You are currently browsing the monthly archive for April 2019.
Sebenarnya Blog Sesat sudah pernah ketemu dengan Suzuki RGV250. Nah, kali ini ketemu lagi dan dengan mudahnya mengenali, ini Suzuki RGV250. Bukan..bukan karena hafal bentuknya, tetapi karena livery Lucky Strikenya.
Namun, saya sendiri merasa aneh. Kok ini motor agak ganteng ya hehe.. Ya belum sadar sih, kalau motor ini rupanya bukan motor RGV250 original.
Suzuki RGV 250 sendiri tergolong motor setara suersport 4 tak. Motor ini diproduksi Suzuki dari tahun 1988 sampai menjelang krisis moneter, yakni di 1997. Secara umum ada 3 seri RGV 250 Gamma (ga pake lama), yakni VJ21 (1988–1990), VJ22 (1991–1994) dan VJ23 (sampai 1997). VJ21 dan VJ 22 dijual di Jerman, tetapi VJ33 tidak.
Mesin VJ21 dan VJ22 mirip, sama-sama V 90 derajat 2 tak 250cc. Bedanya hanya di kaki-kakinya. VJ22 sudah lebih canggih dengan suspensi sudah USD dan lengan ayunnya sudah banana yang membuat kedua knalpot harus diarahkan ke satu sisi saja. Hmm, sepertinya RGV yang dimodif di artikel ini VJ21 ya, karena knalpotnya nongol kanan-kiri.
VJ23 beda di mesinnya karena sudah lebih rapat menjadi V-70° yang benar-benar total baru dikembangkan Suzuki.
Motor ini dikembangkan oleh Suzuki untuk melanjutkan RG 250 Gamma yang tergolong sukses. Kabarnya, di Jepang saja di tahun 1983 terjual sampai lebih dari 52000 unit! Hmm, ini benar tidak ya.. kok buanyak banget untuk ukuran pasar Jepang.
Mesin Suzuki RGV dengan kehandalannya pun dilirik pabrikan lain asal Italia, yakni Aprilia. Dari tahun 1995, mesin VJ22 dicangkokkan di Aprilia RS 250. Aprilia pun keenakan membeli mesin dari Suzuki. Terbukti mereka memasang mesin RGV 250 di RS 250 hingga tahun 2002. Hmmm, padahal RGV 250 hanya sampai 1997 ya..
Nah, kita lihat, kalau motor ini motor modif. Sudah terlihat di spidometernya. Zaman 90an kan motor masih mengandalkan analog ya.. Nah ini sudah pakai digital.
Tanki pun terlihat sudah pakai bahan karbon. Kelihatan kan di foto? Kalau mengikuti ukuran asli, kapasitas tanki RGV 250 seri terakhir sampai 17 liter dengan cadangan 5,5 liter! Banyak banget ya cadangannya..
Knalpot motor bertenaga bawaan pabrik sampai 67 PS dan torsi maksimum 40 Nm ini jelas bukan bawaan. Mereka mengandalkan produsen knalpot yang kurang tenar di tanah air yakni Jolly Moto.
Velg pun mencurigakan ya..karena Suzuki zaman itu identik dengan palang 3. Dan setelah dilihat di data modifnya, rupanya memang bukan velg bawaan, tetapi mengadopsi Velg Honda RS.
Kaki depan pun sudah pakai kaki saudaranya, Gixxer dengan Oehlins catridge plus suspensi belakangnya juga sudah pakai Oehlins, Fairing terlihat lebih aerodinamis dan modern rupanya karena bukan bawaan RGV 250 lagi, tetapi memakai fairing Yamaha TZ 250. Buritan dari Tyga pun menggusur buritan RGV 250 yang kaku dan mengotak. Hmm, pantas saja ini motor kelihatan gurih luar biasa..
Mau tahu tampilan Suzuki RGV 250 seharusnya, cek arsip lama Blog Sesat berikut ini:
https://motorklassikku.wordpress.com/2009/05/14/satu-masa-kejayaan-suzuki/
Blog Sesat berjumpa kembali dengan Royal Enfield GT650. Memang dari zamannya masih satu silinder, motor India berarwah Inggris ini memang punya desain yang sangat memikat. Bahkan kalau boleh jujur, tidak kalah dengan Triumph di segi desain. Namun secara kualitas tentu tak bisa disamakan hasil pabrikan Inggris beneran dan Inggris yang pindah nun jauh di Chennai, India.
Kalau di foto sih tak akan kalah dengan Triumph, tetapi kalau di foto, ya okelah, setara..
Nah, tentu untuk menilai motor harus dilihat langsung. Secara harga, wah bisa irit 40% lah dibanding beli Triumph. Secara gengsi, ya jelas tak akan sejajar dengan Triumph dan secara kenyamanan pastinya terasa bedanya tuh.
