You are currently browsing the monthly archive for Januari 2015.

20150131_102907

Pas lagi isi angin kemarin, ban belakang K 100 GL mengeluarkan bunyi meletek.. Saya agak acuhkan saja, wajar lah, namanya ban luar ikutan mengembang. Ban belakang yang terpasang di K 100 GL adalah merk M#zzl#, saya pilih bukan karena apa-apa, tetapi karena motivnya yang cocok lah dengan K 100 GL yang memang bergaya jadul.

Ban M#zzl# ini saya rasa belum berumur 1 tahun sejak terpasang di motor saya, jadi mesih relatif baru, lihat saja rambut ban yang masih gondrong dan kembang ban yang juga masih 90%. Ban ini belum pernah bocor atau kelewat kempes, tidak kena lubang parah, jadi relatif hidup si ban hidup yang bahagia. Apalagi K 100 GL motor yang ringan dan single seater..

Pas tadi tiba di parkiran, entah kenapa mata saya tertuju pada ban belakang K 100 GL, ya pantas saja, ada yang mencolok di situ: Bannya meletek:

20150131_102850

Ampun deh..kenapa ya ini ban? Seumur-umur punya ban-ban tua yang terpasang di motor-motor tua belum ada yang pernah kejadian begini. Ban baru pula.. Wah, jadi ilfeel nih sama merk yang satu ini…

Di satu sisi ngeri, sebab meleteknya terlihat dalam.. di sisi lain penasaran juga, ini ban masih kuat ga dipakai… Tak terlalu berisiko sih, sebab K 100 GL kan motor kategori biar lambat asal selamat… eh..tapi ngeri juga deh.. kayanya bakal ane ganti… dan ga bakal lagi pake M#zzl#…

Picture (6)-1

Yang namanya anak motor, salah satu budgetnya bisa dipastikan dianggarkan untuk kebutuhan si roda dua. Si Excel Rose termasuk yang lumayan banyak makan budget waktu ngebangunnya, tetapi setelah itu handal banget. Ga nyala sebulan juga gampang ngidupinnya, tak perlu bongkar karburator atau bersihkan busi segala. Mesin juga tidak pernah ngadat. Kalaupun ada keluhan, paling kabel kopling yang sudah putus 2x. Kata teman saya sih, itu karena cara bawa saya yang belum tepat. Setelah belajar lebih halus, lumayan rekord nih belum putusnya. Padahal awalnya saya sempat mau jual murah si Excel Rose..namun, setelah belajar cara ganti tali koplingnya, tidak jadi. Ternyata mudah dan cepat, saya kira harus buka batok segala hihihi..

Saat sedang servis tahunan, saya nanya-nanya sama Chik si dukun Vespa yang lumayan tenar hihi.. Masang reed valve di Vespa berapa duit?

Chik bilang 1,2 juta, belum termasuk karburator… Wah, lumayan juga ya.. tambah-tambah karburator yang bagus bisa-bisa jatuhnya 2,5 juta. Namun, dengan reed valve, campuran bensin akan lebih halus, power terutama di putaran bawah akan lebih meningkat, hitung-hitung lebih irit BBM juga.

Berhubung dananya besar, saya bilang: pikir-pikir dulu deh, entar-entar dulu, ini aja larinya sudah lumayan kencang. Yup, 120 Km/jam saja sih enteng… Justru sebenarnya yang dibutuhkan Excel Rose bukan reed valve dan karburator racing, tetapi rem cakram depan..

20150106_164836

Yup, Vespa klau sudah dikorek memang jago ngebut, tapi ga ada jago-jagonya dalam hal berhenti.. remnya benar-benar selevel di bawah rem kereta api hihihi…

Setelah tanya harganya, saya pun mundur teratur… Ujung-ujungnya bisa kena hampir 2 juta juga tuh kalau pasang cakram depan, sebab selain beli kaliper dan cakram, velg juga harus ganti.

