You are currently browsing the monthly archive for April 2019.

Lambretta akan segera masuk ke Indonesia dan meramaikan kelas skutik premium di Indonesia. Tentu ini jadi kabar gembira, sebab pilihan makin banyak dan siapa tahu harga Vespa bisa lebih kompetitif dengan adanya penantang yang sepertinya bisa lebih melawan dibandingkan Peugeot.

20190303_152036

Soal desain, ya selera sih.. Meskipun Blog Sesat lebih menjagokan Vespa, dan Peugeot masih terlihat lebih menarik.. Lambretta bukan selera semua orang. Namun Lambretta punya nama besar yang bisa saja membantunya. Kalau sebelum masuknya Lambretta baru ini ke Indonesia orang naik Vespa dianggap biasa kecuali dia nyebut 946 atau varian mahal lainnya), orang naik Lambretta cukup sebut merk saja, maka orang akan bilang wow dan mau lihat..

20190303_152116

Masalahnya, Lambretta sekarang kan bukan motor produksi Italia lagi.. Di Jerman, importirnya sih dari Austria dan mereka merahasiakan, scooter ini dibuat di mana.

20190303_152056

Soal detail, motor ini banyak juga aksen detailnya.. menarik lah.. walaupun menutur Blog Sesat tak punya wow effect seperti Peugeot Django. Lambretta lebih mengedepankan elegan dan wibawa.. Cukup pakai jass dan pede kelas dewa, maka pengendara bisa terlihat seperti calon Sultan..

20190303_152046

Kalau soal performance, hmmm jangan harap banyak ya. Tak akan lebih kencang dibandingkan modern Vespa Bro.. Entah soal kehandalan, kenyamanan dan efisiensi bahan bakarnya. Namun, buat boncenger akan lebih nyaman dibanding Vespa karena tidak ada tepong yang menggelembung ke luar dan memaksa boncenger Vespa lebih membuka kakinya.

20190303_152022

Dari informasi yang Blog Sesat dapatkan, harga Lambretta akan mulai di 44,5 juta! Seperti yang bisa dilihat dari detik.com:

Untuk pasar Indonesia sendiri, V200 ditawarkan di harga Rp 52,5 Juta (OTR Jakarta) dan Lambretta V125 dibanderol Rp 44,5 Juta, produk ini diimpor utuh dari Vietnam. “Pemesanan Lambretta resmi dibuka hari ini, dan siap mengaspal pada Agustus 2019,” ujar Marketing Manager PT SMI, Adrianus Donny.

https://oto.detik.com/motor/d-4521925/lambretta-resmi-mendarat-di-indonesia-harganya-mulai-dari-rp-445-juta

Nah, mari kita kulik, oke ga sih harga segitu?????

Nih, yang di Indonesia akan dijual seharga 44,5 juta, di Jerman dijual 3.499 Euro! Oke, sampai sini kesannya masih oke lah ya…

Namun, sebagai bahan pertimbangan, Suzuki GSX-125R dijual 4.690 Euro dan GSX-125S dijual 4.190 Euro.

Nah, di Indonesia kan harga GSX-150R hanya hampir 30 juta dan GSX-125S keyless di kitaran 26 juta. Harusnya sih Lambretta V125 bisa ada di kisaran antara 23 jutaan.. ya maksimal 30 jutaan lah karena dia diimport, sedangkan GSX mini kan buatan Pabrik Suzuki di Planet Lain hihi…

Gimana Bro? Oke ga harga Lambretta? Kurang menarik ya kalau pertimbangkan dari sisi harga… Ya tapi gengsi itu kan mahal wkwkwk… Dan ketidaktahuan juga kadang perlu “bayar mahal”. Kalau sudah cinta Lambretta ya apa boleh buat..cinta butuh pengorbanan kan wkwkwk…

20190303_152016

 

Sebenarnya Blog Sesat sudah pernah ketemu dengan Suzuki RGV250. Nah, kali ini ketemu lagi dan dengan mudahnya mengenali, ini Suzuki RGV250. Bukan..bukan karena hafal bentuknya, tetapi karena livery Lucky Strikenya.

20190303_165610

Namun, saya sendiri merasa aneh. Kok ini motor agak ganteng ya hehe.. Ya belum sadar sih, kalau motor ini rupanya bukan motor RGV250 original.

Suzuki RGV 250 sendiri tergolong motor setara suersport 4 tak. Motor ini diproduksi Suzuki dari tahun 1988 sampai menjelang krisis moneter, yakni di 1997. Secara umum ada 3 seri RGV 250 Gamma (ga pake lama), yakni VJ21 (1988–1990),  VJ22 (1991–1994) dan VJ23 (sampai 1997). VJ21 dan VJ 22 dijual di Jerman, tetapi VJ33 tidak.