Dibandingkan dengan Continental GT yang masih 1 silinder, yang Twin ini jelas unggul secara konstruksi mesin dan power. Bunyinya pun jelas sudah tak malu lagi kalau berjejer dengan Triumph. Dilihat dari jauh pun lebih oke dibanding yang single. Saya lihat, kabel-kabel lebih rapih dan chrome knalpot lebih bagus, tak ada lagi bagian knalpot di ujungnya yang cuma dikuas wkwkwk…. gara-gara kuas segaris, rusak chrome seknalpot..
Blog Sesat masih penasaran, apa yang membuat motor ini pas dilihat langsung auranya tak terlalu keluar. Tak sekeren fotonya.. Dan tentu perlu dilihat satu persatu..
Dari sisi cat tanki dan stickernya..hmmm ini mungkin yang masih kurang oke. Masih kurang terlihat tebal dan sebaiknya ya dikasihlah emblem dari logam atau peneng..
Sisi lampu-lampu tampaknya juga yang membuat aura motor Twin pahe ini kurang keluar.. Okelah modelnya klassik, tapi kesannya kok murah ya.. ya memang ini motor pahe, tapi di harga segini, sangat disayangkan kalau bagian ini kurang maksimal.
Coba lihat kualitas mika remnya..kok kesannya kaya mika tua yang sudah kena jemur matahari.. Kalau mika lampu sen, hmm terlalu biasa aja gitu..
Mika lampu depan pun terlihat seperti bukan motor baru lagi. Pas Blog Sesat lihat dari dekat, ooo merknya Fiem..yup Fiem, bukan Siem seperti yang banyak di Vespa klassik…merk dari India juga kali ya?
Untuk rem, ya tidak spesial. Unsur India sangat kental karena dipilhnya Bybre di sisi depan dan belakang… Ban sih oke, Pirelli, tetapi karena remnya Bybre, jadi agak meredup tuh Pirelli wkwkwk..
Nah, terakhir tentu coba duduk di atasnya. Beda dengan tahun lalu yang dipajang di posisi terkunci di panggung, yang kali ini hanya didiamkan seperti biasa, ya distandar samping saja. Nah, di sinilah berasa, betapa beratnya ini motor waktu mau saya tegakkan. Sumpah berat.. wkwk.. jangan-jangan saya sudah tak kuat buat bawa yang seberat GT 650 Twin.. rasanya kok seberat Harley, masalahnya dia tingginya lumayan.
Merasakan berat bobotnya dan posisi duduknya yang di bagian jok berasa kurang ngeplak, Blog Sesat pun tidak jadi beli wkwkwk.. desainnya tapi oke banget nih buat acuan modif ke motor yang lebih ringan..
Buat umat muslim yang sudah mulai peduli pada agamanya dan mulai banyak memikirkan kehidupan di akherat kelak, ada sebuah mimpi yang diimpikan. Ya, ketika orang-orang memimpikan sesuatu yang ada di kenyataan dan ingin di raih, nah ini yang diimpikan justru mimpi. Yup, bisa mimpi tentang yang ini saja menjadi sesuatu yang diimpikan, sesuatu yang ditunggu-tunggu, sebuah rezeki yang tak terbeli dengan materi. Ya, apalagi kalau bukan mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Buat saya pribadi, keinginan ini baru mulai muncul dua tahun belakangan ini. Katanya, kecintaan itu harus begitu kuat dan begitu tinggi, harus menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Namun, sampai saat ini masih belum mendapatkan anugerah itu. Ya, artinya harus berusaha lebih keras menjalankan sunnah Beliau. Yup, ga boleh putus asa kan sampai nafas terakhir..
Namun, ada hal yang lucu juga yang terjadi pada saya berhubungan dengan mimpi. Yang pertama mungkin sudah hampir setahun lalu. Saya dipersilahkan masuk ke ruangan, Nabi ada di situ. Saya pun melangkah masuk ke ruangan yang pencahayaannya kurang. Ya serba tidak jelas, namanya mimpi..
Dan ada seseorang yang sedang duduk, mungkin di atas kasur. Sepintas saja saya memandang orang itu. Wah, inikah Nabi? Saya pun mencoba membandingkan dengan ciri-ciri Nabi yang saya kenal. Sebagian terpenuhi, tapi tetap saya merasa itu bukan Nabi.. ya karena saya tak merasakan kebahagiaan luar biasa, mata saya tak menangis gembira, saya tidak mendapatkan gambaran Nabi yang penuh karisma, gagah dan sangat tampan..
