You are currently browsing the monthly archive for Agustus 2017.
Memang ban cacing tak terlihat gagah, memang buat menikung tak bisa terlalu rebah. Di saat hujan, ban cacing memang harus lebih berhati-hati dipakai menikung, apalagi dipakai mengerem. Namun, ban cacing itu ringan dan tidak membahayakan jika dipakai sesuai dengan kecepatan yang tak melanggar aturan. Lagipula, ban cacing itu identik dengan balap, makin cacing makin balap! Ban lebar malah terlihat narsis! Over! Ngabis-ngabisin tenaga! Keren sih, tapi tetap saya pilih ban cacing… Daripada keram-keram dan ngos-ngosan hihi…
*Teks berlaku hanya untuk kendaraan ini:
Lambretta terkenal sebagai produsen scooter dengan gengsi tak kalah dibandingkan Vespa. Bahkan di Indonesia, strata sosial Lambretta berada di atas Vespa, bahkan jauh di atas Vespa. Maklum, meskipun harga Vespa kelas atas mahalnya seperti Lambretta bahkan lebih mahal, masalahnya Lambretta tidak ada yang dijual seharga 20 juta ke bawah sekarang ini. Lambretta klassik entry level di tanah air sudah 30 juta lebih. Itu pun kondisi masih banyak PR Bro..
Nah, saat googling mencari tahu tentang KSR Group yang membuat Brixton Motorcycles, saya justru ketemu informasi, perusahaan ini memasarkan Lambretta. Namun, sepemantauan saya secara singkat dan sama sekali tak sesama, yang mereka produksi sepeda listrik! Yup, memang ini masa depannya oke sih kalau di negara-negara Eropa, Saya yakin di Indonesia juga kalau pelarangan motor meluas. Cekidot Bro:
Lumayan banget ya.. Saya minat nih, selama harganya tak lebih mahal dibandingkan bebek atau matic 125cc hihi… Kalau motor dilarang, boleh juga nih kita jualan ginian wkwk… Biar lebih laris sih yang kecil, bisa dilipat dan enak ditenteng diajak naik Busway!
Judul yang aneh? Pasti banyak yang tidak percaya… Ya memang, wajar, yang satu moge, yang satunya motor kelas capung. Namun, dari perspektif tertentu dan dalam keadaan tertentu, kedua motor itu bisa terlihat sama. Misalnya dalam foto yang akan saya tampilkan berikut ini. Dari sisi belakang, ketika biker dan boncengernya berukuran sedikit saja di atas postur ideal untuk menunggangi motor superbike, maka motornya yang terlihat gimana gitu:
Gimana Bro? Mirip Honda CBR 150R ganti velg lebar doang ya?
Kebayang kalau rumah sampeyan disamperin petugas pajak? Ya tentu tak seheboh rumah artis saat disamperin ya, ga sebanyak itu yang datang, bukan petingginya, tanpa ditemani petugas kepolisian dan tentu tanpa wartawan, kecuali sampeyan juga artis wkwk…
Saya rasa, sebelum petugas datang, penunggak pajak akan disamperin surat tagihannya terlebih dahulu. Saya pernah ada pengalaman kedatangan surat tagihan ini. Yang ditagih adalah mobil VW kodok 1300 yang sebenarnya sudah terjual lama, lah dijual kan karena harus siap-siap uang karena adik saya mau masuk kuliah. Sekarang bahkan dia sudah lulus dari tahun lalu.
Rupanya tagihan datang karena VW kodok yang terjual lebih dari 4 tahun itu tak dibayarkan pajaknya. Hmmm, aneh juga, sebab mobilnya masih dipakai beredar, ketahuan dari teman saya yang mengirimkan foto mobil itu saat dia temui di salah satu RS di timur Jakarta.
Surat itu baik menurut saya karena memang menanyakan dan mengingatkan pembayaran pajak. Di surat itu juga ditanyakan kemungkinan lainnya, misalnya kendaraan sudah berpindah tangan atau sudah rusak berat. Kita tinggal kirim balik kok konfirmasi ini, sangat mudah lah prosesnya.
