Judulnya kontradiktif????
Ya tapi ada benarnya lho.. Kalau Jerman diakui sebagai negara maju, maka harus fair terima kalimat yang jadi judul artikel ini..
Ya tentu tak bisa dipukul rata.. Namun, tidak adanya pembangunan di daerah-daerah yang harus dijamin kelestarian alamnya justru jadi ciri-ciri negara maju! Kelestarian alam itu seringnya di negara yang mau jadi negara maju atau negara industri itu kurang dihargai. Sogok-sogok dikit, berdirilah bangunan yang merusak kelestarian alam..
Ya dari cerita si Professor, ada juga kejadian pembangunan tak berizin di Jerman. Namun, habis itu bangunan yang terbukti tak berizin itu akan dirobohkan.. Oh ya, kebetulan si Prof. yang cerita ini tinggal di daerah yang masuk semacam cagar alam.. Bangunan-bangunan yang sudah ada dari dulu sebelum ada ketentuan boleh berdiri, tetapi bangunan baru tak boleh ada.. Ini menurut keterangan si Prof ketika saya berkomentar, kok tak banyak perubahan di sekitar rumahnya.. Dulu akhir 2004 atau awal 2005 saya pernah ke rumahnya.. Masih sangat asri.. Nah sekarang tetap asri..bedanya banyak mobil saja, tetapi bangunan tak ada..
Ini foto halaman belakang rumah si Prof.. Istrinya yang juga Prof senang tanaman..dan keren juga sih mereka suka berkebun, apalagi di samping rumahnya ada kali kecil selebar sekitar 1 meteran.. Kalau sedang mengalir menenangkan sekali.. (Pantas surga dideskripsikan ada air mengalir di bawahnya ya hihihi..)
Yup, itu kebunnya… Jarang-jarang orang Jerman bisa punya kebun luas.. Kebanyakan tinggal di apartemen, dan bisa punya balkon saja sudah sangat disukai..
Yang tak kalah menariknya halaman depannya.. Masih bukit hijau dengan padang rumput yang ada sapi-sapinya hihi.. Dan ada juga bagian jalan yang banyak pohon dan hutan.. Kan kawasan konservasi alam.. Saya malah teringat Isle of Man kalau melihat model jalanan melintasi hutan dan padang rumput di perbukitan hihi.. Untungnya di sini sepi..kalau di Indonesia, pasti jadi pingin bikin Isle of Man juga wkwk..
23 komentar
Comments feed for this article
18 Agustus 2018 pada 7:50 am
Roy
disini jargon nya pembangunan infrastruktur, para pendukung nya lebih hobi kepada 10 tahun ngapain aja? padahal yg disindir jg banyak pembangunan di jamannya, yg terbukti dr peresmian setelah ybs di angkat jd pemimpin. sekarang pembangunan infrastruktur di rem, karena gak sesuai target dr yg dibangun negara tirai itu.
hahaha….
dalam tempo kurang dr 5 tahun utang negara naik hampir lebih dr 2x lipat.
18 Agustus 2018 pada 7:49 pm
Bowo tiktok
Ya namanya negara maju pertumbuhan ekonominya jg lebih rendah dibanding negara berkembang, 2 banding 4. Pertumbuhan penduduknya lebih sedikit, infrastrukturnya sudah lengkap/sudah terbangun. Kesadaran lingkunganny tinggi. Bangun terus buat apa? Kalaupun ada proyek di negara maju, biasanya studinya panjang & komprehensif. Biayanya jg sangat mahal karena UMP nya tinggi. Jangan bandingkan dengan indonesia yg infrastrukturnya masih tertinggal & sedang mengejar pertumbuhan ekonomi seperti negara berkembang lainnya macam brick (Brazil Russia India China k ka nya apa ya lupa wkwkwkkk). Lagian banyak proyek jg banyak membuka lapangan kerja & menggerakkan ekonomi berbagai sektor. Jangan tendensius kayak koalisi oposisi lah bro hehehe. Menyalahkan tok tanpa solusi hehehe
18 Agustus 2018 pada 8:01 pm
Bowo tiktok
Bric doang Ding bukan brick, alternatif nya tambah Afsel atau Indonesia, negara big four yg pertumbuhan ekonominya pesat saat ini. Masih mending duit yg katanya utang itu dibelanjakan untuk proyek infrastruktur, bentuknya nyata manfaat nya terasa. Daripada dibakar buat subsidi, cuma buat mempertahankan popularitas & tidak mendidik rakyat shg rakyat terbuai bensin murah. Padahal BBM kita impor, biar saja mengikuti harga pasar.
