You are currently browsing the monthly archive for Januari 2014.

col04

Bermula dari adik saya yang ke-272 minta dicarikan motor yang bisa untuk touring, hobby, berkopling dan berwarna merah (aneh ya mintanya…), saya sekitar 3 mingguan memikirkan sambil mencari motor yang tepat. Doi kalau ditawarin ini mau, itu mau, malah bingung jadinya. Yang sempat masuk nominasi adalah Jupiter MX, Thunder 250, Suzuki FXR 150 dan Tiger. Dengan Budget 15 Juta, pasti dapat lah. Namun, karena dia masih mau ngelancari kopling, agak malas merawat motor dan kasihan kalau onderdilnya susah atau mahal, ujung-ujungnya kita sepakati mencari Thunder 125 saja.

Kriterianya selain kriteria umum cari motor adalah Thunder 2008 ke atas. Kenapa 2008? Ya karena sejak Thunder 125 2008 mulai dilengkapi kick Andy starter. Soal harga, ngaruh lo secondnya, yang belum pakai kick starter secondnya lumayan ada perbedaan signifikan. Tanpa kick starter banyak yang dibuka harga di 3 jutaan, sedangkan yang sudah kick starter minimal punya 5 jutaan.

Alhamdulillah malah dapatnya Thunder merah tahun 2011, artinya sudah edisi terbaru Thunder 125 yang sama plek dengan Thunder yang keluar di tahun 2014 hingga hari ini. Motor seharga 15 jutaan itu kmnya masih tak terlalu tinggi, minus spion original, bohlam lampu depan mati dan handel kopling patah, katanya sih nyangkut. Anehnya, di balancer setang dan bagian lain pun tak ada baret, jadi anggap saja memang nyangkut. Toh setelah di test ride motor memang stabil, Alhamdulillah ya… motor beli 8 juta pas dapat look yang lumayan seger dan masih berkilau…

Jujur aja, ini mtor bisa dibilang murah untuk motor dikelasnya. New Thunder 125 punya tanki lebih besar, yakni 15 liter dengan tutup tanki yang ala moge balap. Knalpot barunya juga bikin kesengsem, bentuknya bagus dan bunyinya jadi mirip FU. Bahannya pun dikrom! Mana ada motor sekelasnya pakai knalpot full krom. Yang sekelas Tiger aja tidak! Balancer setang juga terlihat manis dengan laburan krom plus kacamata spidometer juga kena labur krom. Spionnya juga krom dengan desain moge banget! Ajaib juga ini motor, 15 jutaan, tapi finishingnya ajiiiiib… Bunyi mesin baru yang sudah dilengkapi balancer dan posisi dinamo starternya digeser juga seru…ada zing..zingnya… Spidometer digitalnya pun lumayan bikin jatuh cinta, bening dan berhasil menampilkan kesan klassik-elegan. Desain velg barunya pun saya nilai yang terbaik saat ini di motor-motor sekelasnya, bahkan kalau dibandingkan punya new Ninja 250, saya lebih senang velg Thunder 125, sayang saja velgnya tidak lebar. Ya, mudah-mudahan velg ini sekuat generasi pendahulunya. Posisi kabel kopling pun kata adik saya yang nomor 343 juga ada perbaikan, jadi masalah kopling cepat putus rasanya sudah ditangani.

Sehabis motor ditebus, kami membawanya ke bengkel Suzuki di Depok. Kata adik ane yang satunya lagi itu, ini bengkel resmi yang lebih baik dibandingkan bengkel resmi Suzuki di Depok yang satunya lagi. Nah, disinilah terasa betapa mogenya Thunder 125! Tidak sebatas servis dan ganti oli, anggota baru Keluarga Sesat butuh komponen lain. Bengkel resmi itu ternyata tak sedia handel kopling New Thunder 125. Katanya beda-beda tiap generasi Thunder 125! Ajaibnya lagi, bohlam lampu depannya juga tidak ada! Terpaksa inden 1 minggu! 

