You are currently browsing the monthly archive for Januari 2013.
Lanjut cerita soal si Excel Rose…
Di akhir 2011 lalu, Excel Rose pun saya persiapkan untuk touring ke Bromo bersama BMW Edan Club. Excel Rose pon digelandang ke bengkel Vespa yang lumayan tenar di Jakarta Selatan, maklum, langganan ikutan balap Vespa dan langganan podium.
Niat yang tadinya hanya ingin servis dan rapih-rapihin kaki dan kelistrikan ternyata berubah. Motor didiagnosis harus turun mesin. Dan akhirnya si Excel Rose pun harus naik meja operasi dan diopname beberapa hari.
Tak tahan karena napsu sembalap saya dan rasa ingin tahu saya pada kemampuan mesin menggelora, Excel rose pun sekalian ditingkatkan performa mesinnya. Lubang-lubang itunya..ya itunya deh… diperbesar, laher-laher pun pakai yang lebih bagus dari standard. Piston pun dilengserkan oleh piston RX-King yang memang terasa lebih ringan. Singkat kata, semua biaya turun mesin, ganti laher mesin, kaki-kaki, listrik, aki dan sebagainya menghabiskan 2,2 juta rupiah..eh, touringnya batal…njleb…….
Dalam perjalanan waktu, si Excel Rose pun kena pimp my ride hihihi..maklum, ga tahan liat motor jelek, apalagi memang warnanya tidak sesuai STNK. Excel Rose pun kena cat supaya sesuai STNK. Selain itu, perintilan seperti kulit jok, spoiler, emblem dan sebagainya pun dicarikan. Supaya aman, ban balap botaknyapun dilengserkan. Tadinya kesengsem sama kembangan Swallow yang racing abis… tapi teringat kekecewaan pada performa Swallow di Smash, akhirnya pilihan jatuh ke IRC saja, toh harganya selevel. Sialnya, niat beli perintilan keterusan sampai beli Velg alumunium… Ya, ga papa juga sih, kan anti karat dan velg bawaannya memang sudah kurang baik. Terakhir, Si Excel Rose pun dicangkoki elektrik starter hehehe.. Maklum, bawaannya raib entah kemana. Lumayan juga komponen yang satu ini, secondnya berkisar 600-800 ribu rupiah (yang berkondisi baik ya…).
Sekitar 2 bulanan membangun, hasilnya WOOOOOOOOOWWWWWWW AMAIZIIIIIIINGGGGG, tepat pemilihan catnya, Excel Rose pun lumayan menggairahkan. Warna abu-abu tua metalicnya cocok dengan bodynya yang kaku, bahkan dengan headlampnya yang awalnya nggak banget itu!
Tapi inget-inget dana yang dikeluarkan: Rp 10 jutaan untuk bahan mentah, tune up mesin, kelistrikan dan kaki-kaki, ngecat, beli perintilan dan velg+ban baru, elektrik starter dan balik nama+STNK. Wadow..kalau dijual sekarang rugi bandar jatuhnya… Ya, tapi masih jauh lebih ekonomis dibandingkan beli New PX yang hampir 60 juta itu kan (menghiburdiri.de). Nah, ini dia si Excel Rose sekarang, lumayan siap manggung lah…
Nah, ini dia solusi dari permasalahan yang saya tuliskan di posting sebelumnya. Kenapa yang diotak-atik Honda GL 100? Mudah saja, sebab tujuan utamanya mencari motor yang murah, onderdil banyak dan ekonomis, konsumsi bensin irit, material jadul yang biasanya relatif lebih kuat dan tidak sayang kalau harus dimodifikasi.
Berhubung Honda CB 100 sudah mahal dan sayang diotak atik, Honda Win juga lumayan mahal dan kalau mau bore up mesin agak terbatas pilihannya, kalau beli Honda Tiger kemahalan bahan dasarnya, pilihan pun jatuh ke Honda GL 100.
Honda GL 100 tahun 1987 ini diperoleh dengan operasi inteleijen oleh saya dan om saya. Setelah tanya sono sini dan celingak-celinguk ke rumah-rumah orang (maling/rampok style), ketemu juga satu unit Honda GL 100.
