You are currently browsing the monthly archive for Mei 2015.
Sebelumnya kita sudah bahas tentang CB450 K0 yang menjadi perintis moge-moge Jepang dan mulai menghabisi dominasi motor Inggris, Jerman dan Amerika. Motor yang dijuluki Black Bomber, Dream dan Hell Cat ini pun diteruskan. Namun, yang menjadi barang kolektor di luar sana biasanya yang K0, penerusnya menurut hipotesis saya hihii, tidak dijuluki Black Bomber.
Black Bomber yang masih berbasis CB72 di tahun berikutnya mengalami banyak perubahan di sektor mesin, dan ini yang menjadi blue print untuk generasi setelahnya. Nah, karena beberapa komponen Black Bomber langka, nah susah deh tuh kalau sampai mesinnya kenapa-kenapa.
Berikut ini adalah penampakan CB450 yang hadir di ajang Parjo lalu, gahar dan macho banget deh. Ga kalah sama kinclong dan kegagahan aura Triumph baru:
Gimana????? Masih kurang??? Oke, berikut ini menurut saya modifikasinya lebih menggugah selera lagi:
Gimana Bro??? Puyeng ya huhuhu…..
Di kalangan penggemar motor klassik, julukan Black Bomber bukan nama yang asing. Bahkan tak banyak motor yang nama julukannya lebih tenar dibandingkan nama aslinya. Kali ini kita kulik-kulik sedikit lah tentang sosok motor Honda yang menjadi perintis dominasi motor-motor Jepang di industri permotoran dunia. Mari kenalan dengan motor yang diluncurkan di Amerika Serikat ini.
Jika kita kenal Honda CB 750 sebagai the first superbike yang berhasil menghabisi motor-motor Eropa dan Amerika, sebelumnya sudah ada si Black Bomber ini yang terbit di tahun 1965. Honda dengan pengalaman motor-motor kapasitas kecil sebelumnya sudah punya kemampuan untuk menantang dominasi motor-moto balap Inggris dan Jerman. Soichiro Honda pun mulai “lancang” menelurkan moge untuk menantang dominasi motor Inggris dan Jerman yang bermain di kelas 600-750 cc. Congkaknya, Honda tak butuh kapasitas segitu, mereka cukup mengambil kapasitas 450 cc saja, tepatnya 444,9 cc.
Motor 2 silinder pararel ini berbeda ritme dengan 46 motor twin pararel sebelumnya yang kedua pistonnya naik turun sejajar. CB450 menggunakan ritme 180 derajat. Mesin twin ini sangat menantang karena kecil-kecil bisa mempermalukan motor Inggris, Jerman dan Amerika yang sudah bercokol lama saat itu. Mesin ini mampu berkitir tinggi dan menggigit. Maklum Bro..ini mesin sudah DOHC hahaha…dengan disuplai dua buah karburator Keihin berventuri 36 mm, mesin ini sanggup untuk membangkitkan 43 PS@ 8500 rpm. Tenaga segitu di zaman itu biasanya baru bisa dihasilkan motor berkapasitas di atas 500 cc! Dengan tenaga besar dan bobot motor total tak sampai 200 Kg (198 Kg), motor dengan 4 tingkat percepatan ini bisa mengejutkan para kompetitor lainnya dengan top speed 170 Km/jam, terutama para produsen motor Inggris. Mereka pun menjuluki motor yang memporak-porandakan industri mereka sebagai Black Bomber! Celakanya bagi industri permotoran Inggris dan Jerman, langkah Honda ini pun diikuti produsen Jepang lainnya, yakni Yamaha, Kawasaki dan Suzuki. Ya itulah awal punahnya pabrikan-pabrikan Inggris dan Jerman.