Minggu depannya pun si motor balik ke sana, daaaaaaaan…barangnya belum datang!

Minggu depannya mau datang lagi, eh motornya tak mau hidup. Akhirnya diderek .. dan setelah dites, CDI bawaannya mati! Kacaaaaaaaaaaauuuuuuu… seumur-umur punya motor baru hari ini ada yang CDI bawaannya mati, dan itu baru berumur 3 tahun! Dan jeleknya Suzuki Thunder 125 hanya dijamin mesin dan kelistrikannya selama 1 tahun! Bandingkan dengan pabrikan sesama Jepang yang kasih jaminan 3 tahun, bahkan 5 tahun untuk mesin! Gimana nggak KO tuh jualan Suzuki roda dua!

Ketauan CDInya mati, karena ditest dengan CDI yang ada di bengkel itu, motornya mau hidup.

Dan minggu depannya lagi motor kembali diderek ke bengkel resmi Suzuki itu. Pesanan CDI dan handel kopling sudah datang. Daaaaaaaaan…ternyata handel koplingnya tidak pas! Yang nyebelin lagi, ketika CDInya dipasang motornya tetap tak nyala! Ini salah yang mesen apa salah yang ngirim ya???????????? Yang pasti image Suzuki di mata ik van de brut sudah rusak banget dengan pelayanan di lapangan model begini!

Thunder 125 ade ane pun diinapkan di bengkel hingga dari hari minggu lalu hingga hari ini. Kata ade ane sih belum ada kabar dari bengkelnya. Ane suru telpon, tapi doi malas-malasan. Ya biarin ajalah, masa semua harus saya yang bereskan.

Hebat ya si Thunder 125 bisa segitu lamanya untuk diperbaiki, moge banget kan pakai acara inden-indenan di bengkel resmi! Suzuki suzuki…untung saja ane kandidat cowok tersabar se-Jakarta Selatan…

120_Fahrbericht Moto Morini Rebello 1200.jpg.2689718Jika bikers Jakarta yang termasuk pencinta motor ditanyakan, sebut merk motor Italia sebanyak-banyaknya, paling yang keluar: “Ducati, Aprilia, Vespa dan…ee..ee…Motoguzzi…ee..Benelli..” selesai… padahal masih ada Gilera, Cagiva, Husqvarna dan lainnya. Satu yang pasti tidak tersebut adalah Moto Morini. Padahal pabrikan ini sudah ada sejak 1937!

Namun, Moto Morini sempat bangkrut 2011 lalu, untung bisa diselamatkan dan kembali beroperasi April 2012 lalu. Soal produk memang tak ada yang legendaris, terutama buat bikers awam. Mungkin ini juga sebabnya, Moto Morini sulit jualan di luar Italia. Padahal untuk ukuran motor Italia, merk ini katanya sih tidak rewel.

Mari kita kenalan dengan produk yang diharapkan bisa melanjutkan nama Moto Morini di dunia permotoran, yakni Moto Morini Rebello 1200 Giubileo. Motor ini hasil rancangan Marco Ciuti, ex designer skuter Kymco. Kalau kita lihat, rancangannya memang tak terlalu istimewa, terkesan keberatan badan dan aneh malah… Hmm… sayang sekali Bung..

020_Fahrbericht Moto Morini Rebello 1200.jpg.2689618

Kalau orang awam pasti akan menilai motor ini adalah Ducati Monster modif Diavel hehehe… padahal ini asli buatan Moto Morini, basisnya diambil dari Moto Morini Corsaro yang juga berkapasitas 1200 cc. Mesin twin ini tentu asik punya, sejak 2500 rpm tenaganya sudah bisa buat dag dig dug, tenaga mantebs bisa diperoleh hingga 9300 rpm, ya lumayan lah motor V-Twin 87 derajat ini.

