Mayoritas dari pengunjung Blog Sesat disinyalir belum naik motor ketika Kevin Schwantz menjadi Juara Dunia GP 500 tahun 1993. Kalau membaca statistik jumlah gelar, doi hanya sekali itu saja menjadi juara dunia diatas Suzuki RGV 500 yang terkenal yahud tarikannya, tetapi performanya masih dibawah Yamaha dan Honda dikala itu. Meskipun hanya sekali, Schwantz tampaknya begitu melegenda, bandingkan dengan KEnny Roberts Jr, Alex Criville dan Nicky Hayden yang tidak melegenda meskipun menjadi juara dunia. Kok begitu? Simak kisahnya ini:
Schwantz yang tenar diatas Suzuki Lucky Strike bernomer 34 (SMA ane nih hihihi) memang hanya 1 kali juara dunia, sedangkan di zamannya ada Wayne Rainey yang 3 kali juara dunia, tetapi dia begitu dicintai karena dia bukan robot.. Lho kok? Yup, dibandingkan Eddy Lawson dan Rainey, Schwantz bukan robot. Bukan seperti kedua pembalap tersebut yang menempuh lap-demi lap sebaik mungkin dan sekonstan mungkin, Schwantz dianggap lebih manusiawi… Dia masih lebih sering berbuat kesalahan, meskipun demikian, doi dikenal pembalap yang berkendara selalu di limit, tak heran sering kecelakaan yang membuatnya mematahkan 40-50 tulang sepanjang kariernya. Sebanyak itukah? Yup, waktu awal di Assen 1988 saja dia langsung mematahkan 7 tulang jari kakinya dalam sekali kecelakaan! Meskipun begitu, Schwantz tergolong sehat dibandingkan Rainey yang berakhir di kursi roda dan Doohan yang rusak berat kakinya… Kenekatan dan kegilaannya ini membuat Schwantz begitu dicintai, bahkan dibandingkan Rainey. Rainey memang juara dunia 3 kali, sedangkan Schwantz 1 kali, tetapi Rainey hanya menang GP 24 kali, sedangkan Schwantz 25 kali!
Pembalap legendaris ini sedang aktiv menjadi pelatih balap di Amerika sana. Pembalap Texas yang merupakan senironya Texas Tornado alias Edwards dan Texas Terror alias Spies masih melatih untuk Yoshimura Suzuki, sebuah kontrak dan profesi yang dijalaninya sejak tahun 2000. Pembalap seperti Ben Spies, Matt Mladin dan adiknya Nicky Hayden adalah beberapa sample hasil gemblengan Schwantz.
Profesinya ini mengingatkannya akan hubungan Kenny Roberts (Sr.) dengan Wayne Rainey sebagai anak asuhnya. Roberts memang berhasil menjadi mentor Rainey, bahkan ia selalu menghampiri bagian sirkuit, dimana Schwantz bisa lebih cepat dibandingkan Rainey, anak asuhnya. Roberts memberikan masukan-masukan, apa saja yang harus dilakukan Rainey untuk menjinakkan si kuda liar, Schwantz!
Inilah yang juga memotivasi Schwantz. Dia ingin melakukan, apa yang dilakukan Roberts terhadap Rainey, yakni menggembleng dan membimbing pembalap-pembalap muda Amerika untuk menjadi yang terbaik, tentu saja dengan caranya Schwantz sendiri.
Banyak yang beranggapan dan berandai-andai, seandainya Schwantz membalap untuk Yamaha atau Honda, gelar juara dunianya pasti banyak! Menanggapi hal itu, Schwantz malah berkomentar: “Seandaikan saya membalap untuk tim Yamaha Roberts, karier balap saya pasti sebentar! Sebab saya lihat Roberts suka memaki-maki Rainey dan menereakinya kalau performanya tidak sesuai harapannya. Kalau saya di posisi Rainey, si Roberts langsung saya “sikat” (hajar-red) begitu menereaki saya dan menghujani saya dengan makian.”
19 komentar
Comments feed for this article
15 April 2011 pada 4:08 pm
Triyanto Banyumasan
Kalau saya di posisi Rainey, si Roberts langsung saya “sikat” (hajar-red) begitu menereaki saya dan menghujani saya dengan makian.”
Like this… kasare, kamplengi… 🙂
17 April 2011 pada 3:19 am
umarabuihsan
jotosi
18 April 2011 pada 2:57 pm
arieslight
pembalasanku lebih kejam lah hihihi
15 April 2011 pada 5:06 pm
cotto
Kevin Schwantz pembalap favorit saya selain Mick Dohan…
Gara2 dialah saya pindah merek rokok ke Lucky
Strike… hahaha… Waktu itu Mick Dohan masih di team Honda Rothmans.
