih!

Motor klassik yang satu ini tampaknya juga dirancang untuk siap bekerja keras. Bukan terlihat hanya dari bukti nyata, dimana saat ini R25/3 masih banyak yang keluyuran, tetapi bisa dilihat dari data teknisnya. Motor manis ini bisa menanggung bobot hingga 320 Kg (termasuk motor) dan yang versi sespan bahkan hingga 450 Kg! Tidak heran di usia yang sudah lebih dari setengah abad, tulang belulang bawaan doi tetap bisa diandalkan!

Test Ride

 Buat Bro yang belum berpengalaman naik motor tua alias klassik, pastinya cukup terusik dengan getaran motor ini, terlebih saat start dari gigi satu. Saat motor mulai digas, terasa bergetARRRRR..RRRR..RRRR….. Getaran tentunya semakin terasa pada R25/3 yang tidak terawat. Gigi satu pun bisa dibilang sangat pendek, hanya berfungsi untuk menggerakan motor saja. Namun, mulai masuk gigi 2, getaran berkurang banyak. Rasa gregetan akibat gigi satu yang sangat pendek pun hilang, sebab di gigi 2 mulai terasa “normal”, ya cukup panjang lah, begitu juga dengan gigi 3 dan 4-nya, sudah serasa motor Jepang.

Soal riding position bisa dibilang cukup santai. Motor memang bentuknya sangat jauh berbeda dengan motor masa kini, tetapi secara riding position tidak terlalu banyak perbedaan kok. Kaki pun bisa nyaman menapak ke tanah, tidak seperti BMW modern yang sebagian besar cocoknya untuk orang bongsor saja. Suspensi dan rangka bisa dibilang bekerja sangat baik, motor terasa stabil dibawa kencang di jalan lurus ataupun menikung kencang. Suspensi juga cukup mencengangkan dalam melaksanakan tugas, terlebih mengingat usia motor yang sudah bisa jadi lebih tua dari orang tua kita!

Buat mereka-mereka yang sudah bosan dengan motor-motor modern, buat mereka-mereka yang ingin bertualang di dunia motor klassik dan ada rejeki lebih, buat mereka-mereka yang mau motor klassik Eropa yang tidak doyan meler olinya, R25/3 bisa jadi pilihan yang terbaik. Untuk Bro yang mau mulai main BMW klassik, R25/3lah motor entry levelnya. Saat ini yang bersurat dan bisa dibilang berkondisi bagus sudah mulai menyentuh 40 jutaan. Terakhir ada sumber gaib menyebutkan, R25 sudah ada yang laku hingga 52 juta rupiah! Bayangkan, tahun 1998 masih ada yang beli 300 ribu saja!

Orang sesat ada yang mengatakan:” if you want to be happy for one day…drink! If you one to be happy for a year…get married! If you want to be happy in your entire life, buy a BMW!”

Foto: HP-Klassikku

Sumber tambahan:

http://www.bmw-einzylinder.de/Start/baureihe/r25_3/techdata/r25_3-daten.php

Melihat kegilaan Lorenzo menaklukkan tikungan-tikungan di Jerez (walaupun hanya last lap, hikshiks…) pastinya sangat memikat para MotoGP mania di tanah air. Maraknya kompetisi MotoGP dengan segala superioritasnya pun membuat banyak orang bercita-cita bisa balapan di kelas ini atau minimal bisa ikutan rombongan sirkus GP motor di kelas lainnya.

Hal ini begitu jeli dilihat YMKI dan diwujudkan di iklan Jupiter Z teranyar yang menggambarkan impian Komeng sebagai representasi biker Indonesia yang cuma bisa mimpi jadi pembalap di kelas para raja. Lucunya lagi, motor MotoGP di iklan digantikan dengan Jupiter Z anyar, dan trik ini memang bisa membuat cerita iklan dengan pesan di iklan menjadi nyambung: “Semua hanya mimpi, kecuali motornya……”

Seperti mayoritas  iklan YMKI lainnya, unsur humor memang selalu diselipkan dan mudah dimengerti, sip banget kalau dilihat dari disiplin ilmu periklanan. Namun, iklan Jupiter Z teranyar ini memang benar-benar yang paling top! Bukan…bukan aktingnya yang memang lucu yang sempat membuat saya cekikikan, tetapi pengakuan jujur dari si produsen, ya itu kalimat  itu tadi…

“Semua hanya mimpi, kecuali motornya…”

Dari sudut pandang sesat: sang produsen memang mengakui, yang nyata cuma motornya. Pembalap tanah air, apalagi yang cuma sok-sokan mau jadi pembalap gak usah mimpi berlaga di MotoGP, apalagi bisa menang!!!!!!! Beli aja motornya yang memang nyata dan bisa kebeli! Nah pertanyaan, apakah benar cita-cita para pembalap tanah air berlaga di MotoGP dan naik podium itu hanya mimpi, tampaknya sudah terjawab, minimal dijawab oleh YMKI, sekali lagi: Semua hanya mimpi, kecuali motornya…….

tersesat muter-muter

  • 2.530.396 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Follow Motorklassikku on WordPress.com