You are currently browsing the monthly archive for Juni 2018.

Pekan lalu Blog Sesat tersesat ke Amsterdam dalam rangka menemui seorang teman. Ya ini bukan yang pertama tersesat ke kota yang terkenal dengan banyak museum, kanal-kanal air, obat-obatan yang dilegalkan dan kawasan ehem-ehemnya itu.. Kunjungan yang pertama bahkan tak bisa saya lupa tanggalnya. Bukan kenapa-kenapa, 26 Desember 2004 Bro.. yup, pas Tsunami melanda Aceh dan memporak-porandakan sebagian kawasan Asia Tenggara dan Selatan lainnya.. Waktu itu sempat terbersit, “kok Amsterdam tidak kena tsunami akibat hal-hal negatif di dalamnya”, eh, pas balik-balik kembali ke Jerman di hari itu juga, saya kaget bencana yang saya pikirkan itu justru terjadi di Aceh. Ya, tentu kalau dilihat-lihat, banyak pemikiran lainnya ya..

20180622_074722

Perjalanan kali ini berbeda. Kali ini saya pilih naik kereta..ya biar murah meriah lah..kan di Jermannya tak perlu keluar duit karena masih termasuk wilayah NRW, cukup modal KTM hehe.. nah, di Belandanya, saya beli karcis yang untuk seharian.. Lumayan mahal sih untuk wilayah sekecil Belanda, 39 Euro.

Berbeda dengan di Jerman, kalau naik kereta atau kendaraan umum di belanda harus ngetap2 kartu atau karcis kita..ya sama lah dengan naik KRL Jakarta Bogor. Kalau di Jerman sih ga perlu gitu-gitu hihi..

Nah, perjalanan yang tadinya cuma sekitar 4 jam menjadi panjang. Baru sampai di Duisburg, kereta sudah tak lanjut ke tujuan yang saya rencanakan. Ada kecelakaan katanya, jadi jalur ditutup. Alhamdulillah, kereta selanjutnya bisa mengantarkan ke kota yang saya tuju. Dari situ, kereta melanjutkan ke Venlo, kota di Belanda dekat dengan perbatasan ke Jerman. Nah, sampai sini, KTM saya sudah tak berlaku lagi, makanya perlu beli tiket harian itu.

20180622_122358

Nah, setelah 2 kali pindah kereta, eh kok orang-orang pada turun semua di Breukelen, padahal kereta harusnya lewat Amsterdam. Saya ikutan turun, kan saya tak paham bahasa Belanda, jadi ikut-ikutan saja wkwk.. Dan rupanya ada kecelakaan lagi..katanya ada orang ketabrak..disinyalir bunuh diri.. Yup, di sini kalau ada orang sampai jalan di rel itu ya biasanya memang tujuannya menghampiri malaikat maut..sayangnya dengan cara yang merepotkan dan nyusahin banyak orang.

Setelah beberapa belas menit menunggu, saya naik kereta selanjutnya ke arah Amsterdam. Dan ternyata hanya bisa sampai Amsterdam Bijlmer Arena.

20180622_125552

Nah, itu dia penampakannya.. Kata teman yang mau saya jumpai, ini stadionnya Ajax Amsterdam.. salah satu klub bola favorit saya pas SMP wkwk..

Nah, berhubung jalur kereta normal (kereta Sprinter) ke arah Amsterdam Centraal belum bisa dilewati, teman pun menyarankan naik Metro.. ya kereta macam KRL Jkt-Bogor kita lah.. yang sebentar-sebentar berhenti wkwk.. Yang penuh dan desak-desakan juga..

20180622_130057

Ya setelah berorientasi dulu di stasiun yang akrab dengan penggemar Ajax Amsterdam ini dan beberapa belas menit menunggu, Metro yang bisa membawa ke Amsterdam Centraal pun tiba…

20180622_130105

Dari stasiun Amsterdam Centraal, langsung nyambung lagi naik tramp 17. Dan alhamdulillah sampailah ke mesjid Ayasofya KW2 alias Westermoskee Amsterdam. Jadi ini mesjid terbesar di Amsterdam.. Ya kapan lagi wisata religi hihi.. Alhamdulillah tak kelewatan Jumatan, meskipun telat untuk menyimak kutbahnya. Kan rencana sampai jam 12, akibat “kecelakaan” di Jerman dan di Belanda, sampai juga jam 2an siang.. Padahal sempat mau pulang gara-gara tersendat di jalan haha *cengeng detected

