Judulnya aneh ya? Ya memang aneh.. Bagi yang jeli dan ingat, V4 di sini bukan motor, tetapi sepatu, tepatnya Puma Axis V4 yang kira-kira sudah setahun ini saya pakai. Kondisinya setelah setahun sudah mulai usang, sol mulai ada yang botak hehe.. Ya ibarat ban kendaraan saja, maklum, sehari bisa sampai lebih dari 3 Km. Saya di sini jalan kaki lumayan jauh dan sering mondar mandir.

2019-01-01-16-20-35

Untuk bagian sol, saya anggap oke. Sempat kuatir karena licin saat kena air kala masih baru, rupanya itu hanya di awal-awal saja, setelah itu sepatu ini lumayan punya grip. Karakternya dengan bahan berteknologi clima cool memang manteb memberikan pendinginan di kaki. Namun, dilema juga kalau dipakai di musim dingin, jelas tak cocok. Berhubung tak ada pilihan sepatu lain yang memadai, saya tetap pakai berdingin-dingin ria hehe.. Minus lainnya, sepatu ini mudah basah dan tembus langsung basahnya ke kaos kaki. Tak cocok dipakai saat hujan. Namun, bagian dinding sepatu yang basah itu juga cepat keringnya.

Oh ya, bagian dinding dengan bahan clima cool itu yang pertama kali rusak. Bisa dilihat kan.. Kalau pakai kaos kaki hitam, kelihatan jelas. Ya makanya saya sering pakai kakos kaki abus-abu biar samar. Merasa umur sepatu ini tak lama lagi, tentu saya harus mulai pesan penggantinya. Nah, rapat pengadaan barang Blog Sesat memutuskan melirik sepatu merk sebelah.. Merk Jerman juga: Adidas. Yup, Adidas dan Puma memang saingan berat, lucunya yang punya kakak beradik yang pecah kongsi dan bikin merk sendiri-sendiri.

Oh ya, karena ketemu fakta Puma mendukung kaum-kaum itu deeeeh, Blog Sesat memutuskan untuk tak melirik merk ini lagi. Padahal produk mereka jujur lebih menggiurkan dibandingkan Adidas secara desain hehe… Logonya juga mantab, tak bisa beli mobil Jaguar, ya beli sepatu Puma saja, mirip-mirip kan wkwk…

20190104_151112

Penggantinya adalah Adidas Tubular Shadow BY3573. Alhamdulillah dapat dengan harga di bawah 35 Euro. Eh besoknya naik jadi hampir 39 Euro wkwk.. rejeki.. Oh ya, aslinya sepatu ini dihargai hampir 100 Euro. Ya di Indonesia kalau disamakan bisa di 1,7 juta. Terlalu mahal kalau buat saya di harga segitu. Nah, mumpung di Jerman dapat yang murah, kapan lagi wkwk… Toh ini juga kebutuhan.. Pakai sepatu beginian di Jerman mah ga ada bangga-bangganya Bro..

20190104_151300

Ini dia tampilannya.. Ada macam-macam warna sih.. Saya pilih yang hijau, seperti buaya wkwk… Ya selain itu biar tak terlihat cepat kotor, sebab Adidas Tubular lainnya bersol putih… Ini satu-satunya pilihan sol berwarna gelap.

20190104_151346

Adidas Tubular Shadow unik-unik pilihannya. Tak hanya warna, tapi bahan sepatunya juga berbeda-beda. Nah, si “buaya” ini seperti karpet hihi.. Kayanya sih tak seadem si Puma Axis V4. Kalau soal bobot, saya rasa sekelas lah dengan V4, sama-sama terbilang ringan. Soal kerapihan, hmmm si “buaya” dari dekat terlihat ada sedikit lem beleber hehe… Jangan-jangan ini sepatu reject ya makanya murah wkwk..

Bagaimana performa si “buaya” yang merk Jerman tapi made in Vietnam ini? Tunggu saja.. Tunggu V4 jebol total dulu ya, baru saya pakai si “buaya”. Mungkin bulan depan, mungkin 2 bulan lagi, mungkin lebih hihi…