You are currently browsing the monthly archive for Februari 2017.
Biasanya ketemu motor Jawa yang bukan van Java ukurannya cukup besar. Namun, kali ini, saya ketemu motor asal Cekoslowakia ini dalam ukuran mini. Mesin tidur 2 tak entah kapasitas berapa memang mirip dengan motor-motor Jerman Timur sejenis dan sezamannya. Velgnya pun juga sama mininya, mungkin ukuran ring 14. Hmmm, lumayan buat inspirasi kalau ada yang mau modifikasi Honda Win atau Suzuki A100. Yang seru sih kalau buat modifikasi Suzuki A100 karena sama-sama 2 tak, dan korek dikit, maka kecepatan 120 Km/jam relatif mudah diraih hehe.. Ini dia penampakannya:
Minggu 26 Februari lalu, saya tersesat ke Hamm-Oldtimermarkt di kota Hamm, ya hanya 40 menit lah naik kereta dari Bochum melewati Dortmund. Lumayan banget karena saya mulai suntuk hehe, tiket pun harga mahasiswa hanya 4 Euro saja. Terbayang serunya waktu acara Oldtema Erfurt dulu yang lumayan ramai dan berskala besar. Nah, sesampai di lokasi seteah jalan kaki dari stasiun selama 30 menitan (malas nunggu bus yang juga ada tiap 30 menit), sampailah saya di lokasi. Tadaaa
Memang saya tau tidak akan terlalu besar, tetapi tidak menyangka juga sekecil ini hehe…
Motor pengunjung pun hanya ini, tidak ada moge-moge layaknya acara di Erfurt 8 atau 9 tahun lalu haha… Yang hadir motor-motor 2 tak terbitan Jerman Timur. Tak ada pengunjung-pengunjung yang naik motor BMW, Ducati klassik atau Harley..
Pas masuk ke dalam, untungnya ada beberapa mobil yang dipamerkan dan dijual. Ada beberapa motor juga..Yang menyelamatkan acara ini adalah standnya Motoguzzi. Nanti saya tampilkan di artikel lainnya ya..
Yang doyan miniatur, bakal lumayan puas di sini. Beberapa menjajakan miniatur dan juga majalah-majalah kendaraan oldtimer.
Banyak juga yang jual parts mobil dan motor klassik. Tentunya harus benar-benar jeli di sini dan sabar ngubek-ngubek satu persatu stand penjual. Wah, sekilas saya merasa seperti di pasar loak macam Poncol di Pasar Senen hehe…Ya, lumayan lah buat ganti suasana..
Karena ada kewajiban lain yang perlu konsentrasi dan waktu yang cukup, ngeblog dalam situasi ini menjadi aktivitas yang kurang baik bagi saya. Maunya nulis artikel, tetapi berisiko menelantarkan yang lain. Untuk itu, 10 hari kedepan, Blog Sesat berhenti mengebul dulu asap knalpotnya…
Sampai jumpa lagi……
Profesor biasanya memberikan ilmu yang bisa membuat kemampuan kita meningkat. Petunjuk profesor memberikan arah dalam penelitian sehingga lebih terjamin, penelitian sedang berjalan efektif dan tidak tersesat. Nah, suatu hari profesor saya memberikan sesuatu yang berbeda. Dari nominal jelas tidak ada harganya, harganya hanya 200 rupiah. Namun, dari 200 rupiah itu, ada banyak cerita. Orang-orang Indonesia yang lahir di tahun 80an dan sebelumnya pasti masih punya kenangan tersendiri dengannya. Ini dia pemberian itu, sesuatu yang beliau dapat saat pernah tersesat ke Indonesia dulu:
Memang bukan favorit kita dulu, koin 100 rumah gadang yang bisa buat kerokan wkwk… Namun, ada rasa yang berbeda bisa ketemu koin 50an lama yang materialnya masih lebih berbobot dibandingkan koin sekarang…
Dua hari ini langit sangat cerah, matahari bisa leluasa melepaskan cahayanya ke permukaan bumi. Suhu Yang meningkat hingga belasan derajat membuat orang-orang yang senang naik Motor melepaskan kerinduannya. Di musim dingin, sangat jarang orang naik Motor di Jerman. Kalaupun ada, itu yang benar-benar bikers super, atau terpaksa keadaan hehe..atau yang banyak keluar cuma skutik-skutik kapasitas kecil saja. Nah, begitu cerah, deru-deru moge pun mulai terdengar hehe..Ini Salah satu contohnya:
Kalau Honda punya CB, Yamaha dulu punya Fazer. Motor yang digunakan dari R-series yang diperjinak, rangka deltabox dan Kaki-kaki balap pun ditanggalkan. Hasilnya, moge harian yang jinak, ekonomis, tetapi daya tahan mesinnya tak perlu diragukan.
