You are currently browsing the monthly archive for Februari 2010.

Perkara pembalap harus selalu fit, menjaga stamina dan berat badannya, kita semua sudah tahu.  Namun, sebatas stamina prima sajakah yang dibutuhkan dari olahraga keras secara teratur di luar latihan menggunakan motor balapnya sendiri?

Semakin Bro banyak mengikuti dunia balap dan seluk beluk di baliknya, tentunya semakin terbuka juga mata kita, betapa sulitnya menjadi seorang pembalap motor. Kali ini, kita membahas organ yang paling penting yang membuat darah tetap bisa menggendong oksigen kemana-mana di tubuh kita: jantung.

Waktu siaran balap MotoGP di Mugello lalu, Alex Hofmann yang dipercaya mendemonstrasikan kebolehan Aprilia RSV 4, tampil sedikit bereda dari biasanya. Jika biasanya ia hanya diperlengkapi mikrofon dan kamera saat mengitari trek, kali ini ia ditemani seorang dokter spesialis jantung yang memasang sensor di tubuh Alex yang dapat memantau kecepatan denyut jantung pembalap bongsor ini.

Hasilnya, tidak seperti yang terpikir sebelumnya oleh saya, ternyata denyut jantung seorang pembalap bisa berubah-ubah secara drastis dan dalam tempo yang singkat, ya laksana putaran mesin saja yang mudah naik turun sesuai putaran grip gas. Jika denyut jantung manusia normal dan tanpa beraktifitas berkisar 60-70 detakan per menit, maka denyut jantung Alex yang terpampang di layar kaca saat itu sangat fluktuatif, mulai dari 80 hingga tertinggi 180 detakan per menit! Gila kan, bisa 3 kali denyut jantung normal! Jadi, bukan mesinnya saja yang naik turun putarannya, detak jantung si pembalap pun ikut naik turun dengan serunya.

Setelah menonton siaran itu, saya teringat peristiwa yang saya alami sendiri. Saya pun merasa mendapatkan jawaban, kenapa itu bisa terjadi. Begini ceritanya:

Saat itu saya dalam perjalanan dari Cipete menuju Cempaka Putih di siang hari di hari Sabtu (jalanan lumayan lengang). Saat melalui jalan Sudirman sempat ada RX-King yang nguber-nguber Tiger Hitam saya, tapi maaf ya, RX-King standard sama sekali bukan lawan sepadan. Eh tidak lama, ada satu RX King lagi yang joinan. Mungkin penasaran dia, masa RX King kalah lawan Tiger yang menggunakan ban ukuran 120 di buritan dan menggunakan knalpot twin. Yah, namanya anak motor tahu dong, knalpot twin ga banget deh buat tarik-tarikan.

Singkatnya, sampai di depan Grand Hyatt, dari situ kita berdua flying start dari kecepatan 40 km/jam. RX-King korek seperti biasa bisa melesat terlebih dahulu, ya mengingat bodinya yang enteng dengan profil ban yang tipis. MEskipun begitu, saya tidak keteteran, dah biasa lah sparingan sama RX-King korek jalanan. Eh taunya kali ini cukup kencang juga dia, jika biasanya masuk kecepatan 90-110 Km/jam RX-King sudah bisa disalip, eh ini masuk 130 km/h doi masih bisa berada 1 meter di depan. Akhirnya saya pakai jurus nunduk dan curi angin, dan akhinya kesalip juga dia, pas lihat spidometer, sudah setembus sekitar 137 Km/jam. Selepas melihat sejenak ke spidometer, saya melihat ke depan, ASTEGA… lampu hijau perempatan Sarinah berubah jadi kuning, jarak masih 100 meter lebih, akhirnya saya putuskan untuk mengerem sekuat-kuatnya di jarak yang hanya (mungkin) tinggal 100 meteran itu. Dan, untungnya keputusan itu benar, lampu berubah merah!

hampir seluruh bobot motor pindah ke ban depan… ban belakang terasa sedikit membuang ke kanan (seperti biasa kalau rem mendadak selalu buang ke kanan). Di depan saya masih ada beberapa motor bebek yang masih bisa tancap gas. Untung saja mereka tidak pindah-pindah jalur, sebab bisa saja  kesodok akibat ulah sesat saya saat itu. Kalau diingat sih lucu juga, apa pernah Bro disalip orang pada kecepatan 60 Km/jam, tapi orang itu tidak sedang ngegas, tetapi malah ngesot-ngesot ga karuan?

