You are currently browsing the monthly archive for Januari 2016.

20160129_160439

TV commercial Satria FU 150 terbaru sudah keluar. Untuk ukuran Suzuki belakangan ini, jelas kemajuan dengan mengedepankan seorang pembalap MotoGP yang punya nama dan dianggap berbakat. Sayangnya, lintasan MotoGP diturunkan derajatnya jadi balap liar di malam hari haha… Menyedihkan, tetapi BlogSesat paham kalau pasar saat ini dan target pasar bakal suka dan mengidentifikasi diri dengan iklan model beginian…Ya mirip-mirip sinetron buat ABG dan kalau buat angkatan ane sih mirip-mirip film full speed atau full throttle Andy Lau..

Sayang sih sebenarnya, sebab iklan macam ini sebenarnya tak butuh proses kreatif tinggi dan kata anak sekarang mah B-aja….meskipun motornya dan bintang iklannya masuk kategori leh uga… Sayang memang, menerbangkan fantasi untuk hal yang tak mendidik.. persetan lah, mendidik mah urusan orangtua dan guru ya, marketing mah tugasnya jualan hihihi

20160129_160520

Sebenarnya ada yang dijanjikan Suzuki di iklannya.. jualan top speed tuh.. Jelas-jelas mampu masuk 150 Km/jam di gigi 6 di rpm belasan ribu..ya pamer spidometer digital, lampu LED dan teknologi DOHC tentunya… Menjanjikan..dengan tenaga katanya di atas 18 PS, kalau memang benar begitu, tak perlu sebenarnya memusingkan Sonic 150 ataupun MX150. Belum lagi Satria sudah punya basis fans yang besar…

Namun, musuh tak tinggal diam.. Isu daya tahan dikorbankan dihembuskan haha…Pernah dengar ga Bro?

Padahal menurut Blog Sesat, 18 PS mah belum memporsir daya tahan mesin, masih aman banget untuk kualitas Suzuki! Tenaga segitu diperoleh dengan peningkatan kompresi, sistem pengabutan injeksi, diameter klep yang lebih besar dan untuk stamina dan daya tahan mesin, oil cooler pun dilengserkan oleh radiator.

Sebenarnya yang perlu kita nantikan adalah tanggapan tukang korek dan tukang kebut jalanan dengan penggunaan radiator dan injeksi! Memang lebih modern, lebih baik performanya, tetapi di sisi lain membatasi kreatifitas bore up dan dongkrak power… bukannya tak bisa, tetapi saat ini dijamin lebih menguras kantong wkwkwk… Untuk meningkatkan power FU tak semudah ketika doi masih berpendingin udara plus oil cooler.

Nah, bagaimana dengan isu daya tahan? Sebenarnya ada yang hilang dari Suzuki.. Dulu Suzuki begitu identik dengan pemecahan rekor daya tahan.. Masih ingat kan zamannya Shogun harus memecahkan rekord digeber nonstop! Awalnya 24 jam…kemudian Shogun harus digeber 48 jam di tahun 2003! Itu digeber pembalap! 2006 pun New Smash menggebrak hingga 50 jam! Nah, Suzuki Satria FU 150 injection berani ga diginiin??? Kalau berani, wah lenyap tuh isyu daya tahan pada tulang punggung Suzuki roda dua di Indonesia ini…

Silahkan cek:

http://www.suzuki.co.id/news-and-promo/press-release/rekor-baru-new-smash-digeber-habis-50-jam-non-stop

 

 

20160124_233346

Kebayang nggak kalau merk motor di atas Ducati? Dijamin gelap mata pada beli kan kalau harganya di bawah 25 juta? Nah, bagaimana dengan Benelli? Merk ini Italia juga lho, sejak 1911 pula.. Kalau kita melihat tradisi balapnya di masa lalu juga lumayan mentereng, ga malu-maluin lah dibandingkan sejarah balap Ducati di era klassik.

