You are currently browsing the monthly archive for April 2018.
Yang namanya sudah lama ga naik motor dan di Jerman juga ga banyak motor, kalau ketemu satu motor yang bukan skutik, rasanya jadi seperti ada hiburan.
Contohnya waktu ketemu motor yang mesinnya familiar bagi bikers Indonesia yang sudah jadi bikers di tahun 2000an. Ini dia penampilan Suzuki GN250:
Lumayan ya Bro.. aura klassiknya kental dengan desain soft choppernya.. spatbor chrome depan belakang dari bahan pelat besi, spion dari besi, tutup rantai besi di chrome dan handel boncenger chrome, lampu belakang dan spion rumahnya besi.. ini memang kuda besi.
Melihat setang tinggi, jok roti super tebal dan suspensi belakang seukuran yang biasa ada di motor macam HD, kebayang nyamannya keluyuran dengan Suzuki GN 250. Dan ini motor dengan simplisitasnya memang lumayan bikin ngiler. Soal mesin, simple deh..
Oh yya, maksudnya familiar tentu bukan dengan tampang GN250, tetapi familiar dengan mesin Suzuki GN250 ini. Pemilik Thunder 250 pasti familiar dengan mesin gagah ini. Biarpun 1 silinder, gaya twinportnya membuat mesin terlihat gagah. Gearbox pun terlihat besar dengan warna murni logamnya, bukan dicat hitam biasa yang justru sekarang malah membuat motor berkesan murah..
Oh ya, pernah ada yang tau yahudnya Torsi Thunder 250 dikasih knalpot free flow dan setting karburator? Percayalah, lari 0-120 Km/jamnya masih sedikit lebih laju dibandingkan Ninja 150 standar..
Bro yang berada di Indonesia, kalau masih di dalam hatinya takut menghadapi puasa Ramadhan atau merasa puasa itu berat, tentu harus berusaha mengatasi hal itu.
Kalau secara mental sudah kalah duluan, semuanya akan terasa berat… Ya pengalaman hidup kita tentu sudah bisa merasakan itu kan.. Yang menentukan berhasil atau tidaknya kita dalam banyak hal adalah mentalitas kita sendiri.
Nah, kalau merasa puasa di Indonesia dari sekitar jam 4an sampai jam 6 sorean itu berat, coba nih cek jadwal puasa tahun ini di Jerman. Seorang teman di Bremen menunjukkan jadwal puasa di kota yang terletak di utara Jerman itu:
Yang bikin gentar, hari terakhir puasanya Bro.. Kebayang ga, imsaknya pukul 01.25, dan isya hari sebelumnya pukul 00.33. Kebayang seberapa lama harus berpuasa di Bremen? Ya di kota-kota lain di Jerman juga ga jauh-jauh dari itu sih. Cuma seingat saya, di Bochum tak sedrastis itu juga. Kelar terawih tahun lalu sekitar jam 12an malam, dan jam 3 sudah puasa. Hmm, entah di kota saya tahun ini bagaimana..
Makanya Bro, puasa jangan di Jerman, berat…di Indonesia saja wkwkwk…
Modifikasi hemat dana yang terlihat gagal bisa dibilang banyak.. Gagal dalam artian dilihat tak enak, tampak tak proporsional dan terlihat asal-asalan dibuat. Soal fungsi, modifikasi gagal bisa dibilang lebih buruk performanya dibandingkan standar.
Nah, kalau dana yang keluar banyak, tetapi gagal, nah ini agak keterlaluan sih.. Namun, bukan berarti tidak mungkin terjadi.. Bahkan dengan kualitas parts yang terbilang mahal, kalau konsepnya tidak jelas dan tidak dilihat proporsionalitas dan segi tematisnya, motor akan terlihat gagal!
Nah, contohnya begini:
- Anggap saja bahannya moge 80an dengan mesin 6 silinder inline! Sebatas ini saja, sudah kebayang mudahnya memodifikasi motor ini, toh secara mesin sudah sangar.
- Kaki-kaki pakai parts lebih modern, lengan ayun kekar ditopang suspensi dobel dilengkapi tabung gas. Di depan suspensi teleskopik yang memegang velg bercakram ganda berdiameter besar.
- Buritan dibuat single seater dengan gaya motor GP di zamannya.
