Atas permintaan Kangban, kita bahas sekarang suspensi depan khas BMW modern yang dikenal dengan nama Telelever. Kenapa khas BMW? Mudah saja, sebab teknologi ini memang sudah dipatenkan BMW. Sebagai model kita pakai foto BMWnya salah seorang mantan Kapolri ya hihihi…
Meskipun ini motor Jerman, ternyata pembuatnya bukan orang Jerman, melainkan orang Inggris bernama Norman Hossack. Teknologi yang ditemukan di roda dua BMW hingga saat ini terlahir di tahun 1982.
Seperti Bro bisa lihat, berbeda dengan garpu teleskopik biasa, secara kasat mata memang pipa teleskopik Telelever sangat panjang, sekitar 2 kali lebih panjang dibandingkan tabung suspensi depan konvensional. Di dalam tabung ini, tidak ada pegasnya, cukup diisi oli…nah kebayang kan redamannya yang mantebs dengan volume oli yang sebanyak itu. Layaknya suspensi belakang, Telelever memiliki lengan ayun yang dipersenjatai sebuah suspensi, ya layaknya monoshock. Nah, monoshock inilah yang jadi pegasnya.. Kalau diperhatikan, mirip-mirip garpu KX250F 2011 yang belang isinya itu kan (SPF)… Tidak heran, redaman Telelever memang sangat baik, sebab selain shock dan absorbernya terpisah dan berukuran besar, lengan ayunnya pun dijamin turut meminimalisir getaran yang diterima dari permukaan jalan, terutama yang hancur… Tidak heran ketika pengendara motor konvensional bermuka masam melihat jalanan rusak, pengendara BMW bertelelever malah senyum sumringah bersiap-siap merasakan “keajaiban” Telelever. Ingat saja, redaman di buritan motor kita ketika melintas jalan rusak pasti lebih sip dibandingkan di bagian depan kan…. Nah, di Telelever, kemampuan meredam sebaik di belakang itu dirasakan dengan hadirnya lengan ayun dan ditambah lagi tabung teleskopik yang extra panjang itu…
Telelever punya kelebihan yang yahud dalam hal kenyamanan. Selain itu, kestabilannya juga sangat baik, sebab lengan ayun dicangkokkan kedalam, dekat dengan central titik berat motor.
Kelebihan lainnya adalah minimnya gejala menukik dan tingginya tingkat stabilitas di motor saat mengerem, jadi motor lebih aman dikendarai dan membuat pengendara lebih santai, sebab tidak banyak keluar tenaga untuk menahan berat badannya dengan tangan dan pundak ketika motor mengerem.
Kelebihan lainnya, suspensi model ini juga dianggap lebih aman ketika terjadi kecelakaan. Untuk mereka yang kurang rajin merawat motor, Telelever cocok, sebab memang sangat minim perawatan, bahkan ada yang bilang, umurnya sama, sama motornya. Selain itu, gejala komstir oblak dijamin sangat-sangat bisa diminimalisir dengan penggunaan Telelever.
Kelebihan lainnya menurut saya: KEREEEEEEEEENNN!!!!!!!!
Kekurangannya juga ada lho, makanya tidak dijumpai di seluruh varian BMW modern. Nah, perhatikan saja misalnya di S 1000 RR!
Untuk motor yang ingin menekan harga, suspensi ini tidak cocok, sebab biaya produksinya memang lebih mahal, ya sesuai dengan komponen yang digunakan yang memang lebih rumit dan banyak. Akibat banyaknya komponen yang digunakan, Telelever tentunya lebih berat dibandingkan suspensi teleskopik biasa, makanya tidak dipakai di dunia balap.
Kelemahan lainnya yang membuat Telelever tidak cocok untuk balap adalah=berat! Bukan berat bobotnya saja, tetapi handlingnya jadi tidak selincah suspensi fork konvensional. Karakternya yang jago menyerap ketidakrataan permukaan jalan yang membuat motor extra nyaman pun menjadi bumerang di dunia balap, sebab untuk balap dibutuhkan suspensi yang sensitif dan mampu meneruskan getaran yang memberikan informasi ke kedua telapak tangan rider, bagaimana kondisi permukaan jalan dan traksi ban depan ke jalan…
Oke, biar jelas, nih gambarnya Telelever:
gambar dari sini nih:
http://bmwknowledge.files.wordpress.com/2008/11/telelever.jpg
Okelah kalo begitu, Blog Sesat mau off dulu hingga jangka waktu yang belum ditentukan… maklum, jumlah pengunjung menurun, nggak balik modal hahaha….
14 komentar
Comments feed for this article
21 April 2011 pada 1:08 pm
asmarantaka
Pertamax dlu
21 April 2011 pada 1:12 pm
asmarantaka
wah makannya ngk dipakai ama BMW di WSBK..trnyata BMW masih awam dengan shock konvensional…
Btw bedanya ama suspensi depannya Bimota Tessi itu apa ya??..sekilas hampir mirip
21 April 2011 pada 1:43 pm
nunoe
mirip??jauh ah..bimota Tesi 3d mah bener2 pake lengan ayun…
yg jelas, keunggulannya sama..lebih nyaman dalam ngadepin jalan gak rusak 😀
21 April 2011 pada 2:36 pm
jombloarie
bimota Tesi? Oh, yang banyak cincinnya itu??? wakakaka
eits, lupa sama pelajaran di blog ini ya..siapa yang menghadirkan garpu teleskopik di eropa daratan???
keunggulannya: sama-sama jamiiila…
23 April 2011 pada 6:20 am
pak'e alyx
Oowwww, begitu to penjelasannya… (sambil manthuk2 mengamati diagram telelever, pura-pura paham). Kreatif dan pintar banget mereka… Btw, trims banget bro Arie telah menyesatkan saya dan para pengunjung (mewakili pengunjung blog sesat) atas shahe pengetahuannya …. Pasti lagi mo turing jauh lagi nih, pas sama musim liburan sekolah. Hati-hati di jalan, n klo lewat Solo, mampirlah ke gubug mertua saya…. 🙂
25 April 2011 pada 9:50 am
arieslight
kamsia Kangban… ane nggak kemana2..cuma mau konsen belajar dulu.. masih bisa aja sih ngupdate sekali-kali..tapi mesti lebih jarang nih..
23 April 2011 pada 8:40 am
nebarto
nice info..
25 April 2011 pada 9:44 am
arieslight
syukron bro
23 April 2011 pada 11:25 am
blognyamitra
Wah dijamin komstir gak bakalan oblak nih
25 April 2011 pada 9:51 am
arieslight
tul bro..ayo, ganti vixionnnya, tuker tambah (tuker rumah hahahah)
24 April 2011 pada 11:19 am
joetrizilo
Kira-kira apakah diaplikasikan juga di mobil BMW juga ya???
25 April 2011 pada 9:52 am
arieslight
dipake di mobil2 sport / mobil modern kok bro, teknologi lama..tapi namanya nggak disebut telelever
28 April 2011 pada 12:30 am
Maskur
tele = jauh
lever = hati
artinya dekat dimata jauh di hati
kabuuuuuuuuuuuur…
28 April 2011 pada 2:53 pm
arieslight
kaburlah pakde…niscaya santetku menyertaimu hehehehe……