Negara kita memang negara yang penuh warna-warni. Banyak hal yang membanggakan, tetapi banyak yang membuat kadang kita merasa sedih.
Yang membanggakan yang bisa dibilang dari sananya tentu alamnya… Soal keindahan dan kekayaan alam, itu bisa dibilang “dari sananya”.. Ya karunia Tuhan.. Misalnya, kita jadi negara dengan garis pantai terpanjang ke-dua di dunia setelah Kanada, tentu dengan segala keindahan dan potensinya memberikan kebanggaan tersendiri.
Namun, ketidakpedulian kita pada alam ini sungguh menjadi ancaman besar. Sedih misalnya membaca berita macam ini:
https://de.finance.yahoo.com/fotos/dreckigsten-str%c3%a4nde-weltweit-slideshow-wp-121231112/
Di situ dikatakan, Pantai Kuta sebagai pantai ke-dua terkotor di dunia! Padahal ini pantai yang bisa dibilang paling tenar di Indonesia.
Bahkan dikatakan di situ, Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Cina dalam hal pencemaran laut! 10% sampah di laut dunia adalah “sumbangsih” Indonesia! RUAAARR BIAZAAA…
Ayo lebih serius menangani masalah sampah ini.. Kalau mau jualan pariwisata, keadaan macam ini dan pemberitaan macam ini harus buru-buru dibenahi. Jangan fokus pada hal-hal kecil saja yang “dibesar-besarkan” media…
Siapa yang harus bergerak cepat dan bekerja keras mengatur rakyatnya? Ya tentu pemerintah.. mulai dari pemerintah daerah sampai pusat perlu lebih serius. Masalah buang sampah sembarangan saja masih tak pernah benar-benar tuntas. Tak perlu hukuman penjara atau denda. Hukuman yang membuang sampah ya membersihkan sampah.. Kalau secara fisik tak sanggup, baru kenakan denda.
16 komentar
Comments feed for this article
27 Juli 2018 pada 2:48 am
awas
sampah memang masih jadi misteri di Indonesia.
plastik terutama, karena tiap hari pasti ada aja urusan sama si plastik ini. .. ekspor aja deh tuh sampah plastik (pemilahan belum maksimal, pengolahan gak ada, pemilahan tingkat rumahan/rt/rw oke, di TPA campur lagi.. kan……)
belum lagi sampah rumah tangga (terutama di kota besar)
kesadaran masy juga gimana gitu, gak kismin gak horangkayah kalo buang sampah (baik sembarangan maupun gak sembarangan) tanpa beban ya sama aja…
yg harus ditanamkan itu, buang sampah = beban
jadi sebisamungkin sampahless
eh maap curhat mas
27 Juli 2018 pada 3:09 am
arieslight
benar Bro…Harus jauh lebih serius daripada sekarang di segala aspek..mulai dari pendidikan, pengajaran agama, pemilah-milahan sampah, aspek hukum, aspek bisnis dan industri plus penemuan-penemuan inovatif di bidang ini harus diperhatikan semua..
paling nggak digalakkan tuh yang bikin bensin dari sampah plastik.. terus kemasan botol air mineral dibuat ukuran minimal 1,5 liter..ga ada di sini yang kecil2..dan itu botol bisa diuangkan lagi..dan kantong plastik di supermarket ada baiknya dibebankan harga lumayan..dan penjualannya untuk usaha pengentasan sampah juga..
dan kalo pemerintah punya duit, saatnya bikin pembangkit listrik yang tenaganya diperoleh dari pembakaran sampah seperti di kota Cologne yang pernah kita bahas Bro..ya itu baru sebagian langkah yang kepikiran..
kalo dilihat2 ya memang perlu kerjasama beberapa kementrian ya untuk mengurusi masalah lingkungan dan sampah ini
27 Juli 2018 pada 3:45 am
awas
dan soal agama, ini juga PR mas, pernah suatu kali ke ponpes pelosok gitu, pengelolaan sampah bener bener PR besarr..
padahal di agama sudah diberikan panduan, jaga alam.. ini PR kita bersama
btw disitu jam berapa bro? kok bisa balesin komen? juara nih warungnya
27 Juli 2018 pada 4:03 am
arieslight
itu dia Bro.. beragama harus menyeluruh, apalagi orang memandang yang beragama itu sebagai sosok yang harusnya ideal..ya lebih harus perhatian lebih memperhatikan ahlak, kelakuan dan cara hidup sehari2nya…
ya mungkin kita yang tau bisa memberitahukan..mungkin dengan kirim surat, kasih tips..syukur2 kasih bantuan dana dan tenaga untuk perbaikan pengelolaan sampah mereka
jam 2 sekarang Bro hihi…
juara sepinya..juara bapernya, haha..syukron komennya Bro…ane jadi hepi hihi
27 Juli 2018 pada 7:04 am
yogieza
Jujur saja saya masih buang sampah asap knalpot sembarangan xixi
27 Juli 2018 pada 5:39 pm
arieslight
ya diperhatikan dan kita usaha perbaiki lah Bro.. semua orang hidup pasti ada sampah/limbahnya, gimana kita meminimalisir dan bijak dalam hal ini aja..
27 Juli 2018 pada 5:54 pm
yogieza
hahahahaha, cocok jadi menter lingkungan hidup om panjenengan
27 Juli 2018 pada 5:58 pm
arieslight
ga cocok Bro..saya baperan haha…
27 Juli 2018 pada 6:37 pm
yogieza
oh iya om itu yg mekanik bmw jakarta si udin memang orang kebumen, biasa repair motor bmw boxernya orang sini dia
27 Juli 2018 pada 9:26 pm
arieslight
Pak Udin mekanik seniornya BMW Jakarta Om..memang orang Kebumen
29 Juli 2018 pada 4:39 am
awas
ora ngapak ora kepenak (Bahasa Kebumen)
29 Juli 2018 pada 7:39 pm
arieslight
okelah kalo beg beg begitu wkwk…
30 Juli 2018 pada 10:15 am
Roy
klo agama bukannya gak bisa tp bingung jg bisa jadi mereka. mentok itu sampah dibakar kan…
30 Juli 2018 pada 5:12 pm
arieslight
ya pasti ada keterbatasannya Bro.. yang penting sadar dan memaksimalkan usaha pengurangan dan pengolahan sampahnya, ya sebisanya masing-masing..
31 Juli 2018 pada 7:35 am
Roy
ya paling dibakar… udh mentok warga mah paling begitu
31 Juli 2018 pada 5:01 pm
arieslight
di sini juga ujung-ujungnya yang tak bisa didaur ulang dibakar Bro..mudah2an di pemerintahan ada yang bisa mulai memikirkan dan mewujudkan yang macam ini:
https://motorklassikku.wordpress.com/2017/07/20/tempat-pembakaran-sampah-di-cologne/