You are currently browsing the monthly archive for Agustus 2016.
Kalau ada yang menanyakan, ada apa di kota Koeln? Jawaban nomor 1 hampir bisa dipastikan Koelner Dom! Yup, Katedral kota Cologne ini sangat terkenal, tingginya hingga 153 meter kalau tak salah, terletak di dekat sungai Rhein, dikelilingi banyak restoran, cafe, pusat perbelanjaan dan hotel, tentu menjadi salah satu tempat berwisata yang menyenangkan. Saya beberapa kali berkunjung ke sana, gampang, sebab benar-benar di tengah kota, tinggal turun di Hauptbahnhof aka HBf atau stasiun pusat kota Koeln. Kalau Bro cukup fit, coba deh naik menaranya..100 meteran naik tangga muter-muter nan sempit sesuatu juga lho… Disarankan jangan bawa banyak barang, sebab sempit dan jalur naik turunnya hanya 1 tangga itu! Saya kecele hehe…kirain naik turunnya pakai lift hehe.. Oh ya, ada kapal pengungsi juga untuk menggerakkan hati wisatawan dan umat yang berkunjung, buat saya, ini sesuatu banget.
MERDEKAAAAAAA… Mari lebih berprestasi lagi dan menjadi orang yang lebih baik lagi Bro..
Selama dua bulan ini, Koeln alias Cologne menjadi tempat tersesat saya. Saya sangat beruntung bisa dapat tinggal di kota ini karena kota ini internasional dan menjadi salah satu tujuan wisata. Berikut ini sebagian keciiiil objek-objek wisata di kota Cologne… Tentu nantu saya tambahkan lagi, lumayan Blog Sesat ini buat menyimpan foto-foto hehe..
Bro..gini-ginian kayanya ga bakal kejadian di Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Gimana enggak, helm aja di-recall! Jadi ada perusahaan penjual berbagai barang kebutuhan bikers bernama Louis di Jerman, gerai mereka banyak Bro di Jerman, entah belasan atau lebih dari 20an, banyak deh..
Mereka bukan hanya jual helm atau produk merk-merk terkenal, tetapi juga menjual produk sendiri, ya semacam AHRS kalau di Indonesia. Nah, salah satu produk mereka ini helm Nishua NTX3 yang ada berbagai warna dan ukuran. Produk ini ditest oleh pihak tertentu yang independen, hasilnya, bagian samping helm dinilai masih kurang baik menahan benturan.Nah, kalau di kita, pasti langsung perang wacana atau menuduh black campaign! Ini beda, Louisnya merecall produk yang diperoleh mulai 1 Maret hingga 3 Juni 2016. Bahkan mereka menyediakan hotline wkwkw…Eh kok saya ketawa..
Saya salut, ini pasti tidak murah, tetapi mereka menjaga kepercayaan dan keselamatan pelanggannya dengan cara ini. Otomatis nama perusahaan pun tidak tercela!
Orang Jerman terkenal disiplin, taat aturan dan taat otoritas. Namun, dalam markir motor, mereka bisa suka-suka. Bukan dalam artian mereka jadi tak disiplin, tak taat aturan dan tak taat otoritas, tetapi karena saking jarangnya orang memakai motor sebagai kendaraan sehari-hari, orang punya kebebasan mau parkir motornya di mana dan bagaimananya. Tidak percaya? Mari kita lihat…
Kan suka-suka…
Eh ini suka-sukaan bukan berarti jelek ya, tetap memperhatikan kebutuhan pengguna jalan lain kok. Oh ya, jumlah pengendara motor sedikit bukan karena transportasi publik yang sangat baik dan handal saja plus temperatur yang tak bersahabat, di musim panas sekalipun! Ni malam-malam musim panas saja ada yang bilang temperatur di kotanya 6 derajat celcius saja wkwkw.. Naik motor di Jerman tidak boleh selap selip, lihat tuh foto biker yang kudu ngantri kena lampu merah, doi tak boleh nyelip ke depan, meskipun jalan masih sangat memungkinkan.
Tahun lalu sempat baca wacana penghapusan aturan motor ga boleh selap-selip di kemacetan sih, entah bagaimana kelanjutannya…
Zamannya Vespa belum mulai diproduksi di Vietnam, yang beredar luas di tanah air Vespa bertransmisi matic ya Vespa Corsa. Saya lumayan kepincut juga dengan bodinya yang simple dan imut, meskipun PTS terlihat lebih menarik. Transmisi matic Corsa menjadi daya tarik bagi saya kala itu, maklum, si Excel dulu terlalu sering putus tali kopling (akibat saya yang masih belum halus menggunakannya).