Nah, bagaimana kalau statusnya motor koleksi yang hampir tak pernah dipakai lagi ya? Tentu berat kalau semua harus dibayarkan pajaknya. Biasanya sih motor koleksian yang jarang sekali dipakai tak dibayarkan lagi pajaknya. Hmm, bagaimana kalau pemilik kendaraan macam ini didatangi petugas pajak ya… Kalau motornya hanya dua-tiga, masih bisa kebayar lah.. Ya, kecuali mati pajaknya dari tahun 90an, wah repot juga..dompet pasti tersakiti wkwkwk…
Kalau razia STNK demi mengejar pembayaran pajak kendaraan, saya setuju.. Karena caranya masih benar dan masih tidak mengusik rasa keadilan.. Meskipun sedihnya sih yang roda 4 sepertinya tak terkena tindakan macam ini… Alasannya bikin macet.. Hmm, ya sudahlah, bukan urusan saya.. Dari alasan ini saja sudah ketahuan kan, yang bikin macet memang yang roda 4..
Kalau mulai ada rencana nyamperin penunggak pajak door to door, hmm kok jadi serem ya.. Kesannya kaya masyarakat melakukan kejahatan sampai disamperin ke rumahnya. Kalau begini, bakal banyak banget yang tercyduk..
Yakin ga akan muncul masalah antara aparat dan masyarakat? Minimal pandangan masyarakat ke aparat bisa dirugikan kalau kebijakan ini sampai dilakukan. Bagaimana kalau didapati kendaraan yang beberapa tahun tak bayar pajak dan saat itu orangnya tak punya uang untuk membayarnya? Apa solusinya? Motornya mau diapakan? Mobilnya mau diapakan? Tentu harus benar-benar dipertimbangkan dengan matang kebijakan macam ini. Intinya, jangan membuat kebijakan yang tak mampu dilaksanakan dengan benar!
Berdasarkan terawang gaib, kalau memang satu persatu disamperin dan ditagih pajaknya, petugas di lapangan akan banyak mendapatkan permasalahan. Akan ada reaksi tak ramah, bisa juga malah petugas di lapangan itu melakukan sesuatu yang menentang nuraninya sendiri..
Ya, semua itu masih bisa dipahami lah kalau memang pemerintah segitu butuh uangnya dan memang ingin menekan jumlah kendaraan bermotor. Namun, begitu wilayah pelarangan motor diperluas..hmmm ini jelas-jelas memiskinkan masyarakat menengah ke bawah yang hanya bisa mengandalkan sepeda motor untuk bertahan hidup. Kenapa memiskinkan? Lha, kalau harus naik mobil atau angkutan umum, yakin ga keluar biaya lebih? Yakin ga makin lama di jalan? Yakin jalanan makin lancar?
Dan kenapa jelas-jelas memiskinkan? Ya sepeda motor yang tadi nilainya sekian pasti anjlok! Drastis malah!
Motornya disimpan, dibayarkan pajaknya, tapi ga bisa dipakai kerja karena kerja di daerah yang terlarang bagi motor? Buat apa toh… Disimpan lama dan tak terawat karena tak bisa dipakai, ya rusak juga lah..bahkan lebih cepat rusak dibandingkan motor yang masih dipakai harian..
Kalau di Jerman, surat-suratnya bisa dicabut jadi tak kena pajak, toh itu bisa dilakukan kalau motornya tak mau dipakai di jalan raya atau memang beberapa tahun atau untuk waktu lama tak mau dioperasikan lagi…
Di Indonesia bisa juga sih.. Masalahnya, kalau mau didaftarkan lagi..ini yang ngeri hihihi.. Sudah pernah dengar, motor yang sudah dicabut berkas, pas mau didaftarkan lagi, kesulitan karena dianggap ada berkas yang tak lengkap? Padahal apa yang diserahkan ya semua yang diserahkan petugas pencabutan berkasnya…
Hidup itu memang penuh kejutan… Salah satu kejutannya misalnya membuat keuangan berantakan hikshiks… Kalau sudah begini, makanan pun perlu diakali. Nah, kalau mau tau, lauk apa yang paling murah di Jerman, telur ayam adalah salah satu kandidat terkuat!
Satu pack telur ayam isi 10 dihargai 1,19 Euro saja, ya sekitar 18000an ya. Nah, biar ngirit, tentu yang dimasaknya tidak pakai minyak goreng hihi..lumayan ngirit minyak dan lebih sehat kan.. tapi di sisi lain, ga mau makan kurang enak juga. Dan, terbersitlah sebuah ide:
Bikin telur asin! Harga garam yang cuma 19 cent alias 3000an tentu tak berat. Apalagi satu pak garam itu mungkin bisa buat 30 telur ya.
