Ketika lagi beres-beres kamar, tak sengaja menemukan foto-foto yang terkesan jadul berat ini. Sebenarnya bukan foto jadul sih, hanya filmnya saja yang hitam putih. Ada dua kenangan disini, yang pertama kamera yang digunakan adalah kamera pertama saya, sebuah Canon EOS 500 2nd yang saya beli di Pasar Baru. Harganya lumayan murah sebenarnya, tetapi saat itu cukup mahal untuk kantong saya, ya bisa dibilang tabungan setengah tahun lah… Film hitam putih ini termasuk film kedua atau ketiga yang saya gunakan untuk belajar fotografi dengan kamera SLR. Ya, asal menambah ilmu saja, sampai sekarang belum pernah beli kamera lagi kok..cukup pakai HP-Klassikku hihihi..

Foto-foto ini mengabadikan moment pertama saya bertemu dan bercengkrama dengan motor klassik. Ini adalah sebuah R25 punya teman. Kalau tidak salah ini foto dari tahun 2005. Ketika itu harga R 25 masih setara Honda Tiger baru.

Saat itu tidak ada kesan istimewa. Saya belum jatuh hati pada motor klassik. Ketika menaikinya pun, saya tidak terbayang kalau itu motor begitu bergetar… tidak terbayang juga kalau harus lama-lama naik itu motor. Bisa-bisa lemak di badan rontok gara-gara sang vibrator hehehe…

Namun, setelah foto-foto dengan R25 ini dan melihat hasilnya, wah keren juga, jadul dan serasa zaman PD II gitu deh. Meskipun begitu, belum ada niatan punya motor klassik, takut mogok, dan dulu kan memang belum kerja..

Tidak lama setelah itu, si R25 ini pun dijual ke manajer band yang musiknya sering saya mainkan zaman SMA dulu. Lagu-lagu seperti “Mobil Balap”, “Posesif” dan “Piknik 72” menjadi santapan mingguan dan selingan jenaka saat ngeband dulu. Yup, grup band NaiF… Dengar-dengar, sekarang sudah jatuh ke salah satu anak Brotherhood yang juga sempat jadi adik kelas saat SMA dulu..wow, dunia begitu sempit ya..the world is not enough gitu deh…

Nih bonus penampakan manusia tersesat se-Jakarta Selatan, kali ini tidak disensor!!!!!!!