Melanjutkan artikel Kurt Stueckl yang mengomentari BMW S 1000 RR yang salah asuhan, saya jabarkan pertanyaan yang sama yang sudah mewarnai isi pikiran saya sebelum si Ninja gress diperkenalkan Kawasaki di Nuerburgring lalu.
Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana cara Kawasaki mendapatkan tenaga lebih (PS) untuk jagoannya di WSBK? Apakah kembali dengan jalan salah asuhan, yakni memperbesar bore dan memperpendek stroke yang berarti mengorbankan torsi demi power puncak? Kalau cara ini ditempuh, Kawasaki dijamin berhasil menjadi motor Superbike dengan power terbesar, tetapi di arena balap sama saja dengan semakin mempersulit joki mereka untuk menundukkan kesaktian Ninjanya sendiri.
Ternyata, berdasarkan data terawang gaib, Kawasaki sudah menempuh langkah yang benar. Tenaga yang melonjak dari 188 PS ke 200 PS (jauh euy…) didapat bukan dengan memperbesar diameter piston (bore). Konstruksi mesin masih tetap dengan versi sebelumnya, yakni 76 mm x 55 mm, sama plek dengan ZX-10 R terbitan 2008 yang digunakan hingga tahun ini.
Ini berarti, power berhasil didapat dengan langkah lain. Kawasaki berhasil meningkatkan power dengan memperbaiki pasokan udara, memberikan injektor baru, pembentukan ulang ruang bakar, kompresi dan menggunakan material yang lebih baik. Ini menjadi jaminan, kalau ZX-10 R bakal lebih kompetitif, terlebih saingannya tidak ada menawarkan perubahan alias relatif stagnan! Dengan pembenahan detail mesin dan diet ketat, plus rangka ditambah ABS teringan saat ini dan stabilizer elektronik, Ninja memang menjanjikan akan tampil menggigit dan bukan tidak mungkin memenangi race WSBK tahun depan.
Bagaimana dengan BMW S 1000 RR? Konstruksi mesin 80 mm x 49,7 mm (bandingkan dengan Ninja yang 76 x 55) memang punya potensi untuk meraih rpm lebih tinggi dan power lebih besar. Namun, power band yang sempit menuntut pembalap yang jago menjaga putaran mesin dan bisa bermain detail plus berbekal stamina prima hingga akhir race! Sepertinya ini dimiliki oleh Haslam! Namun, BMW tentunya tidak ingin sekedar mengandalkan Haslam. Pabrikan tentunya menginginkan, publik mengakui kehandalan motor mereka, bukan semata mengandalkan pembalap. BMW sendiri dikabarkan sudah meriset mesin baru sejak tahun lalu! Barangkali siap-siap untuk menahan gempuran Ducati di tahun 2012 nanti…
17 komentar
Comments feed for this article
22 November 2010 pada 4:06 pm
gerorogunso
pertamax
23 November 2010 pada 3:23 pm
arieslight
maaf, tanpa KIS, pertamax kami batalkan…
22 November 2010 pada 4:35 pm
hyde
seharusnya BMW S1000RR pake mesin v-twin aja
23 November 2010 pada 3:24 pm
arieslight
jangan V-twin, V-4 dong… terbukti maut tuh..btw, kok ganti nama bro?
22 November 2010 pada 7:24 pm
legenda rider
herman… Honda dah lama ga ada upgrade buat fireblade di sektor mesinnya, apa ga ada rencana pengembangan wsbk…
23 November 2010 pada 3:34 pm
arieslight
kayanya Honda lagi mo nguber MotoGP Bro..Fireblade sebenernya masih one of the best kok..cuma pembalapnya di WSBK belom top aja..lagian bukannya di ten kate itu bukannya tanpa HRC ya?
25 November 2010 pada 6:38 am
Legenda Rider
bukannya banyak banget, jd pusing bacanya…
22 November 2010 pada 9:38 pm
semprul R
terbukti,di tes pramusim ninja di depan bmw bro.
23 November 2010 pada 3:39 pm
arieslight
mungkin BMW lagi ngetest yang aneh2 dulu Bro..biasa, gayanya jerman gitu…banyak experiment..kaya tim bola aja…kalo nggak kompetisi suka otak atik formasi..
22 November 2010 pada 10:48 pm
kentadis
kalo honda mah, innovasinya kalo ga bikin model baru ya biasa ajah, no offense lho ya..

tp knyataannya, fireblade ‘pesek’, dari 2008 mpe skrg jg gt2 aja, plg cm gnti stripping
tp walopun gt, di WSBK jg cukup bertaji di tangan rea. Apalagi d kondisi standard, sering jd best superbike, walopun taun ini beberapa media pindah hati ke s1000rr
23 November 2010 pada 3:43 pm
arieslight
yup…tapi ane yakin, taon depan ZX-10 R jadi best Superbike, minimal best japanese lah..kan yang lainnya stagnan kan…
tapi S1000RR emang aneh, murah bgt untuk ukuran BMW..best value lah…
23 November 2010 pada 1:28 pm
Legenda Rider
iya kebanyakany upgradenya di elektronok aja. dulu ada isu mau dibikin v4, eh malah dipake vfr.
23 November 2010 pada 3:48 pm
arieslight
yup..secara elektronik, CBR rada terbelakang.. nggak punya traction control..tapi mungkin dianggap nggak perlu kali Bro, soalnya traksi n power deliverynya oke bgt, terdosis bgt…
ane pikir bener juga sih, mesin V4 mestinya kembali dipake untuk superbikenya…tapi ane pikir, nggak jadi, soalnya dijamin motor jadi mahal..
kan kaya jaman dulu aja..seri RVF atau RC memang setingkat di atas CBR
24 November 2010 pada 6:54 am
asmarantaka
kudunya harus nemu pembalap yg sehati nih..si Vermeulen kurang tuh kyknya..malah lebih sip siapa tuh yg satunya??…lupa ane namanya
24 November 2010 pada 11:17 am
blade_us
john hopkins??
24 November 2010 pada 3:53 pm
nunoe
Go Geng Ijo!!
Go BMW!!
saya mendukung kalian!!
27 November 2010 pada 1:10 pm
Mercon C a.k.a Mercon Mretelli
wah, suzuki gak ada kabar ya??