- Lampu single bulat diganti lampu bulat dobel yang dilengkapi dengan tudung dan windshield.
- Motor dicat wet look merah marun.
- Knalpot bergaya titanium 4 in one.
Nah, sebatas gini, kebayang motornya bakal keren kan.. Pada kenyataannya, beginilah hasilnya:
Gimana Bro? Gagal atau berhasil? wkwk…
Jangan memandang sebelah mata dulu Bro.. Coba pikirkan:
- Barangkali memang desain nyeleneh ini yang diinginkan.. Buat apa naik motor yang dibilang orang keren, tapi buat yang punya sendiri ga menyenangkan seleranya.
- Kita tidak tau kan kondisi motor ini awalnya seperti apa.. Jadi belum tentu ini motor klassik utuh yang diacak-acak.. Jadi tidak bisa dihakimi sebagai modifikasi yang “bodoh” dan “melecehkan”.
- Siapa tau dinaikinnya enak wkwk.. Kalau melihat ergonomi dan ubahan sih, jelas performa motor ini naik dibandingkan standar..
- Kalau tujuan dimodif untuk cari perhatian, jelas motor ini sudah berhasil mencuri perhatian..
- Kalau parts yang dipakai adalah apa yang ngejogrok di gudang, artinya ini modifikasi yang ramah lingkungan, ya mengurangi limbah toh..
Ahad lalu Blog Sesat bersesat-sesat ria ke sirkuit Assen TT di negeri tetangga, Belanda, untuk menyaksikan WSBK 2018. Target utama sih untuk tau perbedaan suasana antara MotoGP dengan WSBK. Membedakan di sirkuit yang sama tentu memudahkan untuk membuat perbandingan. Dan inilah pertama kalinya Blog Sesat menghadiri perhelatan WSBK.
Saya berangkat hari Ahad pukul 00.35 dari Bochum. Naik bis biar murah haha.. transit di Bremen, kemudian lanjut ke Groningen (NL). Dari Groningen sekitar jam 9 pagi, langsung ke Assen. Naik kereta dari Groningen ke Assen butuh 30an menit saja. Sampai di stasiun Assen, perasaan ga enak wkwk..
Perbedaan pertama adalah intensitas bus! Kalau MotoGP, panitia mengatur hingga bus dari stasiun ke sirkuit cukup banyak, rasanya tiap 15 menit atau 10 menit sekali ada bus, nah kali ini sama sekali tiada keistimewaan! Bus dari stasiun ke sirkuit hanya ada 1 jam sekali! Dan ini cukup merusak suasana sih.. Untung yang nonton juga ga banyak, jadi kebagian tempat di bus!
Sesampai di depan sirkuit, lihat saja foto paling atas..sepiiii wkwk… Di jalan pun tak bisa ditemui banyak caravan atau klub motor yang menginap dan camping di sepanjang jalan menuju sirkuit, beda banget dengan pas MotoGP yang sekitaran sirkuit penuh perkemahan dadakan!
Di sirkuit pun sepi..ya ramai sih, tetapi dibandingkan MotoGP, hmmm tebakan saya, ini hanya 20% dari jumlah pengunjung di hari race MotoGP. Bisa jadi juga karena race 1 WSBK di hari Sabtu, jadi di hari Ahadnya tak terlalu ramai..
Coba lihat foto di atas, tribun kosong haha.. ini pas penyelenggaraan WSS sih. Namun, pas kelas SBK pun tak penuh juga. Inilah enaknya nonton WSBK, penonton bisa duduk di tribun mana saja! Bisa pindah sesuka hati, bahkan bisa mengakses daerah motorhome tanpa harus extrabayar! Kalau MotoGP dijaga ketat sana-sini, di sini penonton bisa dekat sekali dengan pelaku balap dan motor-motornya!
Tuh, saya bisa berada di atas paddock.. Sayang saya telat datang untuk bisa ikut masuk ke paddock..bukan sayanya telat, tapi memang keterbatasan jadwal bus dan kereta membuat saya tak mungkin datang lebih cepat lagi… Akibatnya, keburu ditutup jatah penonton yang bisa berbahagia jalan kaki di pit lane..