Laksana iklan rokok Lucky St#### yang saat itu lagi “in”, ban depan saya pas berhenti sedikit di belakang garis putih! Mungkin buat pembalap itu hal biasa, tetapi bagi saya, ngerem habis-habisan dari kecepatan nyaris 140 km/h hingga 0 dan pas dibelakang garis putih benar-benar salah satu pengalaman paling mendebarkan sepanjang karier saya sebagai biker.

Jantung terasa berdebar extra keras, akibatnya badan bagian atas terasa bergetar laksana mesin Harley Davidson tua yang sedang langsam. Aneh rasanya, benar-benar bergetar hebat dan tidak bisa dikontrol. Tidak lama kemudian, si penunggang RX-King tiba di sebelah saya, dia pun mengancungkan jempol sambil berkata “wah jago juga lo!”. Tampaknya dia terpukau juga melihat aksi yang sebenarnya bikin saya deg degan ga karuan itu. Saya sih ngangguk-ngangguk saja, sambil say “thanks…”.

Dalam hati, saya menunggu lampu merah berubah jadi hijau secepatnya. Maklum, takut ketahuan badan saya bergetar ga karuan, malu doooooongg.. masa sok gaya tapi ketakutan sendiri.

Nah, sehabis melihat siaran di DSF (Alex dan detak jantungnya), baru saya “ngeh”, susah jadi pembalap….. Bagaimana mau konsentrasi full kalau badan saya gemeteran ketika jantung saya berdetak hingga memasuki red zone…

Bro merasa sudah dalam ilmu balapnya? Merasa sudah tahu banyak istilah dari dunia balap roda dua? Sekarang, coba jawab, apa itu pantatmeter? Bingung??!!! Tenang, istilah ini memang sepanjang pengetahuan saya belum ada di dunia permotoran tanah air.  Oleh karena itu, blog sesat akan mencoba memperkenalkan pantatmeter supaya Bro sekalian semakin tersesat dan lupa jalan pulang!

Pantatmeter adalah alat yang dimiliki semua manusia normal. Ketika ditoel-toel, pantatmeter akan melanjutkan impuls yang diterimanya ke otak si pemilik pantat. Kejadian selanjutnya, si penoel bisa jadi berakhir di meja hijau atau lebih seru lagi, digebukin massa.

Bagi pengendara bermotor, pantat bukan cuma sebagai tumpuan terberat selama berkendara dan menentukan, apakah performa rangka dan suspensi nyaman atau tidak, tetapi juga menjadi alat ukur atau receptor yang memberikan impuls terhadap apa yang terjadi di (terutama) roda belakang. Bila ban belakang mendadak kehilangan tekanan angin atau mengalami gejala selip saat melintas di jalur yang penuh kerikil, semua itu akan dideteksi pantatmeter yang memberikan impuls ke otak, supaya si pemilik pantatmeter bertindak dengan badan dan kedua kaki serta tangannya untuk mengambil langkah mengamankan laju motor.

Nah, sekarang perhatikan jok-jok motor sport yang menghadiri acara HUT Koboi minggu lalu! Apa persamaannya? Yup..mayoritas sama-sama tipis! Pastinya tingkat kenyamanan jadi berkurang. Ketika motor halus melintas di jalan yang permukaannya tidak rata, tentunya pantat terasa cepat pegal-pegal akibat merasakan permukaan jalan yang buruk langsung diterima oleh pantatmeter.

Di dunia balap motor, justru jok tipislah yang diperlukan. Kalaupun joknya agak tebal, bahannya dibuat dari material yang lebih kaku. Intinya, kondisi grip di ban belakang harus sebisa mungkin dideteksi oleh pantatmeter. makanya jok motor balap dirancang tipis dan keras. Jok semacam ini diperlukan untuk melanjutkan impuls getaran yang diterima dari suspensi belakang dan rangka motor. Bukankah semakin kaku suspensi dan rangka, semakin terasa keadaan permukaan jalan dan grip di ban? Karena itulah naik motor balap yang benar-benar dirancang untuk sirkuit terasa tidak nyaman.

