You are currently browsing the monthly archive for April 2016.

20160330_181632

Sampeyan pasti sudah tahu kan tikung menikung dengan menggunakan motor. Menikung di lintasan aspal yang paling ekstrem sebenarnya sepemantauan Blog Sesat bukan dari MotoGP, tetapi dari cabang supermoto. Namun, kecepatan mereka di tikungan tak secepat motor-motor MotoGP. Lagian, sampeyan juga repot kan meniru gaya pembalap supermoto kan? Belum lagi spek motornya yang lebih beda dibandingkan spek motor sehari-hari kita dengan motor MotoGP secara bentuk dan cara pengendaliannya. Yang pernah naik motor supermoto tulen pasti paham dengan pernyataan ini.

Husqvarna Supermoto 701. Im Sumo-Stil ist die Fahrzeugschräglage mit 57 Grad wesentlich höher als die kombinierte (51 Grad). Grund: Der Körperschwerpunkt befindet sich weit außerhalb der Mittelachse.

Nah, sesuai gambar, saat ini MotoGP kelas alien bisa menikung hingga 62 derajat. Oh ya, kemiringan 62 derajat itu kemiringan motornya ya. Nah, sampeyan juga tahu kan, semakin kencang motor di tikungan, maka tingkat kemiringannya juga harus semakin besar! Namun, ada batasannya karena bentuk fisik motor itu sendiri (risiko terpentoknya footstep dengan lintasan) dan kemampuan bibir ban memberikan daya cengkram.

20160330_181159

Nah, gaya pembalap MotoGP modern yang hanging off terbukti bisa lebih cepat di tikungan dibandingkan yang menikung dengan posisi badan tegak karena titik berat total tertarik ke bawah dengan adanya titik berat rider yang lebih turun dibandingkan motornya! Jadi, kemiringan motor maksimal semakin dimaksimalkan lagi dengan rider yang semakin merapat ke aspal lintasan. Silahkan lihat gambar..ini yang saya suka dari gayanya orang Jerman, mereka hobi mengukur ini itunya sehingga mendapatkan penjelasan ilmiah dan kepastian lebih baik.

Dengan menggunakan Honda Fireblade 1000, kalau menikung 45/45 kecepatan maksimalnya 55 Km/jam. Di sini, tingkat kemiringan rider dengan motor sama.

Kalau menikung 46/43, kecepatannya turun jadi 53 Km/jam. Nah, gaya ini gaya menikung supermoto, yakni motor lebih rebah, tetapi rider lebih menegakkan badan.

Kalau menikung dengan gaya hanging off yakni 48/51 (artinya rider sekitar 3 derajat lebih rebah dibandingkan motor), kecepatan maksimal di tikungan meningkat jadi 61 Km/jam.

Nah, kalau gaya hanging off dikombinasikan dengan ban bercompound lebih lembut, yakni Pirelli SBK Qualifier, motor bisa lebih rebah jadi 53/55 dan tentu bisa lebih cepat, yakni 65 Km/jam.

Nah, kalau motor benar-benar dibawa dengan level kemampuan Marc Marquez membawa motor, motor bisa rebah 62 derajat dan rider hanging off hingga 66 derajat. Hasilnya ruaar biasa…Fireblade bisa mencapai kecepatan 78 Km/jam di tikungan tempat diadakannya test!

Sumber:

http://www.motorradonline.de/fahrtechnik-und-fahrsicherheitstrainings/alles-ueber-schraeglage-mit-motorraedern/706154

 

tersesat muter-muter

  • 2.531.489 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com