You are currently browsing the monthly archive for Maret 2017.
Ini bisa jadi salah satu hadits yang paling populer. Biasa saya dengar untuk saling mengingatkan agar menjaga niat demi diterimanya ibadah kita sama Allah. Nah, hari ini saya dengar hadits ini diucapkan langsung, tetapi mendengarnya malah membuat sedih..
Bukan karena lagi memamerkan kebaikan terus ditegur dengan menggunakan hadist ini, tapi begini ceritanya.
Saat menjelang Dzuhur tadi, saya masuk ke ruang tempat sholat di universitas Bochum yang ada di fakultas ilmu pengetahuan alam (Naturwissenschaft/NA). Tempat ini lumayan besar dan memang dipakai Jumatan juga.
Nah, saat masuk, saya masih harus wudhu, tetapi anehnya sudah ada yang sholat berjamaah 3 orang. Yang jadi imam saya rasa tak pernah saya lihat sebelumnya. Yang jadi makmum pun juga.. ya mungkin waktu sholat kita tidak berbarengan.. Nah, yang anehnya, ada beberapa yang tidak ikutan sholat. Yang tidak ikutan sholat ini yang saya kenal tampang dan setahu saya orangnya baik dan punya ilmu agama yang baik. Dia pun tidak segan menegur, jika memang ada yang salah. Melihat dia dan beberapa belum sholat, dan saya rasa waktu pun belum masuk, saya santai saja berwudhunya.
Setelah sholat berjamaah itu selesai, orang ini mengucapkan salam kepada imam dan 3 orang yang akhirnya ikut sholat (satu orang datang belakangan dan langsung ikut sholat). Mmm, salamnya tak dibalas.. Mungkin imam dan makmumnya kaget..
Lalu diberitahukanlah bahwa waktu sholat belum masuk.. Seingat saya, mereka sholat sekitar 13.34, saya masuk sudah mulai rakaat pertama atau kedua. Dzuhur hari ini mulai 13.38. Beda singkat sekali kan? Kalau lihat internet, ada kemungkinan juga melenceng 2-3 menit.
Namun, imamnya membela diri: “Kami ada kuliah.”
Yang berbaik hati dan berani menegur pun menunjukkan jadwal yang tertempel di dinding ini (di foto), tetapi yang ditegur mau melihat pun tidak.. Dia berkilah lagi: “sudah jam 1, dan kami ada kuliah”
Yang menegur mengingatkan: “Kalau belum masuk waktunya, ya tidak bisa. Kamu masih punya waktu sampai jam 5 sore nanti” (Ashar hari ini pukul 17.08).
Yang ditegur pun mengucapkan judul artikel ini: “Innamal a’maalu bin niyyah”
Yang menegur pun masih mencoba menasehati..ya tapi memang yang ditegur dari awal tak mau menerima, di situ saya yang hanya menonton merasa sedih… Hadits yang mulia yang mengingatkan betapa pentingnya melakukan hal-hal yang baik karena Allah digunakan tidak semestinya.
Makmumnya cuma bisa bengong. Yang datang belakangan pun akhirnya memutuskan sholat ulang karena memang sholat di luar waktunya ya tidak sah.
Ya, sekedar mengingatkan diri sendiri saja, kalau ada yang menegur kita, kita harus coba mendengar dan berterima kasih, barangkali kita memang salah atau belum tau. Tidak semua orang berani menegur karena memang menegur itu bukan hal yang mudah…
Waktu tersesat ke Mannheim dan ikut seminar, saya juga sebelumnya melakukan terawang gaib untuk mencari masjid terdekat. Via google, terawang gaib berhasil menemukan sebuah mesjid di kota Mannheim yang memang kecil dan seperti pulau itu karena diapit dua sungai besar. Kalau tak salah, mesjid Sultan Selim ini memang satu-satunya yang ada di Mannheim. Alhamdulillah, mesjid Turki, dan mudah dijangkau naik tramp. Sampai di sana, sayangnya waktu sholat Dzuhur sudah lewat, bahkan cukup lama sehingga tak seorang pun ada di ruangan sholat.