20180622_141130

Rasanya sampai di tujuan dan ga ketinggalan Jumatan itu seneng banget.. Misi tercapai setelah terancam gagal.. Kebayang kan, dari rumah jam 6 pagi, baru sampai jadi jam 2 lewat dengan melewati dua kali ketidakpastian dalam sekali perjalanan. Belum lagi cuaca lagi dingin dan angin di Belanda itu cocok untuk membuat kita enter wind yang seenter-enternya…

20180622_143520

Habis Jumatan, langsung ketemu teman yang membawa keluarganya….Dan bedanya Amsterdam dengan kota saya, di sini ramai.. Di jalan harus lebih extra hati-hati karena banyak kendaraan, mulai dari sepeda, matic, motor, mobil dan tramp.. Ga boleh meleng sama sekali..

Kami pun menuju restoran yang baru buka..Rupanya yang punya Jumatan juga..halal Bro wkwk.. Baru buka pun langsung penuh anak muda..hmm disinyalir enak dan murah.. dan memang murah sih.. Pizza Seafood 5 Euro seukuran Pizza buat keluarga wkwk.. Saya pikir kecil.. Soal porsi, benar-benar tak bisa dikomplain..

20180622_150842

20180622_145009

Sambil menunggu makanan, lucu juga melihat jembatan angkat di Amsterdam. Kebayang kalau di Indonesia ada yang menerobos palang pas jembatan terangkat, bisa tengsing ngegelundung balik wkwk..tuh nyaris vertikal jembatannya.. Nah, yang foto di bawah, ketika jembatan turun dan bisa dilalui..

20180622_145256

Setelah ngobrol-ngobrol bentar, makan, kembali lagi ke Amsterdam Centraal, jam 5 sorenya saya pamit pulang. Senang janji ketemuan dengan teman tercapai..

20180622_183901

Oh ya, sepanjang perjalanan di Belanda kira-kira seperti ini pemandangannya. Ini negara kental banget dengan peternakan.. Sapi, kuda, domba.. Melimpah.. Selain itu juga banyak perkebunan, yang bisa saya kenali sih perkebunan jagung..tanaman lainnya entah tanaman apa..

Hmm negeri sekecil ini, tetapi pemasokan makanannya melimpah ruah. Dalam hati saya bertanya-tanya, masih pantaskah negera kita disebut negara agraris???

*sekedar bertanya….

Masih membahas motor 2 tak yang Blog Sesat sempat jumpai… Nah, kali ini kita akan bahas motor 2 tak Yamaha tahun 80an awal yang dikatakan menjadi basis motor 2 tak modern Yamaha: RD 250 LC. Coba lihat sosoknya, keren juga ya… Meskipun lahir tahun 1980, ini motor masih enak dilihat. Garis-garisnya simple, ada kaku-kakunya, tapi tidak terlihat aneh, beda dengan banyak motor dari tahun 80an yang kadang agak gimana gitu..

20180304_135319

Ketika Yamaha meluncurkan Yamaha RD 250 LC, Yamaha dipandang melakukan langkah sensasional. RD 250 LC dianggap sebagai motor yang auranya murni balap! Apalagi memang tenaganya terbesar di kelasnya kala itu.

“Teknologi balap untuk semua”, itulah yang jadi slogan yang membuat bikers di masa itu jumpalitan salto dan menghitung-hitung jumlah tabungan mereka. Motor ini dianggap roket! Generasi sebelumnya yang masih berpendingin udara sudah dikenal dengan kelincahan dan akselerasinya, makanya generasi terbaru ini dianggap sangat menjanjikan dan pasti lebih woooow… Pasti lebih di segala lini dibandingkan yang sudah ada di pasaran.

Media massa dengan pemberitaan dan judul provokatif pun makin membuat motor 2 silinder 2 tak 247cc yang diproduksi tahun 1980-1983 ini makin digandrungi sebagai motor impian. Yamaha pun menggunakan pembalap bintang GP 500 mereka, Barry Sheen, dengan „Have we got a shock for the competetion“.

