You are currently browsing the monthly archive for November 2009.

Jujur saja, saya belum banyak terlalu memperhatikan produk kompetitor. Namun, saya yakin kalau Aprilia saat ini berada di level yang sama dengan kami. Mereka tentunya nanti mengembangkan motor balap yang kompetitif. Pada kompetitor home made yang lain, saya rasa ada yang kurang gitu.. Sebuah motor balap yang baik dari segi estetika juga harus kelihatan baik. Sebuah aturan lama di dunia balap menyebutkan, motor yang kelihatan dahsyat nantinya juga akan berperforma dahsyat, sebab kalau si pembalap tidak suka dengan penampilan tunggangannya dan merasa duduk di atas sebuah “gentong”, motivasi yang diperlukan untuk bisa lebih cepat 0,5 detik per lap-nya bisa hilang.
Namun, saya tidak mau mengeluarkan komentar yang panas di kuping kompetitor. Tentunya para kompetitor tidak boleh dianggap enteng. Balap motor itu adalah olahraga tim, dimana dengan segenap kekuatan tim kamu bisa “menggeser gunung”. Lihat saja di kelas MotoGP, ada yang pakai konstruksi mesin V dan 4 silinder sejajar, ada yang pakai rangka karbon, ada juga yang aluminium. Banyak teknik yang bisa digunakan dan pada akhirnya mereka sama-sama cepat, karena mereka tahu, bagaimana menggali potensi teknik yang mereka gunakan. Di tangan yang tepat, tentunya motor seperti BQR dan Moriwaki juga bisa cepat. Yang penting adalah, setelah balapan, bisa tidak langsung mengadakan analisis dan perbaikan yang tepat. Dalam hal ini, kami pegang kartu bagus! Kami tidak lagi mengembangkan teknologi dengan sistem trial and error, kalau ada masalah muncul, kami tahu apa yang harus dilakukan.
Anda setuju dengan pendapat yang mengkhawatirkan Aprilia dengan segala kelebihan mereka akan kembali mematikan warna-warni di kelas ini?
Pengamat lainnya banyak yang mengkhawatirkan, biaya akan membengkak dan nantinya malah niatan untuk menekan biaya malah buyar. Berapa besar sih biaya rata-rata kalau jadi klien Anda untuk penyediaan komponen-komponen kalau motor rusak karena kecelakaan?
Bagaimana panduan dari Suter Racing di lintasan nantinya?
Kami akan hadir dengan 3 hingga 4 orang di arena yang akan memberikan konsultasi kepada tiap-tiap tim klien. Kami tidak akan membocorkan informasi dari satu tim klien ke tim klien lainnya. Ya kami akan mengumpulkan data atas dasar kepercayaan dengan klien untuk pengembangan produk kami. Ini sudah merupakan bagian pelayanan kami. Tentunya, kalau mereka membutuhkan konsultasi tambahan, itu bisa diatur lah….
Om Suter, pertanyaan titipan dari Ki Gede Anue nih… Anda kenapa bernama Suter sih? Apakah Anda punya hubungan dengan tokoh-tokoh selebritis gaib di Indonesia, si Suter Bolong dan Suter Ngesot?
*Bro ingin tahu jawaban Om Suter? Nantikanlah. jawabannya…
dan saya ucapkan selamat menanti dalam sebuah penantian tak berujung……..
Sumber: idem

Buat Bro yang muslim, tahu dong kalau menjelang Idul Adha kita dihadapkan pada sebuah tantangan yang tentunya kita rasakan berbeda-beda (rejeki orang tidak sama kan…), yakni berqurban. Memang seperti harga-harga barang lainnya, harga hewan qurban ikutan merayap naik. Tentunya buat kita-kita yang mungkin rezekinya tetap segitu-gitu aja jadi semakin berat, mau beli hewan qurban atau tidak.
