You are currently browsing the monthly archive for Juni 2019.

Dalam perjalanan Pulang ke Jakarta tahun lalu, saya sempat melihat sebuah pesawat yang punya kenangan khusus di masa kecil, yakni MD-11.

Dulu Garuda Indonesia punya DC-10, peswat dengan tiga mesin (trijet) yang menurut saya sebagai anak kecil terlihat paling keren.. Lebih keren dibandingkan Airbus A300 lah yang gagah dengan dua mesin besarnya. Memang ada Boeing 747-200, tetapi buat saya mesinnya kecil, meskipun ada 4, dan terlihat kurang gagah aja…

Nah, ketika MD-11 ini datang, woooow.. ternyata ada yang lebih keren lagi dibanding DC-10.

20181209_025830

Kenapa lebih keren? Secara kasat mata, memang sama-sama trijet, tetapi MD-11 sudah punya winglet.. Jadi, cara termudah membedakannya bagi orang awam, tinggal lihat ujung sayapnya. Kalau ada wingletnya, pasti MD-11.

20181209_025853

Buat peswat sekarang, winglet itu biasa saja. Namun, di zaman itu, di pesawat-pesawat Garuda Indonesia, seingat saya ya, yang punya winglet baru MD-11. Perpaduan mesin 2 mesin besar dengan extra mesin kecil di buntut plus winglet, membuat MD-11 terlihat wow buat anak kecil seperti saya..

Sayang ya, karena perkembangan teknologi yang mempengaruhi regulasi, konstruksi trijet akhirnya ditinggalkan. Jadi, kehandalan mesin sekarang membuat pesawat mampu terbang dengan single engine saja selama sekian jam. Dulu, untuk menyebrang dari Amerika ke Asia dengan jalur ditarik garis lurus, pesawat harus punya minimal 2 engines. Pesawat tak boleh terbang di lautan lepas selama lebih dari sekian jam dengan 1 engine. Karena itu, pesawat dengan 2 engines harus terbang lewat utara yang rapat jarak antar benuanya..tentu ini makan waktu dan boros. Karena itulah diciptakan pesawat dengan 3 engines dan 4 engines.

Sekarang sih bukan masalah, dengan 2 engines modern, pesawat bisa terbang lurus melintas samudra tanpa harus melipir lewat utara Asia-Amerika.

Nah, dengan pertimbangan faktor ekonomis, pesawat 3 dan 4 engines pun tergusur. Meskipun handal, untuk dijadikan pesawat penumpang, trijet dinilai terlalu mahal..interior kan mahal Bro hihi.. ya, sisa-sianya ya kebanyakan tinggal jadi pesawat cargo deh..

 

Di kalangan penggemar motor besar yang mengenal sejarah permotoran, pasti kenal dengan merk motor Münch asal Jerman..

Buat anak-anak sekarang yang bisa beli moge dan ngaku demen moge, harus kenal nih dengan mbahnya moge! Yup, ini the real Mbah Moge! Sebelum Honda di tahun 1969 memperkenalkan Honda CB 750 K0 yang dijuluki sebagai the first superbike, ada motor yang performanya lebih superbike dan merupakan motor massal. Hanya saja, karena muahal dan terbatas jumlahnya, kesannya Münch bukan motor massal…

20190303_161715

Kalau Bro ada waktu mengenali merk ini dan membaca karier si penciptanya, Friedel Münch, wah seru.. Di situ kita bisa lihat seorang konstruktor motor jenius dan mencintai roda dua, tetapi tidak jenius mengelola keuangan.. Akibatnya, pabrikan yang seperti bengkel rumahan ini beberapa kali mengalami kebangkrutan. Meskipun berulang kali tekor, padahal motor yang dijual terbukti joss dan pelanggannya worang kayah, kecintaan Münch pada roda dua membuat doi terus melanjutkan kebisaannya dalam membangun motor.

20190303_162010

Münch sendiri menamai motor ini dengan Mammut, tetapi, motor 4 silinder yang berkapasitas 1000cc dan lebih besar ini tak bisa memakai nama Mammut karena masalah paten. Meskipun begitu, motor yang diproduksi dari tahun 1966-1976  sebanyak 500an unit ini tetap dikenal dengan nama Mammut.