Mesin VJ21 dan VJ22 mirip, sama-sama V 90 derajat 2 tak 250cc. Bedanya hanya di kaki-kakinya. VJ22 sudah lebih canggih dengan suspensi sudah USD dan lengan ayunnya sudah banana yang membuat kedua knalpot harus diarahkan ke satu sisi saja. Hmm, sepertinya RGV yang dimodif di artikel ini VJ21 ya, karena knalpotnya nongol kanan-kiri.

VJ23 beda di mesinnya karena sudah lebih rapat menjadi V-70°  yang benar-benar total baru dikembangkan Suzuki.

20190303_165727

Motor ini dikembangkan oleh Suzuki untuk melanjutkan RG 250 Gamma yang tergolong sukses. Kabarnya, di Jepang saja di tahun 1983 terjual sampai lebih dari 52000 unit! Hmm, ini benar tidak ya.. kok buanyak banget untuk ukuran pasar Jepang.

Mesin Suzuki RGV dengan kehandalannya pun dilirik pabrikan lain asal Italia, yakni Aprilia. Dari tahun 1995, mesin VJ22 dicangkokkan di Aprilia RS 250. Aprilia pun keenakan membeli mesin dari Suzuki. Terbukti mereka memasang mesin RGV 250 di RS 250 hingga tahun 2002. Hmmm, padahal RGV 250 hanya sampai 1997 ya..

20190303_165709

Nah, kita lihat, kalau motor ini motor modif. Sudah terlihat di spidometernya. Zaman 90an kan motor masih mengandalkan analog ya.. Nah ini sudah pakai digital.

20190303_165654

Tanki pun terlihat sudah pakai bahan karbon. Kelihatan kan di foto? Kalau mengikuti ukuran asli, kapasitas tanki RGV 250 seri terakhir sampai 17 liter dengan cadangan 5,5 liter! Banyak banget ya cadangannya..

20190303_165641

Knalpot motor bertenaga bawaan pabrik sampai 67 PS dan torsi maksimum 40 Nm ini jelas bukan bawaan. Mereka mengandalkan produsen knalpot yang kurang tenar di tanah air yakni Jolly Moto.

Velg pun mencurigakan ya..karena Suzuki zaman itu identik dengan palang 3. Dan setelah dilihat di data modifnya, rupanya memang bukan velg bawaan, tetapi mengadopsi Velg Honda RS.

20190303_165632

Kaki depan pun sudah pakai kaki saudaranya, Gixxer dengan Oehlins catridge plus suspensi belakangnya juga sudah pakai Oehlins, Fairing terlihat lebih aerodinamis dan modern rupanya karena bukan bawaan RGV 250 lagi, tetapi memakai fairing Yamaha  TZ 250. Buritan dari Tyga pun menggusur buritan RGV 250 yang kaku dan mengotak. Hmm, pantas saja ini motor kelihatan gurih luar biasa..

Mau tahu tampilan Suzuki RGV 250 seharusnya, cek arsip lama Blog Sesat berikut ini:

https://motorklassikku.wordpress.com/2009/05/14/satu-masa-kejayaan-suzuki/

Blog Sesat berjumpa kembali dengan Royal Enfield GT650. Memang dari zamannya masih satu silinder, motor India berarwah Inggris ini memang punya desain yang sangat memikat. Bahkan kalau boleh jujur, tidak kalah dengan Triumph di segi desain. Namun secara kualitas tentu tak bisa disamakan hasil pabrikan Inggris beneran dan Inggris yang pindah nun jauh di Chennai, India.

20190303_152642

Kalau di foto sih tak akan kalah dengan Triumph, tetapi kalau di foto, ya okelah, setara..

Nah, tentu untuk menilai motor harus dilihat langsung. Secara harga, wah bisa irit 40% lah dibanding beli Triumph. Secara gengsi, ya jelas tak akan sejajar dengan Triumph dan secara kenyamanan pastinya terasa bedanya tuh.

20190303_152648

Dibandingkan dengan Continental GT yang masih 1 silinder, yang Twin ini jelas unggul secara konstruksi mesin dan power. Bunyinya pun jelas sudah tak malu lagi kalau berjejer dengan Triumph. Dilihat dari jauh pun lebih oke dibanding yang single. Saya lihat, kabel-kabel lebih rapih dan chrome knalpot lebih bagus, tak ada lagi bagian knalpot di ujungnya yang cuma dikuas wkwkwk…. gara-gara kuas segaris, rusak chrome seknalpot..