Namun, karena bos Benelli bukan lagi Italia dan tak lagi dikuasai Italia plus bukan dibuat di Italia, Benelli kehilangan Italianya… Benelli dipandang sebagai motor Cina, tak beda dengan banyak orang memandang Minerva. Untuk kelas  250 cc keren banget motornya, untuk matic pun oke, terbukti masih bisa terjual dan punya daya jual. Namun, di kapasitas 150 cc yang memakai motor bukan untuk hobby, melainkan untuk kerja, habislah si Benelli TNT 15 ini. Ada yang pernah ketemu ini motor di jalanan? Dijamin langkaaaa… Namun, masalahnya bukan langka karena banyak yang tak sanggup beli, melainkan langka karena tak mau beli…

Kenapa Minerva dulu masih lumayan laris? Mudah saja Bro…Dulu Honda dan Yamaha masih belum benar-benar sikut-sikutan, Honda masih terlalu dominan! Desain motor pun benar-benar ketinggalan dari trend pasar, toh pabrikan besar masih untung… Minerva pun datang dengan desain copy yang menggiurkan.. Karena itulah mereka bisa sukses.. Ditambah lagi dengan info bahwa partsnya bisa substitusi dengan motor umum yang ada di pasaran Indonesia, banyak deh yang berani beli Minerva. Nah, kalau Minerva masih mau coba dengan cara yang sama, saya rasa saat ini pasar Indonesia sudah immun..ga mempan godaan sebatas desain saja. Inilah yang terjadi pada Benelli sekarang, terutama ya TNT 150. Ini namanya salah bidik pasar hehe…

Harusnya, daripada sejalan dengan motor-motor modern ala Honda, Yamaha dan TVS, Benelli bisa bidik pasar pencinta klassik! Kalau Royal Enfield masih terhitung mahal, Kawasaki Estrella pun begitu, disinilah ruang kosong untuk motor-motor klassik dengan pabrikan yang jelas.

Bagaimana kalau yang 250 cc dibuat model begini (tentu dengan penyesuaian):

old-benelli-racing-bike-in-the-town-square-of-pesaro-italy-europe-DGT063

Beneli TNT 15 yang sebenarnya disejajarkan dengan Verza/ NMP atau Yamaha Byson dan ditawarkan dengan harga di bawah 18 juta memiliki banyak keunggulan. Silahkan bandingkan sendiri spesifikasi dan fiturnya dibandingkan Verza.. Kalau Bro fair, pasti menang Benelli. Namun, faktor merek dan goodwillnya yang membuat orang mengurungkan niat… Toh pembeli di kelas ini bukan tergolong pembeli dengan duit tak berseri…

Saya mengkhayal, seandaikan Benelli yang 150 cc itu mengacu ke model yang begini:

benelli-classic-8

Keren kan? Tak harus mengikuti moge looknya Benelli TNT 600… Itu sama saja menmpuh jalur yang ditempuh pabrikan Jepang dan gaya ala pabrikan India…Benelli harusnya tetap mempertahankan imagenya bukan sebagai motor harian, tetapi untuk bikers yang punya passion sama motor sport dan motor klassik… Yah, ini sekedar khayalan sambil menghabiskan waktu karena terjebak hujan hihihi…

20160124_233636

Memasuki 2016, tanah air bakal dibanjiri matic pabrikan Prancis, yakni Peugeot. Saya awal menjumpai matic ini di ajang IIMS 2015 lalu, dan kesan pertama begitu menggoda, bahkan boleh saya bilang sangat menggoda!

Pabrikan jelas, punya pengalaman, desain wah dan harga ekonomis…Dalam hati saya: “Hantaman besar bagi modern Vespa.”

Saat bercakap-cakap dengan salesnya, saya semakin tertarik. Doi bilang banyak yang sudah pesan. Dan produk favorit terlaris hingga saat itu adalah Django Evasion warna putih-kuning. Katanya sih saat itu sudah ada 60an yang inden!

