Di antara motor-motor Superbike yang beredar sekarang ini, Ducati 1098 maupun 1198 dibekali dengan rem cakram berdiameter paling besar, yakni 330 mm, sementara para pesaingnya cukup mengandalkan cakram berdiameter 320 mm. Mengapa bisa demikian? Blog Sesat akan berusaha mengupas fenomena ini…
Kalau kita mau mundur ke era tahun 90an, ada pembalap Ducati yang legendaris, bahkan bisa dibilang lebih legendaris dibandingkan Troy Bayliss, dialah Carl Fogarty. Ducati dan Fogarty terbukti menjadi kombinasi yang bisa memonopoli WSBK tahun 90an. Mereka hanya kecolongan motor 4 silinder 2 kali, yakni Kawasaki di tahun 1993 dan oleh Honda di tahun 1997.
Kalau mengingat tahun 1996, Fogarty sedang tidak bersama Ducati, ketika itu dia diharapkan Honda untuk bisa membawa RC 45 menjadi juara dunia WSBK. Saat itu doi berduet dengan pembalap idola saya, Aaron Slight asal negara Kiwi, New Zealand.
Meskipun menggeber motor yang sama, wartawan yang diperbolehkan mengetest motor kedua pembalap ini merasa menaiki 2 motor berbeda! Memang sama-sama Honda RC 45, tetapi karakter pembalap berbeda. Foggy memiliki gaya berkendara agresif. Doi suka mengerem keras sejadi-jadinya, mengubah arah motor, dan sedini mungkin tancap gas. Sedangkan Aaron yang dalam bahasa arabnya Harun lebih menyukai rem dengan karakter yang halus, tidak semenggigit remnya Foggy. Slight mengerem lebih halus hingga motor rebah dan bahkan hingga berada di sisi terluar tikungan.
Gaya mengerem ini berpengaruh pada posisi duduk. Karena Slight bermain lembut, menaiki RC 45nya serasa menaiki motor superbike standard, masih relatif nyaman lah. Sebaliknya, RC 45 Foggydisetel memiliki posisi jok yang lebih tinggi, supaya doi bisa lebih cepat menekuk motor dan merubah arah motor. Posisi nungging yang agresif ini punya kelemahan, traksi jadi agak berkurang. Namun, ini sesuai dengan gaya Foggy yang brutal!
Kita beralih ke rem cakram Ducati yang paling lebar. Ini boleh jadi menjadi racikan yang paling tepat. Kalau kita lihat, kombinasi Foggy-Ducati merajai WSBK, artinya mereka memang menemukan formula terbaik untuk menjadi juara. Gaya Foggy yang mengerem brutal tentunya harus bisa diladeni oleh motornya. Dengan bobot Ducati 916 yang paling ringan karena kompetitornya motor 4 silinder, maka Ducati relatif lebih mudah direm dengan brutal dan diubah arahnya. Ditambah lagi gaya Foggy yang doyan tancap gas sedini mungkin didukung oleh karakter mesin L twin Ducati yang bertorsi lebih baik dibandingkan mesin 4 silinder. Tidak heran, motor cocok dengan karakter pembalapnya, merekapun bisa mendominasi.
Resep Foggy-Ducati ini bisa terlihat sekarang, salah satunya di sisi rem cakram depan Ducati! Dengan cakram yang lebih besar, Ducati bisa lebih agresif dikendarai… Motor bisa mengerem lebih dekat, apalagi dengan torsi besarnya motor bisa secepat mungkin meninggalkan lawan selepas tikungan. Kemampuan motor untuk mengerem lebih dekat dengan tikungan sangat krusial bagi Ducati, sebab mesin L-twin mereka tidak punya power puncak sebesar mesin 4 silinder. Jadi, tidak heran Ducati berusaha memangkasnya dengan daya pengereman yang lebih superior. Kira-kira begitulah asal usul jurus rem cakram Ducati yang lebih besar dari kompetitornya….
Foto: HP-Klassikku
27 komentar
Comments feed for this article
23 November 2010 pada 3:24 pm
bennythegreat
dengan cakram berdiameter besar, area yang “digigit” oleh kampas rem jadi lebih besar, gaya geser juga membesar..sehingga butuh daya yang lebih sedikit utk tarik tuas rem..
IMHO dan CMIIW yah..
