You are currently browsing the monthly archive for April 2014.

Dulu kita pernah membahas, kenapa R 27 begitu digemari pencinta motor klassik yang doyan touring. Yang belum sempat ngikut menyimak atau mau ingat-ingat lagi, silahkan balik ke sini:

BMW R 27, The Best Sport-Touring Single Cylinder Motorcycle Versi Blog Sesat

 

DSC00768

BMW R 27 yang brojol di Muenchen dari tahun 1960-166 merupakan motor klassik singel silinder terakhir yang diproduksi BMW. Sebelum kita membahas kenapa BMW memutuskan mengakhiri produksi motor yang laris manis ini, ada baiknya kita sedikit mundur ke belakang.

Hingga tahun 1956, BMW sukses memproduksi R 25 series ( R25, R 25/2 alias unyil alias kuaci, dan R 25/3) sebanyak 109 551 unit, sebuah jumlah produksi motor yang luar biasa untuk ukuran masa itu. Motor satu silinder bertenaga sekita 12 PS ini diproduksi 3 kali lebih banyak dibandingkan keseluruhan model BMW bermesin boxer! Memasuki pertengahan tahun 1950an, mulai sulit untuk membuat sepeda motor laku. Di satu sisi karena pasar yang berkembang sangat lambat, di sisi lain, pasar beralih memilih mobil!
DSC00767Kesulitan lain yang diderita BMW saat itu adalah persaingan dengan produsen motor 4 tak lainnya, yakni NSU. Pesaing asal negeri sendiri ini lebih sukses dengan NSU Max-nya. Maklum, selevel dengan R 25 secara desain dan harga, tetapi pasar Jerman menganggap NSU MAx lebih baik, sebab tenaga jelas jauh lebih besar, yakni 17 PS!  Perbedaan 5 PS ini membuat konsumen yang rata-rata masih muda lebih melirik produk NSU.

BMW tentu tak tinggal diam. Konstruksi full swing arm (jadi depan-belakang memiliki lengan ayun) yang ada di motor bermesin boxer sejak 1955 pun diadopsikan ke BMW R 26 di tahun 1956. Tenaga pun dinaikkan menjadi 15 PS. Dengan tenaga mendekati NSU Max tetapi kenyamanan dan stabilitas yang melampaui Max, R 26 pun laris manis di pasaran. BMW R 26 yang diproduksi sebanyak 30. 236 unit menjadi motor terlaris di Republik Federal Jerman (Jerman Barat) di masanya.

DSC00766

NSU MAX KO! Namun, Jepang datang dan siap perang!

Tahun 1960, Jerman dilanda krisis permotoran. Maksudnya, susah deh bagi produsen motor di saat itu untuk menjual motor. Menghadapi masa ini, BMW menghadirkan BMW R 27. Dengan perbaikan rangka dan engine mounting 5 titik membuat mesin R 27 seakan-akan “melayang”. Getaran mesin sangat diminimalisir tertular ke rangka, hasilnya, keluhan-keluhan di R 26 yang diakibatkan getran-getaran mesin tereliminasi. Jadi, yang pernah naik R 25/3 terus coba R 27 pasti tahu bedanya.. jauuuh lebih nyaman naik BMW R 27. Mesin pun dinaikkan peak powernya menjadi 18 PS. Dengan segala kelebihannya ini, R 27 pun dapat predikat the best single cylinder motorcycle dan tak perlu takut lagi sama NSU Max.

 

DSC00765

Di tahun terakhir produksinya, yakni tahun 1966, R 27 dibanderol 2670 Mark. Saingannya kali ini justru datang dari negara matahari terbit. Honda menjual CB 250 hanya 5 mark lebih mahal! Kalau di Indonesia jelas orang pada beli BMW kan hehehe… tetapi ini di Jerman Bro, mereka lebih percaya hitung-hitungan dan logika! CB 250 yang hanya 5 PS Mark lebih mahal itu sudah dibekali dengan 2 silinder dan bertenaga jauh lebih besar, yakni 22 PS.