20180304_135412

Secara tampilan, ini motor wow banget. Yang tadinya orang biasa lihat sirip-sirip silinder, kini melihat radiator alumunium berukuran gambot. Ya paham kan… Di Indonesia baru ramai di tahun 90an dengan hadirnya NSR, ya kira-kira begitulah melihat kehebohan antuasiasme bikers saat RD 250 LC bisa dibeli. Dengan pendinginan sejoss ini, momok mesin cepat ngempos dan piston ngancing pun bisa dikikis.

Auch wenn damals die Werbung verbreitete, dass Motor und Rahmen der Yamaha RD 250 LC in enger Verwandtschaft zu den Werks-Rennmaschinen TZ 250/350 entstanden, hält diese Behauptung einer Überprüfung nicht stand.

Memang iklan mengklaim mesin dan rangka RD 250 LC merupakan turunan dekat motor balap Yamaha di ajang GP, yakni TZ250/350, tetapi ini terbukti sebatas kora-koar marketing saja. Setelah dipelajari lebih lanjut, beda Bro wkwk… Meskipun begitu, berkat tenaga 38PSnya, motor ini tetap digdaya dan membuat motor lain di kelas 250cc 2 tak terlihat jinak, bahkan seperti sepeda roda tiga wkwk..

Suzuki GT250 X7 saat itu hanya bertenaga 30 PS. Itu pun diturunkan jadi 27 PS supaya bisa mengakali biaya asuransi motor di Jerman biar lebih murah. Dan ini setara dengan tenaga Benelli 254 dan Honda CB 250 N. Yamaha RD 250 LC dengan tenaga 38 PS dan torsi maksimum 32 Nm/8200 rpm benar-benar seng ada lawan…

20180304_135341

Mesin 2 tak dengan konfigurasi 54 x 54 nya bisa menghasilkan tenaga segitu besar dengan suplai 2 buah karburator Mikuni berventuri 26mm. Mesin berkompresi 6,9 : 1 ini pun bisa puas membangkitkan 38 PSnya. Dengan berat kosong hanya 141 Kg, tak heran motor ini punya top speed 163 Km/jam. Hmmm terhitung tak tinggi ya untuk ukuran sekarang, tetapi ini kan belom dioprek-oprek hihi… Kalau sudah, beuuuh.. Ini motor dikenal bisa bikin keki para pengendara superbike. Rider yang handal bisa menggunakan RD 250 LC untuk menggerecoki motor-motor superbike di sirkuit!

20180304_135404

Soal kaki-kaki, jelas kemajuan. Model sebelumnya, yakni RD 250 hanya menggunakan suspensi stereo di buritan. Di RD 250 LC, suspensi monoshock De Carbon yang bisa disetel hingga 5 tingkat kekerasan.

Velg-velg pun dikatakan velg casting berbahan logam ringan. Velg ring 18 di depan dan belakang dibungkus ban ukuran 3.00 di depan dan 3.50 di belakang. Cungkring memang untuk ukuran sekarang, tapi ya sesuai lah dengan zamannya dan pastinya masih dianggap aman.

20180304_135418

Dengan berat full tank 158 Kg, RD 250 LC dianggap ringan, lincah dan tanpa boncenger dengan mudah meraih 150 Km/jam. Untuk menempuh 100 Km, 2 karburator Mikuni 26mm minta jatah 6 liter saja… Namun, kalau digeber-geber, bisa jadi minta 10 liter. Ya bensin motor 2 tak 1:10 ya masih wajar lah..ini kan twin..

Ya tentu tak bisa dibandingkan dengan konsumsi bensin mesin 4 tak twin 250cc sekarang yang sudah pada pakai injection..

 

20180304_135243

Bagi bikers di JErman yang tertarik, RD 250 LC bisa didapatkan dengan dana 3000 Euroan. Itu sudah layak jalan kok. Namun, kalau mau direstorasi total dan gress, ya dengan mudah dana 5000 Euro siap berpindah tangan… Dan dikatan butuh beberapa ratus jam kerja..

20180304_135220

Katanya sih, susah dapat yang masih oke banget kondisinya. Motor ini kebanyakan memang butuh restorasi.. Maklum, banyak yang sudah kena korek wkwk.. Ya paham kan, ibarat nyari RX-King sama Ninja 2 tak lah.. dan tentu lebih sulit lagi dibandingkan kedua motor itu karena jumlah RD 250 LC di Jerman jauh lebih sedikit.