Soal handling, motor asal Bologna ini juga menawarkan feel yang manteb dan beda dari Ducati maupun Aprilia twin sekelasnya. Sayang kalah nama… Btw, ada satu inovasi unik yang tak bisa dijumpai di motor-motor lainnya, setelah Bro lihat foto ke-2, sekarang lihat foto ini:

030_Fahrbericht Moto Morini Rebello 1200.jpg.2689628

Bagaimana? Sudah lihat bedanya? Yup… Jadi bisa buat boncengan! Biasa???? Ya memang bentuknya biasa. Di Indonesia dan di mana-mana juga bukan barang baru mengubah dari single seater aka monoposto menjadi biposto alias siap bawa boncenger. Bedanya, yang ini elektrik Bro, jadi dengan pencet tombol saja, tutup buritannya bergeser otomatis hingga 25 cm. Ya, lumayan lah, ada nilai beda yang bisa ditawarkan.. Meskipun kita tak sampai bilang WOW gitu… Meskipun begitu, motor ini hanya diproduksi terbatas, 100 unit saja, ya barangkali suatu hari nanti pasti kan bercahaya, pintu akan terbuka, kita langkah bersama…di situ kita lihat bersinarlah hakikat, debu jadi permata, hina jadi mulia………….(kena virus lagu Malaysia-red)

 

220_Faszination Kurve.jpg.2832018Jika sebelumnya kita sudah bahas kemampuan Kurven ABS MSC Bosch, tentu kita lumayan dibuat terpana dan ingin segera (jika mampu-red) membeli piranti seharga 399 Euro ini.

Penting lo punya peranti macam malaikat pelindung ini, tau sendiri kan kalau terkadang di tikungan kita dipaksa mengerem keras. Semakin penting lagi bagi mereka yang doyan touring ke luar kota, maklum, speed tinggi, keadaan jalan kurang terprediksi. Bisa jadi tikungan buta tiba-tiba begitu tajam atau ada permukaan jalan rusak. Bisa jadi juga karena ada pengendara error yang menyalip di tikungan buta. Dengan alat ini, risiko celaka akibat mengerem keras saat rebah bisa banyak diminimalisir.

Nah, sekrang kita bahas kelemahannya. Pertama, motor Ente harus KTM 1190 Adventure hihihi… (Kayanya kelemahan pertama ini membuat kita tak perlu bahas kelemahan lainnya-red). Yup, KTM hanya mencangkokkannya secara optional ke model ini. Kurven ABS tak bisa sembarang dipindah-pindah, ingat, kemampuannya harus memperhitungkan motor, ban dan keadaan jalan!

Keadaan jalan tak semua sama kan, kadang ada garis putih, kadang ada plat besi tutup gorong-gorong, kadang mulus, kadang ada oli tumpah… nah, yang aneh-aneh begini tak bisa dilacak oleh si Gyro sensor! Peranti ini hanya mengolah input signal yang masuk ke prosessornya sebanyak 100 kali per detik, yang masuk ya kekuatan rem di roda depan dan belakang, kemiringan motor, posisi gigi dan sebagainya, tetapi bukan keadaan jalan!

Untuk KTM 1190 yang sudah dipasangi Kurven ABS ini pun tak bisa sembarangan, sebab setting Kurven ABS ini adalah ketika si motor menggunakan ban bawaannya, yakni buatan Continental. Jadi, kalau ganti Swallow karena bokek atau ganti Battlax dkk., Kurven ABS jadi tak maksimal. Jangan begitu, tekanan ban bawaan pabrik saja harus sesuai. Ketika si tester mengurangi tekanan ban, motor memang masih terasa terlindungi kinerja peranti ini, tetapi rider merasakan sedikit kesulitan dalam mengontrol motor .

170_Faszination Kurve_Bremsleitungen.jpg.2831968Sorry baru nongol lagi, maklum, ane termasuk korban banjir…

Oke, melihat judul di atas, mayoritas pastinya cuma tau kata ABS dan Bosch. ABS memang ABS yang sampeyan sudah kenal itu, sedangkan Boy Bosch, siapa tak kenal dia?????????