Ga pake lama, saya langsung buka malpraktek..tanpa cari tahu sebelumnya, saya bersihkan telur, rendam di larutan air garam secukupnya, simpan di tempat teduh dan saya akan tunggu 2 minggu ke depan.. Ya ga berharap hasilnya bisa bagus layaknya telur asin layak jual sih. Toh ga pake diamplas atau dibungkus bubur bata atau abu gosok. Cuma penasaran aja, bisa ga sih bikin telur asin sendiri dengan metode sesederhana ini…
Ya, kalau ga mampu beli Koenigsegg, saltyegg mampu lah wkwk…
Ini merek motor yang seng ada lawan kata orang Inggris sana: Matchless hihihi…
Tongkrongannya memang gagah, ga heran sih motor ini terjual alias verkauft! Yang doyan motor Inggris, doyan motor klassik, doyan tampilan nyerempet scrambler, pasti jatuh hati sama motor ini. Sebenarnya CSR adalah varian kencang Matchless G12. Matchless G12 sendiri diproduksi dari tahun 1958 – 1966. Unit yang terpampang ini produksi tahun 1965.
Kita fokus ke mesinnya dulu. Bentuknya memang unyu-unyu, kaya ingin mengatakan I herat you wkwk… Mesin 4 tak twin 646 cc berpendingin udara ini punya tenaga lumayan di zamannya. Ya, dibawa ke zaman sekarang masih sanggup meladeni motor-motor 250cc twin lah. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 35 BHP @ 6500 rpm. Lumayan lah untuk membawa motor 4 tingkat percepatan berbobot kering 180 Kg ini. Lumayan berat ya, maklum, besi semua Bro..
Nama CSR sendiri singkatan dari Competition-Sprung-Roadster, tetapi sering ditebak salah menjadi Competition-Sport-Road dan Coffee-Shop-Racer hihi… Doi memang dikembangkan dari Matchless G12 standar. Motor yang dijuluki “Monach” ini dinaikkan kompresinya. G12 standar berkompresi 7,5:1, sedangkan CSR berkompresi 8,5:1, masih cocok minum premium Bro wkwk.. Tenaganya melonjak jadi 39 PS @6200 rpm. Kalau belum puas, ada race kitnya juga Bro.
Karburator Amal monoblock dilengserkan dengan 2 buah karburator, jadi satu silindernya disuplai 1 karburator. Tenaga pun melonjak ke 48PS, ya jauh deh tuh motor 250cc twin modern hihi..
Gimana Bro? Kayanya nyaman ni motor ya, asik buat touring dan menggetarkan jiwa hihi.. Mau punya Matchless G12 CSR dan benar-benar jadi cafe racer tulen? Dompet sampeyan harus cukup buat modal bikin cafe dulu, baru deh berburu motor seng ada lawan ini…
Ducati sekarang memang sempat berkomitmen untuk tidak akan membuat motor kapasitas kecil lagi. Ya meskipun dengan boomingnya Ducati Scrambler mereka mungkin mulai galau juga haha.. Padahal, dulunya motor-motor single silinder Ducati cukup terkenal kencang dan diminati. Salah satunya adalah Ducati Desmo 350 ini.
Gimana tampangnya Bro? Simple sih, tapi jadi pingin punya kan? Atau jadi pingin modifikasi motor? Secara bentuk memang sebenarnya biasa saja, tetapi ada pesona tersendiri yang dihadirkan..mungkin karena merknya Ducati dan warnanya kuning ya?
Motor ini terbit tahun 1974-1978, kapasitas mesinnya 340cc. Mesin 1 silinder 4 tak Desmo SOHC ini disuplai pengabutan bahan bakar produksi Dell’Orto VHB 29mm. Tenaga yang dihasilkan sampai 24 HP. Ya, lumayan seru lah buat melesatkan motor 5 tingkat percepatan ini, apalagi bobot masih tergolong ringan, yakni 128 Kg.
Untuk menghidupkan mesinnya, pengendara harus menyelahnya karena memang belum dilengkapi kick starter. Kayanya berat ya, sebab kompresi mesin 10:1, dan itu untuk menyelah mesin 340cc.
Gimana Bro? Tertarik? Kalau minat, ada versi 250cc dan 450ccnya juga lho..Sayang ya, dengar-dengar kita tak boleh memasukkan kendaraan bekas..ya kecuali punya hubungan kekuasaan dengan pihak-pihak terkait. Hmm atau sekarang sudah boleh? Harus googling2 lagi dan cari tahu tentang ini sih…(*males ah)
Kata yang tersesat