Karena kalah di pasaran, BMW R 27 pun tak diteruskan produksinya setelah menyentuh motor ke 15. 364. Yup, setelah 27 tahun BMW memproduksi BMW singel cylinder, BMW mengakhirinya dengan motor yang sama dengan jumlah tahun produksi motor bersilinder jomblonya: 27.

Setelah berhenti diproduksi, BMW R 27 masih jadi kendaraan favorit anak muda di Jerman. Selain nyaman, tentu di sini pengaruh dari faktor harga yang terjangkau! Di tahun 70-an hingga tahun 80an, R 27 jadi motor yang banyak dipakai anak sekolah dan mahasiswa di Jerman, sebelum status ini diambil alih oleh Yamaha dengan SR 500-nya. Ketika para pelajar dan mahasiswa Jerman hijrah menggemari SR 500, motor-motor single silinder macam R 25/3, R 26 dan R 27 banyaaaaak yang ngejogrok di sudut-sudut negara bagian Bayern dan bisa diperoleh dengan beberapa ratus Mark saja. Namun, itu kan dulu, sekarang sudah beda… R 25 dengan kondisi top saja di Jerman sudah mulai masuk 8000 Euro! Padahal 3 tahun lalu masih di 7000 Euroan lho… Wah, nyesel tuh yang dulu pernah punya dan menyia-nyiakannya…

 

Dari banyaknya perjalanan dengan si roda dua pastinya ada beberapa yang berkesan. Buat saya sendiri tentu perjalanan bersama dua teman saya, ketika BMW Edan Club touring Jakarta-Bali Jakarta tahun 2010 lalu. Beberapa di antara perjalanan terasa begitu berkesan, terutama di suatu sore saat balik dari pantai Padang-padang ke Sanur…

Hanya memakai celana pendek dan kaos basah plus helm dan sendal…..

Matahari senja Pulau Dewata menyinari hangat kota Denpasar, dan itu terlihat saat R 27 meluncur dari sebuah tempat yang tinggi menuju kota yang tersinari cahaya mentari senja…

Melintasi bandara Ngurah Rai…. (i love airplanes)..berasa jadi Tom Ciyus di film TOP GAAAN hihihi….

Orang Jerman bilang: UNVERGESSLICH!

Nih foto saya, kali ini tidak saya sensor tampang saya hihihi……..

IMG_42014075897075-1

  1. DSC00684

 

DSC00686

 


Picture

 

Picture (7)

Penggemar BMW klassik tentu tak asing dengan merk Bing, ya merk karburator BMW … BMW-BMW klassik masih lumayan banyak juga yang masih menggunakan karburator bawaan motornya, tapi tentunya sudah tidak begitu fit ataupun sudah direkondisi.

Sempat ngobrol-ngobrol tentang karburator Bing, kabarnya memang sudah tak diproduksi lagi. Namun, banyaknya penggemar BMW Oldtimer yang membuat permintaan pasar lumayan ada, ada yang memproduksi parts atau karburator yang sama plek dengan Bing. Yang namanya bayar ilmu dan kepresisian, produk Blitz juga tidak murah. Kalau kita beli karbu kit Tiger KW cukup keluar 20 ribu (dapat karet-karet, jarum pelampung, jarum skep, main jet dan pilot jet), maka untuk memperoleh kit yang sama dengan merk Blitz Ente siap-siap keluarin puluhan kali lipatnya!

Wong keran bensin komplet aja bisa kena 50 Euro… Nah, bagi yang ingin tampilan sama plek dengan Bing dan karakter yang sama, bahkan lebih baik, silahkan tebus tuh karburator Blitz. Harga di Jermannya saja sudah 220 Euro lebih. Belum plus ongkos kirim dan pajak .. dulu sih 32,5 %.. Dijamin lebih mahal dari karbu-karbu balap yang banyak beredar di tanah air tuh!