Motor ini rupanya milik anggota TNI dan dulunya sering mondar-mandir ke bandara Halim Perdanakusuma, ya terlihat dari sticker parkir di tankinya. Namun, keadaannya yang menyedihkan membuat doi ngejogrok di suatu pojokan rumah di kawasan padat penduduk di Jakarta. Awalnya motor ini mau dibangun, hanya saja, gara-gara si rekan TNI yang membengkeli motor ini menelantarkannya, akhirnya motor ini malah tidak karuan dan terbengkalai. Akhirnya, ditariklah ini motor dan jadi penghuni pojokan rumah (dan menangis di pojokan-red)
Singkat saja, motor ini saya beli tak pakai nawar! Bukannya saya banyak duit, wong buka harga 500 ribu! Kondisi mati, surat lengkap, tapi mati 3 tahun, plus bonus velg dan jari-jari baru untuk roda belakang. Dan berpindah tanganlah GL 100 ini dari anggota TNI ke saya yang selain agen rahasia (minyak goreng dan aqua galon) juga berprofesi sebagai anggota
GEGANA GEGABAH.
GL 100 boleh dibilang memiliki bentuk standard yang menghilangkan selera makan! Tapi, itu sebenarnya mudah ditangani, dengan sedikit sentuhan modifikasi, doi sudah bisa tampil manis kok. Cukup ganti lampu-lampu dan setang pendek, tampilannya dijamin berubah jauh. Ya, modal 150 ribuan, langsung manis lho…
Berhubung saya pencinta motor balap jadul dan sengang dengan tampilan BMW balap jadul, tampang cafe racer pun dikejar. Enaknya, tak perlu potong rangka segala, lihat tuh rangka belakang GL 100 yang sudah rata dan pendek, cocok dengan desain cafe racer yang ingin dikejar.
Sebenarnya membangun motor ini butuh biaya yang tidak besar, tetapi berhubung ingin joss, maka banyak komponen yang diganti baru. Yang paling banyak biaya tentunya sektor mesin bagian atas, ganti kopling, kem, klep, pelatuknya, sitting klep, rantai keteng, gir sentrik, tensionernya, ubah dari platina ke CDI dan sebagainya.
Yang kelihatan dari luar seperti ganti laher-laher roda, laher komstir, rantai, sepatu rem, karburator , velg dan ban depan dan sebagainya…wuih..banyak yah… Tapi puas kok, dana yang keluar juga tidak sebanyak dana untuk beli i phone 5 hihihi… itu pun termasuk dana balik nama dan bayar pajaknya untuk 4 tahun.
Berapa sih sebenarnya dana yang perlu dikeluarkan? Itu ya tergantung situ dapat motor dalam kondisi seperti apa dan surat-surat bagaimana. Hanya saja, untuk mengejar tampang semata seperti BMW K 100 GL tak banyak kok….
Kira-kira nih, dengan dana kurang dari 2 jutaan sudah jadi begini kok:
spatbor depan CB 100: 110 ribu
spatbor belakang CB 100: 130 ribu
Lampu depan CB 100: 80 ribu
Lampu rem CB 100: 35 ribu (Yang 17 ribu juga ada, tetapi di sisi kanan-kiri tanpa mata kucing, dan kualitas mikanya kurang rapi, sedangkan yang mahal mirip original lengkap dengan kode dan tulisan stanleynya)
Lampu sen: semuanya 100 ribu
Dudukan lampu belakang: 10 ribu.
Setang: minta (hihihi).
jok: standard dipapas dan dipotong plus bungkus ulang: 100 ribu
Velg depan + ban : 250 ribuan. Sebenarnya velg asli GL 100 ring 18, tetapi karena bawaannya memang sudah kurang layak jalan, sekalian saya ganti saja dengan yang ring 17 dengan pertimbangan: lebih lincah, mudah membersihkan kolong spatbor depan, dan lebih banyak ketersediaan pilihan ban.
Tanki: buat di Hantu Laoet di Haji Nawi Cipete: 700 ribu. Tinggal pesan sticker BMW hihihi.. Untuk stripping, saya pakai kuas dan dikerjakan sendiri saja (jangan di zoom, ntar kelihatan gradakannya hihihi).
Dengan tampang begini saja, sudah lumayan lucu kan..buat lucu-lucuan seru deh, lumayan menarik perhatian juga, bahkan banyak yang nyangka awalnya ini BMW betulan (terutama bikers muda, petugas parkir dan orang awam).
Kata yang tersesat