Di Jerman, setiap media melakukan pengetesan di sirkuit, hampir bisa dipastikan, setting suspensi dibuat lebih keras! Bisa jadi juga sebenarnya setting standard sudah cukup mumpuni untuk turun langsung, tetapi bisa jadi dikarenakan bobot orang bule yang rata-rata lebih berat, membuat mereka harus mengeraskan daya redam suspensi. Intinya, suspensi harus kaku, supaya rider melalui pantatmeter bisa merasakan grip ban belakang dan merasakan keadaan permukaan lintasan. Di sisi lain, suspensi harus bisa tetap lembut agar mampu menyerap ketidakrataan lintasan sehingga motor bisa melaju dengan anteng. Namun, suspensi tidak boleh terlalu lembut, sebab salah-salah malah membuat motor terlalu mengayun dan instabil, lebih parah lagi si rider bisa-bisa dilontarkan ke udara!

Jok motor balap dirancang tipis dan kecil bukan hanya sebatas untuk dapat meneruskan impuls dari sektor ban dan suspensi belakang motor ke pantatmeter dengan baik. Jok tipis juga membuat joki lebih mudah menggeser-geser posisi badannnya saat harus menopang motor dengan dengkul atau membalikkan arah motor saat melewati tikungan kombinasi. Mungkin kalau joknya tebal bisa diumpamakan dengan lapangan pasir: menghambat dan bikin cepat lelah. Ingat saja, mana yang lebih cepat membuat lelah, main bola di lapangan rumput atau di lapangan pasir?????

Nah, sudah tahu kan apa itu pantatmeter… Di luar sirkuit, peranti ini juga sering kita gunakan agar selamat sampai tujuan. Bayangkan kalau kita tidak bisa mendeteksi, apakah grip di roda belakang baik atau tidak! So, sayangilah pantatmetermu! Rawatlah dengan teratur dan jaga kebersihannya agar bisa bekerja dengan maksimal….. Achtung, jangan digunakan untuk tindakan asusila!

Foto: HP-Klassikku

Suasana dibalik layar: Jombloati–Giriono–Saranto–Alonrider

Daftar di pagi hari..saat dua bidadari masih belum bertugas…

salah sendiri yang daftar pagi-pagi…termasuk ijk hikshiks….

Duke 1098, paling dikerumuni bikers undangan…

Bro Taufik, sang “Bapak Persatuan” versi Blog sesat, sedang mencari plastik kresek yang sudah dipersiapkan dari rumah buat bungkus makanan… (fitnah.com)

NAsir 250, full tank hanya cukup untuk Jakarta-Bogor PP. Soal tenaga, pollllll… Bersama Aprilia RS250 dan Suzuki RGV250 menghabisi karir motor 4 silinder 400 cc.

Best modif versi blog sesat

Aprilia 250 memang motor balap yang nyaris sempurna,  kekurangannya hanyalah:  gigi mundur

Bro Sattar, ijk pertama nyasar ke blog-blog motor Indonesia diawali dengan tersesat ke Bro yang suka ganti nickname sesuai tunggangan ini

lipstiknya jatuh huhuhu..nyelip disitu tuh om….

Di dalam eyang Edo dan Bro Andri cuap-cuap mengampanyekan safety riding, sementara itu di luar mas Tri menyesatkan seorang Sis untuk melakukan mal praktek “safety riding”…

Mas Tri dan “rutinitasnya”

Jombloati, Bro yang dengan gigih mengampanyekan gerakan safety riding safe your money  di “celengan”

Ini lho para KOBOI tampak samping…

Supra injeksi yang jadi korban mutilasi…

canggih, kalo rusak kelip-kelip lampunya…bisa 3 kali, 7 kali, 55 kali …apa artinya????? artinya ya, segera bawa ke AHASS terdekat…mang bisa situ benerin injeksi???!!!!

