Diingatkan oleh Bro Tomcat S, saya kemarin melanjutkan eksperimen yang tertunda cukup lama. Jadi, dulu saya dan beberapa teman percaya bahwa krupuk yang bisa dengan mudah terbakar adalah krupuk yang digoreng dengan minyak goreng campur plastik. Nah, saat itu kami membakar krupuk di tempat kerja kami dan krupuk itu terbakar dan menyala apinya terus hingga krupuk benar-benar hangus dan api pun padam karena kami tiup. Nah, sejak saat itu, kami tak makan lagi krupuk berlangganan itu, meskipun pelan-pelan akhirnya makan lagi dikit-dikit karena tak tahan godaannya hehe..Silahkan dicek lagi cerita lalunya:
https://motorklassikku.wordpress.com/2015/04/24/krupuk-ikan-makanan-khas-negara-maritim/
Kemarin saya titip nyokap yang pergi ke pasar. Tuh dia barangnya, krupuk sesuai..ya minimal mirip dengan krupuk yang biasa tersedia di tempat kerja. Saya pun langsung menggorengnya menggunakan minyak goreng yang ada di dapur (tentunya saya harap tak menggandung plastik, kan minyak goreng bermerk jelas)
Hasilnya lumayan, meskipun jauh lebih kecil dibandingkan yang biasa di warung-warung dan rasanya tak segurih atau sesasin krupuk di warung-warung itu. Namun, makannya merasa lebih tenang kan… Nah, setelah itu, saya pun dengan penuh kepercayaan diri menyelenggarakan eksperimen yang tertunda itu. Kali ini saya cukup yakin, krupuk tak akan terbakar. Saya mengambil lilin dan menyalakannya. Krupuk yang saya goreng pun saya bakar tepiannya. Dan inilah hasilnya:
Saya pun puyeeeeeeeeeeng………… Sekarang justru semakin tak jelas.
- Apakah cara membakar makanan masih bisa digunakan untuk memastikan bahwa minyak goreng dicampur plastik?
- Jangan-jangan minyak goreng yang saya pakai mengandung plastik?
- Jangan-jangan krupuknya mengandung plastik?
Entahlah Bro… Saya pun coba membakar minyak gorengnya. Sodet yang masih berlumuran minyak goreng saya dekatkan ke api kompor gas.. dan tak terjadi apa-apa. Jadi, saya berasumsi minyaknya aman. Silahkan disimpulkan sendiri Bro..saya pusing hehe…..
Lanjut ah… Selang beberapa hari setelahnya, di atas meja makan ada krupuk udang berukuran kecil yang digoreng sendiri. Karena saya masih penasara, saya coba bakar tuh.. dan hasilnya:
Yup, menyala dengan mudah. Saya rasa tidak benar sepenuhnya jika kita mempercayai bahwacara mengetest, apakah di dalam minyak mengandung plastik, dapat dilakukan dengan membakar krupuknya. ..
5 komentar
Comments feed for this article
19 Januari 2016 pada 5:32 am
tomcat s
Bang Arie skrng rajin update blog nih… Isi blognya selalu beda dgn anggota geng motoblog, sejak dulu manjur utk menyesatkan pemiarsa… 🙂
Saya jadi ingat waktu masih SD dulu, pernah bakar “karak” (kerupuk beras). Waktu itu karak dideket2in ke lampu minyak tanah biar hangat, tapi malah terbakar… Maklum, masih kecil, jadi mudah tersesat! Setelah merenung mencari wangsit, turunlah ilham: bahwa karak dan kerupuk itu mengandung tepung. Tepung/pati merupakan karbohidrat, bahan bakar utama dlm tubuh makhluk hidup. Minyak yg dipakai utk menggoreng juga bahan bakar (cadangan) dlm tubuh, bahkan nilai kalorinya lebih tinggi. So, logis jika karak dan kerupuk yg digoreng, baik mengandung plastik atau tidak, akan terbakar jika disulut api. Sepertinya, ini bukan metode yg tepat utk menyelidiki kandungan plastik dlm gorengan…
20 Januari 2016 pada 10:33 am
arieslight
Isinya beda Bro, soalnya ga punya akses ke ATPM n ga punya teman-teman bermoge….
oke jujur, saya kuper hahaha….
Yup, justru enaknya waktu SD itu kita naluriah ingin tau ini itu, kalau sudah semakin dewasa keinginan belajarnya menurun.. keingintahuannya juga malah bergeser ke ranah sosial (kepo gosip hihihi)
19 Januari 2016 pada 6:26 am
tomcat s
Tambah lagi ah, mumpung masih sepi… 😀
Apa yg terjadi saat kerupuk digoreng? Ketika kerupuk dicemplungkan ke minyak panas, kandungan air di sela-sela partikel tepung akan keluar dan digantikan oleh minyak. Meski sedikit, air tsb membantu proses pemecahan minyak (menjadi asam lemak dan gliserol). Ada juga reaksi oksidasi minyak dgn oksigen dari udara, dan juga reaksi polimerisasi shg makin lama minyak makin kental. Karena panas, zat tepung dlm kerupuk menjadi matang (memecah zat tepung), mudah dicerna perut. Dalam prosesnya, diikuti pelepasan gas-gas shg kerupuk akan mengembang. Adanya minyak, membuat kerupuk terasa gurih dan enak… nyam… nyam… (Catatan: hanya dari pemikiran sesat, ragu akan kebenarannya).
Plastik dan lilin yg dimasukkan ke minyak panas, tentu akan larut, merasuk ke dlm seluruh bagian gorengan. Ngeri. Jika kita makan, zat itu ikut masuk ke dlm tubuh. Mungkin si penjual lupa, kita-kita membeli dgn duit, bukan dgn lilin/plastik … 😦 Nah, utk meneliti ada tidaknya plastik dlm gorengan, mungkin harus pakai metode analisis canggih, macam kromatografi atau yg lain.
Kalau kita mau eksperimen dgn coba2, mungkin bisa tahu beda minyak asli dgn minyak bonus plastik/lilin (pasti beda karakteristiknya), demikian juga hasil penggorengannya. Konon, kata temanku, klo ada yg jual gorengan dgn hrg normal (atau malah murah), tapi gorengannya bagus, garing, tak lekas lembek, cenderung bertahan kaku, maka kita boleh curiga. Kalau waras, gorengan yg berkualitas tentu tidak murah. Iya kan … 🙂
20 Januari 2016 pada 10:34 am
arieslight
wuidih…komennya pake ilmu..terima kasih Bro..
3 Juni 2016 pada 4:06 am
Anonim
Hihihi bacanya bikin ketawa…