18 Agustus 2018 pada 10:12 pm
arieslight
terima kasih komentar teman2.. teks ini hanya “pengingat”.. minimal buat saya, supaya lebih peduli sama kelestarian alam dalam hal ini contoh konservasi alam di kawasan Ruhr yang erkenal sebagai region industri
teks ini tidak dibuat untuk memojokkan pemerintahan tertentu atau keputusan ekonomi tertentu.. untuk itu tentu perlu pemikiran lebih panjang dengan data yang akurat, walaupun kasih opini sah2 saja.
membandingkan Jerman-Indonesia pastinya tak cukup, terlalu banyak perbedaan di sisi sosiokultural, infrastruktur, ekonomi, pandangan hidupnya, memori kolektifnya…ya kita paling bisa fokus ke aspek2 tertentu saja, itu pun sudah butuh studi yang banyak agar bisa dibilang representatif.
dan di sini saya hanya mau santai2 saja, maklum, kalau mau serius otak saya tergolong kurang mampu hihihi harap maklum
19 Agustus 2018 pada 3:15 am
yogieza
Panjang amat komennya,bisa dibikin 1 artikel nih komennya qiqiqi
Calon menperindag negara api neh
19 Agustus 2018 pada 4:28 am
arieslight
bagus komennya berbobot hehe.. memang di Jerman sudah lumayan mapan secara infrastruktur dan tak perlu banyak pembangunan seperti dibutuhkan di Indonesia.. dan benar, negara industri pertumbuhan ekonominya tak akan setinggi negara berkembang..mereka cenderung stabil, tapi di atas..ya negara berkembang yg masih di bawah yang lebih mudah untuk menanjak..
perdebatan di sini lebih ke asuransi, tunjangan hari tua, kurangnya angka generasi muda yang mereka butuhkan tenaga dan uangnya untuk menanggung generasi tua yang sudah pensiun tapi uang pensiunnya perlu dibayar terus..dan yang lagi rame ya isu pengungsi..pro contra lah..belom lagi isu uni eropa dan nato..banyak tugas di kedua institusi itu..beda dengan indonesia yang ASEANnya relatif tenang dibanding dinamika di EU
19 Agustus 2018 pada 4:48 am
yogieza
Buset tulisannya kelas berat levelnya luar negeri,saia aja level desa jalan di tempat wkwk
Nyimak bae
19 Agustus 2018 pada 5:54 am
arieslight
ga kelas berat Bro..lebih ribet nyetting karburator motor twin hihi
19 Agustus 2018 pada 9:09 am
yogieza
Berat mana sama kick start bsa 500 cc yg kelistrikannya off? wkwk
20 Agustus 2018 pada 4:36 am
arieslight
entahlah.. saya pernah nyelah ariel red hunter 500.. itu nyampe beneran berdiri satu kaki di atas tuas kick starter, tuasnya turun dikiiit..terus nyangkut.. mesti agak diinjek2 sampe berat badan semua tertumpu di kick starter..padahal berat saya on the road 80 Kg lebih wkwk…
itu pun belum hidup tuh motor, saya nyerah..takut patah tuasnya wkwk
20 Agustus 2018 pada 8:28 am
yogieza
Mana arielnya coba,sini saya minjem tak jajale
Punya temen bsa bore up 500cc ringan2 aja kok tanpa dekompresi
Mungkin si om belum makan atau kurang ngeden pas nyelahnya hehe
Biasanya kalo kaki belum kena tendangan balik kickstartnya,belum mau nyala itu mesinnya.malah ada yg dipipisin dulu baru idup wkwk
20 Agustus 2018 pada 6:12 pm
arieslight
minta dirukyah itu arielnya…
itu udah 80Kg plus selahannya turunnya ogah2an
arielnya ngumpet, biar ga heboh wkwkwk…
20 Agustus 2018 pada 6:44 pm
yogieza
Bawa ke mekanik langganan bos saia coba di purworejo,biar arielnya lebih “liar” mainnya qiqiqiq