Dan mimpinya segitu saja…
Dan mimpi ini juga tidak jelas-jelas amat… Sampai di bulan Oktober 2018 dunia heboh, ada pertandingan Khabib Nurmagomedov VS. Conor McGregor. Bukan apa-apa Bro.. wajahnya Khabib mengingatkan saya pada sosok yang saya lihat di mimpi saya..
Kebetulan? Entahlah.. Sebelumnya pun saya merasa tak pernah lihat Khabib.. Berhubung mimpinya ga jelas dan tak ada percakapan apa-apa dengan orang yang saya lihat di mimpi itu, ya biarlah ini hilang dalam tabir mimpi..
Waktu berlalu, saya pun masih menginginkan mimpi bertemu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kadang saya masih berdoa meminta mimpi ini..
Sampai Senin dua hari lalu… Sayangnya bukan mimpi bertemu Nabi… tapi ketemu cucu Nabi… yup, ketemu seorang Habib.. Habib ini kalau saya sebut namanya, rasanya semua tau orangnya. Saya bukan orang yang mengidolakan habib yang ini, bahkan dulu cenderung melihatnya dengan kurang baik akibat info-info yang ada di media massa ya begitu. Berkat adanya Youtube, ya saya coba melihat pemikiran pribadi ini secara utuh dan kesaksian orang-orang terdekatnya. Perspektif saya pun berubah terhadap beliau… Kini jadi positif, tetapi belum masuk kategori mengidolakan… Biasa aja, cenderung positif.
Nah, ketemulah saya dengan habib di mimpi di Senin pagi lalu. Namanya mimpi, tentu ada kemungkinan aneh dan tidak sesuai kenyataan.
Jadi latar belakangnya sepertinya di Indonesia dan di luar ruangan dengan kondisi langit biru, cerah, dan bebukitan hijau penuh rumput, seperti bukit-bukit di Jerman, bukan bukit Indonesia (aneh ya, ya namanya mimpi…)
Habib muncul dengan pakaian biasa, bukan baju muslim dan tidak bersorban. Awalnya saya tak mengenali habib. Saya berdiri di kirinya dan saya melihat ke habib yang tampil seperti pria berumur 30an-40an tahun yang berbadan gagah. Yup, kelihatan lah dada bidang dengan bahu kekar meskipun dia menggunakan kemeja. Rambutnya kelimis tersisir lurus ke belakang, kaya pakai pomed hehe.. Auranya dan karismanya okelah…
Saya berusaha mengenalinya dan kok saya rasa, saya kenal. Lucunya, saya main tanya saja: “Bib.. kok bisa nyampe di sini???” (Saya merasa itu di Indonesia)
Pria itu menjawab sambil tertawa kecil: “emangnya mereka saja yang punya siasat? Saya juga punya hehe…”
Ya, sudah..mimpinya gitu doang Bro.. Wah, kebawa suasana politik di Indonesia kali ya..
Saya pribadi berharab sih, yang pertama mimpi Khabib, lalu mimpi Habib, mudah-mudahan ALLAH kasih saya rejeki mimpi bertemu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam
Trend retro sudah muncul lebih dari 3 tahun belakangan ini. Produsen sudah banyak yang meluncurkan motor retro yang dibekali dengan kemampuan mesin terkini dan efisiensi bahan bakar motor modern. Produsen Jepang dan produsen Eropa, kecuali Ducati dan MV Agusta sudah menikmati manisnya segmen ini.
Motor dari kelas mahal sampai kelas ekonomis bisa diperoleh di pasaran. Awalnya orang cari tampilan retro karena ingin tampil beda. Ya yang doyan motor klassik dan retro dari sananya sih tetap main motor klassik. Nah kebanyakan yang beli motor baru bergaya retro tentunya anak baru. Anak baru yang kesengsem dengan gaya klassik terpenuhi keinginannya untuk tampil beda. Namun, seiring waktu, ya makin banyak lah motor-motor baru itu.
Kebutuhan untuk tampil beda yang tadinya terpenuhi dengan motor bayu bergaya retro pun pelan-pelan tergusur. Yup, orang bukan semata butuh retro, mereka lebih butuh tampil beda… Di sinilah masuk semangat custom alias modifikasi.
Yang banyak duit ya modifikasi motor baru.. Yang pas-pasan ya lirik motor lama. Tentu ada plus minusnya.
Namun, kita lihat dari aspek duitnya saja ya… Okelah kaya, okelah banyak duit. Namun, kalau sebatas buang uang banyak saja dengan hasil minim, ya rugi.. Biarpun kaya, kalau rugi ya ga kelihatan oke lah..