20150823_202538

Berikut ini hasil pengukuran dari otomotif.net:

DATA TEST:
0-60 km/jam 7,4 detik
0-80 km/jam 13 detik
0-100 km/jam –
0-100 meter 9 detik (66,9 km/jam)
0-201 meter 13,9 detik (81,3 km/jam)
0-402 meter 22,3 detik (92,7 km/jam)
Top speed spidometer 100 km/jam
Top speed racelogic 98,5 km/jam
Konsumsi BBM 38,65 km/liter
Tester 168 cm / 57 kg ]

Dari hasil pengukuran ini, saya bisa bilang lumayan kompetitif lah dengan Vespa. Yup, kalau dengan matic Jepang jelas kalah performa dan kalah fuel consumption, tetapi dipastikan menang di gaya…Lambretta banget ya… Apalagi disorot dengan lampu ala-ala pameran, waaah banget deh…

20150823_203502
DATA SPESIFIKASI:
Mesin Type Single Cylinder 4-stroke Sistem pendingin Cooling Air Pengabutan bahan bakar Fuel Injection Kapasitas mesin 150,6 cc Tenaga maksimal 10,7 dk Kapasitas Tangki 8,5 L Dimensi (P/L) 1925 mm / 710 mm Sumburoda 1350 mm Berat 129 kg Disk brake depan 200mm Disk brake belakag 200mm Ukuran ban depan 120/70-12 Ukuran ban depan 120/70-12

Sumber pengukuran dan spesifikasi: http://otomotifnet.com/Motor/Test/Test-Ride-Peugeot-Django-150-Allure-Kaya-Fitur

Jujur saja, saya hampir saja ikutan indent… Namun, karena masih harus menanti lama dan dibilang banyak yang sudah indent, saya jadi malas hehe..kurang eksklusif. Selain itu, bodinya ternyata plastik, jadi saya kurang sreg…

Kalau hanya untuk kendaraan hobi yang tak dipakai harian, saya mending cari Vespa atau Lambretta klassik dengan harga selevel..ya dengan 35-40 juta (atau nambah lagi dikit lah hehe), Bro sudah bisa dapat yang berkelas dan enaknya, selain pajak murah, tahun depan harga naik…

20150823_19313420150823_19302920150823_193007

Oke Bro, jangan ikutan berpikir seperti saya ya, saya kan sesat wkwkwk….

20160119_231901

Bermula dari belanja bulanan yang menyesatkan saya ke tempat VCD/DVD, saya menemukan film yang katanya harus ditonton penggemar MotoGP modern. Harganya lumayan, 49000 rupiah. Namun, itung-itung sambil memperbaiki kemampuan bahasa Inggris saya dengan cara yang menyenangkan, saya beli tanpa banyak keraguan. Itungannya murah kan kalau untuk belajar bahasa Inggris hehe…

Dengan 49000 saya mendapatkan 2 keping VCD dengan durasi kalau tak salah sekitar 2 jam. Yang mengecewakan adalah kualitas gambarnya tak sepenuhnya baik, sebab banyak juga dari video-video pribadi yang tentu diambil tidak dengan kamera berkualitas HD, apalagi kualitas kamera black magic hehe..

Awal film biasa saja… cenderung mengecewakan sih bagi saya karena seperti melihat highlights saja. Namun, seiring film berjalan, persepsi saya berubah. Jadi film ini tak hanya menayangkan highlights mayoritas tahun 2010-2013, tetapi juga perspektif pembalapnya sendiri. Memang banyak sih di media, tetapi seringkali semua itu terlalu banyak dikomentari wartawan yang kadang tendensius dan provokatif. Dengan film ini, Bro bisa melihat pendapat para pembalap legend MotoGP modern. Pembalap-pembalap yang bicara adalah Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Casey Stoner, Marc Marquez, Dani Pedrosa dan alm. Marco Simoncelli. Selain itu, ada tokoh-tokoh lainnya yang juga dekat dengan dunia GP.