Ini motor yang Blog Sesat foto pun sepertinya sudah tak standard. Lihat saja bak koplingnya.. Dan yang hampir pasti kaki depannya. RD 250 LC dikatakan hanya punya 1 rem cakram berdiameter 270mm, sedangkan ini sudah 2 piringan, layaknya RD 350. Barangkali yang punya ingin tampil lebih kekar ya dengan velg dan rem depan kakaknya yang punya kapasitas mesin 100cc lebih besar itu.

 

20180304_135256

20180304_135205

Kalau mesinnya sehat dan restorasi total dilakukan baik, RD 250 LC bisa jadi teman perjalanan yang terpercaya..

Gimana Bro? Keren juga ya.. Dan kayanya buat touring juga nyaman hihi..

sumber:

http://nippon-classic.de/classic-bikes/yamaha/yamaha-rd/yamaha-rd-250-lc-der-baerenstarke-zweitakter-im-gebrauchtcheck/

 

Motor 2 tak 500cc memang wow banget. Memang secara power dan top speed apalagi lap time tak bisa menyaingi motor MotoGP sekarang. Lah, yang di tahun 2002 saja sudah tak sanggup meladeni ketika turun di satu lintasan. Meskipun begitu, secara entertaining, ini motor lebih asik disaksikan.

20180304_134723

Soal suara memang selera ya. Ada yang lebih suka 2 tak, ada yang doyan 4 tak. Namun, dari segi power band, teknologi di zamannya yang masih bisa dibilang puritan aka bebas riding assist, kita bisa banyak menyaksikan wheelie-wheelie di era GP500. Belum lagi power slide dan banyaknya rear wheel slide yang salah-salah berujung highsider, fenomena rider terpelanting karena ban belakang yang slide tiba-tiba mendapatkan traksi dan membuat jok motor jadi seperti pelontar. Ya bahaya sih, tapi di situlah deg-degannya.. beda dengan masa adanya traction control yang membuat mayoritas racer terjatuh karena lowsider yang diakibatkan ban kehilangan cengkraman saat menikung.

20180304_134731

Nah, ini motor entah motor apa.. Tertulis hanya MRG 500..gurihnya ya kaya pakai MSG wkwk.. Yang bikin ga nahan ya ngelihat 4 knalpot menjulur itu. Beda memang dengan 4 tak, knalpot 2 tak tak bisa dibuat jadi 4-2-1 atau 4-2 tanpa membuat tenaganya ngempos.

20180304_134743

Oh ya, fairing dikatakan sisa dari era GP 500. entah motor apa, kemungkinan sih NSR. Sedangkan rangka comot punya Suzuki, tapi tak diperjelas lagi Suzuki apa.

Mesin motor dari apa basisnya pun tak jelas. Si pemilik hanya menerangkan, kabanyakan dibuat Sefan Teuber…entah siapa ini orang, yang pasti jago modif, jago ngilik hihi… Silahkan cek di bawah tuh apa saja yang dia kilik..

20180304_134830

Betapa gado-gadonya ini motor, silahkan baca sendiri speknya Bro..saya sibuk wkwk…

Yang pasti, ini gado-gado bisa dibilang salah satu yang terenak sedunia…

20180304_134901-1

Permen karet yang di dalamnya ada filling cairan asam menarik juga untuk dicoba.. Seger sih kayanya, atau asamnya seperti permen super zuuper yang pas zaman saya kecil asamnya bikin merem melek wkwk…

20180502_144952-1

Namun, karena diibaratkan biji unta, saya ga niat beli haha…

Anak kecil malah senang digiiniin kali ya.. Cara jualan yang aneh..

Kemarin Blog Sesat tersesat ke Düsseldorf.. Tak jauh, hanya sekitar 40 menit dari domisili Blog Sesat. Dan asiknya sih, karena masih di wilayah negara bagian NRW, cukup berbekal KTM untuk bisa ke sana..irit berat Bro, ga keluar duit lagi hihi..