Coba, motor baru yang terhitung mahal, dimodif mahal… motor macam ini keunggulannya ya untuk dipakai sendiri. Mesin masih segar dan handal.. Namun, soal gengsi, ya sangat tergantung parts yang dipakai. Kalau partsnya biasa saja, ya rugi.. dari motornya sendiri pun kalau produk baru yang sangat massal, ya tidak berkelas.
Nah, yang mau motor baru, tapi mau custom dan nikmatnya maksimal, perlu sedikit kenekatan melirik produk Cina.. Tentu tak sembarang produk.. Carilah yang 2 silinder hehe.. Kalau sudah dimodif, ya yang lebih penting dijadikan bahan tentu konfigurasi mesinnya. Jangan sudah mahal-mahal modifikasi, mesinnya masih satu silinder umum hihi..
Jadi, di tengah boomingnya produk retro dan custom, ya tetap harus pintar-pintar juga.. Bukankah makin banyak pilihan kemungkinan tersesatnya makin besar?
*artikel tidak jelas
Buat yang ngerti motor dari tahun 90an, pasti akan ngiler-ngiler melihat motor 2 tak 500cc. Keempat silencer knalpot 2 tak yang muncul di buritan akan membangkitkan memori balap GP 500 yang buat anak zaman now tinggal sejarah saja.
Kemewahan dan pesona motor 500cc V4 2 tak pun tak akan muncul kalau motor itu di pameran tidak diberikan panggung atau pencahayaan yang baik. Misalnya motor MRG 500 yang sudah pernah kita kupas ini. Motornya sih gado-gado, tetapi buat yang ngerti motor, ini motor rasa MSG, gurih… Sayang tak adanya panggung dan ya warnanya yang kurang atraktif plus minusnya prestasi dan sejarah, membuat motor ini jadi biasa saja..
Jangankan si MRG 500, Ronax 500 yang jelas-jelas punya nama pun juga terlihat bukan apa-apa tanpa panggung dan pencahayaan yang membuatnya tampil istimewa.
Padahal motor ini jelas-jelas lebih mewah dibanding Ducati Desmosedici RR! Yup, bukan hoax! Dari jumlah motor yang diproduksi saja, Desmosedici RR diproduksi 1500 unit, sedangkan Ronax 500 hanya [akan] diproduksi 46 unit saja. Entah, itu target mereka, entah sudah sampai berapa unit yang dibuat, maklum, ini motor industri rumahan. Yang membuat Ronax intinya sih hanya 3 orang!
Dari segi harga, ini motor juga lebih wah dibandingkan Desmosedici RR! Motor asal Bologna itu dijual “hanya” 55.000 Euro, sedangkan motor produksi Sachsen, Jerman, dibanderol 100.000 Euro!
Motor yang secara bentuk mirip NSR 500 V4 zamannza Rossi di Nastro Azzuro Honda ini dibuat oleh Ronax dari mesin motor massal KTM lho.. Ya blok silindernya saja sih hihi.. Mesin 2 tak 4 silinder 4V 80 derajat dengan dua kruk as berkapasitas 499cc ini bisa menghasilkan power yang lumayan: 160 PS @ 11500 rpm! Bedanya dengan motor GP500 dulu, Ronax 500 sudah menggunakan injeksi. Motor ini pun punya 2 mapping, versi sport dan versi hujan. Beda juga dengan motor balap tulen, Ronax 500 tak perlu didorong-dorong untuk menghidupkannya, sebab sudah punya elektrik starter sendiri.
Motor ini dikatakan bisa mengobati kerinduan bikers tajir pada masa keemasan GP500. Memang sebelumnya sudah ada Harris Yamaha YZR500 V4. Namun, Ronax 500 yang sudah injeksi tentu lebih mudah dijinakkan dibandingkan Harris Yamaha YZR500 yang masih mengandalkan karburator.
Suspensi dan rangka dikatakan lebih kaku dibandingkan Harris Yamaha. Dengan mesin lebih jinak juga, Ronax 500 lebih cocok lah buat yang kurang pengalaman. Ya sekurang-kurangnya pengalaman, motor ini tak direkomdasikan ke sembarangan pemoge biasa. Dari putaran bawah, tenaganya sudah menendang dan lebih terdosis dibandingkan Harris Yamaha. Torsinya yang besar membuatnya benar-benar menjadi kuda pacu yang hobi jingkrak-jingkrak.
Gimana Bro? Ada yang punya 100.000 Euro ga? Murah lho, cuma separuh harga RC 213 V-S hehe.. Soal kemampuan, boleh lah diadu.. Ronax 500 pun sudah pernah kok juara 1 di Sachsenring ketika diadu dengan motor-motor 500cc 2 tak para pembalap legenda lainnya. Ya iyalah…kan motor baru hihi… Harganya pun masih murah dibanding motor 2 tak 500cc para pembalap legenda…
Kata yang tersesat