20190303_152514

Blog Sesat masih penasaran, apa yang membuat motor ini pas dilihat langsung auranya tak terlalu keluar. Tak sekeren fotonya.. Dan tentu perlu dilihat satu persatu..

Dari sisi cat tanki dan stickernya..hmmm ini mungkin yang masih kurang oke. Masih kurang terlihat tebal dan sebaiknya ya dikasihlah emblem dari logam atau peneng..

20190303_152422

Sisi lampu-lampu tampaknya juga yang membuat aura motor Twin pahe ini kurang keluar.. Okelah modelnya klassik, tapi kesannya kok murah ya.. ya memang ini motor pahe, tapi di harga segini, sangat disayangkan kalau bagian ini kurang maksimal.

20190303_152539

Coba lihat kualitas mika remnya..kok kesannya kaya mika tua yang sudah kena jemur matahari.. Kalau mika lampu sen, hmm terlalu biasa aja gitu..

20190303_152456

Mika lampu depan pun terlihat seperti bukan motor baru lagi. Pas Blog Sesat lihat dari dekat, ooo merknya Fiem..yup Fiem, bukan Siem seperti yang banyak di Vespa klassik…merk dari India juga kali ya?

20190303_152332

Untuk rem, ya tidak spesial. Unsur India sangat kental karena dipilhnya Bybre di sisi depan dan belakang… Ban sih oke, Pirelli, tetapi karena remnya Bybre, jadi agak meredup tuh Pirelli wkwkwk..

20190303_152320

Nah, terakhir tentu coba duduk di atasnya. Beda dengan tahun lalu yang dipajang di posisi terkunci di panggung, yang kali ini hanya didiamkan seperti biasa, ya distandar samping saja. Nah, di sinilah berasa, betapa beratnya ini motor waktu mau saya tegakkan. Sumpah berat.. wkwk.. jangan-jangan saya sudah tak kuat buat bawa yang seberat GT 650 Twin.. rasanya kok seberat Harley, masalahnya dia tingginya lumayan.

Merasakan berat bobotnya dan posisi duduknya yang di bagian jok berasa kurang ngeplak, Blog Sesat pun tidak jadi beli wkwkwk.. desainnya tapi oke banget nih buat acuan modif ke motor yang lebih ringan..

 

Dengar nama di judul, pasti ingatnya motor tua, ya begitulah kalau ditanyakan ke penggemar motor yang sedikit-sedikit tahu motor klassik. Sebenarnya bukan hanya motor sih, mereka juga pernah buat mobil, sebut saja Zündapp Janus.

Zündapp sendiri lebih dikenal sebagai produsen motor asal Nürnberg, Bavaria, Jerman. Namun, entah kenapa, belakangan ini saya sering jumpai sepedanya… Dan awal pekan lalu, ternyata seorang teman membeli sepeda Zündapp. Dengar-dengar sih harganya 400 Euro, lumayan mahal juga ya, tetapi untuk pasar Jerman, ya kelas menengah ke atas sedikit lah.. Beginilah tampilannya:

20190408_204004

20190408_203430

20190408_203419

20190408_203947

20190408_203934

Bagaimana rasanya? Ya enak sih.. Bobot juga sekira-kira saya tak sampai 15 Kg. Lebih berat mantan sepeda saya dulu hihi..

Dikayuh pun enteng, perpindahan gigi tidak berasa geredek-geredek hihi..mungkin sepeda sekarang gitu ya..maklum, saya sudah lama nian tak benar-benar main sepeda.

Teman sih menawarkan, pakai saja untuk menuruni tangga.. Saya bilang, ga ah, sayang wkwk.. Trauma juga dulu punya sepeda garpu depannya patah gara-gara sering saya pakai loncat2 di polisi tidur wkwk..

Gimana Bro? Minat ga? Wah, jadi penasaran juga sih, Zündapp masih produksi apa lagi sekarang dan bagaimana mereka bisa survive sampai sekarang, sebab sepengetahuan saya, Zündapp hanya ada motor klassiknya yang kecil-kecil.. namun, saya lagi sibuk, silahkan googling sendiri ya…

Lama penantian ingin melihat langsung sosok Katana yang kembali dipanggil arwahnya oleh Suzuki untuk mengisi segmen neoklassik mereka, keinginan Blog Sesat pun kesampaian juga di Motorräader Dortmund.

Motor yang rancangannya dulunya lahir dari tangan perancang otomotif legendaris Jerman, yang terbaru ini kalau tak salah sudah lahir oleh perancang asal negeri matahari terbit. Tentu doi harus mempertahankan karakter Katana sebisa mungkin dengan basis motor dan selera modern.