23 November 2010 pada 3:29 pm
arieslight
yup..wah cepet bgt nih pertamax….
ane pikir, selain itu juga ada prinsip pengungkit di sini..kan kalo pengungkit, makin panjang tuasnya, gaya yang diperlukan untuk menekan beban tertentu semakin ringan.. dan juga memang bener kata Bro, sekali cakramnya berputar, jumlah permukaan yang bisa digigit kanvas lebih besar, ya pakem deh..
23 November 2010 pada 3:24 pm
bennythegreat
maksudnya gaya gesek…bukan gaya geser :hammer:
23 November 2010 pada 3:32 pm
arieslight
gaya gesek bisa dilihat n dideteksi di Android hehe…
btw, disini banyak titik merah tadinya…
Ente dateng, pada kabur tuh titik merahnya..soalnya titik2 merahnya masih pada naik bebek hihihi..takut di smack down, pasti kalah hihihi….
23 November 2010 pada 3:34 pm
bennythegreat
wekekekekk….wiss..ketularan virus lawang sewu kabieehhh…ketularan virus android kabieehhhh….
bwakakakakk…
23 November 2010 pada 3:37 pm
arieslight
keren artikelnya…gila juga Ente Bro… kapan2 coba di Hotel Samudra beach di pelabuhan ratu dong….
23 November 2010 pada 5:09 pm
bennythegreat
wah boleh tuh…tinggal cari waktu ke sana…
23 November 2010 pada 4:39 pm
kentadis
oh bgitu ya..
Baru nyadar kalo cakramnya paling gede
30 November 2010 pada 6:58 pm
arieslight
baru nyadar?? ane juga bro, jadi dari dulu punya, tapi nggak nyadar2,
punya posternya hihihi
23 November 2010 pada 5:05 pm
blognyamitra
Di samping diameter cakram yg lebar, msh banyak faktor lain yg membuat rem menjadi pakem seperti material piringan cakram, kemampuan melepas panas, kualitas kampas rem, minyak rem dsb.
30 November 2010 pada 6:59 pm
arieslight
betul Bro… tapi ane masih bingung tuh soal minyak rem dot 3, 4 atau 5..mana yang lebih oke buat balap bro?
24 November 2010 pada 3:24 am
semprul R
tapi mbah dukun lebih suka baylistic oz daripada foggy british mbah..
30 November 2010 pada 6:59 pm
arieslight
itu cuma karena si mbah belum foto2 ama foggy dab, kalo dah, laen ceritanya deh…
24 November 2010 pada 4:36 am
hyde
kalau rossi sering ane liat mengerem dengan 4 jari, pantesan late breakingnya hebat banget
30 November 2010 pada 7:01 pm
arieslight
sebenernya 3 atau 2 jari pun sama aja bo, selama tekanannya ke tuas rem sama…
kecuali dia pegang cakramnya buat ngerem pake 4 jari xixixi
24 November 2010 pada 6:49 am
asmarantaka
ohh…baru tahu ane kalo itu cakramnya paling gede..maklum liatnya cakram variasi di bengkel2 doang..xixixiix
30 November 2010 pada 7:05 pm
arieslight
hehe… cakram variasi yang gede2 juga oke…ane mau coba ah…tapi yang stainless, kalo yang besi sih 2 bulan karatan berat
24 November 2010 pada 11:14 am
blade_us
hhmmmm………
ga gas poll rem blong donk
30 November 2010 pada 7:08 pm
arieslight
gas pol rem blong=wafat xixixi
24 November 2010 pada 3:48 pm
nunoe
ooo…ini warisan Foggy toh…
berarti kalo mo sukses bawa Ducati, kudu brutal ya??
30 November 2010 pada 7:10 pm
arieslight
betul Bro… btw, dah pindahan nih?
26 November 2010 pada 4:24 pm
FIFers
jelas it,haruz brutal terbukti pada casey stoner
30 November 2010 pada 7:11 pm
arieslight
yup..n hayden juga brutal, terbukti mendingan kan ducati sama dia…
27 November 2010 pada 1:16 pm
Mercon C a.k.a Mercon Mretelli
wah, cakram,,, segede gitu ya,,, ckckck
ducati kebanyakan cocok mesin screamer
30 November 2010 pada 7:12 pm
arieslight
kalo kopi cocoknya pake creamer hihihi
29 November 2010 pada 10:27 am
one08
ari slight apanya aaron slight ya? 😯
30 November 2010 pada 7:13 pm
arieslight
ane penggemar Bro….tapi bukan siapa2nya aaron slight, cuma titisannya oon slight