Nah, apa itu Kurven? Dalam bahasa Indonesia Kurven itu artinya kurva, dalam bidang lalu lintas atau otomotif, Kurven artinya tikungan, sedangkan dalam bidang percewean, Kurven itu artinya lekukan body hihihi…… Nah, kali ini kita kenalan dengan produk Bosch yang tak semata ABS, tetapi ABS “Tikungan”. Jika ABS biasa membantu motor mengerem semaksimal mungkin tanpa tergelincir alias sliding, Kurven ABS ini sama juga fungsinya, mirip lah, tapi tentu ada bedanya..

180_Faszination Kurve_Gyro.jpg.2831978MSC merupakan singkatan dari Motorcycle Stability Control. Perangkat ini melengkapi cara kerja ABS yang sudah ada. KTM memasang produk Bosch ini di KTM 1190 Adventurenya, perangkat elektronik ini untuk ukuran sebuah perangkat ajaib termasuk murah, tinggal tambah 399 Euro. ABS MSC ini mirip-mirip prinsip kerja kombinasi ABS+Traction Control yang pada intinya mencegah ban kehilangan traksi, bedanya kalau traction control berguna saat menikung sambil tancap gas, yang ini berfungsi utama menjaga motor agar tidak terjatuh ketika menikung sambil mengerem. Yup, menikung sambil mengerem jelas berisiko besar terjatuh, apalagi kalau menikung tajam plus mengerem keras, wah, dijamin dapat hadiah low sider deh…

220_Faszination Kurve.jpg.2832018

Dibanding traction control dan ABS biasa, perangkat ini katanya lebih kompleks. Kecepatan putar roda depan, belakang, di gigi berapa motor bergerak, kemiringan motor dan sebagainya diukur oleh Gyro-sensor.

Kita tak usah pusing memikirkan teknologinya, paling pusing mikirin belinya… Prinsip kegunaannya mudah saja. Jika ABS membantu pengendara amatir mengerem semaksimal mungkin, Kurven ABS juga sama, hanya saja bisa mengerem sekeras mungkin dalam keadaan menikung serebah mungkin! Gila ya kedengarannya. Jadi, seandainya Bro sedang rebah dan tiba-tiba harus mengerem sekuat-kuatnya, Bro bisa tetap melakukan itu tanpa harus menegakkan motor! Bahkan Bro hanya pencet rem depan saja atau rem belakang saja, perangkat ini yang akan bantu Bro urus semua itu, Bro terima beres aja!

027_Faszination Kurve_MSC.jpg.2832312

Cara kerjanya tentu tak mudah, sensor-sensor bekerja sesuai dengan perintah setting yang tak bisa diubah-ubah, disinilah kelemahannya yang nanti akan kita bahas. Kalau Bro lihat di grafik, garis hitam yang paling atas itu adalah grafik kekuatan rem yang dioperasikan pengendara, sedangkan zona hijau adalah zona aman. Zona merah adalah zona kekuatan rem maksimal motor bisa direm dalam keadaan menikung. Dari sini saja kita sudah tahu, kalau kekuatan rem yang dioperasikan si rider jauuuuh di atas zona aman. Nah, garis yang biru itu adalah fungsi si ABS MSC, dia membatasi kekuatan rem sedikit di bawah zona maksimal.

Ketika di test, rider pasti akan terpana pada kemampuan perangkat ini, motor akan tetap bisa direm dengan aman dalam keadaan menikung rebah! Tingkat keamanan pastinya bertambah.

Dari grafik itu Bro bisa lihat, garis biru (kekuatan pengereman ABS MSC) selalu berada di bawah garis merah (zona maksimum), artinya, kalau mau lebih kuat lagi mengeremnya memang bisa, tapi super riskan. Ini mirip dengan race ABS yang pernah kita bahas. Kemampuan pembalap pro dalam mengerem sebenarnya masih lebih baik dibandingkan kemampuan mengerem dengan bantuan perangkat ABS, tetapi kan tak semua orang punya kemampuan seperti pembalap pro! Artinya, perangkat ini membantu pengendara motor terlatih punya kemampuan stabil dalam mengerem mendekati kemampuan pembalap pro, tetapi belum bisa melalui kemampuan pembalap pro! Ingat, pembalap pro akan mau ambil risiko, sedangkan ABS adalah risiko maksimal dalam zona aman!