Akhirnya, supaya Excel Rose tak bikin doyan ngebut, ngirit dan tak merengek minta rem cakram, saya minta Chik setting Excel Rose jadi irit saja hehehe…

Picture (5)Salah satu motor klassik Suzuki yang banyak bersliweran di tanah air adalah Suzuki GT series. Berdasarkan penerawangan gaib Blog Sesat, yang banyak beredar adalah Suzuki GT 185 dan GT 380, entah kenapa, rasa-rasanya GT 250 sedikit dijumpai.

Nah, kalau dulu sudah pernah mengupas dan test ride GT-185, kini kita akan kupas GT 250. Oh ya, GT series ini penerusnya adalah RG series yang lumayan legendaris juga kan dan lebih akrab di telinga.

Suzuki GT 250 lahir tahun 1973 sebagai suksesor T250, doi dikenal dengan GT 250 K.  Itu seri pertamanya, nah, seri pertama ini justru yang tenaganya paling besar.. agak aneh ya, kebalikan dengan motor di tanah air yang makin modern tenaganya harus makin besar, sebab kalau tidak begitu akan jadi bahan cemoohan dan tidak laku. Untuk pasar Eropa, makin modern makin kecil tenaganya sih hal lumrah.. Ingat cerita tentang Yamaha SR500, Cagiva Mito maupun Aprilia RS 125 kan… Begini nih level penurunannya:

  • Bj. 1973: GT 250 K, 31 PS bei 7.000 min-1, 32 Nm bei 5.500 min-1
  • Bj. 1974: GT 250 L, 30 PS bei 6.000 min-1, 32 Nm bei 5.500 min-1
  • Bj. 1975: GT 250 M,
  • Bj. 1976: GT 250 A, 26,4 PS bei 7.500 min-1, 32 Nm bei 5.500 min-1
  • Bj. 1977: GT 250 B, 26,4 PS bei 7.500 min-1, 24,7 Nm bei 7.500 min-1
  • Bj. 1977: GT 250 Sport, 26 PS bei 7.500 min-1, 24,7 Nm bei 7.500 min-1

Picture (4)-2

Suzuki GT250 yang saya foto dan jajal adalah terbitan tahun 1974!

Masih lumayan kan tenaganya, masih 30 PS! Ga bakal malu-maluin deh kalau tenaganya benar-benar masih sempurna, tetapi karena umurnya yang sudah 40 tahun, tentu sudah tak keluar lagi itu full 30 PSnya.

Kalau kita lihat spidometer, lumayan jujur ya, hanya tertera hingga 200 Km/jam. Dengan sedikit tuning, saya rasa di zamannya, doi mudah meraih 200 Km/jam. Dan, dibandingkan seri 185 ataupun 380, GT 250 memang terpantau favorit dipakai balapan. Ini terlihat sih di rangkanya yang memang beda dengan kedua saudaranya itu, bagian tengahnya lowong Bro… dan rasanya benar-benar…eeee… nanti deh ya pas sesi test ride akan saya bongkar… Yang khas Suzuki lagi untuk zamannya adalah indikator gigi..yup, katanya sih fitur ini awalnya yang mempopulerkan adalah Suzuki.

Picture (3)-2

GT250 seri K, L, dan M tenaganya memang besar. Di brosur resmi Suzuki, top speednya hanya 145 Km/jam. Ketika ditest, ternyata tembus 155 Km/jam. Katanya sih, ini juga ciri khas Suzuki di zaman itu yang gemar “tampil merunduk” di atas brosur. Yup, Suzuki gemar menurunkan capaian top speed motor produksi mereka..entah di semua Suzuki atau hanya di Suzuki Jerman lho ya, sebab ini ceritanya asal Jerman.

Motor 250 cc tahun 70an ini di zamannya merupakan saingan Honda CB 250 dan Yamaha RD 250. Suzuki tentu dengan mesin 2 taknya bisa tampil dominan, terutama sih katanya dalam hal torsi! Tentunya di zaman itu, lawan kebut-kebutan di sirkuitnya hanya Yamaha RD 250 yang sama-sama bermesin 2 tak.