2018-06-21-02-02-00-1

Di sana saya bertemu teman baik yang kuliah di negara sebelah selatan Jerman yang terkenal dengan jam dan banknya. Belum bisa tebak negara mana? Itu lho, negara tempat kuliah si Doel wkwk.. yang sampai ada iklan eskrimnya, di mana tokoh Sarah mengatakan..”duileee yang baru pulang dari ….” Dah, paham kan negara mana hihi..

20180620_190415

Ya asik lah sedikit ganti suasana. Ya ramai benar sih di sini dan termasuk kota wisata. Oh ya, ini kota banyak orang Jepangnya dan jadi pusat bisnis Jepang di Jerman. Tak heran, kota ini juga punya Japan Day, ya seharian warna-warni Jepang dengan kostumnya, kartunnya, kulinernya dan pesta kembang api membuat Düsseldorf jadi surganya pencinta animee dkk..

20180620_192946

Oh ya, kota ini bisa dibilang macam Monaco KW2. Banyak mobil mewah bertebaran.. Porsche mah ga kehitung jari. Lamborghini juga lalu-lalang.. Buat penggemar otomotif, ya cuci mata banget di pusat kota ini..

20180620_195159(1)

Soal bikers, yah lebih bisa suka-suka..ya ini kita pernah bahas ya.. Naik motor bisa bebas parkir hihi, ketika mobil berdesakan, naik motor lega bener…

20180620_195112

Di Lampu merah saya sempat ketemu dua bikers berhenti. Salah satunya menarik perhatian Blog Sesat. Kenapa? Karena kami merasa berada di Indonesia wkwk.. Tuh lihat, naik moge pakai celana pendek dan sendal jepit..

20180620_194102

Secara postur pun pendek, karena terlihat dia jinjit.. Dari warna kulit, tampak terbakar, jadi tak bisa dikenali ini bule atau jangan memang orang Indonesia tersesat ke Düsseldorf juga.. Bedanya, dia bisa bawa moge, sedangkan Blog Sesat hanya bisa menahan dan melihat membayangkan dan memimpikan tuk menjadi seorang pemoge..

20180620_194100-1

Oliver Kahn, Elvi Sukaesih, sekian terimakasih…

 

Yo.. kembali lagi setelah sempat tersendat-sendat. Selain harus nguber Ramadan dan kerjaan, asrama Blog Sesat didera masalah internet yang kadang berfungsi kadang tidak. Sayangnya beberapa waktu lalu seringnya tak berfungsi. Giliran berfungsi, pas mau menulis artikel, eh Blog Sesat terasa berat diakses. Tiap di bagian mau menulis teks, selalu berat, dan seringnya hang hihi..Jadi harap maklum baru bisa update sekarang via komputer kampus wkwk..

Kita mulai saja…Ngelihat motor yang satu ini pasti tak terlalu asing, ya karena memang di Indonesia kita sempat kebagian Yamaha TZM 150 yang memang mirip dengan Yamaha TZR 125 ini.

Ngomongin Yamaha TZR, bisa panjang ceritanya, sebab ada berbagai model.. Ya dilihat dari nomor rangkanya juga, dimulai dengan kode apa..

20180304_134556

Berikut ini model-model Yamaha TZR 125, entah sudah lengkap, atau masih ada yang belum disebutkan:

  • 4FL (untuk pasar Jepang) 1997–1998
  • 4DL (untuk pasar Italia)   1992– 1998
  • 4DL SP (untuk pasar Italia) 1992–1993
  • 4HE (TZR 125 R, seperti 4DL), diimport sejak 1992 hingga 1995
  • 4HX (juga seperti TZR 125 untuk pasar Jepang, seperti 4FL), diimport sejak 1994 hingga 1999
  • 4HW (untuk pasar Inggris) 1996–1997

20180304_134609

Nomor rangka 4FL atau 4DL bisa menunjukkan, TZR 125 ini dibangun di mana. Yang kerennya versi 4DL, artinya versi importir asal Italia, yakni Belgarda. Bedanya lumayan banget di sisi suspensi dan pengereman. Yang keluaran Belgarda berbekal USD buatan Paioli dan rem depannya dapat Brembo 4 piston yang menjepit cakram 320mm. Sama ga ya dengan punya TZM? Seingat-ingat saya sih secara bentuk dan ukuran sama, dan ini rem cakram dulu dipakai di semua motor road race haha..

