You are currently browsing the monthly archive for Mei 2017.
Merpati bisa dibilang jenis burung yang sangat populer di berbagai negara. Entah bagaimana melatihnya, Salah satu kegunaannya zaman dulu adalah sebagai pembawa pesan. Karena itu di dalam Bahasa Indonesia ada istilah merpati pos. Dan tak heran, Pos Indonesia juga mengambil merpati sebagai lambangnya.
Namun, ada juga orang-orang yang mulai menyalahgunakan merpati. Contohnya ini:
Burung merpati ini tertangkap mendarat di Kantor bea cukai di Kuwait. Katanya sih asalnya dari Irak. Jangan tanya saya bagaimana caranya burung itu tersesat ke Kantor bea cukai dan dari mana bisa diketahui asalnya dari Irak. Yang kasihan, merpati ini ditempel tas yang berisi hingga 178 butir pil metamphethamin. Dan katanya cara ini sudah pernah digunakan sebelumnya. Memprihatinkan ya…
Sumber:
http://www.msn.com/de-de/nachrichten/panorama/kurz-notiert/ss-AAmrMTt?ocid=ientp#image=1
Pernah dengar istilah analisis wacana kritis atau dalam Bahasa Inggrisnya dikenal sebagai critical discourse analysis (CDA)? Ilmu macam apakah ini? Saya yakin yang tersesat ke sini sebenarnya sudah dibekali kemampuan CDA ini, apalagi mengamati maraknya demokrasi, politik dan kasus-kasus di Indonesia belakangan ini. Ilmu CDA ini penting untuk kita ketahui supaya kita tak mudah dipengaruhi oleh pemberitaan-pemberitaan di media massa. Yup, berita di media massa bisa dibilang hampir pasti punya tujuan tertentu! Apalagi jika menyangkut politik dan kekuasaan. Di era demokrasi di mana ada kebebasan berpendapat dan kekuasaan ditentukan suara mayoritas, peran media untuk mempengaruhi pendapat dan cara berpikir masyarakat tentu sangat penting. Makanya, jangan heran kekuatan-kekuatan politik itu harus didukung dengan media massa. Media massa bisa membuat berita yang mengangkat seseorang atau lembaga atau hal, bisa juga menjatuhkannya. Berita yang dibuat bisa menjadi kritik, tetapi bisa juga jadi pembenaran. Selain itu, bisa saja suatu hal diberitakan, tetapi fokusnya dialihkan sehingga esensi yang harusnya diterima justru tak sampai.
Cara-cara ini tentu dengan mudah diketahui aka terbongkar jika menggunakan kebohongan/hoax/fitnah. Belum lagi tuduhan subjektivitas yang harus dihindari media. Nah, biar tetap terlihat objektif, tetapi bisa tetap mempengaruhi resipiennya, tentu harus bisa main cantik alias halus! Jadi, harus bisa mempengaruhi pola pikir penerima berita tanpa mereka merasa sedang dipengaruhi. Semakin paham wartawan dan redaksi dalam menggunakan ilmu CDA, makin pintarlah mereka menyampaikan pesan tanpa terkesan subjektif, tanpa terkesan berpihak, tanpa terkesan ingin meninggikan atau menjatuhkan.
Coba ya kita kasih contoh..misalnya demonstrasi… Ketika sebuah media memberitakan efek negatif demo, tetapi tidak memberitakan tuntutan atau bagaimana tuntutan itu bisa muncul, artinya media ini menentang demonstrasi. Tau kan ya kasus tanaman rusak yang jadi fokus pemberitaan oleh sebuah TV swasta?
Contoh lainnya, dalam sebuah demo buruh, yang diberitakan bukan tuntutan demonya atau kenapa pengunjuk rasa bersusah payah turun ke jalan, melainkan kemacetan yang ditimbulkan, bentrokan yang terjadi, sampah selepas demo, atau justru melah menayangkan pendapat masyarakat yang merasa terganggu akibat kemacetan saat demonstrasi.