Film ini bukan dokumentasi tentang teknologi MotoGP, film ini lebih mengangkat sisi kemanusian si pembalap, cara berpikirnya, alasan-alasannya, motivasinya, dan apa yang terjadi di suatu kejadian-kejadian penting yang selama ini disajikan media (dan dibumbui oleh pendapat wartawan yang banyak tendensi keberpihakannya). Dari sinilah saya berani bilang, tontonan ini bisa membijaksanakan! Sangat saya sarankan bagi fans balap, apalagi yang baru kenal balap 2-3 tahun saja. Dari sini kalian akan tahu, kenapa Sepang Clash begitu menyakitkan bagi para penggemar MotoGP sejati. Rasanya seperti kehilangan 2 pahlawan secara bersamaan. Rasanya seperti melihat kedua orangtua sendiri bertengkar hebat… Yup, real fans akan kehilangan arah dan suliiit sekali berpihak… Kalaupun ada yang salah, berat sekali menerima kenyataan yang terjadi di race di SIC saat itu.

Dengan menonton film ini, kita akan bisa lebih menghormati pembalap MotoGP. Kita bisa belajar filosofi kehidupan mereka yang bisa mempengaruhi motivasi kita juga dan bermanfaat universal di bidang apapun kita berkarya. Nah, daripada nonton motivator yang temanya itu lagi-itu lagi, tonton deh Hitting the Apex…

20150207_010003-1Sejak kira-kira setengah tahun lalu saya menggunakan sarung tangan kiper yang saya beli karena diskon dan saya lagi khilaf. Saya gunakan untuk bermotor karena sarung tangan yang biasa saya gunakan hilang satu, entah jatuh di mana. Selain itu, karena saya tidak main sepak bola, jadi supaya tak sia-sia, saya pakai saja sebagai sarung tangan motor harian.

Awalnya tidak enak menggunakan sarung tangan bola karena tapaknya yang relatif kaku dan tidak untuk mencengkram. Namun, seiring waktu, mulai lentur dan lumayan nyaman digunakan. Sayangnya, bukan sebatas lentur saja, tetapi sarung tangan pun mulai mengeletek bagian luarnya. Jahitan yang tak dirancang untuk bentuk telapak tangan yang mencengkram pun turut menjadi korban. Pelan-pelan jahitannya rusak. Ya, secara merek, produk ini tak perlu diragukan. Namun, karena memang bukan untuk naik motor, sarung tangan ala Manuel Neuer ini pun rusak dengan cepat. Nih setelah pemakaian harian selama kurang lebih 6 bulan:

20160119_123606

Yang mau modif ala Honda CB 100 banyak, karena itulah perintilannya banyak beredar di pasaran. Salah satu yang laku keras tentu lampu-lampunya. Nah, minggu lalu ada teman yang nitip lampu depan CB100. Sekitar 3-4 tahun lalu saya beli untuk GL100 saya seharga 75000. Itu pun di bengkel umum yang sudah lama buka, jadi secara harga tidak mencekik. Beda dengan bengkel-bengkel parts khusus motor klassik yang seringkali malah jual jauh lebih mahal dibandingkan yang di bengkel umum. Yup, silahkan buktikan sendiri.

20160116_201258

Nah, minggu lalu saya beli di bengkel lainnya yang kini jadi tempat langganan saya kalau mau beli parts CB100 atau Honda tua lainnya. Tak banyak sih barangnya, tapi lampu-lampu, spatbor depan-belakang dan knalpot untuk GL100, CB100, itu yang pernah saya beli. Kali ini barangnya saya nilai lumayan, model chromenya cukup rapi dan beda dengan punya saya dulu, ini ada dua lupang untuk lampu, jadi ada untuk lampu senja juga. Nah, berapakah harganya? 55 ribu saja saudara-saudara… Bengkelnya ada di Ciganjur, di Brigif, letaknya di sebelah mesjid yang cukup besar. Kalau tak salah namanya Rian Motor. Ada juga yang menyebutnya Pinding. Ya kalau Bro dekat-dekat situ dan butuh parts KW CB100/GL100, recommended lah… Parts motor hariannya juga lumayan lengkap kok..