18 April 2011 pada 2:58 pm
arieslight
hahaha…fanatik nih… kalo jamannya Rossi di yamaha, berarti beralih dari gauloisses ke Camel dong…
15 April 2011 pada 5:07 pm
nunoe
hahaha…
di jaman itu masih ada rider MotoGP yg nyeleneh…contohnya om Schwantz ini..trus abang Abe…trus Luca Cadalora..
o iya brader..angkat ceritanya Luca Cadalora dong..ane cari referensi di internet susah banget…soale ane pernah baca sekilas, dia itu jarang latihan..sesuka2nya sendiri..bahkan waktu di grid start sebelum mulai dia ngerokok…tapi dia berhasil finish di posisi kedua di taun 94.. 😀
18 April 2011 pada 3:00 pm
arieslight
nih jamannya ane tau pembalap baru namanya doang brader, tampangnya sampe hari ini su luca cadalora kaya apa juga nggak ngeh..kalo ketemuan di angkot juga kaga ngenalin hehehe..
referensinya susah? wah, jangan2 pada sebel kali ya, males nulisnya hihihi
17 April 2011 pada 3:23 am
umarabuihsan
prediksi swantz bahwa ben bakal menang minimal sekali di tahun rookienya di motoGP (di sirkuit laguna atau pun di indianapolis) meleset gara2 power to weightnya Pedrosa terlalu besar (indianapolis), dan visor helm ngebuka pas ngejar rossi (laguna), padahal prediksinya nyaris bener
18 April 2011 pada 3:01 pm
arieslight
wah, belom berguru ke paranormal indonesia sih, jadinya masih meleset hahaha…
17 April 2011 pada 6:42 am
Mercon C Lagi dilema
mantappp,,, keren yaa nih orang
18 April 2011 pada 3:01 pm
arieslight
kerenan bli mercon numplak R1 n CBR 1000 RR lah hhahaha
17 April 2011 pada 8:25 pm
Dubur panas
Schwantz terkenal jago ditikungan, Rainey jago di trek lurus, Doohan masih sering jumpalitan saat itu. Salah iklan yg sering gw liat di tv saat itu adalah Tina Turner dengan laguna Simply the best
18 April 2011 pada 3:03 pm
arieslight
yup, Yamaha saat itu powernya lagi kaya Ducati sekarang…
ane blm ngikutin bro, cuma inget samar2 iklannya Schwantz yang gelap-gelap terus jejak ban rgv luckystrikenya keluar api..
18 April 2011 pada 1:11 pm
asmarantaka
jiahahha,,,type ngk mau diatur Bos..di Indonesia mah banyak
18 April 2011 pada 3:04 pm
arieslight
sok pinter dan kepala batu hehe… untungnya schwantz emang pinter..
12 September 2011 pada 5:48 pm
yroel
ternyata suzuki juga punya mantan rider motogp tangguh juga ya di jamannya 500cc dlu, luar biasa banget kevin schwantz ini pas lagi bertarung saling2pan bkin ane geleng2x kepala bro, motor gk kenceng2x amat dibandingkan honda dan yamaha tim lain tpi dia bisa terus menempel sampe2x lutut nempel diaspal dan menyalip dengan teknik yang luar biasa tanpa traction control sperti gp saat ini. ..wuiihhh…ajib banget rider suzuki yg satu ini. schwantz you are the best hero of suzuki motogp 500cc. mantaaaaapppppppppppp.
13 September 2011 pada 3:02 pm
arieslight
Yup, mantebs Bro…jauuuh lebih legendaris dari Kenny Roberts Jr. pastinya… bahkan Kenny jr rasanya tak pernah dianggap legenda. Schwantz lah legenda Suzuki
6 Desember 2012 pada 5:58 pm
Slow_Down
bacaan diatas tepat sekali. dari sekia banyak yg membaca. pasti belum prnah naik motor pada masa itu, masa dimana schwantz juara, dan gw jga masih TK.
gw jdi inget tahun 1993 prtama kali gw liat motogp, wktu Schwantz juara, pake Suzuki Lucky Strike, dan video juara dunianya pake back Sound “Queen – We are the champion”. ngena banget deh. 😀
15 Desember 2012 pada 7:38 am
arieslight
inget2 dikity sih, tapi paling inget yang jejak bannya keluar api hihihi