Merestorasi motor biasa hingga 100% original saja sudah tidak mudah, apalagi merestorasi motor klassik! Saya ingat ketika Om Grattiano Deru (BMW Motorrad) bercerita, parts BMW baru dijamin ada, tapi atas kebijaksanaan BMW, harganya jadi 15 kali harga yang ada di motor yang keluar dari pabrikan! Kebayang kan kalau sampeyan bikin R1200 dengan beli parts satu-satu, nah kali aja tuh 500 juta dengan 15 plus 32,5% pajak masukkin barang hahaha….. (ketawa gila-red)

030_Mike_Kron_Werkstatt__JB_2316.jpg.2840884

Nah, bagaimana jadinya kalau mau merestorasi motor klassik hingga 100% original??? Sangaaaaat sulit Bro… Untuk motor Eropa/Amerika, pastinya akan sangat mahal dan butuh waktu yang lumayan lama, bisa tahunan malah!

Nah, sekarang kita kenalan dengan Mike Kron aka Michael Kron, seorang pria berusia 52 tahun yang punya reputasi internasional dalam merestorasi motor klassik.

220_Mike_Kron_Werkstatt__JB_2434.jpg.2841074

Pria ini dikenal luas dapat merestorasi motor klassik hingga 100% original. Keperfektionisan ini tentu tak bisa instan, dia sudah mulai sejak 25 tahun lalu! Ketelitian, kemampuan dan kepiawaiannya membuat ia dipercaya kolektor motor dan museum-museum motor. Nah, kerjasama dengan orang-orang macam ini tentu membuat doi punya akses untuk memperoleh barang dan informasi yang diperlukan.

210_Mike_Kron_Werkstatt__JB_2433.jpg.2841064

Di sisi lain, bekerja dengan orang-orang macam itu tentu butuh ilmu dan ketelitian tingkat dewa. Tak heran, bahkan Mike dikenal sebagai yang pertama dalam hal merestorasi motor klassik hingga 100% original. Sampai sekarang pun doi hanya mengerjakan motor klassik saja! Fokus!

Untuk bisa melihat keprofesionalitasan seorang Mike Kron bisa kita lihat dari bengkelnya! Rapih… semua terorganisir dan bersih. Nah, kalau Ente mau mekanik super oke, bisa mulai lihat dari keadaan tempat kerjanya lho… Namun, ada harga ada rupa Bro… Yang seprofesional Mike Kron dijamin sangaaaaaaaat langka. Maklum, restorasi hingga 100% original dibutuhkan dokumentasi dan penelitian yang mendalam. Kalau Ente tak percaya, nih lihat sendiri dokumentasi dan hasil penelitian si Mike Kron untuk meraih ke-100%an dalam merestorasi motor klassik:

050_Mike_Kron_Werkstatt__JB_2340.jpg.2840904

DSC00608

Saya rasa, setiap pencinta otomotif memiliki mobil atau motor impian sendiri-sendiri. Dan saya jamin, mayoritas dari motor dan mobil impian itu biasanya tidak mampu kita beli saat ini, yup saat ini, mudah-mudahan kedepannya bisa…

Karena tak bisa kebeli itu kan makanya disebut motor/mobil impian? Kalaupun bisa kebeli, harus habis-habisan kita keluarkan uang untuk memperolehnya. Tidak enaknya adalah, akan ada orang yang berkomentar negatif jika kita bisa memperoleh kendaraan impian itu  karena secara finansial kita dianggapnya belum mampu/layak membelinya.