20190303_161745

Münch tadinya bekerja di pabrikan motor Horex sebagai konstruktor, mekanik dan juga terjun di dunia balap motorna. Di akhir 1950an, seorang pembalap bernama Jean Murit menghubungi Münch untuk membuat sebuah motor dengan mesin tahan banting dan rem yang berfungsi bagus. Münch pun memilih menggunakan mesin mobil NSU PRinz 1000 yang merupakan mesin 4 silinder berpendingin udara berkapasitas 1000cc.  Kopling dan transmisi diambil dari Horex, sisanya dirancang dan diproduksi sendiri! Yang menarik perhatian selain mesinnya adalah bagian remnya yang merupakan tromol coran sendiri dari logam ringan.

Motor yang secara tampilan dan cc jelas-jelas moge dibanding motor-motor sezamannya, bahkan sampai zaman sekarang, diberi nama Mammut. Namun, harus diganti menjadi TT karena masalah paten. Meskipun resminya bernama Münch TT, para penggemar keburu menyebutnya dengan nama Mammut hingga saat ini.

20190303_161929

Berikut ini gambaran Münch yang pernah diproduksi:
Münch-4 TT                 1000 cc                1966–1967                 13 unit
Münch-4 TTS               1100 cc                1967–1968                 30 unit
Münch-4 TTS               1200 cc                1968–1976                 478* (inkl. TTS-E)
Münch-3                                                               1972                  1 unit
Münch-4 TTS-E             1200 cc               1973–1979                 478* (inkl. TTS)
Horex 1400 TI                                           1978–1983                 3 unit
Mammut 2000                                          2001–2002                 15 unit

Münch memproduksinya dengan bekerjasama dengan berbagai investor yang berbeda… Dan sepertinya semuanya gagal secara finansial hihi.. Jadi, memang mereka membangun motor karena urusan passion saja. Sampai akhir hidupnya pun beberapa tahun lalu, Münch tidak dikenal sebagai orang kaya, tetapi sangat dihormati sebagai “professor”.. babenya Mammut…

20190303_161904

Secara performa, Mammuth bisa dibilang sebagai motor massal dengan tenaga terbesar di zamannya.. Contohnya, di tahun 1973, Münch meluncurkan TTS-E ke pasar.. Teknologinya sudah pakai injeksi! Di mobil, teknologi yang sama juga dipakai di BMW 2002 TII yang legendaris itu.

TTS-E bertenaga sampai 100 PS, bandingkan dengan the first superbike CB 750 yang masih di 67 PS! Tp speed pun jelas di atas CB 750, lumayan, sampai 206, 9 Km/jam. Soal akselerasi 0-100 K/jam, bisa dalam 4,2 detik saja! Meskipun wow, harganya yang 19.425 DM atau sekarang diperkirakan setara dengan 31.200 Euro, Münch tak bisa bersaing dengan big bikes asal negara matahari terbit yang harganya jauh lebih murah..tak sampai 1/4nya kalau tak salah. Makanya motor ini tidak sukses dalam penjualannya.

20190303_161851

Karena langka, banyak Münch yang sekarang jadi penghuni museum. Peredaran secondnya pun cukup sulit. Biasanya penggemar Münch menjual ke sesama temannya dulu. Soal harga, ya siap-siap kocek 50.000 Euro lah tergantung tipe.

 

Kita lanjutkan pembicaraan kita tentang CB 750 klassik lainnya. CB 750 F3 ini bisa dibilang sebagai yang terakhir di keturunan Honda CB 750 yang bisa digolongkan sebagai motor klassik. Doi merupakan kelanjutan Honda CB 750 F1.

20190303_162651

Di tahun 1977-1978, Honda di USA membuat Honda CB 750 F2 dan F3. Beda dengan F1 bisa dilihat di velgnya yang sudah meninggalkan model jari-jari. Dan seperti CB 750 F1, knalpotnya berbeda dengan CB 750 K-Series yang masih punya 4 muffler, CB 750 F3 menganut konstruksi 4 in 1. Dan ini lebih oke secara performa dibandingkan yang 4 in 4.

Tenaga pun terdongkrak lumayan dibanding CB 750 F1. Naik sampai 5 PS jadi 73 PS di rpm 9000, naik 500 rpm dibandingkan CB 750 F1.

20190303_162701

Secara top speed, CB 750 F3 tak bertambah dibandingkan CB 750 K0 sekalipun.. Jadi dari tahun 1969 sampai 1978, top speednya segitu saja..200 Km/jam.. Di motor ini malah dikatakan pemiliknya hanya 195 Km/jam.