20150124_172047Yang spesial dari GT 250 adalah RAM-Air-Systemnya. Apaan tuh? Tenang, ini bukan teknologi asal India, tidak ada hubungannya dengan RAM-Punjabi wkwkwk..

Desain kepala silinder ini sangat menguntungkan pendinginan kepala silinder mesin 2 tak twin pararelnya. Aliran udara dipercepat karena desainnya, sehingga pendinginan jauh lebih baik dan turbulensi udara berkurang. Efeknya, tentu lebih menguntungkan ketika mesin-mesin GT 250 kena korek dan ditingkatkan performanya. Resiko overheat dan mesin ngempos lebih jarang menghampiri GT 250.

Hal spesial lainnya adalah rem cakram depan yang sudah tipe floating. Mekipun kalipernya hanya satu piston, gigit Bro… Hal spesial lainnya ada di kondensor pengapiannya yang hi performance. Tentulah hi performance, soalnya dicaplok dari teknologi balap Suzuki! Satu lagi hal inovatif lainnya adalah keran bensinnya yang sudah dilengkapi membran. Bensin tak akan turun kalau mesinnya tidak menghisap bensin..hmm, anti banjir nih kalau memang masih berfungsi sempurna..

Untuk Bro yang mencari mesin 2 silinder yang gampang perawatannya dan ekonomis menjaga kelangsungan hidupnya, memang ada beberapa pilihan. Nah, kalau butuh power lumayan juga, silahkan lirik GT 250. Beberapa tahun lalu, motor ini masih murah dan mudah didapatkan dengan uang belasan juta. Sekarang, wah saya pantau-pantau penawarannya sudah bermain di 25 jutaan..

Lain waktu, kita bahas bagaimana test ride Blog Sesat menggeber motor 6 tingkat percepatan ini..

Picture (8)-5

Picture (7)

Bedanya naik Vespa dan naik motor lain adalah rasa persaudaraan yang tinggi. Gara-gara rasa ini juga, beberapa pengendara Vespa yang menyalip mengklakson, memberi lambaian tangan dan say hi… Ada juga yang ngasih peringatan: bannya goyang.. yup rada oleng..

Kalau dirasakan sih tidak berasa, Excel Rose juga sering saya pakai untuk kecepatan tinggi, tidak ada keluhan stabilitas lah..Namun, dengan seringnya peringatan itu, saya pun cukup was-was.

Saat servis tahunan (yoi…motor simpenan soalnya wkwkwk), seperti biasa, Excel Rose pun servis dan ganti oli. Tua-tua begini, olinya yang paling mahal dibandingkan motor-motor Blog Sesat lainnya, doi doang yang diumpanin Motul..mayan seliternya 90 ribu huhuhu.. Saat itu saya tanyakan, kenapa bisa goyang ban belakangnya? Ya, kalau di motor biasa bisa disebabkan karena velg, laher, bos lengan ayun atau bannya yang sudah meletot akibat usia atau menghajar lubang.

Jika di Vespa, selain ban dan velg, masih ada faktor khas yang tak ada di motor biasa. Saya cukup yakin velg dan ban aman, sebab masih baru (baru 2 tahun hehehe…). Nah, artinya tinggal faktor as roda dan teromol yang speleng. Menurut si pemilik sekaligus mekanik bengkel, itu sih normal di Vespa.. Ya sih, mengingat Excel Rose kelahiran 1987, mendekati 30 tahun Bro… Itu juga masih aman dipakai..

Akhirnya, karena sudah keluar duit 500 ribu hari itu (beli aki, oli, servis dan setting karbu dan mesin, servis kelistrikan, ganti tatakan kopling), saya tunda dulu lah.. Direkomendasikan sih ganti tromol, sebab lebih murah dan efeknya tentu pengereman sekaligus lebih pakem. Kalau ganti tromol belakang, ya siap-siap 200 ribuan. Kalau ganti as lebih mahal, bisa 300 ribuan, sebab selain materialnya, prosesnya juga repot, harus turun mesin.