Nah, disinilah susahnya… Kebahagiaan orang itu kan beda-beda, tetapi banyak orang menutup mata soal itu dan terlalu cepat menghakimi…bahkan, mungkin sekali pelakunya kita sendiri! Coba, sampeyan mau komen apa kalau lihat kuli bangunan beli Ninja 250??? Dalam hati, pasti ada tuh penilaian subjektif kita, tergantung bagaimana kita mengontrolnya saja.

DSC00611

Nah, sekarang kita omongin nih soal pujian. Sebagai manusia biasa, pujian adalah hal yang dianggap positif dan menyenangkan. Masalahnya adalah, ketika kita melakukan sesuatu dan membeli sesuatu hanya demi pujian.

Kembali ke kendaraan impian. Biasanya jika kita memiliki kendaraan impian, kita akan memperoleh pujian. Nah, pujian ini yang sebenarnya bisa merusak moral perlahan-lahan kan… Ketika orang terbiasa dengan kendaraan itu, orang berhenti memuji. Ketika orang berhenti memuji, apakah kendaraan itu masih menjadi kendaraan impian sampeyan? Ya, semoga kita bukan tergolong orang seperti itu..

030_Fahrbericht Royal Enfield Continental GT.jpg.2679182Kalau membicarakan motor India yang ada di tanah air, pasti yang pertama teringat adalah merk Bajaj. Selain lumayan pernah menggebrak dan produknya masih banyak bersliweran, merk Bajaj juga sudah lama dikenal dengan Bajaj roda tiga dan Bajaj yang menduplikat Vespa 2 tak. Di posisi ke-2 tentu ada nama TVS. Pabrikan yang banyak gebrakannya ini menawarkan motor berfitur lumayan canggih dengan harga extra ekonomis. Namun, 3 S yang masih lemah jadi kambing hitam kegagalan TVS di Indonesia. Kalau menurut Terawang Gaib Ki Gede Anue, masalah nomor satu TVS bukannya 3S yang masih belum maksimal, tetapi desain-desain motornya yang terkesan sok modern tapi jadi terkesan kurang berkelas.

Nah, di posisi ke-3 pastinya pada tak bisa jawab. Yup, mayoritas orang di Indonesia, terutama yang bukan bikers tentu tak akrab dengan merk Royal Enfield. Royal Enfield sendiri pernah dijual bebas di Indonesia kok, saya ingat, sekitar tahun 1998, saat itu masih ada ATPM yang jualan Aprilia dan Royal Enfield. Royal Enfield kalau tak salah menawarkan Bullet 350..eh atau Bullet 500 ya? Namun, performanya yang loyo dan tak jauh lebih kencang dari Thunder 250 membuat motor ini tampaknya tak laku. Apalagi orang juga tahu, itu motor asal India! Seumur hidup saya belum pernah bertemu dengan Royal Enfield di Indonesia.

Nama Royal Enfield memang Inggris banget, sebab motor ini awalnya memang motor Inggris dan lumayan punya nama di dunia balap. Hanya saja, sejak tahun 1970, pabrik Royal Enfield di Redditch ditutup. Namun, Royal Enfiled kembali lanjut diproduksi di Chennai, India. Sejak itulah doi lebih dikenal sebagai motor India.

060_Fahrbericht Royal Enfield Continental GT.jpg.2679212

Singkat saja, tahun lalu Royal Enfiled menghadirkan produk yang secara tampilan dijamin bikin mata melirik. Tampilannya memang tak semewah Triumph Thruxton, tetapi justru terlihat lebih simpel dan manis. Secara harga, tentu saja lebih ekonomis dibandingkan Cafe racernya Triumph itu. Secara penampilan, tak sedikit yang lebih suka Continental GT deh. Namun, jangan bandingkan dengan Norton Commando, sebab beda kelas Bro… sama Thruxton saja sudah jauh, apalagi sama Commando, jauh ajaaaaa…