Atau, dan ini justru berhasil menjebak blogger motor juga untuk “menghujat” buruh, yang diliput adalah motor yang dipakai buruh. Masih ingat saat demo buruh, lalu ada buruh yang dikatakan ikut demo menggunakan Kawasaki Ninja 250? Saat itu Ninja 250 masih hot sebagai simbol status, belum ada Yamaha R25 apalagi Honda CBR250RR. Banyak kan yang akhirnya malah menganggap pendemo sebagai kumpulan buruh yang mau gaji gede saja untuk bayar cicilan Ninjanya??? Akhirnya, yang jadi “penjahat” adalah buruhnya, bukan pengusahanya (kita tak bicara siapa yang benar lho ya…).
Contoh lain… Di Indonesia ada media-media yang menjatuhkan nama Arab Saudi. Tentu ada kepentingan untuk menjatuhkan nama negara yang jadi tempat asal Islam ini, ada usaha untuk menjauhkan umat Islam di Indonesia dari negara sumbernya. Kelihatan jelas dari cara media-media ini menggunakan tiap kesempatan untuk menjatuhkan nama Arab Saudi, tentu dengan cara sehalus mungkin, ya supaya media itu tak kehilangan kredibilitasnya karena tak dianggap objektiv. Cara yang agak “kasar” misalnya menyebut Arab Saudi sebagai agresor karena menyerang Yaman..dan ini disampaikan tanpa merinci sebabnya, hanya berfokus ke penyerangan. Cara “kasar” ini tentu membuat media macam ini mudah dikenali ideologi dan kepentingannya.
Ada cara halus Bro..Misalnya, ketika Raja Salman datang, pemberitaannya berkonsentrasi ke kekayaan atau fasilitas saja! Kesannya, raja ya foya-foya. Secara tak langsung, ada tujuan untuk mengangkat isu: raja dan keluarganya foya-foya, kok tidak bergaya sederhana? Kok tidak nyumbang? Dan bersamanya bisa muncul pikiran negatif lainnya dengan pemberitaan yang hanya berorientasi pada kekayaan dan fasilitas raja dan keluarganya. Betul tidak? Tak ada atau hampir tak ada media yang menampilkan kenegarawanan sang raja kan? Atau memberitakan prestasi dan jasa beliau?
Ada cara lain yang sering dipakai untuk menghancurkan nama Arab Saudi di Indonesia. Misalnya kalau Arab Saudi menghukum mati seseorang, pasti diangkat dan pemberitaannya tentu dengan menyembunyikan hal tertentu dan menonjolkan hal lainnya demi tercapainya tujuan pemberitaan. Coba, lihat contoh berikut:
Ada di MSN yang merujuk pada sebuah artikel di Kompas.com. Kalau Bro sudah kuasai CDA, maka lumayan mudah mengenali kecenderungan dan misi media itu terhadap Arab Saudi hanya dengan membaca artikel ini.
Ya, kira-kira begitulah Bro.. Kalau sudah kenal CDA, pasti jadi lain dalam membaca teks.
Selama 2 pekan tersesat ke Jakarta, saya banyak menggunakan si Suzuki Smash properti Keluarga Sesat. Sedih sebenarnya menjumpainya setelah 8 bulan berpisah, doi tampaknya tidak digunakan dan diletakkan saja di dalam kamar yang berfungsi seperti gudang. Kedua bannya kempes nyaris total, bodinya berdebu tebal dan sangat sulit dihidupkan. Namun, ajaib juga dia bisa hidup, tetapi tidak bisa dipakai karena hanya bisa hidup, tetapi rpmnya langsung drop dan akhirnya mati. Setelah diservis bengkel (saya sibuk Bro, punya waktu hanya 2 pekan untuk berburu literatur dan sebagainya hihihi), Smash pun berfungsi normal.
Nah, saat dipakai agak jauh, muncullah penyakitnya yang saya sudah lupa hehe.. rpmnya saat mesin panas naik. Lumayan tinggi sehingga kalau masuk gigi satu dan berhenti, motor jadi agak nyundul-nyundul mau maju, jadi kurang nyaman saat berhenti, perlu injak rem. Daan, tentu lebih boros bensin dan makan kopling. Kalau diturunkan rpmnya, nanti saat dingin terlalu rendah.