20190303_162512

Minusnya di atas kertas, bobot CB 750 F3 naik 20 Kg dibandingkan yang F1! Bobot kosongnya jadi mencapai 247 Kg! Entah karena faktor apa.. Masa iya cuma karena velg? Atau informasi dari wikipedia tidak valid ya.. maklum, banyak pihak bisa meretas masuk Wikipedia kan wkwkwk…

20190303_162452

Gimana Bro? Mirip banget GL 100 ya? Tinggal ganti velg palang, lampu bulat, sen bulat, spion bulat, bisa tuh mirip-mirip CB 750 F3 kelahiran 1978 ini..

Teringat masa-masa ketika masih baru jadi anak SD. Mainan anak SD zaman dulu ya paling main bola, main tak jongkok, main benteng, main pesawat-pesawatan kertas, manjat-manjat pohon atau nyari ikan di got pakai saringan santan wkwkwk..

Ada salah satu mainan lagi yang lumayan seru karena butuh modal dan butuh keterampilan juga, yakni main kelereng alias gundu..

20190303_143508

Yang menarik di sini, kita sebagai anak kecil perlu modal untuk beli kelereng. Bisa dibilang murah sih, tapi bagi yang uang jajan sedikit atau tak diberi uang jajan, bisa punya kelereng sendiri dan ikutan main itu “prestasi keuangan” tersendiri juga.

Saya sendiri tak pernah punya banyak.. Maklum, tergolong anak yang tidak punya uang jajan hihi.. Kalau punya, harus minta extra, jadi bukan rutinitas untuk selalu punya uang saku.. Sekali beli kelereng, paling kebeli 3 butir saja.. ya seingat-ingat saya, mungkin paling banyak saya punya 10 kelereng. Itu paling banyak ya..

20190303_150739

Yang serunya dalam main kelereng, kalau kita kalah atau kelereng kita kena, maka kelereng kita bisa jadi milik teman main kita.. Ya tergantung kesepakatan.. Jadi, sebagai yang kere dan ga jago main kelereng, ada periode di mana saya tak punya kelereng sama sekali hiks…

Yang menarik di masa itu, punya kelereng beberapa butir saja rasanya sudah bahagia. Yup, cukup punya kelereng.. Pas ketemu temen yang punya segenggam kelereng entah karena jago mainnya atau memang banyak uang jajannya, itu ngelihatnya sudah wow banget..

20190605_161132-1

Suatu hari datang seorang anak yang bukan dari geng main kami… Dan dia bawa setoples penuh kelereng… BUSEEEEET.. ini kata orang sekarang SULTAN!

Itu kelereng sebanyak itu yang biasa punya kan warung.. yup..beli kelereng dulu di warung sih haha..

Sebagai anak kecil, otak belum nyampe, kalau orang punya rumah dan punya mobil itu jelas lebih kaya dibanding yang punya kelereng setoples.. Kelereng setoples itu bagi kami anak-anak kecil sudah sesuatu yang wow banget.. ya otaknya kan memang baru sampai segitu..

Nah, ketika sudah dewasa, ya yang kita lihat salah satunya adalah kendaraan seseorang.. Ada yang punya kendaraan yang memukau mata kita.. ya kalau punya teman ya harusnya kita bilang MasyaAllah kan supaya Allah jaga hartanya..dan kita menghindari dari mata ain’ yang membuat harta teman kita itu bisa rusak atau hilang..

Nah, kalau masih kecil yang kita anggap SULTAN adalah anak dengan kelereng setoples (karena otaknya kan belum nyampe ya hihihi…), nah sekarang yang kita anggap SULTAN adalah orang-orang dengan kendaraan mewah lebih dari satu..bahkan kolektor kendaraan mewah..

Oh ya, pernah dengar kalau bagi Allah dunia dan seisinya ini tak lebih bernilai dari sebelah sayap nyamuk? Karena tak bernilainya, Allah kasih tuh dunia buat siapa saja yang dikehendakiNya… Jadi kepemilikan seseorang bukan jadi patokan, dia dimuliakan Allah atau tidaknya..

IMG-20190501-WA0038-1

Permasalahannya, apakah otak kita sudah sampai untuk memahami hal ini? Apa bedanya seorang anak melihat anak lainnya yang punya setoples kelereng dengan orang dewasa yang melihat orang dewasa lainnya yang punya sederetan kendaraan mewah?

Mungkin sebagian dari kita baru bisa melihat tak terlalu bernilainya di dunia ketika kita sudah di kehidupan selanjutnya… Di situ kita akan melihat kegemerlapan dunia seperti kita sebagai orang dewasa sekarang melihat setoples kelereng

Jangan bosan-bosan ngomongin Honda Cb 750 ya.. Bukan apa-apa, karena Blog Sesat sedang adanya ya ini hihi..