Picture (8)

Penasaran juga sebenarnya, apakah Bing masih eksis. Setelah digoogle, wow, masih eksis. Perusahaan yang berbasis di kota Nuernberg di negara bagian Bayern ini masih memproduksi parts otomotif, bahkan ke alat perkebunan dan industri. Dengan 140 pekerja di Nuernberg dan masih ada 50 di Hungaria dan kawasan pabrik 23000 meter persegi, bisa dibilang Bing jelas masih eksis.

Saya ngubek-ngubek websitenya, ternyata masih buat karburator juga sebagai salah satu komoditasnya. Sayang hanya membuat dua macam saja secara garis besar, yakni untuk BMW bermesin boxer dan karburator untuk pesawat terbang kelas capung hihihi…


DSC00697

Suatu hari saya terdampar di rumah teman saya. Karena tidak ada kendaraan balik, saya dipinjamkan sebuah sepeda motor legendaris, siapa tak kenal C70? Meskipun ini motor sudah lumayan tua, tetapi dia termasuk motor harian jadul yang tetap dikenal. Maklum, selain banyak, menjaga doi tetap fit untuk motor operasional bukan hal yang sulit dan tak banyak menguras isi kantong.

Bagaimana kesannya naik motor yang satu ini? Wow.. bisa bikin senyum-senyum juga ternyata. Motor yang juga digemari dan banyak variasinya ini punya karakter extra kalem dan memberikan kedamaian. Buat bikers berdarah panas, motor ini cocok banget, maklum, hanya 70 cc dan hanya 3 speed. Di spidometernya sih saya lihat sempat tembus 60 Km/jam, tetapi karena bukan motor saya dan kasian pada motor tua, kecepatannya saya turunkan lagi. Enteng kok meraih kecepatan segitu di spido, tetapi raungannya tak nyaman, ya cruising speednya di 50-55 Km/jam saja, cocok untuk menikmati pemandangan dan suara si bebek manis yang kalem ini. Oo ya, tua-tua begini doi sudah dilengkapi elektrik starter lho…
DSC00695

Performa mesin yang sangat jinak membuat dompet senyum manis, pertanda super irit Bro… Apalagi ini motor kecil dan ringan, jadi rem tromol depan belakang sudah sangat mumpuni menghentikan lajunya. Satu hal yang menarik di C70 adalah suspensi depannya. Seru sih ayunannya, empuk, tetapi di motor yang saya pakai agak bunyi, pasti karena kurang minyak, Gejala mudah limbung muncul ketika ban depan menginjak belahan jalan, ya normal sih, tetapi dibandingkan motor batangan macam Gl 100, terasa jelas beda, goyang banget…Kelemahan lainnya tentu penerangannya di sektor depan yang malu-malu, tetapi untuk speednya, sudah cukup proporsional.. Selain itu, no complain…

Yang lumayan bikin tercengang adalah body-bodynya. Si Smash di sebelahnya pasti tengsin…tengsin…tengsin…. Maklum, C70 bebas getar dan bunyi-bunyi mengganggu!

Motor ini tidak saya rekomendasikan untuk dipakai kerja harian di Jakarta, maklum, tak agresif, kasihan motornya… Selain itu, keluar kota jelas bukan tugasnya, apalagi kalau dipakai berboncengan.

Tugas paling tepat bagi C70 adalah menikmati akhir pekan dengan santai dan mengantar doi kemana-mana.. maklum, jok sempit, suspensi ngayun, speed extra slow, thats all what a man needs……

Picture (4)-1

Akhir pekan kemarin saya tersesat ke sebuah bengkel di kawasan RTM Kelapa Dua, Depok. Di bengkel yang terima pasien mulai dari bebek, Vespa dan matic biasa hingga matic eksotis bahkan moge ini ada satu sosok motor yang rasanya familiar. Sosok mpotor matic bergaya Italia dengan teknologi luar angkasa, tentu layak kita PDKT.

