Blog Sesat sebenarnya sadar, banyak artikel yang kami terbitkan terkesan tak serius dan kurang bermanfaat. Membaca Blog Sesat membuat yang tersesat tak bertambah cerdas dan kadang bingung membedakan canda dan realita.

Rapat para pemegang saham Blog Sesat pun mendengar keluhan ini dan bertekad untuk meningkatkan keseriusan Blog Sesat dalam menjaga bobot tulisan. Nah, salah satunya kami hadirkan dengan artikel ini. Daripada sibuk tereak-tereak NKRI, pakai banyak atribut NKRI, tapi tak menyadari cara ini malah bisa menyinggung dan membuat orang lain seakan-akan tak mencintai NKRI, lebih baik kita berbuat langsung yang nyata toh..

Nah, salah satunya dengan memelihara Bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa Persatuan dan Bahasa Nasional. Hadirnya KBBI V sejak 2016 dan diresmikan saat Sumpah Pemuda 2016 lalu menjadi bukti komitmen Badan Bahasa untuk melestarikan Bahasa Indonesia. Sayangnya, rencana untuk menerbitkan KBBI V dalam bentuk cetak hingga masuk 2019 ini tak juga terwujud. Ya bisa dipahami, versi cetak tebalnya bakal terlalu tebal, berat.. Dilan saja tak sanggup.. Kamus extra tebal tentu bakal mahal.. Memangnya Dilan tega jual CB 100nya demi KBBI V?

Di kalangan pelajar dan akademisi, KBBI V dijadikan acuan, apakah sebuah kata memang ada dan baku serta dianggap kosakata Bahasa Indonesia. Ya, pendapat ini bisa diperdebatkan, sebab banyak sekali kata di KBBI V ini yang bisa disebut kata-kata bahasa daerah. Namun, daripada berdebat tak berujung, ya KBBI V sering dijadikan wasitnya!

Oh ya, KBBI V terus bertumbuh. Ada badan-badan di bawah Badan Bahasa yang terus melengkapi kosakata kamus elektronik ini. Sebagai pengguna biasa, kita juga bisa daftar dan bahkan mengajukan kosakata yang belum tercantum dalam KBBI V.

Oh ya, meskipun begitu banyak kata terkandung dan kamus ini terus bertumbuh, masih ada juga pastinya kekurangannya. Bahkan kadang sesuatu yang tak kita duga. Banyak kata yang tak umum dikenal tercantum, tetapi banyak yang umum dipakai, tak tercantum. Untuk yang minat pada ungkapan dan idiom, KBBI V juga bisa jadi rujukan. Di situ bisa dicek, apakah sebuah ungkapan umum dikenal atau dipakai penutur jati Bahasa Indonesia. Namun, kadang kita akan takajuik…

Oke, Blog Sesat akan tunjukkan contohnya ya:

20181219_154733

Kalau diketik “main hati”, ternyata entri tidak ditemukan.

20181219_154808

dan…”main perasaan” juga belum tercantum di KBBI V.

Padahal kalau kita cari di http://www.google.com per 9 Januari 2019:

main hati: About 166.000.000 results (0,58 seconds)

main perasaan: About 23.500.000 results (0,35 seconds)

Cukup aneh kan.. sangat sering dipakai, tetapi belum tercantum di KBBI V.

Blog Sesat pun menarik kesimpulan:

  1. Tak ada di KBBI V bukan berarti bukan kosakata Bahasa Indonesia.
  2. Jangan “main hati” dan “main perasaan” karena belum tercantum di KBBI V. Jangan-jangan nanti dituduh tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Semoga bermanfaat dan semoga Blog Sesat tidak dikriminalisasi