Teknologi DOHC berhasil memporak-porandakan industri motor Eropa. Sayangnya, mereka malah sibuk melawan dengan wacana dan isu negatif saja, bukan mengejar ketertinggalan teknoloogi secara lebih serius. Mereka mempertanyakan ketahanan mesin CB 450 edisi pertama ini (K0). Tidak mungkin mesin bisa tahan lama jika digeber di putaran setinggi itu dan selama itu. Yaaa, itu kan kalau pakai mesin Inggris di masa itu hehehe…Mesin K0 sendiri yang berbasis pada motor Honda yang lebih kecil yakni CB72 dengan kapasitas 250 cc terbukti tangguh, minim vibrasi dan tidak meler. Dan itu semua terbukti seiring waktu. Terlebih lagi CB450 ini dianggap enak dikendarai, rem pun yahud. Dengan rem duplex di depan dan simplex di belakang, motor ini punya kemampuan mengerem sangat baik. Baik bikers yang doyan kepraktisan, motor ini sudah punya elektrik starter lho.. wah manteb deh..
Bagaimana handlingnya? Disini banyak perdebatan, tetapi sekarang sih bisa ditarik kesimpulan: Handlingnya oke, seru, stabil, apalagi bagi mereka yang baru naik motor atau tak banyak pengalaman dengan motor lainnya. Namun, bagi mereka yang sudah pernah mencoba produk-produk Norton terbaru di era itu, Norton dianggap lebih stabil..ya iyalah, makanya Norton Manx begitu legendaris dengan rangka featherbed of rosesnya kan hihihi…
Foto:
http://oodlebike.weebly.com/1967-honda-cb-450-black-bomber-k0—2000.html
Daripada Blog ini semakin sepi ala kuburan, saya tulis sedikit saja tentang batu akik koleksi Blog Sesat. Saya bukan kolektor batu akik yang keranjingan belakangan ini, justru zamannya SMP saya suka. Ya, tidak suka-suka banget sih. Intinya, pas nyokap naik haji di tahun 90an, saya minta oleh-oleh malah batut akik..ya karena awet lah pikir saya.
Singkat kata, saya mendapat 10 cincin berbatu akik. Beberapa sudah saya kasih teman-teman. Nah, beberapa sudah saya simpan, ya barangkali sudah hampir 10 tahun tak pernah saya otak-atik, melihatnya pun tidak. Jadi, kemarin malam saya super galau dan kehabisan kegiatan (padahal kerjaan sangat banyak-red). Mikir-mikir lama, ngapain ya yang ga ngabisin duit… berhubung sakukurata sedang melanda. Eh, kepikiran melihat lagi koleksi yang entah tinggal berapa.
Setelah dilihat, oh, saya punya 6. Yang paling besar kecubung kalimantan, ini pemberian almarhum om saya. Ini juga satu-satunya yang tak terlalu tembus cahaya dan asalnya dari Indonesia, sisanya ya oleh-oleh nyokap. Senang juga sih dulu sama batu-batu ini, soalnya berster… beberapa bahkan warnanya berubvah, terlebih setelah berbulan-bulan direndam di asem jawa. Rata-rata yang tadinya kuning atau orange menjadi memutih… ster pun semakin keluar. Ya inilah mereka:
Setelah memiliki batu ini, saya diterima di berbagai universitas yang saya inginkan. Karier saya pun menanjak. Anak-anak kecil takut sama saya. Setelah batu-batu ini di tangan saya, batu-batu ini mengantarkan saya ke Jerman, Belanda, Italia, Prancis, Belgia dan lain-lain. Bisa jadi batu-batu ini mengantarkan saya ke neraka, kalau saya menghabiskan waktu terlalu lama bersama mereka dan melalaikan kewajiban-kewajiban saya.
*Blog Sesat tak bertanggungjawab atas efek samping yang ditimbulkan
Kerjaan minggu ini sedang lucu-lucunya banyaknya. Untuk tetap sehat mental dan spiritual, tentu saya harus hati-hati menjaga kesehatan dan memvariasikan aktivitas saya. Hal-hal baru yang menyenangkan atau hal-hal lama yang dirindukan bisa jadi pengalihan alias pelarian hehe.. Jadi, lusa lalu saya sengaja melarikan diri sejenak dari rutinitas dan main ke tempat rekan kerja yang memang sedang ada workshop batik. Pelatihnya sudah kami kenal beberapa tahun dan hubungannya lumayan akrab. Doi juga memasok batik-batik tulis di Ibukota, jadi sekalian lihat batik-batik tulis yang kalau sampai etalase toko jut-jutan Bro.. Mahal? Silahkan canting sendiri, ane jamin mayoritas akan bilang batik tulis yang dicanting manual itu dijual terlalu murah!