Allah SWT kan berfirman dan mengatakan kepada kaum Qurais, bahwa semua kebuthan mereka dipenuhi, dikasih makan, dikasih ketenangan, dikasih perlindungan dan begitu banyak nikmatNya yang tidak habis kalau harus disebutkan satu persatu! Ya kita memang bukan kaum Qurais, tetapi kita juga sama saja sebagai hambaNya yang diberi kelimpahan semua nikmat, yang sayangnya sering tidak sadar kita rasakan dan syukuri. Lanjut ke surat Al Kautsar lebih dijelaskan lagi, kalau manusia itu diberikan Al Kautsar, nama sebuah sungai di Firdaus yang artinya “kelimpahan”, karena itu pujilah Allah SWT dan berkorbanlah. Nah, kalau kita diberi kelimpahan, artinya ya wajib berqurban.
Nah kira-kira nih, apakah jumlah orang yang berqurban tahun ini meningkat atau tidak? Kalau jumlah pembelian sepeda motor meningkat, artinya rezekinya meningkat, atau malah jatahnya yang biasa buat beli hewan qurban habis buat bayar kreditan? Lebih parah lagi kalau duitnya dipakai modifikasi, tetapi tidak bersedia menyisihkan untuk beli hewan qurban. Atau bahkan kredit motor yang sebenarnya berlebih-lebihan, maksudnya sanggupnya ambil motor yang dibawah 15 juta, eh ini ambil yang diatas 19 jutaan.
Sering kan tujuannya gaya, gengsi dan ingin menuai pujian? Atau lebih parah lagi untuk pamer? Atau untuk bikin sirik saingan atau orang yang sebenarnya tidak disukai? Kasihan sekali kalau seseorang harus beli motor atau modifikasi mahal-mahal untuk meraih rasa hormat dari orang lain, bukan karena sifat, kompetensi dan perilaku orangnya itu sendiri. Mudah-mudahan kita termasuk bikers yang bisa dan mau berqurban, bukan bikers yang jadi korban nafsu sendiri……….
Foto: http://www.geo-reisecommunity.de/bild/140440/Foehr-Deutschland-Ein-umgekipptes-Schaf-am-Deich
var data, p;
var agt=navigator.userAgent.toLowerCase();
var img=escape(“counter02.png”);
document.cookie=’__support_check=1′;
p=’http’;
if((location.href.substr(0,6)==’https:’)(location.href.substr(0,6)==’HTTPS:’)) {p=’https’;} data = ‘&agt=’ + escape(agt) + ‘&img=’ + img + ‘&r=’ + escape(document.referrer) + ‘&aN=’ + escape(navigator.appName) + ‘&lg=’ + escape(navigator.systemLanguage) + ‘&OS=’ + escape(navigator.platform) + ‘&aV=’ + escape(navigator.appVersion);
if(navigator.appVersion.substring(0,1)>’3′) {data = data + ‘&cd=’ + screen.colorDepth + ‘&p=’ + escape(screen.width+ ‘x’+screen.height) + ‘&je=’ + navigator.javaEnabled();};
sss
ggg

Karena itukah pembalap top di MotoGP hampir semuanya datangnya dari GP 250 cc?
Saya pikir juga begitu, tetapi bukan berarti pembalap MotoGP yang bagus harus berasal dari GP 250. Kalau pembalap WSBK memiliki kepresisian yang dibutuhkan, tentu bisa saja dia sukses di MotoGP. Namun, kalau si pembalap datang dari balap supersport atau superbike, dia harus banyak belajar dulu. Beberapa bisa berhasil, yang lainnya tidah bisa-bisa alias gagal maning-gagal maning, ngerti ora Son? Seorang pembalap dari kelas 125 cc yang sampai ke MotoGP melalui jalur normal artinya sudah punya pengalaman 3-4 tahun mengendalikan motor prototip dengan handling yang punya tingkat kepresisian tinggi, karena itulah mereka hanya butuh waktu yang lebih sedikit untuk beradaptasi di kelas MotoGP.