STOP PRESS!!!!!!! Bro Taufik  tertangkap kamera berdiri di sebelah wanita muda  …

(balasdendam.com)

Secara umum, acara berlangsung baik dan cukup meriah. Hanya disayangkan kurangnya waktu untuk komunikasi antara pengunjung blog dengan bloggernya sendiri.. Mudah-mudahan kesempatan ngobrol-ngobrol lebih lama ini  segera terwujudkan…

to KOBOI, Zum Geburtstag viel Glueck und viel Erfolg…

Jangan kaget melihat sosok Norton Manx mulai merambah ke dunia batik Indonesia. Langkah merasuknya virus Norton Manx diawali oleh seorang lelaki yang pertama kali memperoleh uang dari dunia batik. Pria ini tidak langsung memegang canting, tetapi dia ditugasi saat itu menggambar desain batik di atas kertas berukuran 1×1 meter. Tidak mudah memang menggambar batik di bidang yang cukup luas. Waktu yang diperlukan juga tidak sedikit, bisa lebih dari 6 jam kerja, ya tergantung motifnya juga. Jika motifnya bebas, bisa saja selesai dalam waktu tidak sampai dua jam, tetapi jika sukar dan sangat teratur, 6 jam kerja bisa jadi baru jadi setengahnya saja. Dan persetan dengan berapa banyak waktu yang dihabiskan, doi tetap menerima rp 75000, lumayan buat “penghasilan pertama”, katanya…

Semua aktivitas itu dilakoni pria ini sekitar 5-6 tahun lalu, lupa katanya… Baru awal tahun inilah doi kembali bersinggungan dengan dunia batik. Seorang rekan kerjanya menawarkan doi ikutan iseng-iseng les membatik. Dan disana belajarlah ia, betapa lelahnya menjadi seorang pembatik. Tidak cuma menggambar pola di atas kain, tetapi yang paling melelahkan adalah saat menutupi pola dengan canting yang berisi malam (lilin panas). Jadi, saat dicelupkan ke larutan nantinya, bagian yang terkena malam akan tetap putih, sedangkan bagian yang tidak tertutup malam tertutup warna (disini doi memilih coklat tua supaya terlihat klassik).

Doi menceritakan, betapa sangat menguras konsentrasi dan tenaga itu aktivitas membatik menggunakan canting. Canting itu seperti pena, beda-beda ukuranya. Posisi memegangnya pun harus agak miring dan ditahan, supaya cairan malam tidak menumpahi kain. Kadang, canting pun harus dibersihkan karena tersumbat malam yang mengeras. Oleh karena itulah pembatik harus sering mencelupkan canting ke mangkuk yang berisi malam yang dipanaskan.

Kelelahan ini digambarkan sang pria misterius yang tidak mau identitasnya terbongkar. Bayangkan, bukan cuma satu sisi saja yang harus ditutupi malam dengan menggunakan canting, tetapi juga sisi sebaliknya! Artinya, bolak, balik harus dicanting! Jadi, kalau satu sisi sudah menghabiskan 1 jam, sisi lainnya ya butuh kurang lebih 1 jam lagi! Bayangkan pembatik yang harus membuat kain buat Kondangan! Untuk membuat batik seukuran sapu tangan ini saja si pria sudah butuh waktu dua jam, itupun hanya sebatas menggambar Norton Manx dan bendera sembalapnya saja, sedangkan motif disamping-sampingnya menggunakan kuas. Nah, jangan heran kalau batik yang asli itu mahal! Malah, bisa dibilang itu murah!!!!!! Apalagi kalau yang bebas dari kesalahan, wah harus extra telaten dan extra hati-hati saat menggunakan canting!

Pria itu tampak begitu bersemangat dengan hasil karya pertamanya membatik. Gambar Noton Manx memang kalau diperhatikan tidak sesuai aslinya. Maklum, katanya sih seingatnya saja yang terekam di kepala, tidak sampai mencontek dari foto… Pria aneh ini pun berniat mengadakan pameran tunggal, tetapi berhubung tidak ada yang mau memasang karyanya, maka blog sesat ini pun merasa terpanggil….. Setelah melalui percapakan singkat, sengaja saya tuliskan artikel ini yang juga bisa memamerkan batik urakan beraliran kontemporer ini. Pria misterius itupun tersenyum puas… Pria itu tak lain adalah orang yang sudah setahun lebih menyesatkan Bro sekalian……..