Melihat pelat nomor AB, tak salah lagi, kemungkinan besar ini milik Blogger Kucing Ireng aka Irawan Kurnianto, juru kunci Blog:

http://blackcat200.com/

Kalau mau tau motor apa ini sebenarnya, silahkan langsung tanya mantan pemiliknya, dijamin puas…..

Picture (3)-1

Si Biru Gendut masih tampak segar catnya, pertanda bukan dicat dengan cat kelas bulu…Sepintas masih sangat mengilap dan rapi..

Yang bikin menelan ludah, Kaki-kaki dan desain bodynya itu lho… wah, kalau bikinan Piaggio, harganya dijamin bikin melongo..

Picture (5)
Tak sampai satu jam, mesin sudah turun dan CVT sudah terbongkar. Mau ganti gasket, oli, cek-cek mounting dan kondisi CVT rupanya, ya servis besarlah. Saya tidak nongkrong lebih lama lagi Jumat malam itu, maklum, Sabtunya masih kerja.

Buat Bro yang puyeng-puyeng sama kondisi atau parts motor-motor matic eksotis atau moge-moge multisilindernya, lumayan nih, ada pilihan baru, bisa hubungi Aal di 0856 838 0856, kali aja cocok. Kalau mau datang ke bengkel, tanya aja dan janjian dulu, maklum, jam kerjanya kadang “aneh” heheheh…

tamburini1024hoch.jpg.3120228

Seminggu sudah sang maestro kelahiran 28 Nopember 1943 ini pamit dari kehidupan, tetapi karya yang ditinggalkannya jelas tidak mungkin terhapus dari sejarah permotoran dan benak penggemar roda dua. Dialah Massmo Tamburini, desainer motor yang bisa dibilang penentu kunci kesuksesan motor Italia. Dengan desainnya, Italia dikenal memiliki motor-motor dengan desain terbaik, mewah, elegan dan membangkitkan gairah tersendiri yang tak ditawarkan desain-desain motor negara-negara lain. Ducati 916 di awal 90an dan MV Agusta F4 tentu tak pernah absen dari pemilihan-pemilihan motor tercantik sepanjang masa. Dan itu baru sebagian kecil, motor beken lainnya adalah Ducati 851, 888, 996, Cagiva Mito, MV Agusta Brutale dan masih banyak lagi.

Finale_Ducati_916_010.jpg.1697446

Motor-motor karyanya benar-benar klassik! Berkelas dan tak termakan waktu! Lihat saja desain sejak Ducati 916 yang fenomenal. Doi dikenal sebagai desainer yang membekenkan rangka tralis dengan kualitas sanggup bersaing dengan rangka twin spar Jepang. Doi juga dikenal dengan pembuat desain knalpot undertail dan menyatukan lampu sen dengan spion.

GAris-garis desain 916 pun mewarnai motor-motor yang ingin tampil cantik hingga sekarang. Tak heran, bahkan Panigale pun masih banyak mewarisi dasar-dasar desain 916. Pabrikan Jepang pun ada yang “meneladani” desain 916, yakni Yamaha dengan R1nya. R1 pun dijuluki Japanese 916. Bahkan desain itu pun dibuktikan manjur ketika ditularkan ke desain-desain motor full fairing Yamaha lainnya. Suka tidak suka, R125/R15 dan R25 nantinya kalau ditarik-tarik ke belakang ya turunan desain Ducati 916 ini!

-eine-ab-modell-1999-996-sps

916 dan F4 merupakan salah satu motor yang paling mendekati keinginan Tamburini, meskipun doi sendiri sebenarnya masih kurang sreg dengan adanya lampu depan. Namun, tak bisa kan tanpa lampu depan…

Bagaimana sebenarnya Tamburini yang anak seorang petani beranak banyak ini bisa jadi desainer top dunia? Itu semua tentu kuasa Tuhan hihihi….