Jadi, saya foto dari atas saja ya hikshiks… Lumayan lah, dibandingkan MotoGP, masuk tribun saja tak boleh kalau cuma punya tiket kelas akar rumput wkwk..beneran harus duduk di rumput Bro…
Dan kalau di MotoGP, untuk bisa keluyuran di daerah motorhome, sampeyan harus keluar dana extra.. Kalau di WSBK, termasuk tiket..dan itupun tentu lebih murah dibandingkan MotoGP.
Kalau di MotoGP, tak mungkin kan saya bisa ambil foto dari posisi sekarang ini:
Ini benar-benar saya bisa foto-foto dari dekat grid start! Dan saya berdiri di kiri bawah cameraman yang berada di garis start/finish haha..bahagia ga jelas gitu rasanya..
Oh ya, ini foto pas balapan WSS. Pole position adalah Sandro Cortese dengan Yamaha R6.. Tapi yang menang Krummenacher ya dengan Kawasakinya.. Untuk WSBK, saya buatkan di posting lainnya ya..dicicil lah..
Perbedaan lain dengan MotoGP, komentatornya bukan bahasa Inggris…pakai bahasa Belanda, dan untungnya juga ada bahasa Jermannya, sehingga saya tak terlalu bengong.
Perbedaan lain adalah di segi pengambilan gambar. Di WSBK, penyelenggara tak memanfaatkan helikopter untuk mengambil gambar. Jadi semua gambar murni dari kamera yang ada di darat saja…
Toiletnya juga beda. Extra toilet yang digunakan di samping toilet di bawah tribun sirkuit cuma ada yang model gini:
Jangan kuatir, yang toilet di bawah tribun cukup banyak, bersih dan ga ngantri juga..
Dan di sinilah VR46 dan MM93 sangat akur:
Kalau di MotoGP merchandisenya muahal-muahal ga karu-karuan, pas WSBK, banyak merchandise murah Bro.. Banyak yang didiskon setengah harga! Jadi, meskipun kurang aktual, tetapi kita bisa peroleh jaket yang normalnya 40 Euro seharga 20 Euro. Kaos pun ada yang 10 Euro dapat 3! Ga logis banget diskonnya haha..padahal di event kaya MotoGP, harga kaos satuan 20 Euro saja sudah terhitung murah..
Oke, sekian dulu oleh-oleh dari WSBK Assen 2018nya..
Apa itu framing? Buat yang belajar ilmu komunikasi media maupun analisis wacana kritis, ini mah mudah dijawab ya. Sesuai namanya, membingkai! Tujuan membingkai itu ya sama seperti menggiring si penerima pesan untuk fokus ke hal tertentu saja. Artinya, framing itu berguna untuk membentuk opini! Yup, subjektif! Nah, berhubung yang namanya media itu dituntut objektif, tentu mereka berusaha sehalus mungkin dalam menggiring opini. Media tak bisa eksplisit, sebab taruhannya adalah kredibilitasnya.
Framing yang baik akan bisa membuat penerima teks memiliki opini sesuai yang dikehendaki pembuat teks tanpa merasa “digurui”. Hari gini dengan berkembangnya hypertext, framing bisa dibantu dengan komentar-komentar penerima teks. Nah, komentar-komentar ini bisa jauh lebih eksplisit dan menggiring, karena kan komentator tak dituntut untuk objektif!
Sebagai contoh framing berkualitas buruk, kita lihat nih berita CNN Indonesia tentang penutupan Diskotik Exotic oleh Pemprov DKI.
Gimana Bro? Gampang kebaca kan, ke mana arah penggiringan opininya? Dengan memasukkan tukang parkir yang mengeluh tentang pendapatannya, itu saja sudah sangat kebaca.. Apalagi si tukang parkirnya komentar, si diskotik juga berbagi dengan warga blablabla…. yup, bawa-bawa agama juga… Makin kebongkarlah framingnya yang cupu itu!