Wacana pembatasan kendaraan dari awal tahun 2000an sudah ada, tetapi baru sebatas wacana pembatasan mobil tua. Dalam bincang-bincang dengan teman-teman yang doyan mobil tua, saya cukup kaget dengan keyakinan mereka, bahwa itu tidak akan terjadi. Katanya sich: ntar jendral-jendral pada ngamuk hihi… Ya, tidak salah ucapan itu, sebab banyak pembesar negeri ini yang doyan dan koleksi mobil tua.

Ketika baru-baru ini muncul wacana yang ingin ada pembatasan mobil bisa perpanjang Stnk kalau mobil itu berusia 10 tahun ke bawah, teman-teman saya tetap yakin dengan argumen yang sama. Malah mereka menantang… Yakin macet berkurang kalau kendaraan berumur maksimal 10 tahun saja yang boleh lewat jalan protokol? Itung saja dulu…

Ngeri juga kalau sampai terjadi, itu sangat tidak adil…memiskinkan masyarakat menengah dan memperkaya industri otomotif sekaligus membuat jalan lebih lancar bagi kendaraan pribadi kaum elit. Kalau mau lancar, perbaiki sarana angkutan umum. Kalau berkaca pada Jerman, angkutan kota atau regional diatur pemerintah kota…jadi sopir ya gajinya fix dan flat..dengan begitu, tidak ada ugal-ugalan atau ngetem terlalu lama. Selain itu, ada tiket Semesteran untuk pelajar dan mahasiswa…bayangkan, dengan biaya misalnya 60€ mereka bebas naik kereta,tramp dan bis selama 6 bulan! Ga heran, di Jerman bisa dibilang tak ada siswa dan mahasiswa yang ke sekolah atau kampus dengan kendaraan pribadi. Ngajak jalan cewe juga  ga bingung Gan wkwk…

Kembali ke wacana pembatasan usia motor..ngeri ih kalau sampai terjadi, tapi cara menjegal perpanjangan stnk mungkin saja terjadi, dengan uji emisi misalnya. Yang ini saja tak jadi-jadi ya wkwkwk… Dan apa iya efektif, sekarang saja banyak motor tak berplat nomor seliweran dengan santainya…ingat, jangan bikin aturan kalau tak bisa menegakkannya!

Dijual sajalah: Honda Dream

Eh….jangan sekarang…

Ntar aja deh dijualnya, kalau sudah beres…

20150125_143347 (1)

Hari Minggu lalu saya tersesat ke PIM 2, lumayan, lagi ada yang jualan mobil. Mobil yang ditawarkan tentu yang kelas atas, sesuai dengan mallnya lah. Ada 4 produsen berbeda yang hadir, Mini Cooper dengan 4 varian berbeda, 1 unit Maserati (entah tipe apa), 1 unit BMW 640i dan 1 unit Porsche Macan.

Ada hal yang menarik kalau kita buat tebak-tebakan: Mana yang paling ramai dikunjungi dan menarik perhatian?????

Maserati? Porsche Macan? Salaaaah… Tentu saja Mini Cooper… Ada beberapa faktor memang yang bisa kita perhitungkan. Selain mereka memang memajang 4 varian berbeda yang stylish banget dan memang eye catching (buat orang tua, anak muda, ABG, dan anak-anak), gaya casual salesnya bisa jadi salah satu faktor penyebab, booth yang memasarkan mobil rata-rata 800 juta ini ramai…

Secara harga, Mini Cooper angker, tetapi yang jualan salesnya tidak angker. Mereka hanya bergaya casual dengan jeans dan t-shirt Mini Cooper, ya saruh lah dengan pengunjung. Ini mungkin yang disebut desakralisasi sales mobil mahal hihihi… Mereka juga tampak lebih enerjik dan dari hasil nguping, mereka paham dengan jualannya, sejarah dan image Mini Cooper.