Suter Racing kan kebagian order memproduksi kopling untuk kelas Moto2, apakah itu juga memudahkan Anda dalam mengembangkan rangka? Dapat bocoran gak seeeeeeeeeh?
Itu beda jauh dari pengembangan rangka! (Dalam hati: ni wartawan geblek amat seeeh!!) Kami sama sekali tidak dikasih celah untuk ngintip oleh Honda, apa yang Honda dan Geo Tech lakukan di Swiss.
Namun, kita kan sudah tahu mesin supersport Honda seperti apa dan bisa mengira-ngira tenaganya. Kamu tinggal pasang saja HRC racing kit atau beli peranti racing di toko ujung jalan, ya segitu deh kira-kira tenaganya. Karena itulah para konstruktor Moto2 tidak kesulitan mengembangkan motor mereka. Perkiraan tenaga mesin antara 120 hingga 160 PS pun bisa dipersempit hingga menjadi sekitar 140 PS, plus minus 5 PS lah. Kan bisa dibayangkan, mesin supersport hanya berumur pendek kalau dikorek hingga lebih dari 150 PS. Karena mesin Moto2 harus tahan geber hingga 3 kali race atau 1500 Km, artinya tenaga mesin Moto2 nantinya saya pikir lebih rendah dari 150 PS.
Sumber: idem sama yang lalu
var data, p;
var agt=navigator.userAgent.toLowerCase();
var img=escape(“counter02.png”);
document.cookie=’__support_check=1′;
p=’http’;
if((location.href.substr(0,6)==’https:’)||(location.href.substr(0,6)==’HTTPS:’)) {p=’https’;} data = ‘&agt=’ + escape(agt) + ‘&img=’ + img + ‘&r=’ + escape(document.referrer) + ‘&aN=’ + escape(navigator.appName) + ‘&lg=’ + escape(navigator.systemLanguage) + ‘&OS=’ + escape(navigator.platform) + ‘&aV=’ + escape(navigator.appVersion);
if(navigator.appVersion.substring(0,1)>’3′) {data = data + ‘&cd=’ + screen.colorDepth + ‘&p=’ + escape(screen.width+ ‘x’+screen.height) + ‘&je=’ + navigator.javaEnabled();};

Foto: Bajak!

Eskil Suter: Memang ada banyak Konstruktor, tetapi baru sedikit yang sudah membangun motor hingga komplet. Dan masih lebih sedikit lagi yang memiliki pengalaman di ajang MotoGP. Kelebihan kami adalah: kami sudah pernah membangun motor yang sukses di ajang MotoGP.
Kelas baru Moto2 nantinya akan mirip dengan MotoGP, sebab motornya secara karakter sangat mirip. Kami bisa menawarkan tim-tim langganan sebuah paket, yang sudah jelas bisa berfungsi baik! Kami juga bisa menawarkan mereka sistem logistik yang sudah teruji fungsional. Konstruktor lain boleh jadi bisa membangun motor yang kompetitif, tetapi nantinya seiring tahun berjalan, mereka akan keteteran dalam pengadaan komponen dan ujung-ujungnya biaya jadi sangat membengkak! Untuk dua pembalap, artinya tim harus menyediakan 10 motor dalam satu tahun kompetisi, sebab kamu harus punya persediaan komponen di gudang. Semakin sedikit jumlah tim yang bekerjasama dengan satu konstruktor, maka jatuhnya akan semakin mahal. Kami disini memiliki keuntungan, sebab kami mempunyai banyak klien.