20190303_155637

Nah, bagaimana kesannya bertemu langsung motor yang bisa dibilang Suzuki GSX-S 1000 yang ganti baju ini? Hmmm.. Penantian memang panjang, dan Blog Sesat ngefans dengan Suzuki Katana jadul. Nah, ketemu Katana 2019, bisa dibilang ini motor memang tetap luar biasa secara desain dibanding motor lainnya di tahun 2018-2019.

20190303_155619

Namun, fakta bahwa ini sekedar motor ganti baju berbasis mesin yang cukup potensial, tetapi tidak luar biasa, ya jadi kurang greget. Okelah motornya akan sangat matang dan tahan banting plus parts sudah tersebar luas, tetapi nilai eksklusifitasnya bisa dibilang biasa…

20190303_155903

Motor 999cc bertenaga maksimum 150 PS dan bertorsi maksimum 108 PS untuk standar sekarang sudah masuk kategori motor biasa. Beda dengan kalau Suzuki memberinya mesin Hayabusa. Jadi, dari segi keganasan, Katana bukan motor untuk mengintimidasi moge 1000cc lainnya. Dia hanyalah motor “jinak” dengan desain sangar. Namun, di sinilah enaknya, doi bisa jadi teman untuk jangka panjang karena daya tahannya bagus. Durabilitas dan kehandalanlah yang ditawarkan Suzuki di sini, segi passion jadi nomor kesekian.. Namun, dibandingkan motor neoklassik Honda yakni Honda CB 1100 dan Kawasaki Z900, motor Suzuki Katana jelas lebih bertenaga dan lebih siap tempur… Kalau tujuannya mau tempur…

20190303_155612

Soal detail, ya bisa dibilang oke! Tapi versi yang banyak unsur merah-merahnya ini malah bikin Katana 2019 agak norak ya.. Dan jujur saja, motor ini begitu pertama Blog Sesat lihat, minat Blog Sesat menurun…

20190303_155708

Auranya di foto jauh lebih keluar dibanding meihat langsung! Mungkin ini karena pilihan warnanya yang banyak mengandalkan warna doff.. ga berster sama sekali. Kalau Blog Sesat sarankan, yang warna hitam justru lebih terlihat oke dibandingkan Katana 2019 silver ini. Beda cerita kalau yang siver diberi lengan ayun, frame dan mesin yang juga menonjolkan warna logamnya.. Dikasih warna hitam doff gitu malah membuatnya terlihat seperti motor hasil modifan dengan budget minim!

20190303_155447

Apalagi desain knalpotnya samimawon dengan GSX-S1000. Spatbor belakang pun yang memlih gaya kekinian agak gimana gitu..kebanyakan unsur plastik membuat Katana 2019 kurang klassik. Lebih tinggi unsur neonya, tetapi terlihat mewah juga tidak… Asli, mending ambil yang warna hitam sekalian.

20190303_155650

Soal posisi duduk, hmm enak kok. Motor memang besar, tetapi tak mengintimidasi ukurannya dengan tinggi agen kami yang sekitar 170 cm. Ukurannya enak, tidak membuat kita berasa naik gajah macam kalau nongkrong di atas Yamaha FZ-1 jadul. Motor ini tergolong motor yang dari posisi duduknya saja sudah membuat rider merasa akrab. Mungkin kalau Blog Sesat miliki, paling setangnya diganti yang pendekan sedikit, atau setang standar bagian ujung luarnya sedikit dibengkokkan ke bawah sekitar 3-5cm.

Bonus: Old Katana 250:

20190303_141900

Hingga saat artikel ini ditulis, Alvaro Bautista sudah menjuarai 7 races dengan finishnya pembalap pesaing berat almarhum Marco Simoncelli ini di posisi 1 pada race di Aragon. Dan lagi-lagi, pembalap lain ditinggal tak lagi sekebon, tetapi sekelurahan! Maklum, 15 detik Bro! Rea ga bisa diharepin ngejar.. Pembalap setim Bautista pun juga tak bisa mengimbangi, masih di belakang Rea tipis malah.

Okelah faktor pembalap sampai sejauh ini bisa dikatakan yang paling menentukan. Namun Ducati Panigale V4R yang diperkenalkan di Milan Motorshow 2018 lalu juga bisa dibilang motor luar biasa. Tenaganya bahkan lebih besar dibandingkan V4 Panigale biasa yang berkapasitas 1103cc meskipun kapasitasnya tturun tak lebih dari 1000cc supaya bisa berlaga di WSBK. Ini sudah bisa diduga sih.. sebab memang sudah tradisi Ducati mengeluarkan varian R. Dan sungguh sudah lama banget kan Ducati tak juara dunia WSBK. Seri Panigale selalu gagale sampai hari ini! Terakhir Juara dengan 1098R dengan Charlos Checa di 2011!