Tawaran test drive, jaminan plus servis 5 tahun dan 70.000 Km (Servis gratis, oli gratis, parts juga, katanya sih tinggal ganti ban aja dan bensin yang tidak masuk jaminan 5 tahun dan 70.000 Km) menggiurkan ya, belum lagi iming-iming harga naik… Ini sih preeet… mobil baru seharga ini ya jangan harap harga naik, apalagi kalau tidak limited edition… Namun, dibanding sedan Eropa macam Mercedes, apalagi BMW, merk Mini Cooper cukup aman dari ancaman depresiasi nilai.

Pengunjung pun leluasa masuk ke kabin, mendengarkan sound sistem dan menikmati nuansa interior mini yang keren dan desainnya lumayan extraordinary. Si kuning bertenaga 198 HP seharga 799 juta ini benar-benar menggoda saya hihihi… tenang..hati boleh tergoda, tapi dompet tiada daya..aman Bro… Saat dibandingkan dengan Mercedes baru yang sudah full elektrik dalam menggeser-geser jok misalnya, si Mini Cooper ini masih manual.. Apakah itu sisi minus? Bisa ya, bisa tidak.. Namun, si sales ngeles: mobil Jepang saja sih sekarang full elektrik, jadi Mini Cooper tidak perlu menjual itu… (lumayan lah alasannya ketika produknya dibandingkan dengan Mercedes anyar).

20150125_144051

Bagaimana dengan Maserati 4 pintunya? Lupakan saja Bro, ane tidak perhatikan, terlalu angker hihihi… Mobil kelewat angker dan sales berjas, pengunjung pun jadi enggan untuk tahu lebih jauh, barangkali takut jatuh cinta ya.. Berabe kalau sampai jatuh cinta sama Maserati, jauh di kantong, dekat di hati… Dan ingat kata Brian May: “Too much love will kill you!”

Bagaimana dengan BMW 640nya? Keren Bro, 2 pintu dan elegan plus sporty jadi satu. Melihat desain yang super elegan dan aerodinamis, kaki-kaki yang beraroma racing dan interior yang woooow… BMW lumayan menarik banyak pengunjung, tetapi jauh lebih sedikit dibandingkan Mini Cooper. Mungkin karena sales berjas cukup intimidating ya….  Sang Porsche Macan juga tak ramai dilihat, mungkin karena salesnya juga berjas hehehe… Padahal mobil versi hemat Porsche Cayenne ini juga tak kalah menariknya. Hanya, kalau habis lihat interior Mini Cooper dan BMW 640, kemudian melihat interior Macan, si Macan jadi terlihat moderat dan sederhana.

Mobil ini sebenarnya Porsche untuk keluarga dan varian Porsche yang paling ekonomis. Mesin bertenaga besar, yakni 237 HP dan bertorsi 350 NM masih mewakili karakter sport Porsche. Klaimnya sih bisa tembus 0-100Km/jam dalam 6,9 detik dan top speed lumayan di 223 Km/jam. Itu semua didapat dari mesin berkapasitas 1984 cc saja!

Mungkin orang takut mendekat karena memikirkan harganya ya??? Doi lumayan juga sih, 1 Milyar 425 Juta off the road.. on the road katanya sih 1,5 M. hihi… Mungkin orang memikirkan depresiasi harga juga kali ya? Ya, kalau mau mobil-mobil SUV Eropa berkelas dengan budget 150 juta sebenarnya bisa lihat-lihat Mercedes ML atau BMW X5..