Namun, dibandingkan motor-motor India yang saat ini beredar di Indonesia, seandainya Royal Enfield masih jualan di Indonesia, wah hebat deh. Dijamin banyak fansnya, bahkan yang tadinya main motor Jepang pun bisa berubah pikiran begitu melihat tampilan sexy motor single silinder berkapasitas 535 cc ini. Menurut klaim Royal Enfield, Continental adalah motor jalanan produksinya yang terbesar tenaganya sepanjang sejarah perusahaan itu. Namun, jangan berharap terlalu banyak ya, hanya sekitar 30 Ps! Mesin 2 kelp ini terbilang enak akselerasinya hingga 4000 rpm, tetapi mulai berkurang serunya hingga mencapai power puncaknya di 5100 rpm, yup, rendah, bukan untuk kebut-kebutan!

Soal handling katanya sih oke, suspensi belakangnya dibekali Paioli, ya ngikut-ngikutin Oehlins, tapi ekonomis deh hehhe.. Soal rem juga tak main-main, berani pasang Brembo di depan! Yup, Brembo, bukan Bybre! Rangka juga bukan KW2, sebab menggandeng Steve Harris yang piawai membangun chassis motor. Jadi, tak perlu meragukan rangkanya yang mengingatkan pada rangka legendaris featherbednya Norton Manx.

Kelemahannya adalah sulitnya motor ini dihidupkan di pagi hari. Katanya sih akibat campuran bensin yang terlalu sedikit, sebab motor ini dirancang menjadi motor yang irit bahan bakar. Jadi, selain olahraga nyelah-nyelah, tangan juga harus membuka gas dengan takaran yang pas (ini yang bikin susah kali ya: takaran yang pas!) Ya..barangkali ini fitur untuk membangkitkan nuansa klassik di GT hihihi…

230_Fahrbericht Royal Enfield Continental GT.jpg.2679382

Di Jerman, motor ini dijual seharga 6500 Euro. Sayang, dianggap terlalu mahal tuh! Maklum, orang sana juga melihat, ini motor asal India. Katanya lagi sih, kualitas pengerjaannya tak istimewa. Meskipun begitu, soal penampilan, Continental GT dinilai sebagai salah satu motor tercantik yang bisa diperoleh di pasaran saat ini.
100_Fahrbericht Royal Enfield Continental GT.jpg.2679252

pistonPiston racing yang benar-benar punya kualitas piston untuk balapan merupakan komponen penambah tenaga yang langsung terasa khasiatnya. Selain berkhasiat menaikkan kompresi, meringankan putaran mesin dan tahan digebuk kompresi tinggi plus awet untuk berkitir extra tinggi, piston jenis ini juga sangat berkhasiat bikin kantong jebol!

Tahun 2007an saya ke Kebon Jeruk III dalam rangka menghidupkan kembali Tiger Hitam yang pistonnya sudah aus. Piston aus=kompresi bocor (anehnya tidak berasap putih lho…). Karena sudah parah, mesin tak bisa hidup, sebab mesin tak mampu menyedot bensin dari karburator.

Singkatnya, saat itu ada 2 macam piston Tiger. Katanya sih dua-duanya original, hanya saja yang satu 200 ribuan, yang satunya lagi 500 ribu (impor dari Jepang). Berhubung dananya ada dan malas bongkar pasang mesin karena piston loyo, saya ambil yang Jepang. Nah, di masa itu, katanya ada piston racing (belum seperti sekarang yang berlimpah ruah dan murah). Kalau baca-baca, piston asal USA itu satunya 1,7 juta (ih ngeriiiiii… -_-‘ )

Nah, gimana caranya membuat piston racing dengan gaya manual tech alias cuma modal kikir dan bor tangan?

Sebenarnya intinya ada bagian-bagian yang dibuang dengan tujuan untuk meringankan body piston itu sendiri. Saya coba cari-cari literatur via internet dalam bahasa Jerman. Sialnya, orang-orang Jerman pada menyarankan tak usah buat piston racing sendiri, ada ilmunya dan butuh alat. Orang Jerman punya karakter tidak suka yang coba-coba dan tanpa hitungan. Nah, beda dengan orang Indonesia yang doyan ambil risiko dan coba-coba (makanya, jangan sampai ada wacana bikin Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indoensia deh!)