Foto: HP-Klassikku

pak,bu.pakdhe,budhe,kangmas dan mbakyu,beginilah akibatnya kalo mo punya bmw kaga kesampean juga..Cekidot foto diatas… (bajaklekdjie.de)

Itu sebenarnya hasil keisengan saya menggabungkan stiker BMW dengan stiker yang biasa ditempel di mobil minivan Nissan yang saya lupa namanya (maklum sudah tua). Ya, buat saya sih lumayan lah, daripada tebeng si smash tromol putih polos tanpa sponsor. Trik memasang stiker BMW ini mungkin dikecam oleh mereka-mereka yang mencintai BMW, tetapi asal tahu saja yah, di Sachsenring dulu, tim Superbike BMW pun memasang stiker BMW di motor matic Kymco! Lha, kan BMW belum mengeluarkan motor model matic seperti yang banyak beredar di tanah air… Jadi, anggap saja saya meniru tim balapnya BMW di ajang balap superbike Jerman (membeladiri.de).

Smash tromol ini lumayan sering saya pinjam dari adik saya, maklum jauh lebih irit dari si Tiger Hitam. Modifikasinya sederhana saja, hanya sedikit membesarkan main jet dan pilot jet, menghaluskan intake karburator dan mengganti gir belakang dengan ukuran yang jauh lebih besar. Yang sekarang menggunakan 39 mata, kalau standardnya kalau tidak salah hanya 32 ya???

Kegunaan ganti gir belakang besar:

1. Ya, semua yang tersesat kesini pasti sudah tahu: tarikan lebih yahud, tetapi top speed berkurang.  Secara top speed, masih mau kok digeber hingga 110 km/ jam (di spidometer), tetapi secara akselerasi memang terasa sangat membantu, terlebih lagi saya berprofesi sampingan sebagai “penimbun” hingga memiliki berat on the road lebih dari 80 Kg. Kalau ditelusuri lagi, manfaat ganti gir belakang lebih besar lebih banyak lagi lho…

2. Hemat bensin! Hal ini jelas terasa, karena motor sehari-harinya melewati lalu lintas ibukota yang lumayan padat dan tidak butuh kecepatan tinggi. Dengan gir belakang pendek, tenaga motor tersalur lebih spontan hingga sangat mudah dikendalikan di jalur stop and go yang ditawarkan kemacetan lalu lintas. Bagi mereka yang jarang berboncengan dan sering menempuh jalur yang jauh dan lengang, ya sebaiknya jangan ganti gir belakang standard dengan yang lebih besar.

3. Hemat kampas kopling! Kan digeber dikit motor langsung jalan, jadi hemat dong… Selain itu, dengan gir belakang yang besar, kalau tidak bawa boncenger, otomatis kita tidak perlu terlalu banyak oper gigi hingga ke gigi satu saat jalan terlalu pelan, dengan gigi 2 pun motor langsung nurut saat digas, ya lumayan mengurangi kelelahan berkendara juga lah..

Seperti Bro sudah cekidot, shockbreaker belakangnya juga sudah diganti dengan milik Suzuki Shogun 125 SP, namanya juga dikasih teman, ya ijk terima saja dengan senang hati…apalagi suspensi standardnya Smash dari pengalaman saya termasuk kategori yang pendek umur. Tidak sampai dua tahun sudah mentul-mentul Bro, serem kalau lagi nikung fast corner.

Suspensi SP ini lebih keras dibandingkan suspensi asli Smash. Selain itu, doi juga lebih pendek, sehingga tidak direkomendasikan untuk mereka yang harus sering melibas polisi tidur dan berboncengan dengan boncenger yang berat (ban mentok kolong spatbor belakang!). Namun, redamannya di jalan mulus boleh banget… sudah saya buktikan di cornering fly over ciputat, bisa melibas Jupiter Z dengan meyakinkan dari sisi luar hehehe…walaupun pas di jalan lurus kebalap lagi (maklum, ijk kan overweight). Suspensi keras memang sudah menjadi ciri suspensi balap. Rangka motor balap pun juga dirancang jauh lebih rigid dari motor biasa kan.. Nah, bicara yang keras-keras ini kita lanjutkan lain waktu..maklum, takut dikunciin pak Satpam.

cheers…….