Diingatkan oleh Bro Tomcat S, saya kemarin melanjutkan eksperimen yang tertunda cukup lama. Jadi, dulu saya dan beberapa teman percaya bahwa krupuk yang bisa dengan mudah terbakar adalah krupuk yang digoreng dengan minyak goreng campur plastik. Nah, saat itu kami membakar krupuk di tempat kerja kami dan krupuk itu terbakar dan menyala apinya terus hingga krupuk benar-benar hangus dan api pun padam karena kami tiup. Nah, sejak saat itu, kami tak makan lagi krupuk berlangganan itu, meskipun pelan-pelan akhirnya makan lagi dikit-dikit karena tak tahan godaannya hehe..Silahkan dicek lagi cerita lalunya:

Krupuk Ikan, Makanan Khas Negara Maritim

20160117_171705

Kemarin saya titip nyokap yang pergi ke pasar. Tuh dia barangnya, krupuk sesuai..ya minimal mirip dengan krupuk yang biasa  tersedia di tempat kerja. Saya pun langsung menggorengnya menggunakan minyak goreng yang ada di dapur (tentunya saya harap tak menggandung plastik, kan minyak goreng bermerk jelas)

20160117_172632

Hasilnya lumayan, meskipun jauh lebih kecil dibandingkan yang biasa di warung-warung dan rasanya tak segurih atau sesasin krupuk di warung-warung itu. Namun, makannya merasa lebih tenang kan… Nah, setelah itu, saya pun dengan penuh kepercayaan diri menyelenggarakan eksperimen yang tertunda itu. Kali ini saya cukup yakin, krupuk tak akan terbakar. Saya mengambil lilin dan menyalakannya. Krupuk yang saya goreng pun saya bakar tepiannya. Dan inilah hasilnya:

20160117_173424

Saya pun puyeeeeeeeeeeng………… Sekarang justru semakin tak jelas.

  1. Apakah cara membakar makanan masih bisa digunakan untuk memastikan bahwa minyak goreng dicampur plastik?
  2. Jangan-jangan minyak goreng yang saya pakai mengandung plastik?
  3. Jangan-jangan krupuknya mengandung plastik?

Entahlah Bro… Saya pun coba membakar minyak gorengnya. Sodet yang masih berlumuran minyak goreng saya dekatkan ke api kompor gas.. dan tak terjadi apa-apa. Jadi, saya berasumsi minyaknya aman. Silahkan disimpulkan sendiri Bro..saya pusing hehe…..

Lanjut ah… Selang beberapa hari setelahnya, di atas meja makan ada krupuk udang berukuran kecil yang digoreng sendiri. Karena saya masih penasara, saya coba bakar tuh.. dan hasilnya:

20160119_191114

Yup, menyala dengan mudah. Saya rasa tidak benar sepenuhnya jika kita mempercayai bahwacara mengetest, apakah di dalam minyak mengandung plastik, dapat dilakukan dengan membakar krupuknya. ..

Dulu kita hanya kenal nama-nama pisang berdasarkan jenisnya, pisang ambon, pisang tanduk, pisang kepok, pisang susu, pisang batu dan sebagainya. Beberapa tahun belakangan ini, kita mulai mengenal yang namanya pisang Sunpride. Apa itu? Ya pisang-pisang yang dikelola Sunpride, sebenarnya pisang-pisang yang sudah ada, tetapi begitu dirawat sehingga hasilnya sangat baik dan penampilannya sangat cantik menggoda. Ibarat kata kalau pisang yang dijual di pinggir jalan dan pasar-pasar itu cewe yang mesti naik angkot dan jalan kaki, pisang Sunpride ibarat artis papan atas ibukota yang muyuuus, ga pernah kena matahari dan debu plus polusi hehe…

Saya suka sih pisang sunpride, tetapi tolong deh tidak dalam kemasan single! Yup, kita biasa beli pisang per sisir… Kalau beli per tandan mah tukang gorengan kali…

Kadang kita membeli per 2 buah, ya biasa digantung-gantung di tukang sayur lah yang keliling dan dinanti ibu-ibu rumah tangga.