Ya, tu risiko kalau pakai karburator imitasi. Yup, Smash sudah diganti karburatornya tahun lalu karena drat main jetnya dol. Karbu original tidak dijual bengkel saat itu, jadi akhirnya badan karbu imitasi, hanya isinya yang diganti originalnya Smash. Hasilnya ya permasalahan itu…tapi alhamdulillah sih, tarikan oke, menghidupkan pun masih lumayan mudah.. ya lain kali lah dibenahi hehe…Si Smash sudah setia menemani saya menyelesaikan urusan-urusan saya tanpa mogok saja sudah membahagiakan hehe…
Dalam sejarah permotoran dulu hingga masuk awal 2000an, Kawasaki dikenal sebagai produsen motor yang punya motor dengan power terbesar dengan top speed tertinggi. Namun, sejak hadirnya BMW S1000RR dan kesepakatan untuk membatasi kecepatan motor jalanan di 300Km/jam, maka image itu pun pelan-pelan luntur. Untung saja ZX-10R sekarang bisa mendominasi WSBK beberapa tahun belakangan ini, kalau tidak, wah, Kawasaki bisa kehilangan goodwillnya sebagai produsen motor terkencang.
Nah, di kelas 250cc, Kawasaki punya Kawasaki KR-1 yang merupakan penerus Kawasaki KR250 yang sukses. KR-1 disempurnakan lagi, hingga lahirlah KR-1S yang akan kita bahas ini. Buat saya, kombinasi warna inilah yang merupakan kombinasi warna klassik Kawasaki yang sampai hari ini belum dipakai Kawasaki di motor barunya.
KR-1S diproduksi tahun 1990 hingga 1992. Secara penjualan, motor ini tidak menggembirakan. Alasannya disinyalir karena tidak semewah saingannya yang memang sangat mirip dengan motor yang diterjunkan di GP250, ya kan karena memang motor pesaingnya turun di GP250, sebut saja RGV250 produksi Suzuki dan RS250 milik Aprilia.
Meskipun begitu, KR-1S yang berhasil menjadi raja top speed di kelas 250cc 2tak. Motor 2 silinder pararel 2 tak berkapasitas 249 cc dan berteknologi KIPS ini mampu menundukkan rival-rivalnya. Motor 6 tingkat percepatan yang meneruskan tenaga 65 PS @10500 rpm mampu melesatkan motor yang berbobot 131 Kg ini meninggalkan Suzuki RGV 250, Aprilia RS 250, Honda NSR250R dan Yamaha TZR 250.
Top speed tercatat 139 MpH alias 225 Km/jam. Untuk ukuran sekarang memang biasa saja, dengan mudah diperoleh motor supersport 600cc, tetapi di saat itu cukup untuk membuat motor yang dianggap mini (tinggi jok hanya 755 mm) menjadi raja top speed.
Soal handling, motor yang ukuran velgnya belang ini (depan ring 17 dan belakang ring 18) dianggap lincah. Penjualan dianggap tak menggembirakan bukan karena jagoan Kawasaki ini aura GPnya tidak sementereng saingannya, tetapi karena KR-1S didera image build quality dan reliabilitas yang tak sebaik pesaingnya.
Gimana Bro? Jadi pingin beli terus modif Ninja RR ya? Hehe…
Hari Jumat lalu dibagikan jadwal puasa ini. Yang aneh, di kanan bawah kok ada keterangan sholat tarawihnya dilaksanakan di Herne, sebuah kota di utara Bochum. Ya, sebenarnya hanya sedikit lebih jauh sih, tapi pas dilihat sudah terlalu jauh dari halte yang dilewati U-Bahn yang menuju ke Herne, mana sudah menjelang tengah malam, tentu semakin sulit kendaraannya. Kalau tak punya kendaraan pribadi, terlalu berat. Karena itu, saya pun coba cari tempat lain di Bochum yang menyelenggarakan tarawih. Alhamdulillah masih ada 3 pilihan.
