You are currently browsing the monthly archive for Agustus 2015.

Dynojet adalah sebuah merk yang sering digunakan untuk mendeskripsikan mesin pengukur tenaga kendaraan, kalau di pasta gigi ya Odol dan kalau di mie Instant Indomie dan Aqua di air mineral kemasan. Saya pakai istilah dyno saja ya..Harusnya dinamometer sih..tapi kepanjangan hihi…

Selama ini kita tahu bahwa yang tertera di pabrikan adalah tenaga di kruk as yang ujung-ujungnya pasti lebih kecil jika diukur dengan dyno, sebab yang terukur dan dibaca di layar komputer adalah tenaga di roda belakang. Nah, ada hal menarik yang saya baca di artikel di Motorradonline tentang pengukuran tenaga kendaraan ini.

210_Hintergrund_Pruefstandsmessung.jpg.4256442

Ternyata, dyno itu memang mengukur tenaga mesin di ban belakang (ban penyalur tenaga mesin) dan tidak bisa mengukur tenaga mesin di kruk as! Menurut artikel ini, tenaga mesin di kruk as itu bisa diperhitungkan, bukan diukur! Jadi, yang diukur hanya tenaga di ban dan kemudian diperhitungkan berapa tenaga di kruk asnya!

Jadi, sistem mengukur, seberapa cepat roll diputar oleh roda belakang motor. Di sini terukurlah akselerasinya dan diukur tempo yang diperlukan untuk berakselerasi. Dari akselerasi ini, computer memperhitungkan berat roll dan tenaga yang diperlukan untuk memutar roll. Dari situ, muncullah torsi maksimum dan tenaga puncak motor di ban belakang! Tentu saja, motor digeber hingga sampai kena limiter untuk mengetahui karakter power band dan tenaga maksimalnya. Kalau Bro mau lebih tau itung-itungannya dengan rumus, ada di artikel yang linknya saya beri, tetapi saya terlalu dodol untuk menjelaskannya hehe..

Nah, kembali ke tenaga maksimal di kruk as. Sekali lagi, tidak bisa diukur, tetapi diperhitungkan setelah mendapatkan tenaga maksimal di ban belakang. Selain itu, komputer akan memperhitungkan berapa tenaga yang hilang akibat friksi. Hilangnya power akibat friksi ini karena ada medium perantara antara kruk as hingga ban belakang, yakni rantai, final gear, gear ratio dan kopling. Ban juga berpengaruh di sini. Semakin kasar kembangan ban, semakin besar juga tenaga yang hilang. Oleh karena itu, untuk bisa memperhitungkan tenaga motor di kruk as, motor enduro atau trail diganti dulu bannya dengan ban streetbike.

Hasil pengukuran di roll ditambah penghitungan kehilangan power akibat unsur-unsur tadi pun digabungkan. Jadi, kalau tenaga di roda belakang 180 PS, berarti di kopling lebih besar tenaganya. Nah, berapa tenaga di kruk as? Kalau berdasarkan standard Eropa, tenaga di kopling dibandingkan tenaga di kruk as, maka tenaga di kruk as ditambahkan 2 % tenaga di kopling. NAh, kalau di kopling saja sudah 200 PS, berarti tenaga di kruk as diperhitungkan jadi 204 PS.

Nah, untuk mendapatkan hasil yang sama, ya tentu harus fair ke semua motor. Mulai dari oli, bahan bakar, ketegangan rantai, peluamasan rantai hingga tekanan ban harus sama. Bahan jenis ban dengan kompon lunak pun akan mengurangi tenaga mesin! Semoga bisa menambah wawasan yang tersesat ke sini ya..

Sumber:

http://www.motorradonline.de/rat-und-tat/leistungsmessung-pruefstand-bei-motorrad-tests/658604

20150722_224855

Di Indonesia, Yamaha XS650 sangat digemari, terutama mesinnya… Kalau beli Honda CB450 Blackbomber harganya amit-amit, maka XS650 yang masih amit-amit juga juga sebenarnya lebih pemaaf. Bagaimana tidak, mesin XS650 dibanderol 30 jutaan. Meskipun begitu, tetap saja laku, terutama bagi para penggemar motor custom. XS650 dengan konfigurasi inline twin 4 tak 650 cc bertenaga 50 PS menjadi dambaan. Mesin pun bentuknya cantik… suaranya pun HD aka Hampir Davidson.. Lari pun ga malu-maluin…

20150722_224907

Awalnya XS 650 dikenal dengan Yamaha XS-1 yang terbit tahun 1968. Motor ini dikenal sebagai salah satu motor yang turut menggerogoti dominasi motor Inggris di Amerika. Salah satu yang menyebabkan doi legendaris tentunya dunia balap! Beruntung Kenny Roberts turut mendongkrak popularitas motor ini dengan menjuarai AMA Professional Dirt Track Racing.