Doi memang punya passion terhadap motor dan di tahun 1966 sempat mengenyam pendidikan di sebuah institut teknik di Rimini, tetapi tidak selesai. Bersama Giuseppe Mori dan Valerio Bianchi, dia mendirikan sebuah firma yang bergerak di bidang sanitasi, spesialisasinya sih pemanas suasana ruangan.

Nah, karier besarnya dimulai oleh Honda sebenarnya! Tak percaya????

Lah, itu kata Tamburini sendiri lho… Berawal dari sebuah kecelakaan di sirkuit Misano. Pria penggemar motor ini terjatuh saat menggeber Honda CB 750. Kecelakaan terjadi karena rangka dan suspensi CB 750 saat itu yang tak mumpuni! Ane pernah coba, benar bener nih si Om… masih stabilan Tiger lah hihihi…

Dari kecelakaan itu muncul niatnya untuk memperbaiki performa rangka dan suspensi CB 750. Doi pun menggabungkan perusahaannya dengan Bimota Meccanica. Di sana dia menjadi desainer dan ahli rangka-suspensi.

Proyek pertamanya adalah HB1.. tau kan, bukan Hamengkubuwono, tetapi Honda-Bimota 1. Yup, sampai saat inipun kerja Bimota ya masih gitu-gitu aja…

HB1 hanya dibuat 10 unit! Dan karya ini sukses dan membuat Tamburini terkenal se-Italia!

69_MV_Agusta_F4_Serie_Oro

Tahun 1983, doi meninggalkan Bimota dan gabung dengan team balap Gallina. Doi membuat motor balap TGA 500. Karyanya ini membuat sang taipan motor, Claudio Castiglioni kepincut. Castiglioni pun melakukan PDKT dengan Tamburini, dia mengorder desain untuk membuat motorsport 125 cc demi membuka segmen pasar baru. Tahun 1984, Cagiva Aletta Oro diperkenalkan dan sukses!

Kerjasama dengan Castiglioni yang pemilik Ducati, Cagiva dan kemudian MV Agusta adalah periode emas dalam hidup Tamburini, dan bahkan bisa dibilang periode emas permotoran Italia. Sebagai kepala riset pengembangan Cagiva, Tamburini bisa menunjukkan bakat seni dan kemampuan maestronya, jelas, kabarnya doi tak perlu pusing memikirkan budget!

Dalam usia 70 tahun pun dia meninggal di Rimini, kota yang sungkan ditinggalkannya. Ciao Tamburini………

Hari ini panasnya jakarta memang hot jeletot, tapi tekad bulat untuk menuju samsat tak padam, kapan lagi..
R 27 sudah nunggak pajak setahun, maklum, selain bokek menahun ala keluarga cemara, R 27 juga jadi penghuni kamar saja..(tdk punya garasi-red)
20140323_192742

Berhubung keuangan masih ala keluarga  bcendana, bela2in deh bayar pajak motor yang keluar rumah paling setaun 3 kali ini..
Seperti biasa saya ke lantai 4 untuk perpanjang..hmn formulirnya baru Bro..waktu bulan februari lalu msh yg lama, tp malah lebih simple kok..paling bedanya ada kolom npwp segala..tapi kan tidak semua kolom harus diisi..
Waktu mau menyerahkan, eh ternyata harus buat skp dulu. Surat ketetapan pajak ini diurus di lantai 3. Setelah terima form skp bayar 10ribu, lalu ke loket jaja miharja, 67 ribu, dibayarkan sekalian pajak tertunggak dan dendanya. Saya kena 298 ribu. Proses totalnya cepat, sekitar 15 menit..paling bete sama orang2 yg tukang nyerobot antrian aja.. ciri khas masyarakat blm cerdas..etikanya minim..
Dari situ naik lagi ke lantai 4 dan ikuti proses seperti biasa.
Lumayan, pajaknya turun. Sebelumnya per tahun saya harus bayar 273 ribu, tahun ini turun jadi 215 ribu. Alhamdulillah…

Pabrikan legendaris Inggris yang masih bisa terus berkarya dan sesekali bisa mencederai produsen motor Jepang, Triumph, ternyata bisa-bisanya ikut meramaikan April Mop.