Ini dia tempatnya. Alhamdulillah ketemu karena ada seorang yang awalnya saya kenal tampang saja saya buntuti…sok yakin aja kalau dia mau ke masjid hehe.. Eh, tak taunya, sampai-sampai di sana, saya ingat pernah tersesat ke sini juga..dan sudah lama sekali, entah akhir tahun 2004 atau Januari 2005 dulu.
Ya, sebenarnya tetap mengharap bisa tarawih di Masjid Khaled yang ada di dekat Wasserstrasse, tetapi memang karena mereka memindahkannya ke kota sebelah, ya saya berpindah ke lain masjid, ya agak beda dikit lah antara mesjid Arab dan Turki. Waktu tadi dapat tebengan pulang, yang beri tebengan cerita, dulu menyenangkan bisa tarawih di masjid Khaled, sampai tahun 2011 pun masih. Namun, karena warga sekitar keberatan karena berisik (kan tarawih di musim panas memang sudah terlampau malam, hari ini sekitar jam 11-12 malam baru selesai), akhirnya dipindah ke hall yang jauh dari pemukiman.
Ramadan tiba, Blog Sesat gembira… Alhamdulillah bisa bertemu lagi dalam waktu dekat ini dengan bulan full bonus. Blog Sesat bertekad untuk tetap berproduksi dan memang harus lebih produktif mengingat memang hal yang diperoleh bernilai lebih.
Memang Blog Sesat pernah melewati Ramadan di Jerman tahun 2008 dan 2009, dan merasakan puasa yang jauh lebih panjang dibandingkan di Indonesia. Apakah berat? Untuk puasanya, entah kenapa, tak lebih berat kok dibandingkan di Indonesia.. Ya barangkali memang dengan niat yang baik, beratnya puasa bisa setara kok.
Namun, tahun ini buat saya pribadi lumayan lama sih puasanya, belum pernah merasakan puasa akan selama tahun ini. Namun, yakin diringankan.. Sudah jajal kok hehe.. Yang berat adalah sholat tarawihnya. Selesai biasanya lewat tengah malam lalu waktu untuk tidur sangat singkat, jam 3 kan sudah puasa lagi. Untuk tidak tidur sesudah subuh itu yang berat.. hikshiks..
Buat yang berpuasa, semoga puasanya lancar, diringankan dan penuh pahalanya. Semoga di akhir Ramadan iman kita dikuatkan, ilmu kita bertambah, kebaikan kita ditambah, dosa dihapuskan dan kita disehatkan…
Anak motor tahun 90an tentu kenal dengan Yamaha RZR. Motor dengan kapasitas mesin 135cc ini cukup laris, tetapi tidak dikenal sebagai motor kencang sih.. Justru RX-King yang lebih senang diotak-atik penggemar kebut di masa itu. RZR bisa dibilang tanggung secara performa dan tampang, apalagi saat itu Honda punya NSR dan Suzuki punya RGR. Tampang RZR yang masih 80an jadi terlihat cupu… Nah, kita bahas sekarang Yamaha RD350 LC YPVS. Lihat sosok motor 2 tak Yamaha ini, Bro pasti jadi ingat Yamaha RZR hehe..
Berbeda dengan RZR, Yamaha RD 350 LC YPVS tipe 31K (1983-1985) ini bisa dibilang legendaris dan punya penggemar banyak di Jerman. Motor ini sudah masuk sebagai motor koleksi dan dikultuskan. Oh ya, RD350 ini sudah LC alias liquid cooled, beda dengan generasi sebelumnya yang masih berpendingin udara saja dan masih berupa naked bike.