20190303_154628

Mendapatkan power lebih besar dengan kapasitas lebih kecil bukan hal mudah. Namun, itu bukannya tak diperhitungkan. Ducati bukan mengurangi diameter piston alias bore yang tetap 81 mm, tetapi memperpendek langkah alias strokenya menjadi 84,4 mm. Hasilnya, mesin V4R jadi berkapasitas 998cc saja. Rpm pun meningkat 2250 rpm dibandingkan V4 standar yang mentok di 13000 rpm saja.

20190303_154358

Mesin V4R dengan putaran maksimal 15.250rpm ini sanggup menghasilkan 221 PS dengan torsi maksimum 112 Nm di 11500 rpm. Komponen mesin yang dipakai pun lebih ringan dibandingkan V4 biasa. Setang seher 100 gramm lebih ringan, materialnya yang terbuat dari titan tentu lebih ringan daripada setang seher V4 yang dari baja. Roda gila alias roda gendeng aka fly wheel aka kruk as pun lebih ringan 1100 gramm. Piston alumunium pun hanya dibekali satu ring piston untuk kompresinya.

Dengan racing kit plus knalpot Akrapovic yang ditawarkan extra, tenaga 234 PS di 15500 rpm membuat pembelinya benar-benar tak perlu pusing-pusing lagi mendongkrak tenaga Panigale V4R!

20190303_154303

Lihat tampilan V4R, wah dijamin langsung terpana. Fairing terlihat lebih minimalis desainnya, jadi lebih keren dibandingkan V4 biasa. Memang terlihat lebih gemuk, inilah justru yang jelas-jelas jebolan Ducati Corse dari MotoGP. Winglet jelas-jelas jadi ciri V4R, bisa dibilang ini motor superbike modern yang punya winglet carbon bawaan.

Lubang di samping fairing lebih mengalirkan udara untuk pendinginan mesin. Buat pembalap, wind shield V4R pasti lebih disukai karena lebih tinggi dan bisa lebih efektif menepis angin ke atas helm pembalap.

20190303_154335

Soal suspensi, wah sudah Öhlins yang jelas-jelas memang sudah untuk keperluan balap, mekanis dan bisa disetting sesuka jidat: Die NPX 25/30 di depan dan TTX36 di buritan. Lengan ayun alumunium pun punya 4 posisi ketinggian dengan masing-masing perbedaan hingga 2mm! Rangka pun dibuat lebih kaku dibandingkan V4. Tanki V4R dibuat dari alumunium, sengaja banget ga dicat malah hihi..

Soal velg, pastinya tetap Marchesini yang dibuat dari alumunium yang diwarnai hitam.

20190303_154214

Soal elektronik, ya Ducati salah satu yang terdepan lah: Bosch–ABS yang bisa aktif sekalipun menikung, Wheelie- und Tractionscontrol, Slide Control, Power Launch, Quickshifter (naik-turun) dan engine brake control. Riding mode pun ada 3, Race, Sport dan Street.  Di Cockpit ada TFT-Display 5 inci. Motor pun sudah dilengkapi pit limiter dan lap timer.

20190303_154222

Soal handling, karakteristik dalam menikung dan mengerem, motor berbobot full tank 193 Kg full tank ini dipuji-puji. RUAAAAR BIASAAA. Bagi penggemar Ducati sendiri, V4R mengobati kerinduan pada kopling kering yang lama menjadi ciri khas Ducati. Keunggulannya ya minimal oli lebih bersih karena tak terkontaminasi kanvas kopling hihihi..

20190303_154205 Soal feedback, motor ini dikatakan yahud. Di kecepatan tinggi, winglet pun jelas bukan untuk gaya-gayaan. Tekanan ke bawah alias down force di 200 Km/jam bisa mencapai 16 Kg, di 270 Km/jam bahkan setara 30 Kg! Tak heran, pembalap bisa lebih pede karena roda depan lebih betah di aspal yang otomatis membuat handlingnya lebih ada di kecepatan tinggi.

Masih banyak sih keunggulannya.. tetapi Blog Sesat sudah ngantuk wkwk…tetap sesat, tetap semangat!

sumber:

https://www.motorradonline.de/supersportler/ducati-v4-r-2019-im-fahrbericht-sensationelle-superbike-basis/

Satu lagi motor yang sebenarnya mahal. limited, mainan para sultan, tetapi terlihat kurang mentereng karena dipamerkan tanpa panggung dan pencahayaan khusus: Suter Suter MMX 500. Siapa tak kenal Suter? Rumah tuning asal Swiss yang suka membuat bodi dan rangka plus swing arm motor sejak dulu dan kini makin tenar berkat Moto2 ini juga tak lupa serunya era GP500. Meskipun konsepnya motor prototipe GP500, bisa kita lihat kentalnya rupa motor Moto2 Suter di sini.