Ada sesosok yang tak asing di dunia permotoran yang cukup sakti dan berani menjajal duduk di kabin Porsche Macan. Nih, Mbah Dukun Satar yang sempat tertangkap kamera sedang menerawang si Macan. Kalau dari tampangnya sih, hmmm..si Mbah tak terlalu tertarik hihihi…

20150125_143823

RC 162

Mari kita lanjutkan membincangkan kesaktian si Jean-Luc, pria Prancis yang layak dapat jempol bikers sekelurahan. Kalau di artikel sebelumnya kita membahas motor modifikasi JL yang ke-2, nah ini dia motor pertama yang bisa dikatakan hasil modifikasi beratnya. Pria penggemar Honda ini memodifikasi Honda CBR 250 RR tahun 1990 yang sebenarnya termasuk eksotis (hanya dijual di Jepang-cmiiw) menjadi Honda RC 162.

Jadi, awalnya ini sebuah spontanitas ketika seorang temannya menghadiahi JL mesin CBR 250 RR. Nah, percuma dong hanya punya bongkahan besi yang mahal itu. JL pun membuat sendiri rangka dan knalpotnya. Kemudian, doi pun membuat sendiri juga di bengkelnya tanki, fairing dan buntut tawon dari bahan alumunium. Ia mengaku belajar secara otodidak segala sesuatunya. Pria yang sebenarnya punya bisnis lahan perkemahan ini mengerjakan semua itu setelah bekerja. Jadi, siang doi beres-beres perkemahan, malamnya doi jadi builder motor.

Untuk proyek pertamanya ini, doi “hanya” mencangkokkan mesin CBR 250 RR ke motor replika RC 162 buatannya. Mesinnya tidak dia otak-atik. Tenaga CBR 250 RR sendiri sudah lumayan Bro, sudah 45 PS @ 20.000 rpm. Pasti seru bunyinya… Tenaga itu tentu lebih dari cukup, sebab replika ini hanya berbobot 120 Kg. Diadu di Sentul di kelas 250 cc optimis juara nih hehe… Berbeda dengan replika MV Agustanya yang memakan 1100 jam kerja, JL belum menghitung, berapa jam dia habiskan untuk mengerjakan motor modifikasi pertamanya ini.

Nah, motor yang ke-2 yakni MV Agusta replika Agostini yang sebelum ini kita bahas. Nih, videonya saja buat lebih memanaskan suasana, you pasti like this gan…:

Nah, motor yang ke-4 yang dia buat dinamai JLSP 153 (motor yang ke-3 nanti lah ya…)

JLSP 153

Mantebs kan tampilannya Bro.. Memang begitulah kegemaran JL yang jatuh cinta pada motor yang dipakai di arena GP di tahun 60-70an. Basis motor ini adalah CBR 250 RR juga. Nah, beda dengan karya pertamanya yang membiarkan mesin original, kali ini, demi mencapai kapasitas mesin mirip replikanya, doi mengamputasi satu silinder CBR 250 RR. MEsin yang kini 3 silinder itu berkapasitas 155 cc saja. Katanya sih.. ini mesin 3 silinder dengan kapasitas terkecil yang pernah ada hihihi… Meskipun kapasitas hanya mirip Vixion dan CBR 150, jangan harap kedua motor itu bisa mengimbangi motor ciptaan JL ini.

153 zoomJangankan CBR 150, yang 250 saja dijamin keok! Yamaha R25 atau Ninja 250 yang 2 silinder pun bisa dikentutin dengan mudah oleh si biru unyu ini. Maklum, mesin ini punya power 35 PS @ 18000 rpm! Motor DOHC yang membutuhkan 500 jam pengerjaan juga bisa dibilang sangat ringan, hanya 100 Kg! Wah, buat ngedrag bisa tembus di bawah 8 detik nih…

20150124_120459

Januari tahun 2015 ini, si Tiger Hitam (bukan nama sesungguhnya-red) genap 17 tahun menjadi bagian Keluarga Sesat. Doi sebenarnya Tiger tahun 1997, tetapi mendarat di tangan saya Januari 1998, masa saat para pedagang motor menahan barang jualannya dan malas menjual motor. Asli.. para pedagang saat itu enggan menjual dagangannya! Ingat, itu kan lagi krisis moneter dan menuju puncaknya, saat ketika dollar naik terus dan harga barang juga ikut naik terus.. bahkan hitungannya juga harian! Untung saja ada pedagang di Kebon Jeruk yang mau melepas dagangannya.