Fazer bisa dibilang lumayan khas tampilannya. Jauh dari kata garang sih dibandingkan R-Seriesnya. Lampu depannya mirip Honda NR750 yang buat ukuran sekarang terlihat biasa saja dan tidak ada kesan agresif. Buat saya pribadi sih, yang paling keren dari motor ini adalah desain lampu remnya! Dan desain ini bisa saya nominasikan sebagai salah satu lampu rem terkeren di moge nonklassik.
Wawancara Toshihiro Suzuki, bos baru Suzuki sejak musim panas tahun lalu yang menggantikan Osamu Suzuki, membocorkan pergerakan Suzuki kedepannya. Si bos mengakui, Suzuki sedang butuh waktu untuk “menyembuhkan dirinya” selepas masa krisis moneter. Doi menjelaskan, memang saat ini omset Suzuki roda dua dibandingkan roda empatnya kecil, cuma 8%! Kebangkitan Suzuki akan fokus ke GSX series, S-series, V-Strom series dan Burgman series. Suzuki pun menyadari, Saat krisis moneter, justru pasar motor di Indonesia, India dan beberapa negara Asia meningkat. Doi pun menyebutkan ingin memanfaatkan kesempatan ini dan menyediakan motor-motor sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk Eropa, mereka sadar untuk menyediakan motor yang lebih sporty, makanya mereka melahirkan Gixxer 1000 anyar dengan segala kecanggihannya sebagai flagship mereka.
Saat ditanya, apakah Suzuki akan mengembangkan mesin 3 silinder, si bos bilang, tertarik, tetapi Suzuki masih dalam masa penyembuhan hehe.. Saat ditanyakan, apakah mereka akan mengeluarkan motor retro, si bos menjawab, Suzuki sedang mempelajari segmen ini dengan intensif.
Nah, di sinilah Blog Sesat mau mengompori! Buat apa tunggu lama-lama, motornya sudah ada! Kalau paling gampang ya keluarin TS 125 lagi wkwk..tapi tentu sulit, karena itu Motor 2 tak. Nah, Suzuki masih punya VanVan 200 dan 125 lho!
Suzuki VanVan 200 di Jerman dilego 4390 Euro, lebih murah 100 Euro dibandingkan Suzuki GSX-R125 yang dibanderol 4490 Euro! Coba, masa VanVan 200 kalau dilepas di harga 27 jutaan tidak laku? Memang bakal tak laku banyak, tapi Vanvan sebagai Motor hobi akan membawa naik nama Suzuki! Yang doyan motor laki klassik dari pabrikan Jepang kan saat ini hanya difasilitasi Kawasaki dengan Estrella. Masalahnya, Estrella harganya dianggap selangit!