20190303_165800

Suter V4 Factory dengan mesin MMX 500 ini memang dibuat untuk para sultan berhati ksatria yang suka terbang. Bagaimana tidak, motor yang bobotnya lebih enteng dari motor 250cc di tanah airini  berbekal mesin V4 2 tak kapasitas 576cc bertenaga maksimum 186 HP dan bertorsi  setara motor superbike 1100cc 4 slinder V4 Ducati: 124 Nm!

20190303_165454

Masih kurang? Bisa ambil versi V4 Factory yang bertenaga 195 HP @ 11600 rpm. Tenaga segitu cukup untuk turun di ajang sekelas Isle of Man dan ga bakal malu-maluin! Namun, kurva tenaga tentu sudah tak sebengis zamannya motor GP 500 yang masih karburator. Mesin V4 80° ini dicangkokkan di rangka alumunium yang tentuna dilas hand made bikinan Suter. Hasilnya, 129 Kg saja. Jangan-jangan lebih berat motor 150cc sampeyan???

20190303_165520

Oh ya, motor ini diproduksi lebih banyak dibandingkan Ronax 500 kemarin yang dibuat 46 unit saja. Suter MMX500 diproduksi sebanyak 99 unit! Jelas lebih limited dibandingkan Desmosedici yang 1500 unit. Dengan kelangkaan plus teknologi dan nama besar Suter, pantas saja mereka pede membanderol motor ini seharga sekitar 112000 Euro, ya 12000 Euro lebih mahal dibandingkan Ronax 500 lah.

20190303_165447

Di pameran ini ada kontakna sih bagi yang berminat memesan motor ini. Namun, karena hasil rapat umum pemegang saham Blog Sesat tidak menyetujui pembelian motor ini, agen rahasia Blog Sesat pun urung bertanya-tanya lebih jauh…

Padahal sempat kepincut juga mau beli mesinnya saja yang berbobot 35 Kg ini. Tinggal dipasang di motor fairing 150cc biasa, dijamin bakal merajai Sentul Raya..sebut aja mau berapa meter wkwkwk… Ada juga mekanik bakal sibuk menurunkan tenaganya ketimbang terus mencari tenaga maksimal..

Buat umat muslim yang sudah mulai peduli pada agamanya dan mulai banyak memikirkan kehidupan di akherat kelak, ada sebuah mimpi yang diimpikan. Ya, ketika orang-orang memimpikan sesuatu yang ada di kenyataan dan ingin di raih, nah ini yang diimpikan justru mimpi. Yup, bisa mimpi tentang yang ini saja menjadi sesuatu yang diimpikan, sesuatu yang ditunggu-tunggu, sebuah rezeki yang tak terbeli dengan materi. Ya, apalagi kalau bukan mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

20180909_180148

Buat saya pribadi, keinginan ini baru mulai muncul dua tahun belakangan ini. Katanya, kecintaan itu harus begitu kuat dan begitu tinggi, harus menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Namun, sampai saat ini masih belum mendapatkan anugerah itu. Ya, artinya harus berusaha lebih keras menjalankan sunnah Beliau. Yup, ga boleh putus asa kan sampai nafas terakhir..

Namun, ada hal yang lucu juga yang terjadi pada saya berhubungan dengan mimpi. Yang pertama mungkin sudah hampir setahun lalu. Saya dipersilahkan masuk ke ruangan, Nabi ada di situ. Saya pun melangkah masuk ke ruangan yang pencahayaannya kurang. Ya serba tidak jelas, namanya mimpi..

Dan ada seseorang yang sedang duduk, mungkin di atas kasur. Sepintas saja saya memandang orang itu. Wah, inikah Nabi? Saya pun mencoba membandingkan dengan ciri-ciri Nabi yang saya kenal. Sebagian terpenuhi, tapi tetap saya merasa itu bukan Nabi.. ya karena saya tak merasakan kebahagiaan luar biasa, mata saya tak menangis gembira, saya tidak mendapatkan gambaran Nabi yang penuh karisma, gagah dan sangat tampan..

Dan mimpinya segitu saja…

Dan mimpi ini juga tidak jelas-jelas amat… Sampai di bulan Oktober 2018 dunia heboh, ada pertandingan Khabib Nurmagomedov VS. Conor McGregor. Bukan apa-apa Bro.. wajahnya Khabib mengingatkan saya pada sosok yang saya lihat di mimpi saya..