Di Otomotif yang saya baca (jadi bungkusan tukang sayur heheh…) ada 2 tips. Tips ini lebih ke menaikkan volume oli yang nempel di piston. Tips pertama dalah memperbesar jalur oli di tepian pin piston. Nah, selain meringankan, pin piston dijamin lebih terlumasi dengan baik. Saya sudah coba yang ini, dan sampai hari ini Tiger Hitam sejak 2007 belum ganti piston (tapi jarang pake juga sih hihihi).

Tips ke-2, bisa minta ke tukang bubut untuk buat jalur oli di badan piston. Katanya sih lebih licin jadinya, otomatis power bisa naik lho… Hanya saja harus hati-hati, jangan terlalu dalam, salah-salah pecah. Di sobekan tabloid otomotif itu hanya ada 1 jalur oli buatan saja, entah apa bisa lebih… Mungkin riskan kalau lebih dari satu ya..

Nah, yang ekstrem, ada juga yang memapas bagian bawah piston. Ya, piston racing itu kalau kita lihat di moge memang badannya pendek-pendek ya. Cara ini memang termasuk efektif mengurangi bobot dan mudah dilakukan, hanya saja, risikonya piston cepat minta ganti. Ingat Bro, bentuk piston kan silinder yang makin ke bawah diameternya makin membesar (coba ukur pakai sigmat)

Kalau saya pribadi punya cara lain dalam mengurangi bobot piston. Saya lebih senang mengamplas kasar bagian dalam piston. Jadi bagian luar dan bentuk piston tak ada perubahan, hanya sebelah dalamnya saja yang saya tipiskan sedikit.  Cara ini dijamin lebih aman deh, si Tiger Hitam kan baik-baik saja sampai saat ini dan sudah saya test ke Jawa Tengah non stop kok.

Barangkali ada yang mau nambahin/ bagi-bagi pengalaman?

familieKebersihan sebagian dari iman.. siapa yang belum pernah dengar kalimat bernada nasihat ini? Sejak kita kecil sering sekali kalimat ini diujarkan, rata-rata sih untuk menasehati anak kecil untuk menjaga kebersihan tubuhnya sendiri dan untuk tidak buang sampah sembarangan.

Nah, gambar coret-coretan saya ini bukan ide saya. Asli ini nyontek, tapi seingetnya saja. Saya menconteknya dari sebuah sticker yang menempel di kiri bawah kaca belakang mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu tua berplat nomor B 1833 WED (jika ada kesamaan, anggap saja kebetulan belaka-red).

Mobil itu melaju hari Minggu lalu di jalan Nusantara Depok sekitar pukul 12.00 (pas adzan Dzuhur). Ketika melaju, tiba-tiba dari sebelah kiri depan mobil itu terlempar sampah ke tengah jalan, ya tissue sih… Tapi rasanya kalau main buang sampah sambil jalan kendaraan itu rasanya tidak sopannya naik level! Tak peduli kebersihan bagi orang lain, yang penting mobilnya sendiri bersih.

Saya masih berkendara di belakang Livina itu. Di spion tengah tergantung tasbih…ya, trend beginian kata teman saya yang ahli sejarah terdokumentasikan dalam film Catatan Si Boy yang dibintangi Onky Alexander (entah salah atau benar penulisan namanya-red). Menurut saya trend yang bagus, membantu kita lebih banyak berdzikir kalau melihatnya.

Saat jalanan padat, saya merayap melalui kiri mobil itu. Tampak wanita berhijab duduk di samping pengemudi.

Hmmm… disinyalis keras pelaku nyampahnya doi….

Aneh rasanya… menyedihkan… memprihatinkan…

tersesat muter-muter

  • 2.501.530 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Follow Motorklassikku on WordPress.com