20180304_134614

Veri 4 FL kalau tak dikebiri menghasilkan tenaga 29 PS. Lumayan untuk melajukan motor berbobot fulltank 136 Kg ini hingga 160 Km/jam.

Lumayan berat ya..maklum, tankinya sampai 15 liter. Kan harus meladeni Mikuni kotak TM28SS berventuri 28mm.

Oh ya, di Jerman, motor 6 percepatan bermesin 124cc 2 tak ini dikebiri jadi 23 PS saja. Ya versi kencangnya juga ada kok. Motor yang punya kickstarter dan elektrostarter ini mudah dikilik jadi bertenaga 34 PS. Hmm tak heran jadi motor yang menyenangkan buat bikers yang mulai boleh menggeber motor bertenaga lebih..
20180304_134629

Oh ya, ini motor dikatakan Yamaha TZR 125 R, artinya diimport dari Italia ke Jerman antara tahun 1992-1995. Yang asiknya ya karena dia keluaran Italia, kaki-kakinya kekar dengan suspensi USD Paioli di depan. Ya mengimbangi juga motor macam Aprilia RS125 dan Cagiva Mito kan.. Ga mungkin juga dijual di Italia dengan kaki cungkring macam RGR dan NSR 150 di zamannya seperti yang beredar di Indonesia.

20180304_134650

Oh ya, seperti Honda NSR yang juga ada versi SPnya, Belgarda Italia juga membuat versi SP TZR 125. Basisnya 4DL R yang dimodifikasi lagi mesin dan kaki-kakinya. Versi SP dikatakan dibuat di Belgarda untuk kepentingan homoglasi saja. Jumlahnya yang hanya 500 membuat motor yang dikeluarkan dengan livery yang ada bendera Italianya (tricolore) tergolong langka. Tulisan Sport-Production pun terbaca di bagian buritan dan di windshieldnya.

 

20180304_134944

Perbedaan di bagian mesin antara lain dinding silindernya diberi lapisan yang membuatnya lebih kuat. Mesinnya pun kena porting, lubang bilas, lubang transfer, lubang buangnya dirancang berbeda dan diberi kode 4DL00-Gilardoni.

YPVSnya pun kena modifikasi menyesuaikan lubang-lubang di silinder barunya. Reedvalve tentunya juga kena sentuh, lebih besar Bro.. Motor ini pun dibekali dengan rasio gigi 2 dan 3 yang lebih panjang. Dan semua itu ditutup dengan desain perut knalpot dan silencer knalpot yang berbeda dari varian standardnya.

Hasilnya lumayan juga, 34 PS siap untuk dipanggil bersenang-senang…

Perkara negara yang mana yang lebih ramah lingkungan, Indonesia atau Jerman, ya ga usah dijawab lah ya… Indonesia sebagai paru-paru dunia bisa kita anggap masih sangat banyak tugas yang perlu dilakukan dibandingkan Jerman..

Nah, bagaimana dengan peredaran mesin 2 tak.. Nah, ini yang lucu. Berdasarkan studi lapangan tak bermetode bin tak berdana Blog Sesat, justru motor 2 tak di Jerman lebih lestari. Ya tak perlu dilestarikan khusus sih, tapi ya keadaannya membuat motor-motor ini lebih banyak.

Siang ini bahkan saya menyaksikan 3 pengendara motor 2 tak berkendara beriringan. Jarang lho ketemu motor di Jerman jalan bertiga sampai beriringan, kecuali ya lagi touring. Ini dia penampakan “geng motor” 2 tak Jerman:

20180607_132528

Motor memang 2 tak, tapi speednya di jalan datar hanya diperkenankan sampai 45 Km/jam saja. Dan kalau mau yang bisa dikendarai tanpa SIM, motor hanya boleh berkecepatan 25 Km/jam saja di jalan datar.

20180607_132531-1

Lucu juga lihat “geng motor 2 tak” ini tadi lewat. Jadi ingat film Mr. Bean’s Holiday yang dia naik motor superslow wkwk…

Ya, karena kemudahan untuk mengendarai kendaraan macam ini tanpa SIM, wajar saja banyak yang pelihara motor-motor 2 tak cc kecil ini. Bahkan Vespa modern macam LX yang ada di Indonesia bermesin 4 tak, di sini dibekali mesin 50cc 2 tak. Kenapa jarang yang 4 tak??? Hmm mungkin karena dengan 50cc, tenaganya terlalu kecil dan biaya pembuatan plus perawatannya terlalu mahal..