Nah, kita kenalan nih dengan Honda CB 750 F1 (Super sport). Motor ini jelas keturunannya Honda CB 750 dan lahir pararel dengan Honda CB 750 K-series yang biasa kita kenal wujudnya sebagai CB 750 yang klassik alias the first superbike itu. Di tahun 1975, Honda CB 750 F1 lahir bebarengan dengan Honda CB 750 K5.

Pertengahan 1975, harga CB 750 F1 termasuk pajak pertambahan nilai adalah 7.198 DM atau sekitar 3672 Euro.. Wah, masih murah banget ya.. Zaman sekarang, harga segituan cuma dapet motor 1 slinder 125 cc pabrikan Jepang.

20190303_162634

Beda jelas terlihat dengan Honda CB 750 seri K. Jelas terlihat di desain tanki, jok dan bodi belakang. Ya, bisa dibilang, ini lebih mirip GL-Serier kalau di Indonesia.. Yup, mengingatkan sama motor macam Honda Gl-100 kan?Perbedaan lain yang tampak jelas adalah knalpotnya yang jadi 4-1, tak lagi 4-4 seperti K-series.

Mesin dan rangka basisnya sih sama saja. Hanya saja, Honda melakukan penyempurnaan di sisi karburator dan noken as. Hmmm..sepertinya lebih performance oriented ya… Terlihat juga dari cakram belakang yang disematkan, sementara di K-Series masih tromol di buritannya.

20190303_162614

Motor yang ada di artikel ini merupakan produksi tahun 1977. Soal tenaga, dari informasi di pameran, rasanya masih sama saja dengan CB 750 klassik, masih ada di 67 PS yang dihasilkan mesin 736cc SOHC 4 taknya.

Toh dengan tenaga segitu, di zaman itu sudah menghabisi kemampuan mesin motor Eropa macam Triumph, Norton dan BMW. Honda hanya dianggap kalah di handling/rangka saja.

Mesin CB 750 pun dinilai super tahan banting. Ketika motor-motor besar di zaman itu perlu turun mesin untuk servis besar di 30.000-40.000 Km, tak jarang motor 4 silinder Honda ini mencapai umur 150.000 Km!

20190303_162621

20190303_162602

Gimana Bro? Lumayan juga ya..meskipun jelas cakepan CB 750 K-series tahun awal sih..

Segenap direksi, karyawan, pengacara, bagian keamanan dan bagian kebersihan Blog Sesat dengan ini mohon maaf lahir dan batin kepada segenap yang tersesat kemarih… Baik yang sesatnya disengaja, maupun tidak disengaja.

Maksud hati ingin produktif di bulan Ramadan, apa daya tanggung jawab harus didahulukan. Apalagi ruang komputer yang biasa Blog Sesat gunakan sudah pindah ke lain gedung yang lebih jauh letaknya dan kadang suka dipakai untuk perkuliahan. Beda dengan ruang komputer yang lama yang sangat dekat dan tidak pernah dipakai perkuliahan, sehingga bisa datang kapan saja.

20190322_173128

Blog Sesat harap dimaklumi hihi.. tetapi, di sisi lain, Blog Sesat bertekad untuk tetap ngegelundung, meskipun tertatih-tatih di dalam waktu-waktu ini.

Oh ya, bagaimana Ramadannya? Dengan situasi di Indonesia sekarang, jelas bukan Ramadan yang mudah. Mental benar-benar diuji kesabarannya ya.. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang bersabar dan Allah segera angkat masalah-masalah kita.

Semoga kita bisa fokus untuk tetap di jalan yang sudah Allah kehendaki dan Rasulullah sudah sempurna sampaikan.

20190410_102638

Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang menghalalkan segala cara mengejar dunia semata. Apalagi sampai mendewa-dewakan materi dunia…

20190409_072927

Yup.. dunia itu bisa begitu mempesona..bisa begitu indah… Orang-orang dengan kemampuan intelegensia tertinggi pun bisa kita lihat melakukan kesalahan karena keindahan dunia..

20190421_140140

Buat apa mengorbankan ini itunya… buat apa sikut kanan-kiri.. buat apa saling menjatuhkan..buat apa peras otak berlebihan.. buat apa ngos-ngosan mengejar sesuatu yang cantiknya hanya sebentar…

Kita semua tahu itu..tapi kita sering lupa..terlalu sering… Memang hanya dengan ketentuanNya manusia dengan segala kelemahannya bisa mendapatkan yang cantiknya tak kenal akhir..

tersesat muter-muter

  • 2.531.503 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com