Singkatnya saya ikut mencanting. Karena total waktu hanya ada 1 jam bagi saya sebelum kembali berkutat dengan rutinitas, saya hanya buat motif mudah saja. Mencantingnya pun hanya satu sisi, harusnya sih 2 sisi agar maksimal dan tidak bocor pewarnanya. Setelah membuat sketsa Lambretta LD 150 punya teman, dicanting 30 menitan (dan esoknya dicelup warna, dikeringkan dan direbus untuk menghilangkan malam), hasilnya begini deh:
Yup, sayang jadinya berantakan dan terlalu sederhana. Inilah buah ketidaksabaran dan ketipisan waktu. Jadi, saya beri karya saya kali ini Impatience Lambretta
Kata orang, semakin sering ketemu semakin suka, tak selalu benar. Yang ketemunya jarang-jarang yang justru membuat semakin penasaran. Belakangan ini saya lumayan sering bertemu Binter Merzy alias KZ 200. Hmm, mungkin kemunculan Estrella membuat para pemilik Binter Merzy jadi sayang lagi sama kendaraannya. Beberapa mulai mendandaninya kembali. Bahkan saya sempat bertemu yang sudah diubah jadi Estrella, ganteng Bro..auranya juga ga kalah, karakter keras Binter Merzy lebih keluar dibandingkan Estrella yang masih menari-nari layaknya bintang film tak tersentuh. Beberapa pemilik Binter Merzy justru melepas kendaraanya, sebab tampaknya mereka mencium aroma permintaan Binter Merzy yang meningkat.
Binter Merzy yang masih original pun harganya meningkat, belasan juta harus ada di tangan, bahkan ada yang coba menawarkan seharga 25 juta, kalau dilihat fotonya sih, ya keren banget dan extratampan. Kalau kita lihat harga CB200, ya sebenarnya 25 juta untuk kondisi Binter Merzy full original bisa dibilang “wajar”.
Nah, suatu malam saya bertemu lagi dengan Binter Merzy di parkiran. Modif minimalis membuatnya tampak manis, tetapi gagah. Beda dengan CB yang Japstyle banget, Binter Merzy di perspektif saya sedikit menunjukkan aura motor Inggris. Berikut sedikit foto fullbodynya. Maaf gelap dan angle terbatas:
Siapa tak kenal dia????????? Hari gini dijamin banyak yang tak kenal. Namun, berkat internet, harusnya fenomena “lupa” bisa diminimalisir. Siapa sih sebenarnya pembalap yang gayanya playboy maximal ini?
Namanya kembali mencuat karena helmnya dilelang di Inggris oleh rumah lelang Bonhams.
Helm bermerk Bell ini dilelang mulai dari 2000 Poundsterling atau nyaris 3000 Euro pada akhir April lalu.
Begini penampakan helm mantan juara dunia yang telah wafat tahun 2003 lalu:
Nah, helm ini beda dibandingkan helm-helm pembalap lain di zamannya, bahkan meskipun helmnya satu merk! Kok bisa? Dimanakah bedanya?
Ini tak lepas dari kebengalan si pembalap yang sering diidentikkan dengan superstar dan rockstar, fenomena yang sudah tidak ada lagi di MotoGP zaman modern. Pembedanya ada di lubang di bagian depan mulut tuh…
Itu bukan bawaan pabrik, tetapi di bor wkwkw… Ini karena si pembalap legend asal Australia ini masih ingin merokok saat menjelang start! Nah, lubang itu nanti dia tutup sticker yang sudah disiapkan sesaat sebelum start wkwk.. Hari gini kalau masih ada yang berani begitu rasanya tidak mungkin, pembalap sekarang lebih taat aturan!
Berikut ini foto-foto si pembalap yang legendaris atas duel-duelnya versus Kenny Roberts:
sumber: http://www.motorradonline.de/vermischtes/bonhams-versteigerung-barry-sheene-helm/656878
Kata yang tersesat