Kebetulan? Entahlah.. Sebelumnya pun saya merasa tak pernah lihat Khabib.. Berhubung mimpinya ga jelas dan tak ada percakapan apa-apa dengan orang yang saya lihat di mimpi itu, ya biarlah ini hilang dalam tabir mimpi..

Waktu berlalu, saya pun masih menginginkan mimpi bertemu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kadang saya masih berdoa meminta mimpi ini..

Sampai Senin dua hari lalu… Sayangnya bukan mimpi bertemu Nabi… tapi ketemu cucu Nabi… yup, ketemu seorang Habib.. Habib ini kalau saya sebut namanya, rasanya semua tau orangnya. Saya bukan orang yang mengidolakan habib yang ini, bahkan dulu cenderung melihatnya dengan kurang baik akibat info-info yang ada di media massa ya begitu. Berkat adanya Youtube, ya saya coba melihat pemikiran pribadi ini secara utuh dan kesaksian orang-orang terdekatnya. Perspektif saya pun berubah terhadap beliau… Kini jadi positif, tetapi belum masuk kategori mengidolakan… Biasa aja, cenderung positif.

Nah, ketemulah saya dengan habib di mimpi di Senin pagi lalu. Namanya mimpi, tentu ada kemungkinan aneh dan tidak sesuai kenyataan.

Jadi latar belakangnya sepertinya di Indonesia dan di luar ruangan dengan kondisi langit biru, cerah, dan bebukitan hijau penuh rumput, seperti bukit-bukit di Jerman, bukan bukit Indonesia (aneh ya, ya namanya mimpi…)

Habib muncul dengan pakaian biasa, bukan baju muslim dan tidak bersorban. Awalnya saya tak mengenali habib. Saya berdiri di kirinya dan saya melihat ke habib yang tampil seperti pria berumur 30an-40an tahun yang berbadan gagah. Yup, kelihatan lah dada bidang dengan bahu kekar meskipun dia menggunakan kemeja. Rambutnya kelimis tersisir lurus ke belakang, kaya pakai pomed hehe.. Auranya dan karismanya okelah…

Saya berusaha mengenalinya dan kok saya rasa, saya kenal. Lucunya, saya main tanya saja: “Bib.. kok bisa nyampe di sini???” (Saya merasa itu di Indonesia)

Pria itu menjawab sambil tertawa kecil: “emangnya mereka saja yang punya siasat? Saya juga punya hehe…”

Ya, sudah..mimpinya gitu doang Bro.. Wah, kebawa suasana politik di Indonesia kali ya..

Saya pribadi berharab sih, yang pertama mimpi Khabib, lalu mimpi Habib, mudah-mudahan ALLAH kasih saya rejeki mimpi bertemu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam

Trend retro sudah muncul lebih dari 3 tahun belakangan ini. Produsen sudah banyak yang meluncurkan motor retro yang dibekali dengan kemampuan mesin terkini dan efisiensi bahan bakar motor modern. Produsen Jepang dan produsen Eropa, kecuali Ducati dan MV Agusta sudah menikmati manisnya segmen ini.

20190303_145454

Motor dari kelas mahal sampai kelas ekonomis bisa diperoleh di pasaran. Awalnya orang cari tampilan retro karena ingin tampil beda. Ya yang doyan motor klassik dan retro dari sananya sih tetap main motor klassik. Nah kebanyakan yang beli motor baru bergaya retro tentunya anak baru. Anak baru yang kesengsem dengan gaya klassik terpenuhi keinginannya untuk tampil beda. Namun, seiring waktu, ya makin banyak lah motor-motor baru itu.

Kebutuhan untuk tampil beda yang tadinya terpenuhi dengan motor bayu bergaya retro pun pelan-pelan tergusur. Yup, orang bukan semata butuh retro, mereka lebih butuh tampil beda… Di sinilah masuk semangat custom alias modifikasi.

Yang banyak duit ya modifikasi motor baru.. Yang pas-pasan ya lirik motor lama. Tentu ada plus minusnya.

Namun, kita lihat dari aspek duitnya saja ya… Okelah kaya, okelah banyak duit. Namun, kalau sebatas buang uang banyak saja dengan hasil minim, ya rugi.. Biarpun kaya, kalau rugi ya ga kelihatan oke lah..

Coba, motor baru yang terhitung mahal, dimodif mahal… motor macam ini keunggulannya ya untuk dipakai sendiri. Mesin masih segar dan handal.. Namun, soal gengsi, ya sangat tergantung parts yang dipakai. Kalau partsnya biasa saja, ya rugi.. dari motornya sendiri pun kalau produk baru yang sangat massal, ya tidak berkelas.