Kalau menyorot pakeman mana antara rem cakram dengan rem tromol, semua juga sudah tahu. Kalau ditanyakan, pakeman mana rem dengan cakram karbon dengan rem cakram stainless steel tahu kan? rem karbon itu hanya pakem untuk suhu panas! Kalau cuaca hujan, ya dodol! Makanya kalau wet race pembalap MotoGP selalu ganti ban basah yang dipasangkan dengan cakram stainless steel (saat masih boleh pakai rem karbon lho). Kalau dari soal harga, tahu sendirilah…rem karbon jauh lebih mahal. Namun, dalam sebuah siaran Jerman yang membahas motor Royal Enfiled yang diproduksi di India, narasumber menyebutkan, biaya produksi rem tromol masih lebih mahal dibandingkan rem cakram stainless steel..nah lho….

Sekarang membahas perawatannya, mana yang lebih mudah perawatannya, rem tromol atau rem cakram? Nah yang ini tentunya masih bisa diperdebatkan. Kalau buat saya sih, perawatan rem tromol lebih praktis dibandingkan rem cakram.

Biasanya tiap tahun, kaliper si Tiger Hitam selalu saya bongkar, bersihkan dan lumasi baut-bautnya, supaya untuk perawatan di tahun berikutnya mudah dibongkar. Namun, karena ta tinggal menjablai selama 2 tahun lebih, bermasalah lah itu rem, mulai dari masternya yang bocor karetnya dan kalipernya yang terasa tidak menggigit. Akibatnya, motor saya serasa pasang ABS (Asal Berhenti Syukur!). Padahal itu sudah ganti selang rem dan sepatu rem baru lho (karet pompa masternya juga sudah diganti)…

Jika Bro menghadapi masalah serupa, meskipun sudah buang angin, tetapi bisa kurang menggigit, coba lepaskan kaliper dari cakram. Tekan tuas rem, dan perhatikan, apakah pistonnya keluar terdorong minyak rem. Di kasus saya, hanya satu piston yang keluar, artinya yang satunya lagi macet. Kalau begitu, tinggal keluarkan pistonnya, bersihkan dan haluskan bagian yang mungkin berkarat dengan amplas extra halus. Supaya hasilnya sempurna, gosok lagi dengan kain dan batu ijo. Sepatu rem pun saya tambahkan got supaya lebih menggigit. Untuk ini, saya cukup menggunakan gergaji besi.

Hasilnya, sudah saya buktikan sendiri: ABS (Asal Berhenti Syukur)berubah singkatan menjadi Agak Blong Sometimes! Ni pasti gara2 sil kalipernya ada yang koyak hikshiks…  Remnya sih lebih menggigit, tetapi kadang-kadang blong! Mau tidak mau saya harus praktik safety riding, jaga jarak seaman-amannya  hihihi….

www.artikelgajelas.de

Salah satu ciri khas yang dimiliki motor-motor klassik adalah harganya yang makin hari makin tinggi saja. Ciri ini bisa kita tilik di BMW oldtimer di Indonesia.  Perlu diingat, tidak semua motor tua mengalami kenaikan harga, hanya motor-motor tertentu saja yang memiliki prestasi ini. Ada hal-hal yang menyebabkan timbulnya fenomena ini. BMW klassik saya ambil sebagai contoh yang cukup representatif, mengingat motor klassik ini lumayan beken dan banyak bersliweran di jalanan tanah air yang terkadang airnya saking banyaknya membuat Indonesia terlihat laksana Venesia.

Faktor apa saja yang bisa membuat motor itu harganya naik?

1. Motornya itu sendiri! Apakah motor itu diciptakan panjang umur atau tidak, apakah motor itu punya desain yang bisa bikin hati banyak bikers lumer, apakah prestasi si motor di zamannya bisa diancungi jempol dan sebagainya.

Jika kita menilik BMW klassik, bisa dibilang motor-motor ini dikategorikan sebagai motor yang diciptakan untuk punya umur panjang. Bahan logam yang digunakan, konstruksi mesin, rangka dan penerus daya BMW klassik sudah terbukti bisa panjang umur dan tidak termakan karat maupun kerusakan parah akibat pemakaian. Contohnya, lihat saja velgnya! (kalau masih orsi lho…). Tiger Hitam saya yang “baru” berusia 12 tahun velg dan jari-jarinya sudah lumayan banyak dihiasi karat! Ketika saya melihat velg alumunium orsi BMW R25 yang lahir di pertengahan tahun 50an (merknya Weinmann), tidak ada sedikitpun karat! Tidak juga di jari-jarinya!