Salah satu yang sempat jadi keinginan Blog Sesat adalah membangunsebuah RX-King bermesin kencang, namun ingin tampilannya dibuat lebih klassik. Nah, salah satu kiblat yang bisa dijadikan pilihan adalah Yamaha DS7 ini. Hmmm kesan klassiknya keluar banget, dan ngebangun dari RX-King hingga tampil macam DS7 menggunakan parts variasi yang mudah didapat, seharusnya tak makan banyak biaya. Menurut perkiraan Blog Sesat, ya habis 2 jutaan maksimal untuk mengerjakan tampilan (Bukan dikerjakan di bengkel custom tenar ya, tapi bangun sendiri) dan 2 jutaan lagi bisa diinvestasikan untuk memperganas mesin hihi…

20180304_134404

Kita kasih bahasan sedikit lah tentang motor 2 tak 2 silinder Yamaha terbitan 1970-1972 ini. Memang DS 7 tak populer namanya, tetapi doi menjadi basis motor balap 2 tak Yamaha yang terkenal tak terkalahkan, yakni Yamaha TZ.

20180304_134440

Motor berkapasitas 247cc 2 tak ini memang terbitan tahun 70an yang tenaganya tentu belum semaksimal motor 2 tak tahun 90an, tetapi versi standarnya saja sudah lumayan Bro, ada di 24 PS.

20180304_134421

Untuk versi Jerman tepatnya 23,7 PS @7400 rpm. Itu sudah lumayan, sebab artinya kalau kapasitasnya 1000cc, motor ini bisa menghasilkan 95 PS yang untuk perbandingan zaman itu tergolong besar, dikatakan 1 PS untuk menggotong 5,8 Kg.

20180304_134413

Versi Amerika Serikat malah lebih bertenaga, sampai 30 PS! Kebayang dong kalau sudah kena sentuhan pisau korek…nguuuut…

20180304_135025

Standardnya aja sih katanya dapat 140-160 Km/jam.. ya, lumayan lah ya..

Hmm, gimana kalau bikin RX-King tampilan ala DS7 yang bisa lari 140 Km/jam di GPS? Menarik ini… Model klassik mirip Yamaha SR, larinya kaya TZ-series wkwk…

20180304_135040

*Hanya khayalan…

Kata gemes biasanya tidak dipasangkan dengan mobil, tetapi lebih ke makhluk hidup yang punya penampilan atau karakter itu.

Nah, kali ini secara tak sengaza Blog Sesat menjumpai sebuah mobil yang melihatnya akan memunculkan kata “gemes” di dalam kepala. Padahal, sosok mobil ini dari desain dan warna sama sekali tak akan bikin gemes. Bagaimana Blog Sesat berani mengklaim bahwa 99,99% orang berbahasa ibu Bahasa Indonesia akan muncul di benaknya kata “gemes” alias gemas aka gemay kalau kata mahasiswa-mahasiswi zaman now?

Mudah saja..tatap mata saya… foto berikut ini..

20180518_122437(1)-1

Kurang jelas? Noooh…

20180518_122438-1

Yang ga muncul kata “gemes” di kepalanya, disinyalir perlu daftar ke TK terdekat, lalu kejar paket A dan paket Lebaran…

 

Buat Bro yang tertarik pada Suzuki RG500, sebelumnya sudah pernah dibahas di Blog Sesat di sini:

https://motorklassikku.wordpress.com/2017/08/11/galeri-foto-suzuki-rg500-hm31a-terlengkap-sejakarta-selatan/

Nah, yang ini menambah koleksi foto saja, sebab di tahun ini, yang dipamerkan Suzuki RG 500 berwarna putih-merah. Ini dia penampilannya:

20180304_135123

20180304_135102

20180304_135137

20180304_135050

 

tersesat muter-muter

  • 2.531.519 x 1000 rpm

Waspadalah! Mungkin saya menyesatkan Anda....

Telah Menyesatkan

hmmm

Top Clicks

Follow Motorklassikku on WordPress.com