Kelebihan lainnya adalah produk kami sendiri yang mempunyai karakter yang kompak dan berbeda dengan konstruktor lainnya, misalnya Moriwaki, yang menurut saya terlihat terlalu besar. Saya yakin, kami berada di level berbeda dengan mereka. Jika saya melihat produk konstruktor lain yang baru masuk ke kelas ini, mereka bahkan masih menyediakan ruang main untuk setelan rake hingga 6-8 mm. Buat saya, itu merupakan sebuah sinyal, kalau mereka tidak tahu, apa yang sebenarnya dibutuhkan di lintasan nanti! Sebaliknya, kami mempunyai Know-How. Kami bersama Kawasaki sudah pernah mengisi front row dan juga pernah meraih podium. Ini tentunya sebuah prestasi yang belum bisa dibuktikan sebuah konstruktor seperti Moriwaki.
Jika motornya berfungsi optimal dan tim-tim mendapatkan jawaban kompeten atas semua pertanyaan mereka, tentunya itu sudah merupakan sebuah kombinasi yang sangat menarik. Terlebih lagi jika harganya ekonomis (Aprilia 208000 Euro, Kalex 135000 Euro dan SRT MMX 78000 Euro-red). Saya sih bicara tanpa tedeng aling-aling: Kami tidsk merencanakan untung besar dan di tahun pertama tidak akan menuai untung. Pengembangan SRT MMX makan biaya besar. Kami sudah menghabiskan investasi hingga 1 juta Euro.
Disamping rancangan lengan ayun yang elegan, seperti yang ada di Ilmor dan Kawasaki, apalagi sih yang diandalkan motor Anda?
Pertama-tama, silhouettenya yang langsing dan bentuk motor yang membuat posisi lutut pembalap layaknya di motor GP 250 cc. Menurut kami, sangat penting untuk membuat motor yang rasanya semirip mungkin dengan motor 250 cc supaya nantinya si pembalap tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu dengan proses adaptasi. Karena itulah motor kami untuk ukuran 600 cc sangat kecil dan kompak. Tidak mungkin membangun motor yang lebih kompak lagi! Kalau mau memaksakan, artinya harus mengubah-ubah dudukan mesin di mesin, tentunya ada regulasi yang membatasi di sini.
Kalau dilihat satu-persatu, masih banyak lagi. Misalnya seat-unit kami rancang seirit mungkin hingga kami bisa menghemat 2 cm. Poros roda belakang pun sudah dilengkapi dengan penyetel rantai yang beda dari yang konvensional, sebab lebih aman dari kerusakan jika motor terjatuh. Selain itu, roda belakang tidak akan terjatuh jika poros roda belakang ditarik, sebab penyetel rantai itu kami tempatkan lebih kedepan dibandingkan yang lama. Selain itu, motor kami rancang sedemikian rupa, hingga mekanik hanya membutuhkan sedikit kunci untuk mengutak atik motor. Mereka tidak perlu membawa hingga 50 alat-alat ke arena, cukup sesedikit mungkin dan seperlunya. Bagi kami, hal-hal semacam ini kami pikirkan secara konsekuen.
Secara Penampilan, prototip Anda sangat mirip dengan karya Anda sebelumnya, yakni Ilmor dan Kawasaki, bahkan hingga bagian-bagian yang kecil. Apa sih kesamaan teknologi Moto2 dan MotoGP?
Namanya design dari tangan yang sama, jatuhnya juga kelihatan lah… Beberapa bagian di Moto2 kami memang mirip dan sama sebagaimana proyek-proyek kami lainnya, itu tidak perlu disangkal. Apa yang sudah berfungsi optimal di Kawasaki dan Ilmor, ya tidak perlu diubah-ubah lagi. Terlebih lagi, kedua kelas ini nantinya dari segi bobot akan sangat mirip. Mesin 600 cc Moto2 berbobot sama, dan bahkan lebih berat dibandingkan mesin 800 cc. Motor MotoGP berbobot 145 Kg, bahkan milik Honda lebih, sekitar 150 Kg. Di Moto2, aturan menyebutkan bobot minimal 135 Kg. Kami berusaha untuk memaksimalkan sektor ini, kami masih berusaha mengurangi bobot motor kami gramm demi gramm. Secara dinamika, bobot dan kekuatan rangka serta karakternya di tikungan dan pengaruhnya ke garpu depan, MotoGP dan Moto2 sama persis. Satu-satunya aspek yang berbeda adalah dalam urusan berakselerasi. Di Moto2, kami bisa mengurang bagian-bagian rangka dan merancang konstruksi yang lebih ringan, sebab kekuatan mesinnya tidak seganas mesin MotoGP.