Nah, suatu hari saya ke toko yang di mana-mana ada itu dan di dekat kasirnya terletak si pisang sunpride single ini:

20151231_130725-1

Pisang itu sehat, kulitnya dibuang ke tanah bisa menyuburkan… Nah, kalau satu pisang dibungkus satu plastik begini, nyampah banget kan… Oleh karena itu, Blog Sesat menghimbau orang-orang tersesat ke sini untuk tak mendukung penjualan pisang dengan kemasan plastik seperti ini!

Ritual awal tahun saya salah satunya adalah bayar STNK kedua motor itu, GL biasanya telat, karena habisnya di awal tahun. Maklum, masih tutup atau masih eforia liburan, jadi seringnya kelewat, seharusnya akhir Desember saya bayarkan. Si Tiger Hitam relatif lebih aman, sebab baru di akhir bulan habisnya.

20160112_131756

Untuk Tiger keluaran 1997 akhir ini, pajaknya turun Rp. 3000 rupiah. Tahun lalu saya masih harus bayar Rp. 140.000. Bagaimana dengan BMW K100 GL saya hehe.. Tahun lalu bayarnya hanya 77.000 rupiah. Nah, karena telat tahun ini, otomatis kena denda.

20160112_131854

Ujung-ujungnya jadi bayar 124.200, beda tipis dengan Tiger yang 10 tahun lebih muda dengan kapasitas mesin 2 kali lebih besar hehe…

Percayakah Bro sekalian pada judul yang saya tuliskan? Kalau percaya, berarti bagus, artinya Bro mudah saya sesatkan hehe… Namun, saya menyesatkannya bertanggungjawab kok.. Dulu saya pernah membaca artikel komparasi knalpot aftermarket yang kalau di sini mayoritas bilang knalpot racing. Kenapa dibilang racing? Ya karena karakternya dijamin lebih free flow dan suara dipastikan lebih berisik dibandingkan standar, jadi tarikan awal atau tarikan atasnya bisa dipastikan lebih baik, ya minimal ada bagian tertentu di akselerasi yang membaik. Namun, ketika dilihat di dyno powerbandnya, belum tentu lebih baik lho..

Media permotoran tanah air saat ini sudah ada kemajuan, sebab sudah mulai menyertakan data powerband hasil pengukuran sebut saja namanya dynojet.. Di situ terlihat jelas dan tak bisa ngibul. Motor-motor kelas bebek dan sport 150 cc belum tentu power puncaknya tembus 1 PS lebih tinggi, berat Bro…Beda dengan zaman dulu, kalau sampeyan masih ingat: Tiap ada yang jualan knalpot aftermarket, mereka klaim peningkatan power 10% lah, 20 % lah kadang lebih..edan kalau dilihat sekarang. Edan tak benarnya..motor 150 cc kalau sampai naik 20% berarti bisa naik 3 PS kan?  Sekarang kita sudah lebih cerdas, naik 3 PS tak mungkin di motor 150 cc dengan penggantian knalpot semata! Preeeeeett….

Oke, sekarang ke intinya… Intinya media kita sdah ada perbaikan, tetapi belum cukup baik. Ini saya beri contohnya dari redaksi Motorrad yang mengetest knalpot untuk BMW R1200 GS. Yang ditest itu bukan hanya power puncak semata (Spitzenleistung), mereka juga mengukur suara (Geraeuschverhalten)! Ini ada alat dan metodenya! Sedangkan ukuran lainnya adalah power band (Leistungsentfaltung), bobot (Gewicht), kualitas pengerjaan (Verarbeitung), harga (Preis) dan pemasangan/desain (Montage/Passform) ! Dari hasil pengetesan dan penilaian mereka bisa disimpulkan, dari delapan merek, hanya satu yang lebih baik dibandingkan knalpot standar! Yup… Ga gampang lho menyaingi kualitas bawaan pabrikan BMW heheh… Silahkan dilihat Bro:

138_2015_22_58_Auspufftest_1024.jpg.4715512

Sumber:

http://www.motorradonline.de/auspuff/acht-schalldaempfer-fuer-die-bmw-r-1200-gs-im-produkttest-endwertung/689276?seite=15

 

tersesat muter-muter

  • 2.531.517 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com