Kira-kira sebulan lalu antara magrib dan isya, mesjid yang biasa saya kunjungi sangat ramai. Bukan cuma ramai pengunjung, tetapi ada beberapa Qori Al Quran di depan yang membacakan ayat-ayat suci Al Quran. Acara ini pun didokumentasikan secara profesional, ada beberapa kamera TV yang dioperasikan dengan beberapa cameramen.
Rupanya ada acara penggalangan dana untuk pembangunan pusat kebudayaan Islam di kota Milan. Dari rencananya, pusat kebudayaan ini akan cukup besar. Pusat kebudayaan akan dilengkapi dua ruangan besar untuk sholat, aula untuk seminar, konferensi dan pameran, sebuah perpustakaan dan tempat untuk ngumpul-ngumpul.
Selain itu direncanakan juga adanya kursus bahasa Arab dan lembaga pendidikan ilmu pengetahuan Islam. Letaknya pun cukup strategis, hanya 20 menit dari pusat kota Milan. Soal akses, hanya 200 meter dari kereta bawah tanah, 300 meter dari pusat perbelanjaan, 400 metere dari jalan tol dan 500 meter dari stasiun kereta.
Yang hadir di malam itu pun berlomba-lomba memberikan amal terbaik mereka. Ada yang bisa langsung memberikan uang tunai, ada yang gesek, bayar pakai cek atau akun paypal pun bisa…
Mudah-mudahan pembangunannya dilancarkan dan di Italia makin banyak yang bisa dikunjungi. Kalau ke Milan, tak hanya sebatas mengunjungi Milan Motor Show saja dan berbagai objek wisata lainnya, tetapi ada satu tempat yang bisa membuat orang Islam seperti di rumah..
Hmm.. apa yang 10-20 tahun lalu terlihat mustahil ada di Italia, makin ke sini makin terlihat. Tau kan akan terwujudnya satu persatu hadits Nabi صلى الله عليه وعلى آله وسلم
10 komentar
Comments feed for this article
26 Februari 2019 pada 5:27 am
tomcat s
Alhamdulillah… seneng banget dengar berita beginian. Semoga Allah memudahkan perjuangan mereka…
27 Februari 2019 pada 2:09 am
arieslight
ya..Alhamdulillah, saya juga seneng banget..dan akhirnya bisa lihat sendiri pelan-pelan Islam masuk Italia.. Sebelomnya paling lihat dari WA orang Indo di Italia yang ada pengajiannya juga dan cerita-cerita di youtube aja..
26 Februari 2019 pada 5:41 am
yogieza
semoga kelak bisa mampir ke sana
amiiiin
27 Februari 2019 pada 2:10 am
arieslight
amiiin…sebelom ke sini mudah2an sudah umroh atau naik haji dulu.. hihihi..
26 Februari 2019 pada 9:56 am
Roy
Alhamdulillah… di negeri non Muslim masih bisa membangun sperti itu. Semoga di mudahkan. Disini lain lg, mw bangun musholla sulit sekali. tp mereka gak di sebut radikal. Giliran mereka sulit bangun maka mayoritas di sebut radikal dan intoleran. Bahkan Nissa Sabyan aja disebut termasuk golongan intoleran karena join kubu 02. Aneh sekali padahal Nissa Sabyan gak komentar aneh2 di akun pribadi milik nya dan dimana pun.
27 Februari 2019 pada 2:15 am
arieslight
Alhamdulillah bener Bro…
ik yang cuma memantau-memantau aja juga kerasa gentingnya situasi di Indo sekarang.. ya jaga2 mulut aja deh saya, asli ini masalah politik ga pernah sesensitif ini, karena itungannya udah lebih dari politik.. yang sebelah sini dan sebelah sana sama2 merasa terancam eksistensi hakikinya..
Dan orang-orang yang hobi adudomba, maling teriak maling, intoleran teriak intoleran, yang kaya gini2 memang udah ga perlu ditoleransi lagi.. jangan kasih panggung deh orang2 macam gitu.. apalagi hukum tebang pilih makin jelas2 kelihatan dan ga kenapa2 aja, jadi keseharian
mudah2an Allah cepat selesaikan urusan orang-orang ga beres ini..
Btw, pevita pearce aman2 aja kan? hehe…
4 Maret 2019 pada 8:08 am
Roy
tp emang kedepannya Islam akan punah sih. terlihat dr perkataan Kafir aja udh dilarang diganti Warga Negara, dalam artian, manusia mau mengamandemen surat Al Kafirun.
4 Maret 2019 pada 11:52 pm
arieslight
menjelang kiamat baru Islam punah..sekarang masih coba bangun lagi dikit2..tapi di negara kita emang lagi diaduk2 luar biasa..
28 Februari 2019 pada 12:30 pm
hiswell
Kangen di Indonesia pengukuran jarak yg pakai benar benar dalam satuan ukuran jarak (meter), bukan dalam ukuran satuan waktu (menit/jam)..
Kalo dimarih dikatakan strategis itu kalo jaraknya 10 menit dari mall, 10 menit dari bandara, 5 menit dari pintu tol dst..
28 Februari 2019 pada 5:40 pm
arieslight
hihi..karena kalau satuan waktu bisa dimain-mainkan.. dan jarang yang jujur, ya kalau kita jadi konsumen anggape aja perlu dikali 1,5 dulu.. kadang 2 kalinya malah..dia ngukur waktunya di tengah mala saat ga ada keramaian haha…