Keuntungan yang dimiliki BMW hingga panjang umur dan bisa terus eksis adalah ketersediaan spare partnya! Mulai dari yang orsi, sampai yang bikinan Bandung, bisa digebet, ya tergantung isi kantong dan tujuan ngebangun motornya sih… Di Jerman sendiri, komponen BMW oldtimer terus diproduksi, karena tingkat permintaan pasar yang cukup tinggi. Bandingkan dengan motor-motor tua lainnya yang sukar mendapatkan komponennya, bisa-bisa tidak ada lagi yang melirik itu motor, alhasil ya harganya tidak berkembang atau  sulit untuk terus naik!

2. Manusianya! Ya sebenarnya, faktor manusia inilah yang paling menentukan. Ketika sebuah motor tidak dianggap klassik atau tidak disukai, ya tidak mungkin dia menjadi motor klassik hingga harganya terus melambung. Bagaimana tidak melambung, kan manusia yang mengenal motor itu bertambah banyak dari hari kehari (biarpun ada yang wafat), tetapi motornya ya jumlahnya segitu-segitu saja!

Faktor lain yang berkenaan dengan manusia adalah klub. Dengan adanya klub, kelangsungan hidup sejenis motor akan lebih terjamin, sebab pengetahuan di sebuah klub untuk pengadaan komponen dan reparasi tentunya cukup membantu kelestarian motor itu. Nah, klub yang memiliki image yang prestis dan anggota-anggota yang rata-rata mapan secara finansial tentunya lebih memudahkan dalam mempopulerkan sebuah motor. Keeksisan klub dengan nama besar dan image yang eksklusif tentunya menyeret harga si motor untuk ikutan naik!

Image pengendara BMW juga turut menaikkan harga motor ini (image itu didefinisikan sebagai hal yang muncul di benak seseorang ketika mendengar atau membaca sesuatu hal. Ingat, image itu bisa benar dan menggambarkan fakta di lapangan, tetapi bisa juga tidak!). Menurut survey yang dilakukan Ki Gede Anue melalui metode Terawang Gaib, bikers BMW mayoritas memiliki image sebagai orang-orang yang matang secara umur ataupun cara berpikir, cukup mapan, bahkan banyak juga yang petinggi dan orang baik-baik. Karakter motor BMW yang kalem dan manis memang banyak menarik minat bikers priyayi! Tidak heran, semakin lama, semakin banyak kaum priyayi berduit yang menjatuhkan pilihannya pada BMW klassik ini. Tidak heran, harga BMW klassik pun turut terseret naik! Sudah banyak lho yang dulunya punya BMW klassik menyesal karena menjualnya, sebab seringkali tidak bisa kebeli lagi karena harganya yang terus naik!

Fenomena kenaikan harga ini pun memancing minat mereka-mereka yang doyan berinvestasi. Banyak juga yang sebenarnya tidak mendambakan BMW, tetapi menggebet BMW untuk tujuan investasi. Tidak heran, motor yang satu ini sering menjadi bahan permainan pedagang ataupun calo!

Naiknya harga BMW ini di satu sisi membahagiakan (bagi pemiliknya), tetapi di sisi lain bisa dibilang menyesakkan (bagi mereka yang keburu jatuh cinta tetapi terlalu jauh di kantong). Bayangkan, sekitar akhir dasawarsa 90an, BMW R 27 masih bisa diperoleh dengan dana belasan juta rupiah atau masih seharga Honda NSR 150 baru, bahkan sebelum memasuki tahun 90, motor-motor ini masih ratusan ribu! Baru saat menjelang krisis moneter harganya beranjak naik. Saat ini, peminat R 27 harus punya simpenan 60-80 juta rupiah SAJA! Bagi Bro yang mau punya motor klassik sekaligus mencari jalan berinvestasi, Ki Gede Anue merekomendasikan: BMW oldtimer! (Corong BMW mode: on fire).

Terawang Gaib by Ki Gede Anue

Foto: HP-Klassikku

tersesat muter-muter

  • 2.531.523 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com