Saat Tiger Hitam mendarat di rumah adalah salah satu saat terindah dalam hidup saya, maklum, first love..first motorcycle.. Karena itulah, si Tiger Hitam Insyaallah tidak bakal saya jual hihihi….

Seperti biasa, ritual tahunan yang perlu dilaksanakan tentunya bayar pajak. Sabtu ini pun saya kembali ke Samsat Keliling di Bricksriver Kalibata. Berbeda dengan 2 hari lalu yang hujan tiada henti, kali ini hanya mendung dan sesekali mentari mencuat. Akibatnya, tentu Samsat jadi ramai.. wah, liat yang ngantri SIM lebih dari 20an orang, ga bakal kejadian tuh kaya saya lusa lalu yang bisa selesai perpanjang SIM dalam 5 menit.

Samsat Keliling di Kalibata melayani di hari kerja pukul 08.00-13.30, sedangkan Sabtu 08.00-11.00. Namun, kalau mau datang, jangan mepet. Tadi, baru pukul 10.20, yang fotokopi sudah menutup pintu bus, pendaftaran pun menyusul 10 menit setelahnya. Ada dua orang yang saya lihat kecele.. hmm.. padahal baru 10.30..

Sama seperti Excel Rose yang turun dari Rp.83.000 jadi Rp. 77.500, Tiger Hitam juga turun pajaknya, dari Rp. 171.000 menjadi 140.000, ya lumayan lah, apalagi tu motor juga sudah tidak boleh dipakai melintas di Thamrin kan…

Kalau 5 tahun lalu saya perpanjang SIM C di Polres Jakarta Selatan, kali ini saya coba ganti suasana ke sim keliling di Kalibata. Berangkat dari rumah cuacanya sudah tidak mendukung, hujan terus Bro, tetapi tekad sudah bulat… Sampai di sana ternyata sepi, mungkin banyak yang terjebak di dalam ruang nostalgia hujan, jadi sebelum saya, hanya ada satu orang.

Langsung kasih sim lama ke petugas, minta difotokopikan (2000 rupiah) dan sekalian minta diisikan..maklum lagi agak basah keujanan dan sekalian mau nanya2..(bayar seikhlasnya). Jadi, saya pindah alamat dari Jakarta Selatan ke Pusat. Ternyata mudah, tinggal isi saja form dengan alamat baru sesuai KTP. Yup..perpanjang sim hrs bawa SIM lama dan KTP saja..dan duit tentunya. Habis itu langsung masuk bus, cap jempol, tandatangan dan foto. Bayar deh 135 ribu untuk SIM C, kalau SIM A 140 ribu. Praktis dan cepat.. 5 tahun lalu di Polres Jaksel habis setengah jam dan harus sana sini plus bayar ini itu yang ujung-ujungnya jadi lebih dari 200 ribu.

Mumpung bawa STNK n BPKB Excel Rose, langsung saja saya perpanjang stnknya..mayan..turun darin 83.000 menjadi 77.500 Hehe…Namun, ada satu yang sedikit mengganggu. Foto yang menghiasi badan bis STNK keliling…ada polisi yang membantu memasang helm dan sebagainya. Nah..ada gambar seorang polisi pria yang sedang  membantu seorang ibu yang menggunakan jilbab. Nah sepertinya si polisi membantu si ibu yang entah habis terjatuh atau mau pingsan. Nah posisi tangannya itu lho yang “riskan”. Kalau ibu berjilbab itu diganti mbak2 cakep..wah bisa rame hihihi….

Silahkan dinilai sendiri..20150122_100753

tersesat muter-muter

  • 2.531.499 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com