Kenapa motor 2 tak 2 silinder pararel ini legendaris? Bisa legendaris karena motor ini tergolong yang pertama yang dilengkapi Yamaha Power Valves System yang merupakan hasil pengembangan Yamaha di ajang GP. Dengan kapasitas hanya 347cc, motor ini bisa menghasilkan 59PS @ 9200rpm. Tenaga ini diperoleh dari suplai bensin yang dialirkan oleh 2 buah karburator Mikuni berventuri 26mm. Dengan 6 tingkat percepatan, RD350 bisa ngerecokin moge-moge 4 tak berkapasitas jauh lebih besar. Meskipun tenaganya masih di bawah 60PS, tetapi bobot doi siap tempur full tank hanya 170Kg, sedangkan motor-motor 4 tak kapasitas besar jauh di atas 200Kg. Ya bahkan wajar lho motor sport saat itu berbobot 240Kg.
Mesin yang menggigit dan bobot enteng menjadi daya jual motor yang sudah dilengkapi YPVS ini. Berkat YPVS, tenaga motor jadi tersalur bertenaga sejak rpm bawah dan konsumsi bensin tentu jadi lebih efisien. Teknologi ini membuat torsi dan power lebih keluar dengan power band lebih luas. Berkat YPVS, tenaga motor kelas 350cc 2 tak ini naik 10PS dari versi sebelumnya.
Untuk berakselerasi hingga 100 Km/jam, motor kelahiran tahun 1983 ini butuh waktu 4,9 detik saja, ini hasil pengukuran majalah Motorrad no 10/1983. Soal top speed tidak terlalu tinggi, bahkan kalau dibandingkan dengan motor 4 tak 250cc sekarang, masih tergolong rendah. Top speed hanya 189 Km/jam saja. Kalau sudah dikorek, ya jauh lah hihi.. tau sendiri kan mudahnya meningkatkan power mesin 2tak.
Soal stabilitas, kualitas Yamaha lah.. rangka masih mengandalkan pipa baja dengan konstruksi double down tube. Suspensi depan dikawal garpu depan berdiameter 35mm dan juga memanfaatkan udara untuk membantu mengatur tingkat kekerasannya. Di buritan, motor beraroma GP ini sudah bersuspensi monoshock, beda dengan RZR yang masih stereo suspensi belakangnya.
Untuk menghentikan lajunya, RD 350 LC sudah dikawal dobel cakram berdiameter 267 mm di depan dan sebuah cakram 267 mm di belakang. Rem ini cukup lah untuk menghentikan gerak velg depan yang dikawal ban ukuran 90/90 ring 18 di depan dan ban 110/80 ring 18 di belakang.
Soal konsumsi bensin, wah boros. Motor berkapasitas tanki 20 liter ini minta 9,1 liter untuk menempuh 100Km. Super boros ya, tidak cocok sama sekali buat dijadikan ojek hehe..
Yang menarik, ada keterangan merk ban yang direkomendasikan Yamaha. Bukan hanya ukuran, tetapi ada merk ban dan tipenya. Keempat merk yang direkomendasikan adalah Pirelli, Michelin, Dunlop dan Yokohama. Hmmm kalau tak salah Yokohama sekarang lebih dinenal sebagai produsen ban mobil ya? Belum pernah lihat ban motor merk Yokohama.
Gimana Bro? Kepincut? Tak ada RD350, RZR original layak dilirik Bro.. Sudah lumayan mahal sih yang kondisi bagus, tapi layak dipelihara Bro hehe..
Waktu acara Motorraeder di Dortmund, saya sempat nguping di salah satu tempat. Yang mengisi tempat itu sebenarnya club Honda CBX, tahu dong motor 6 silinder Honda yang legendaris itu. Namun, di situ juga ada Honda CB750 super kinclong yang tulisannya pun masih jelas semua. Nah, kata si penjaga tempat itu yang menjelaskan ke seorang pengunjung, CB750 ini memang full baru dan katanya dirakit sendiri di Jerman. Entah benar atau tidaknya, tetapi memang ini motor seperti motor baru keluar pabrik. Ini dia penampakannya:
Gimana Bro? Puyeng ga lihatnya? Dijual 500 juta di Indonesia dengan kondisi begini saya jamin laku hehe…
Sekitar 2 bulan lalu saya tersesat ke kota Bielefeld, sebuah kota di ujung timur laut negara bagian Nordrheinwestfalen. Kota yang merupakan lokasi perusahaan Dr. Oetker, ya kira-kira Indofoodnya Jerman, sebenarnya kota yang lumayan bagus, tidak terlalu kecil, tetapi tidak dihiasi gedung-gedung tinggi. Sebuah kota kecil yang sebenarnya modern dan rapi. Anehnya, kota ini sering dijadikan bahan ledekan sebagai kota yang dianggap tidak ada hehe…
Nah, kebun binatang di kota ini digratiskan oleh pemerintah kota Bielefeld! Manteb deh..gratisan tetapi juga ga malu-maluin Bro.. bisa dibilang luas, bersih dan saat saya datang di Sabtu pagi, sepi..hanya ada sedikit sekali pengunjung atau orang yang lewat berolahraga.