Pas baca-baca di Wikipedia lucu juga cerita akhir kisah si XS650. Di Negeri Paman Sam, XS 650 tutup usia produksi tahun 1983, di Canada dan Eropa terus berlanjut hingga tahun 1984 dan 1985. Di Amerika Serikat sana, karena over produksi dan resesi ekonomi, model tahun 1982 dan 1983 yang masih gress pun bisa dibeli tahun 1987! Wow, kalau sekarang masih ada, pasti rebutan. Apalagi di Indonesia, banyak mesin XS650 didatangkan dari negara super power itu.
20150722_224907

Oh ya, kabarnya sih XS650 di tanah air agak beda dengan motor lain. Kalau motor lain dicustom rata-rata nilainya jeblok. nah XS650 peminatnya pada lebih menghargai modifikasinya. Maklum, cari full ori sih susahnya level dewa, dan harganya dijamin bikin mules ga jelas..

Honda-CBR250RR

Bagaimana Kalau tampilan New Honda CBR 250 RR Seperti Ducati Panigale?????

Baca dulu dari sumbernya nih:

http://news.motorplus-online.com/read/yenNcIOy2K9ZR6AEKFt18-LpoyKwDk1ZRuCdJoPArGc/3/0/Bodi-Honda-CBR250RR-Akan-Persis-Dengan-Ducati-Panigale

Ini Isi beritanya:

Seperti info di www.motorplus-online.com soal rancangan bodi Honda CBR250RR akan mirip dengan salah satu tipe motor pabrikan Eropa. Biar enggak penasaran enggak tahunya bodi Honda CBR250RR akan persis dengan Ducati Panigale. Bodi Honda CBR250RR akan persis dengan Ducati Panigale.

Kepastian bodi Honda CBR250RR akan persis dengan Ducati Panigale dijamin 99%. Berarti jelas banget, kan kalau Honda CBR250RR yang siap diproduksi massal Oktober musim ini akan meninggalkan rancangan bodi CBR250RR sebelumnya.  

Serunya lagi bodi Honda CBR250RR akan persis dengan Ducati Panigale juga akan disiapkan aksesoris resmi dari AHM.

Ini Lagi:http://news.motorplus-online.com/read/HOK_ujHVjzfPnqNPsfUU0PcnO4HV3lc_3cCv_tE-5iA/10/0/Honda-CBR250RR-Pasti-Dua-Silinder-Inline

Kabar PT Astra Honda Motor (AHM) akan memproduksi Honda CBR250RR dua silinder sudah mencapai 100%. Sementara ini kepastian jenis mesin yang dipakai bukan lagi V engine. Motor yang diproduksi dengan kode K56Honda CBR250RR pasti dua silinder inline.

Informasi yang didapat dari beberapa pihak kalau Honda CBR250RR pasti dua silinder inline baru masuk tahap prototipe. Honda CBR250RR pasti dua silinder inline dikabarkan mulai dilaunching Desember.

Tapi, ada yang kasih info ke www.motorplus-online.com kalau Honda CBR250RR pasti dua silinder inlinesebagai Honda Tiger generasi terbaru. Memang, walau bagaimana pun AHM masih menginginkan pasar atau pemilik Honda Tiger yang sudah stop produksi.

Kabar terakhir yang paling bikin gemes Honda CBR250RR dua silinder malah menganut desain bodi motor sport pabrikan Eropa. Soal modelnya nanti ya bocorannya. Jadi, model CBR250RR dua silinder akan meninggalkan desain bodi CBR 250 cc sebelumnya.

Saya boleh jadi termasuk korban iming-iming ini. Kalau saya punya duit banyak, boleh jadi saya akan menantikan benar-benar Panigale mini ini. Persetan mo bilang copy paste hehe…

Tampaknya AHM paham benar kesuksesan Kawasaki Ninja di awal kemunculannya. Bukan sebatas mesin besar twin 250 cc saja, ingat, dulu Kawasaki juga menawarkan warna merah seperti Ducati! Dan saat itu Ducati lagi booming banget di Indonesia! Livery MotoGP Ducati pun banyak yang menghiasi Ninja 250 merah.

Nah, sekarang ga pake malu-malu kucing.. AHM menurut sumber ini menjanjikan look yang mirip Ducati Panigale, beda dengan renderan majalah asal Jepang itu ya… M+ pun pakai memasang gambar Panigale..benar-benar teknik mempengaruhi alam bawah sadar calon konsumen! Inget kata Romy Rafael, Logika menurun seiring meningkatnya imajinasi …dan saat ini saya akui logika saya menurun gara-gara imajinasi yang ditimbulkan oleh gambar Panigale dan iming-iming mesin 2 silinder pararel..Apalagi katanya Desember ini sudah ada barangnya! Sangat cepat! Bisa dipertanyakan kematangannya…tapi untuk pabrikan sekelas Honda, bikin motor beginian sih ibarat test harian aja…

tersesat muter-muter

  • 2.531.508 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com