Saya pun sempat surfing di internet untuk mendapatkan si imut matic asal negeri pizza ini. Wow, harganya yang dulunya sempat jatuh, ternyata lumayan juga saat itu, tak beda dengan PTS (sekarang sih PTS hampir 2xnya Corsa). Jadi, saat saya browsing, harga Corsa sudah lumayan, bukanya sudah pasti di atas 5 juta. Kalaupun ada yang jual murah, itu biasanya dikasih embel-embel: apa adanya hehehe..
Sebelum membeli kendaraan, tentu saya tanya-tanya dulu ke yang lebih ahli. Yup, malas kan kalau beli motor, tapi menjaga kelangsungan hidupnya malah bikin stress. Dan, dari hasil ngobrol-ngobrol, teman-teman tak satupun merekomendasikannya, susah ngerawatnya… Dan pendapat ini semakin valid ketika ngobrol dengan mekanik Vespa andalan saya. Doi juga tak merekomendasikan karena sulit merawat dan menjaga kelangsungan mesinnya, ribet bongkar-bongkarnya. Wah, berhubung mekanik andalan malas bin sungkan membongkar mesin Corsa, saya pun membatalkan niat meminang Corsa.
Minggu lalu saya sedang berjalan di sebuah jalan di kota Koeln, sejenak sebelum sampai di tujuan, ada sosok motor yang sangat mudah dikenali: Honda CBR600RR! Ini motor memang bisa dibilang legendanya WSS! Juara paling banyak di ajang WSS, meskipun kalau baca spek jelas di bawah Yamaha R6, ZX-6R dan setara lah dengan GSX-R600 secara power. Handling pun rasanya R6 lebih dipuji-puji. Namun, motor yang satu ini entah mengapa punya potensi lebih..dia dianggap mudah diekspoitasi kemampuannya hehe, dan itu sebenarnya hal yang sulit untuk diwujudkan dibandingkan sekedar menaikkan tenaga mesin.
Gimana tampilannya? Doi kece kan? Motor 600 cc Supersports satu-satunya dan bahkan dibandingkan jajaran Superbike Jepang, tinggal doi yang masih mengandalkan knalpot undertail. Gaya yang sudah dipakai sejak Honda NR750, tetapi populer oleh Ducati 916 ini memang memberikan aura sexy hot jeletot pada motor. Oh ya, buritannya diberi air scoop yang memang jelas fungsinya, bukan seperti di CBR 250RR baru yang terlalu menjiplak Ducati 1098/1198, padahal knalpotnya nongol di kanan hehe..
Desain CBR600RR bisa dibilang salah satu moge sport Jepang tercantik saat ini. Dan tinggal dia yang masih menyerupai tampilan RC211V yang legendaris itu. Masih ingat kan betapa sangarnya kombinasi RC211V dan Valentino Rossi? Yup, YZR-M1 dengan rider terbaiknya, Max Biagi, hanya satu kali podium tertinggi di musim perdana motor 4 tak…
Mengejutkan juga Honda akan menyudahi karier supersport legend ini. Padahal motor ini masih terhitung laris dan penggantinya pun tak ada yang disiapkan. Memang pasar luar negeri saat ini cenderung memilih motor superbike. Dengan mesin 1000cc, mesin 600cc tidak akan bejaban! Di sirkuit tertinggal rata-rata di atas 3 detik, apalagi kalau main geber-geberan amatiran di jalan raya!
Buat yang mau beli moge balap, asli, 600 cc modern saja sudah sangat intimidating powernya, Bro akan merasa tak punya lawan di jalan, dan justru malah santai karena memang tak perlu merasa harus menunjukkan apapun! Ini motor kencang! Ninja 2 tak dengan knalpot racing pun tidak cukup untuk mengitimidasi motor 600cc supersports.
Judul yang ada benarnya kan? Ya paling tentu pada level tertentu ada benarnya.. Kalau motor yang tidak ada murah-murahnya ya bangsa MV Agusta, Ducati dan Harley Davidson, kalau yang tidak ada mahal-mahalnya yang produk produsen asal India dan Tiongkok.
Yang sudah kenal Vespa pasti paham dengan ucapan saya. Oh ya, kenapa ngomongin Vespa? Karena di halaman tempat tinggal saya sekarang ada yang markir Vespa. Penampilannya bukan original, tetapi sudah dimodif, ya lumayan sih menurut saya:
Lumayan kan Bro? Buat jalan-jalan sore, rasanya gimana gitu hehe.. Oh ya, sekalian mengosongkan memori HP, saya simpan saja di sini. Saya ketemu Vespa berikut ini di salah satu gedung pemerintah di Sudirman. Menurut saya modifikasi Vespa ala racingnya niat banget, dan budget dipastikan semurah-murahnya di atas 15 juta sih. Dari komponen yang digunakan, jelas pemiliknya punya selera bagus dan ngerti barang hehe:
Kata yang tersesat