Fasilitas buat anak kecil ada dan ada toko yang menjual cendera mata juga. Mungkin karena masih pagi, tempat ini belum ramai. Justru karena sepi, saya puas tersesat di sini..gratis gitu lho…
Tuh, sepi kan… Dan mungkin tidak berat memelihara kebun binatang ini karena hewannya tidak banyak dan terhitung tak terlalu butuh perawatan atau makanan mahal. Carnivoranya hanya kucing hutan, serigala dan elang… Ada beruang juga sih, tapi karena saat itu jalan ke arah kandangnya ditutup karena renovasi, saya tidak bisa memastikan jenis beruang apa.
Nah, hewan-hewan yang lain sih rata-rata hewan biasa, maksudnya banyak dijumpai sehari-hari di peternakan juga, misalnya keledai, domba, kelinci, berbagai ayam dan burung. Ada juga hewan liar yang perawatannya bisa dibilang murah, misalnya berang-berang, babi hutan, dan rusa. Buat yang senang burung, di sini ada burung-burung eksotis juga macam burung merak. Yang seru sih justru melihat burung elang dan burung hantu dari dekat. Kedua burung ini diberi makan anak ayam (mati/dimatikan).
Kebanyakan hewan di sini dilarang diberi makan. Maklum, risiko nanti hewannya mati. Hanya ada satu hewan yang di dekat kandangnya dijual pangannya. Hewan apakah itu??? Kuncinya: Muncul di Street fighter dan juga di Indonesia serta India wkwkwk…
Kebayang kalau kebun binatang gratisan gini hadir di Indonesia. Ini sebenarnya penting untuk pendidikan anak agar peduli dan mencintai alam ke depannya. Hampir ga mungkin lah kita mendidik orang dewasa yang memang sudah keburu tak ada pedulinya sama kelestarian alam… Sayangnya, di Indonesia ada beberapa kebun binatang yang justru menghadirkan kisah sedih…
Berharap ke mana lagi kalau bukan ke pemerintah dan ke para pencinta lingkungan yang punya rezeki lebih. Lucunya, di Indonesia justru lingkungan nyaris tak pernah jadi isu utama. Paling-paling heboh kalau sudah kebakaran hutan saja.. Banyak yang tak sadar, bencana asap itu hanya sebagian kecil saja kerugiannya. Habitat yang hidup hewan dan tumbuhan yang tak ternilai nyaris tak dibicarakan… Mau dibicarakan bagaimana, sadar punya kekayaan itu saja tidak..makanya kalau hilang pun tak terasa..
Oh ya, sebenarnya ada cara kebun binatang ini memperoleh dana sukarela dari pengunjungnya. Bukan sebatas dari penjualan pangan hewan atau cendera mata saja.. Kalau mengandalkan itu, saya rasa jauh dari cukup. Ini dia cara mereka:
Yup, buat donatur, mereka bisa mentransfer ke rekening ini… Hmmm.. bagusnya adalah, yang ngasih sukarela dan bisa memberi lebih banyak dibandingkan sekadar nomina karcis. Namun, risikonya ya tahu sendiri lah.. Ya, tapi langkah seperti ini layak dicoba di Indonesia. Tentunya berat tanpa kepedulian dari pemerintah kota.
Kata yang tersesat