Di malam hari, harus ada sumber cahaya ataupun benda yang bisa memantulkan cahaya yang melekat di diri kita atau di motor. Dalam keadaan normal, di depan ada lampu yang mudah dipantau, kita pasti tahu kalau riding malam, apakah lampu menyala atau tidak. Namun, tidak demikian dengan lampu belakang. Hanya sedikit kan dari kita yang mengecek, apakah lampu kecil di buritan ataupun lampu rem hidup atau tidak?

Untuk itulah ada mata kucing di buritan, biasanya nempel di spatbor belakang, ataupun, dengan alasan estetika, disembunyikan di dalam mika rem belakang. Sedangkan dari sisi samping tidak ada mata kucingnya, tidak seperti motor tempo doeloe. Motor terakhir yang diberi bekal mata kucing misalnya Honda GL-Pro dan Yamaha RX-King.

Pengurangan fitur demi “gaya” ini tentunya meningkatkan risiko kecelakaan di malam hari, terutama buat bikers yang hidup di luar kota, dimana jalanan minim penerangan.

Seperti yang dulu kita singgung sedikit, penggunaan sticker bisa membantu lho. Silahkan cari sticker yang mengandung fosfor atau dari bahan scotchlite. Di Tiger Hitam, sticker HRC dan logo sayap sebenarnya sedikit mengandung fosfor sehingga bisa semacam bersinar(mungkin karena sudah lebih dari 4 tahun, sinarnya sudah lemah), padahal hanya memantulkan sinar dalam porsi lebih besar. Sticker semacam ini lumayan murah kok. Logo sayap Honda bisa ditebus dengan uang 5000 rupiah.

Kalau di motor “R25 Sportster” salah seorang anggota BMW Edan Klub, sticker memang sengaja dipesan dengan bahan scotchlite. Sebenarnya polanya mengikuti grafik BMW klassik, yakni satu garis tebal dan satu garis tipis yang menghiasi bodi motor. Stripping ala BMW klassik ini dipesan ahli cutting sticker yang biasa mengerjakan mobil, makanya tembus 200 ribu rupiah. Namun, pengerjaannya yang menggunakan komputer memang rapiiiii… Ketika difoto dengan blitz, stripping benar-benar bersinar bahkan seakan menyatu garisnya, layaknya gigi Boneng di film-film nasional akhir 80-an hehehe.. TIIInnngggggg…silau men…