Setelah wudhu di lantai bawah yang juga ada toilet dan kantin, saya naik ke lantai 2 yang tak seorang pun ada di sana. Masuk-masuk, saya langsung melihat mimbar dan mike seperti yang bisa dilihat di foto di atas. Saya pun langsung solat tahiyatul masjid di belakang tiang yang saya foto ini. Saat sedang sholat, ada orang yang masuk, dia berjalan melewati saya.
Usai sholat tahiyatul masjid, saya mau solat Dzuhur. Saat saya melihat orang yang masuk tadi, OMG!!!!!!!!!!
Bukan menghilang Bro… tenang-tenang…saya tidak mau menyesatkan Bro ke neraka dengan cerita-cerita penampakan hehe…
Pria itu sedang sujud, dan saya ternyata salah menghadap kiblat hehe..kacau… Kalau sholat salah kiblat ya harus diulang. Kalau orang itu memberitahukan saya salah kiblat saat saya sedang sholat, sebenarnya cukup berbalik arah saja tanpa harus membatalkannya.
Nah, rupanya bagian depan masjidnya ini wkwk… Saya benar-benar merasa tersesat saat itu. Ga habis pikir bisa masuk masjid terus salah ngadep kiblat. Hanya karena melihat mimbar kecil dan mike, saya langsung mengira itu bagian depannya.
Waktu malamnya saya datang lagi untuk solat Magrib dan menunggu Isya, baru saya paham, apa gunanya mimbar itu. Jadi muadzin menyerukan azan dari mimbar di belakang itu. Bahkan sholat pun bersama beberapa orang di mimbar itu, sementara di depan paling hanya ada 2 baris dan sisanya melompong.
Ya, begitulah pengalaman tersesatnya saya di masjid. Rasanya ga enak banget, untung saksinya satu orang saja hihi… Namun, untung juga di saat sudah sepi itu masih ada yang datang sholat juga, jadi sholat saya tidak salah kiblat. Jadi, kalau tersesat ke Jerman dan ke mesjid Turki, cek dulu benar-benar kiblatnya. Mimbar dengan mike belum jadi jaminan itu tempatnya imam.
Kalau ada motor yang paling banyak dikerubuti dan menarik perhatian makhluk halus, maka menurut pengamatan sesat sesaat Gixxer 1000lah juaranya. Ini hasil observasi dan dokumentasi untuk membuktikan keobjektivan hipotesis hasil tinjauan lapangan yang dilakukan sepenuh statusisasi hati:
Dari tanggal 14-16 Maret, saya mondar-mandir Ludwigshafen-Mannheim dan ikut seminar di Rosengarten alias kebon mawar hehe… Dari luar kelihatan artsy dan jadul, tetapi di dalamnya modern dan ada beberapa ruangan luas khusus konferensi. Yang buat saya takjub sih kualitas soundnya..wah, keren, bening abis, tidak menggema dan super jernih tanpa ada dengung-dengung sedikitpun.
Mannheim bagi saya keren, lebih keren daripada Bochum pastinya..maklum, tergolong kota modern berukuran besar. Namun, semodern-modernnya, mereka mempertahankan bangunan lama. Beda dengan banyak kota di Indonesia yang kadang main robohin saja tanpa melihat sejarah suatu tempat.
Kesan saya sama kota yang ramai ini adalah: hedon hehe.. Banyak kendaraan mewah dan suara knalpotnya juga besar-besar. Entahlah bagaimana aturan lalu lintasnya hehe..
Kota ini letaknya strategis juga, diapit oleh dua sungai besar, yakni Neckar dan Rhein. Enaknya, memang sejak zaman dulu sungai itu masih dipakai untuk memperlancar transportasi. Jadi banyak kapal penumpang atau barang lalu lalang di kedua sungai ini. Sepanjang sungai pun jadi tempat yang bisa menarik turis dan menghibur penduduk kotanya. Bagi mereka yang senang jalan kaki dan main sepeda, sepanjang sungai memang disediakan jalurnya.
Atau yang sedang galaupun bisa kepinggir sungai. Bukan loncat, tapi bisa kasih makan bebek dan angsa hehe… Buat cewe-cewe yang galau, coba dicium bebeknya, kali aja jadi pangeran wkwk…
Segitu saja ah ceritanya..bentar lagi Jumatan hehe..
Kata yang tersesat