Atau, kalau masih kurang murah, Suzuki masih punya VanVan 125. Harganya hanya 3590 Euro saja! Soal keren, tak kalah lah sama yang 200ccnya:
Sumber: http://www.motorradonline.de/vermischtes/interview-mit-toshihiro-suzuki.793066.html
Judul itu mencerminkan kebingungan saya, ini motor mau dikategorikan sebagai motor apa. Mau dibilang klassik, terpenuhi banyak kriteria, kecuali umurnya yang masih relatif muda. Yang paling bikin aneh kalau dibilang klassik tentunya teknologi yang dia miliki. Teknologi kaki-kaki yang sampai hari ini secara nama tak bisa dibilang lebih canggih: lengan ayun pro arm dan suspensi USD. Fairing pun dari carbon fibre. Setang piston pun sudah titanium dan masih banyak lagi. Bahkan di samping RC213V-S pun, NR 750 yang harganya dulu 100.000 DM di Jerman ini mash terlihat ga malu-maluin secara teknologi dan desain! Motor yang di foto ini milik seorang kolektor yang mengundang wartawan Motorrad untuk mencobanya. Tentu sebuah keberuntungan mengetest motor yang hanya ada 300 unit ini. Kata si pemilik, motor semacam ini jelas sangat sulit untuk diproduksi lagi. Berdasarkan perhitungan doi, harga 100.000 DM itu sebenarnya murah, bahkan dia bilang, Honda rugi bisa 100.000 DM per unitnya! yup, menurut dia, motor ini layak dibanderol 200.000 DM!
Si pemilik ini berhasil mendapatkan motor yang nilainya makin lama makin mahal ini dari Italia. Wajar, hanya 300, dan untungnya sih katanya dari 300 unit itu kondisinya hampir bisa dipastikan bagus semua, maklum, para pemiliknya terlalu sayang menggunakan motor yang teknologinya lebih edan bahkan dibandingkan motor superbike dan GP500 saat itu. Bahkan, ban yang terpasang masih original haha…
Motor V4 750cc ini sebenarnya ide kelahirannya sudah sejak tahun 70an. Tahun 1978, Honda menciptakan NR500 untuk terjun di ajang GP500. Melawan motor 2 tak yang bertenaga 2xnya motor 4 tak dengan kapasitas yang sama di putaran mesin yang sama. Nah, supaya tenaga 4 taknya bisa nguber, Honda berpikir untuk membuat motor 4 tak dengan rpm tinggi untuk mengejar power 2tak. Untuk itu, Honda merasa butuh jumlah silinder 2xnya 2 tak, nah, berarti Honda butuh mesin 8 silinder 500cc untuk melawan mesin 4 silinder 2 tak. Masalahnya, regulasi GP500 membatasi jumlah silinder maksimal hanya 4 silinder!
Untuk itu, Honda mengakalinya dengan membuat motor berpiston oval, jadi ceritanya 2 piston disatukan dalam 1 silinder. Honda pun berhasil membuat mesin ini dan mengatasi permasalahan kebocoran kompresi yang muncul ketika desain piston itu tidak bundar. Mesin NR 500 berupa V4 dengan 8 klep dan 2 busi per silinder. Satu piston pun diteruskan tenaganya oleh 2 setang piston. Dengan stroke pendek yang memungkinkan putaran mesin tinggi, mesin NR 500 mampu menghasilkan 115 PS/ 17.500 rpm. Meskipun begitu, NR 500 gagal menghadapi keperkasaan mesin-mesin 2 tak 500cc.
Gagal di tahun 1978, Honda balik lagi tahun 1987 dengan NR 750 yang merupakan pengembangan NR 500. Kali ini bukan di GP500, tetapi di balap Le Mans yang merupakan balap motor yang mementingkan ketahanan motor. Dengan tenaga hampir 160 PS/ 15.500 rpm, NR 750 memperoleh tempat start ke-2. Tenaga segitu jelas di atas rata-rata para pesaingnya yang baru mampu memiliki power sekitar 130PS. Hanya saja, saat balap, NR 750 mengalami kerusakan. Meskipun begitu, keperkasaannya sudah sempat disaksikan di balapan ini. Karier balap NR 750 pun diakhiri oleh FIM yang melarang penggunaan piston oval tak lama setelah itu karena dianggap terlalu tampan.