IMG-20160530-WA0044

Nah, yang mau motor baru, tapi mau custom dan nikmatnya maksimal, perlu sedikit kenekatan melirik produk Cina.. Tentu tak sembarang produk.. Carilah yang 2 silinder hehe.. Kalau sudah dimodif, ya yang lebih penting dijadikan bahan tentu konfigurasi mesinnya. Jangan sudah mahal-mahal modifikasi, mesinnya masih satu silinder umum hihi..

20180523_204103-1

Jadi, di tengah boomingnya produk retro dan custom, ya tetap harus pintar-pintar juga.. Bukankah makin banyak pilihan kemungkinan tersesatnya makin besar?

*artikel tidak jelas

Buat yang ngerti motor dari tahun 90an, pasti akan ngiler-ngiler melihat motor 2 tak 500cc. Keempat silencer knalpot 2 tak yang muncul di buritan akan membangkitkan memori balap GP 500 yang buat anak zaman now tinggal sejarah saja.

Kemewahan dan pesona motor 500cc V4 2 tak pun tak akan muncul kalau motor itu di pameran tidak diberikan panggung atau pencahayaan yang baik. Misalnya motor MRG 500 yang sudah pernah kita kupas ini. Motornya sih gado-gado, tetapi buat yang ngerti motor, ini motor rasa MSG, gurih… Sayang tak adanya panggung dan ya warnanya yang kurang atraktif plus minusnya prestasi dan sejarah, membuat motor ini jadi biasa saja..

20190303_165420

Jangankan si MRG 500, Ronax 500 yang jelas-jelas punya nama pun juga terlihat bukan apa-apa tanpa panggung dan pencahayaan yang membuatnya tampil istimewa.

Padahal motor ini jelas-jelas lebih mewah dibanding Ducati Desmosedici RR! Yup, bukan hoax! Dari jumlah motor yang diproduksi saja, Desmosedici RR diproduksi 1500 unit, sedangkan Ronax 500 hanya [akan] diproduksi 46 unit saja. Entah, itu target mereka, entah sudah sampai berapa unit yang dibuat, maklum, ini motor industri rumahan. Yang membuat Ronax intinya sih hanya 3 orang!

Dari segi harga, ini motor juga lebih wah dibandingkan Desmosedici RR! Motor asal Bologna itu dijual “hanya” 55.000 Euro, sedangkan motor produksi Sachsen, Jerman, dibanderol 100.000 Euro!

Motor yang secara bentuk mirip NSR 500 V4 zamannza Rossi di Nastro Azzuro Honda ini dibuat oleh Ronax dari mesin motor massal KTM lho.. Ya blok silindernya saja sih hihi.. Mesin 2 tak 4 silinder 4V 80 derajat dengan dua kruk as berkapasitas 499cc ini bisa menghasilkan power yang lumayan: 160 PS @ 11500 rpm! Bedanya dengan motor GP500 dulu, Ronax 500 sudah menggunakan injeksi. Motor ini pun punya 2 mapping, versi sport dan versi hujan. Beda juga dengan motor balap tulen, Ronax 500 tak perlu didorong-dorong untuk menghidupkannya, sebab sudah punya elektrik starter sendiri.

Motor 6 percepatan ini juga tergolong tak terlalu balap kalau lihat koplingnya. Bukan kopling kering…

20190303_165414

Motor ini dikatakan bisa mengobati kerinduan bikers tajir pada masa keemasan GP500. Memang sebelumnya sudah ada Harris Yamaha YZR500 V4. Namun, Ronax 500 yang sudah injeksi tentu lebih mudah dijinakkan dibandingkan Harris Yamaha YZR500 yang masih mengandalkan karburator.

Suspensi dan rangka dikatakan lebih kaku dibandingkan Harris Yamaha. Dengan mesin lebih jinak juga, Ronax 500 lebih cocok lah buat yang kurang pengalaman. Ya sekurang-kurangnya pengalaman, motor ini tak direkomdasikan ke sembarangan pemoge biasa. Dari putaran bawah, tenaganya sudah menendang dan lebih terdosis dibandingkan Harris Yamaha. Torsinya yang besar membuatnya benar-benar menjadi kuda pacu yang hobi jingkrak-jingkrak.

Gimana Bro? Ada yang punya 100.000 Euro ga? Murah lho, cuma separuh harga RC 213 V-S hehe.. Soal kemampuan, boleh lah diadu.. Ronax 500 pun sudah pernah kok juara 1 di Sachsenring  ketika diadu dengan motor-motor 500cc 2 tak para pembalap legenda lainnya. Ya iyalah…kan motor baru hihi… Harganya pun masih murah dibanding motor 2 tak 500cc para pembalap legenda…

 

 

tersesat muter-muter

  • 2.531.521 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com