Jangan kuwatir nanti saya buat 3gp nya biar viral seduniyah pas klimaks gebernya
20 Agustus 2018 pada 8:24 pm
arieslight
yg punya jago bongkar sendiri hihi
19 Agustus 2018 pada 3:13 am
yogieza
Suasananya mirip dengan sekitar rumah saia,makanja hidoep di desa biar merasaken hidoep di sjurga
19 Agustus 2018 pada 4:35 am
arieslight
menurut saya, perlu diseriuskan kawasan lahan pertanian, perkebunan, cagar alam..jangan mudah tergiur duit industrialisasi..dan tiap pembangunan perlu dicermati dampak negatifnya juga terhadap alam, mata pencaharian penduduk sekitar dan efek sosiokulturalnya.. justru yang lemah yang perlu lebih diperhatikan dan dilayani, bukan semata2 ikut keinginan pengusaha dan kebutuhan masyarakat menengah ke atas semata..
kalo di jerman ada die Gruenen/Buendnis 90, ya partai yang isu utamanya kelestarian alam.. di Indonesia ga mungkin dengan keadaan sekarang medirikan partai mengandalkan isu lingkungan semata..
di Jerman memungkinkan karena mereka pernah trauma juga dengan bencana Tschernobyl..itu reaktor nuklir yang bledug tahun 86 yang bikin Eropa trauma dan mulai banyak gerakan untuk berhenti mengandalkan tenaga atom meskipun murah dan efektif..risikonya terlalu besar dan terbukti ketika bencana sulit terkendali dan biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan bencana akhirnya jauh lebih mahal
19 Agustus 2018 pada 7:00 am
Roy
disini, suku anak dalam aja tersingkir ama pabrik kok. di komplain malah aparatnya ikutan galak. miris disini mah, tp beritanya sepi cuma beberapa terus hilang tertelan isu peresmian yg baru 10km dibangun
🙂
20 Agustus 2018 pada 4:27 am
arieslight
di banyak tempat memang cara begini lumrah..pengusaha pdkt dengan pemimpin daerah/kalangan penguasa yang tentu punya pengaruh dengan kepolisiannya..
kalau ada yang membantu rakyat kecil menuntut ke pengadilan sebenarnya masih bisa menang, tapi di kita kan pengadilan tak lepas juga dari pengaruh uang dan kuasa.. Memang butuh sosok “pahlawan yang urat takutnya sdh putus” yang bisa memperjuangkan yang semacam ini di meja hijau
20 Agustus 2018 pada 2:14 pm
Roy
klo itu perlu uang banyak…
20 Agustus 2018 pada 6:14 pm
arieslight
makanya bisa disebut pahlawan.. di sini pernah ada negara bagian tertentu yg larang jilbab untuk guru di sekolah.. protes ada, tapi ujung2nya bisa apa..sampai ada seorang perempuan yang sendirian maju ke pengadilan dan akhirnya menang.. ini bisa disebut pahlawan.. di saat yg lain terlalu takut berkorban, dia maju sendirian..
agak miris juga, padahal perkumpulan muslim bisa dibilang ada, tapi yang maju ke pengadilan individu..
21 Agustus 2018 pada 6:39 am
Roy
kayaknya sistem hukum disana masih bisa rasional tp disini ya tau sama tau lah…
23 Agustus 2018 pada 2:16 am
arieslight
itu pr berat kita.. di sini hukumnya punya supremasi tinggi..keliatan dari level polisi aja udah susah diotak atik atau terima suap.. ya ciri khas jerman itu..mereka tunduk pada otoritas..
di kita berat.. otoritas rentan dibeli..pers juga rentan dibeli
23 Agustus 2018 pada 7:19 am
Roy
http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2011/12/23/170493/hongkong-bersih-dari-korupsi-karena-pecat-semua-anggota-kepolisian