Nah, mesin V4 750cc ini akhirnya dijadikan mesin untuk motor jalanan. Versi masalnya cukup diberi kemampuan 125 PS/ 14000 rpm dan bobot 230 Kg. Melihat power dan bobot, jelas NR 750 bukan lagi menjadi motor balap murni. Orang lebih melihatnya sebagai motor touring. Yup, masih ada Honda CBR 900 yang bobotnya belasan Kg lebih ringan dan tenaga lebih besar. Lagi pula, NR 750 harganya bikin dompet orang tajir pun bisa ketar-ketir. Makanya, motor yang disebut juga RC40 ini pun lebih sering dijadikan pajangan.
Sumber:
http://www.motorradonline.de/einzeltest/honda-nr-750-im-fahrbericht.793152.html
Waduhh.. apalagi nih? Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan wacana untuk menerapkan pajak berdasarkan angka emisi karbon yang dihasilkan oleh semua kendaraan bermotor. Jadi, motor atau mobil yang knalpotnya berasap bakal kena tilang berupa pajak emisi.
Pernyataan itu seperti dikutip dari detik.com. “Pajak kendaraan berdasarkan emisi karbon? Nantinya akan berlaku untuk semua kendaraan. Memang nanti yang memutuskan itu Kementerian keuangan. Tapi paling tidak dari kami memberikan usulan saja, kalau boleh struktur pajaknya seperti ini (menerapkan pajak berdasarkan emisi karbon yang dihasilkan),” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Putu, di kantor Kemenperin Jakarta.
Namun ini baru sekadar usulan. Kata Putu, usulan ini tidak akan merugikan Agen Pemegang Merek (APM) dan negara yang menerima pajak. Jadi, siap-siap saja motor yang knalpotnya berasap bakal kena pajak emisi. (www.motorplus-online.com)
Itulah Yang terpampang di motorplus-online hari ini. Bagaimana reaksi Blog Sesat menghadapi wacana ini?
Hmmm… ada beberapa hal yang bisa dipertanyakan di sini.
Waduhh.. apalagi nih? Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan wacana untuk menerapkan pajak berdasarkan angka emisi karbon yang dihasilkan oleh semua kendaraan bermotor. Jadi, motor atau mobil yang knalpotnya berasap bakal kena tilang berupa pajak emisi.
Jika berdasarkan angka emisi karbon yang dihasilkan oleh semua kendaraan bermotor, mengukurnya berarti satu persatu kan. Apakah tiap perpanjangan STNK nanti kendaraan akan dikukur emisinya???? PR kepolisian sudah banyak lho Yang belum dikerjakan dengan konsisten, ini mau ditambahkan lagi PRnya???
Kalau dikatakan, motor atau mobil yang knalpotnya berasap bakal kena tilang berupa pajak emisi, waduh, PR kebisingan knalpot saja belum diselesaikan. Bagaimana implementasinya nanti di lapangan? Lalu, motor 2 tak bagaimana?
Kalau memang berdasarkan emisi karbon, amannya ya dari baru sudah ditentukan pajaknya berdasarkan pengukuran emisi kendaraan itu ketika masih baru. Artinya, satu jenis kendaraan ya harus sama rata kalau mau ada pajak emisinya.
Ah sudahlah wkwk..Yang pasti yang paling dirugikan oleh artikel Motorplus kali ini adalah Yamaha! Lihat saja fotonya…Sebagai media profesional, harusnya mereka bisa memakai foto yang tidak provokatif dan hasil jepretan wartawannya sendiri.
http://read.motorplus-online.com/read/gfz/17/0/Knalpot-Berasap-Bakal-Kena-Tilang
Kata yang tersesat