Jadi, ibarat kalau ada pengedar narkoba atau koruptor ketangkap, dia dikasih kesempatan untuk mengatakan hal serupa bagaimana? “saya korupsi kan untuk menghidupi keluarga saya..orang tua sakit.. masyarakat sekitar rumah juga terima qurban blablabla…”
Rendahnya kualitas framing bisa dilihat dengan banyaknya komentar yang membongkar kedok framingnya…Â Karena keeksplisitannya framingnya, pihak yang berkepentingan dengan framing ini pun akan kesulitan untuk berkomentar yang logis…
Yang namanya permintaan terhadap sebuah motor prestige berharga tinggi yang terus menurun sebenarnya biasa saja, sebab seiring waktu, nilai prestigenya juga menurun.. Maklum, di jalan sudah banyak yang beredar, sehingga nilai prestige otomatis hilang. Sekarang tinggal masalah nilai di luar prestige yang dihadirkan motor itu sendiri.
Permasalahan lainnya bagi Honda adalah, Yamaha R25 yang bisa dibilang terhitung sempat keok pun bangkit. Bukan tak mungkin akhirnya bisa menyalip penjualan motor flagship Honda yang berasa ngegigit DOHCnya ini.. Kalau sampai kesalip, siap-siap jadi bahan bullying deh hihi..
Tentu perlu dianalisis, apa yang menyebabkan permintaan terhadap motor ini cenderung menurun. Artinya, ada nilai tertentu yang tak dimiliki CBR 250 RR! Aneh kedengarannya, sebab motor ini bisa dibilang paling canggih secara fitur. Secara performa di jalan pun, setelah ditest media di jalan dan di sirkuit Sentul, masih bisa mengatasi jagoan baru Kawasaki Ninja yang klaim di atas kertas berpower sedikit lebih besar!
Kalau dibilang desain itu selera, nah, berarti ada faktor lain! Berdasarkan pantauan Blog Sesat, ini lebih dikarenakan riding positionnya yang terlalu track oriented! Buat harian dianggap terlalu “hot”! Perlu yang lebih relax! Perlu yang lebih kalem! Nah,karena itulah, penting untuk ikuti langkah Ducati..
Bingung kenapa? Masih ingat Ducati ini? Yup, tahun lalu Ducati meluncurkan Ducati Supersport kan… Nah ini bisa diikuti Honda..
Honda bisa mempertimbangkan mengeluarkan varian yang lebih touring oriented! Mudah saja: pastinya yang pertama setang yang dibekali raiser! Lalu windshield yang tinggi..kalau mau keren malah yang pakai elektrik untuk mengatur ketinggian! Kemudian jok sambung yang lebih nyaman. Terakhir adalah warna yang lebih elegan, ga perlu stripping! Kan sudah belajar tuh dengan meluncurkan PCX!
Soal performa, tak perlu dibedakan dengan CBR250RR yang sudah ada, sebab justru ini daya jual tersendirinya…
Peluncuran Yamaha Lexi yang berdekatan dengan Honda Vario memberikan gambaran, betapa berdarah-darahnya segmen matic, bahkan di level matic menengah. Keduanya menawarkan teknologi yang lumayan up to date, meskipun Lexi menurut Blog Sesat lebih akan menggiurkan bagi yang menghendaki sisi fungsionalitas. Bahkan ada petinggi Yamaha yang mengatakan, ini motor matic cocok banget untuk ojek online hehe.. Kenapa lebih cocok? Mudah saja..joknya panjang dan ada untuk charger HP hihi..
Motor yang mesinnya turunan Aerox ini dikatakan sangat responsif. Posisi riding lebih santai dibandingkan Vario dan bisa belok patah tanpa risiko setang kena dengkul. Buat yang doyan boncengan dan butuh fungsionalitas, tampaknya Lexi akan lebih dilirik..
Btw, Blog Sesat ga pantas ya bicara matic, maklum, bukan pencinta matic hihi.. Matic yang bikin jatuh hati sampai sekarang baru Vespa GTS aja..tapi mau beli juga nggak sih wkwk..
Nah, ada satu hal yang berkenaan dengan Lexi yang bikin nostalgia. Ini dia:
yup.. iming-iming mendapatkan emas! Buat yang ahli marketing tentu lebih tahu ya bagaimana keadaan promo-promo Bank di tahun 90an hihi..
Eh, saya tidak tahu sih, bagaimana promo-promo perbankan sekarang di Indonesia, tetapi itulah yang terbersit di pikiran saya. Dan ini memang cara yang sulit untuk ditolak, apalagi kalau berkaitan dengan restu istri untuk beli motor lagi hihi…
Kata yang tersesat