Blog Sesat pernah menjanjikan akan membahas tentang Airbus Beluga XL, sesosok pesawat yang baru saya ketahui ketika tersesat ke Hamburg beberapa bulan lalu.
Sosok pesawat berbadan besar memang menarik diamati dan diikuti ceritanya. Airbus Beluga XL sendiri bukan pesawat baru, tetapi pengembangan dari pesawat komersial jarak jauh yang sudah diproduksi sejak 1990, yakni Airbus A330. Beluga XL diproduksi untuk membantu Beluga yang dianggap “terlalu kecil”. Beluga XL tentu penting bagi Airbus karena mereka membuat pesawat di berbagai pabrik yang terpisah lintas negara Eropa. Tentunya mereka butuh alat transportasi untuk mengangkut bagian-bagian pesawat untuk dirakit.
Airbus Beluga XL basisnya A330 yang badan bagian atasnya baru. Sebagai ganti kabin untuk penumpang, kini dibuat jadi kargo. Posisi Cockpit dipindahkan posisinya agak ke bawah, ya supaya ruang kargo pintunya jadi lurus, tentu demi kemudahan bongkar muat barang. Modifikasi ini membuat Beluga XL 6 meter lebih panjang, 1 meter lebih lebar dan 0,5 meter lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, Beluga ST.
Ketika Beluga ST yang diproduksi dua dekade lalu beroperasi, Airbus “hanya” membuat 100 pesawat per tahun. Nah, di tahun 2017, Airbus sudah memproduksi 700 unit pesawat dan bahkan tahun 2019 nanti direncanakan produksi 800 pesawat. Tentu Beluga ST sudah kewalahan untuk menghadapi ini. Airbus butuh alat transportasi yang lebih efisien. Beluga ST hanya sanggup membawa sebuah sayap A350 saja. Mau tak mau, untuk membuat peswat bersayap utuh, Beluga ST harus bolak-balik Broughton di Inggris ke Toulouse di Prancis hingga 2 kali. Ini tentu terlalu mahal dan tidak efisien.
Itu baru satu contoh lokasi saja. Kenyataannya, bagian-bagian pesawat kan tak sebatas badan dan sayap saja. Sayap-sayap Airbus diproduksi di Inggris, sedangkan badan pesawat dibuat di Prancis, Jerman dan Spanyol. Pesawat-pesawat Airbus dirakit jadi utuh di Hamburg (Jerman), di Toulouse (Prancis), di Mobile (USA) dan di Tianjin (Cina).
Die Maschine kann gleich zwei Flügel einer A350 transportieren
Saat ini, Beluga XL yang dibangun 1000 karyawan Airbus sudah mengudara, tetapi masih dalam tahap uji coba. Baru di tahun 2019 nanti, jika semua berjalan sesuai rencana, Beluga XL akan diterjunkan untuk memperlancar produksi pesawat-pesawat Airbus. Airbus sendiri berencana membuat 5 Airbus Beluga XL hingga 4 tahun ke depan dan total yang dibuat hingga ke depannya hingga 8 unit.
Bagaimana dengan Beluga ST? Tetap dipakai kok.. Usia 20 tahun masih terlalu segar untuk dipensiunkan…
https://www.sueddeutsche.de/wirtschaft/luftfahrt-airbus-hat-einen-neuen-fliegenden-wal-1.3937394
8 komentar
Comments feed for this article
20 September 2018 pada 2:24 pm
yogieza
Seumur umur sekali naik pesawat PP,suara berisik gak ketulungan kek di dlm pabrik aza
20 September 2018 pada 3:41 pm
kirana125
saya malah belum pernah naik pesawat, wkwkwkkk
https://kirana125.wordpress.com/2018/09/19/jalan-saketi-malingping-bayah/
20 September 2018 pada 5:00 pm
arieslight
semoga disegerakan bisa naik pesawat hehe..
20 September 2018 pada 5:00 pm
arieslight
hihi..perlu pembiasaan Om.. itu aja zaman sekarang ya, yang dulu-dulu lebih bising lagi mesin2 pesawatnya.. apalagi pas take off..sensasional wkwk…
20 September 2018 pada 6:03 pm
yogieza
tapi kata orang yg pernah naik GI itu ga bunyi blas,kalo saya pake SA sama BA yg class ekonomi mungkin jadinya suara tembus wkwk
21 September 2018 pada 2:30 am
arieslight
sepemahaman saya beda bukan masalah maspakainya Bro..beda jenis pesawat beda bunyinya, beda umur pesawat juga ada pengaruhnya..dan pesawat yang sama, kalau duduk di daerah depan akan lebih kedap, lebih tak terganggu bunyi mesin, lebih tak terganggu bunyi roda keluar masuk dan waktu landing pun lebih tak terasa.. alhamdulillah saya pernah naik 747-200, yang tingkat itu..di atas pas landing ga berasa..itu sekali-kalinya pas roda nyentuh tanah ga berasa sentakan sama sekali hihi..ajip..
21 September 2018 pada 3:24 am
yogieza
Ternyata #crazyrichjakartaselatan
22 September 2018 pada 1:07 am
arieslight
salah.. Mashikere Jakarta Selatane