Tidak.. mereka tidak menipu pelanggan dengan mengirimkan CB 100 untuk para pemesan Triumph Bonneville atau mengirimkan Byson untuk pemesan Speed Triple…

Tanggal 1 April lalu, Triumph membuat sebuah penawaran menarik, yakni Triumph Bonneville edisi warna spesial. Uniknya, warna yang ditawarkan bukan warna-warna elegan, klassik, atau gagah seperti yang selama ini melekat di merek Triumph. Pabrikan motor Inggris ini malah membuat penawaran bagi penggemar Triumph yang benar-benar “pemberani”. Yup… harus berani tampil beda! Wajar nyali calon pembeli ditantang, sebab edisi kali ini adalah warna-warna pastel yang centil. Motor yang dihargai hampir 10.000 Euro ini hadir dalam warna hijau apel, pink dan turkis, dan semuanya pastel, sehingga si biker dituntut untuk tidak takut terlihat seperti cowok presto (tulang lunak aka melambai-red).

Sebenarnya yang membuat penawaran ini April Mop bukan warnanya, tetapi pemesanan ini katanya sih hanya berlaku satu hari saja, yakni 1 April! Wah, bisa jadi edisi layak koleksi nih… Ini dia penampilan manis ala Bonneville:

triumph_1024.jpg.3102546

Dari namanya sudah bisa ketebak kan, motor baru apalagi yang akan dikeluarkan pabrikan yang bermarkas di Muenchen, yup, pasti salah satu turunan si Picek nan Ganteng BMW S 1000 RR.

Setelah keluar versi nakednya, yakni S 1000 R, BMW sudah siap mengeluarkan satu varian berbahan dasar sama, bedanya kali ini dilabeli F. Kalau ingat Kawasaki yang ada versi Fnya, sudah ketebak kan, ini motor bagaimana nantinya? Yup, dibekali fairing, bedanya dengan produk Kawasaki, fairing di S 1000 F berukuran mini, setidaknya itu yang terlihat di motor yang tertangkap kamera diam-diam (ceritanya-red).

Kalau saya lihat dari foto-fotonya, motor ini bahan dasarnya S 1000 RR yang dibuat lebih tinggi, bersetang baplang dan beraksesoris ke arah GS. Beda dengan S 1000 R yang naked dan beraliran street fighter, seri F ini touring banget… Mungkin ini jawaban BMW terhadap gempuran motor-motor touring sporty macam Z 1000 maupun Ducati Multistrada. Yup, berbekal mesin bertenaga gila dan jelas-jelas lebih ringan dibandingkan GS atau K-Series, BMW mencoba membuka celah baru yang belum ada di jajarannya. Langkah yang hemat tenaga, tetapi bisa jadi efektif. Ya berhasil atau tidaknya kan tergantung sambutan pasar.

Kabar baiknya, gaya picek yang hadir di S 1000 RR dan S 1000 R tampaknya mulai ditinggalkan. S 1000 F terlihat simetris, minimal hingga saat fotonya tersebar. Silahkan lihat sendiri tampilannya:

09_BMW S 1000 F Erlkoenig Bilder.jpg.3107964

08_BMW S 1000 F Erlkoenig Bilder.jpg.3107946

06_BMW S 1000 F Erlkoenig Bilder.jpg.3107910

10_BMW S 1000 F Erlkoenig Bilder.jpg.3107802

 

07_BMW S 1000 F Erlkoenig Bilder.jpg.3107928

tersesat muter-muter

  • 2.531.521 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com