Penyakit khas MotoGP adalah Chattering, dimana rangka terasa bergetar dan mengganggu stabilitas dan pembalap. Masalah ini diderita banyak tim MotoGP, juga Ilmor. Ada kemungkinan masalah ini juga timbul di motor-motor Moto2?
Pabrikan sudah meneliti masalah ini dan berusaha menemukan penyebabnya. Saat ini, Chattering bukan lagi permasalahan hangat, kami sudah tahu apa penyebabnya. Kemunculan chattering jarang berasal dari rangka atau setting suspensi, kebanyakan datangnya dari ban! Kamu bisa saja mengalami masalah chattering, tetapi begitu kamu ganti ban, maka chattering hilang. Rossi mengalami masalah dengan chattering sepanjang tahun 2006-2007 yang bikin tangan dia seakan terguncang-guncang oleh setang motornya sendiri. Satu-satunya hal yang benar-benar diubah adalah ban, setelah itu, hilanglah permasalahan dengan chattering. Saya harap dan saya yakin, dengan Dunlop nanti, chattering tidak akan muncul, sebab karakter Dunlop memang tidak berpotensi besar menimbulkan chattering, walaupun saya agak ragu dengan karakter ban 17 inci. Dengan ban 16 inci, gejala chattering mestinya bisa lebih diminimalisir.
Toh kalaupun timbul chattering, masalah ini akan dialami semua tim karena Dunlop jadi pemasok tunggal Moto2. Kalau kamu bisa mendapatkan grip yang sangat baik untuk membuat lap time yang bagus, maka kamu sampai di satu keadaan, dimana chattering berpotensi timbul, dimana frekuensi ayunan / getaran terkumulasi sehingga merugikan. Hanya saja: disini bukan salahnya rangka. Dengan material aluminium, chattering justru diredam, bukannya diperkuat! Itu sudah sejak lama kami buktikan melalui test ayunan/ getaran dan pengukuran menggunakan laser. Dan itu fakta!
Sumber: PS Das Sport-Motorrad Magazine 11


var data, p;
var agt=navigator.userAgent.toLowerCase();
var img=escape(“counter02.png”);
document.cookie=’__support_check=1′;
p=’http’;
if((location.href.substr(0,6)==’https:’)||(location.href.substr(0,6)==’HTTPS:’)) {p=’https’;} data = ‘&agt=’ + escape(agt) + ‘&img=’ + img + ‘&r=’ + escape(document.referrer) + ‘&aN=’ + escape(navigator.appName) + ‘&lg=’ + escape(navigator.systemLanguage) + ‘&OS=’ + escape(navigator.platform) + ‘&aV=’ + escape(navigator.appVersion);
if(navigator.appVersion.substring(0,1)>’3′) {data = data + ‘&cd=’ + screen.colorDepth + ‘&p=’ + escape(screen.width+ ‘x’+screen.height) + ‘&je=’ + navigator.javaEnabled();};
Sumber: PS Das Sport-Motorrad Magazine November 2009
Foto: www.motogp.com

Sumber: PS Das Sport-Motorrad Magazine November 2009
Foto: http://www.suterracing.com
Moto2 memang sejak awalnya dirancang sehemat mungkin untuk dapat membuat balapan tetap meriah dan tidak didominasi tim tajir semata. Rem karbon yang mahal dilarang keras disini, cukup dari bahan stainless steel. Mesin pun tidak perlu diutak-atik lagi, haram hukumnya! Di sisi ban pun, Dunlop menjadi suplier tunggal, artinya tim tidak perlu terlalu banyak pengeluaran untuk mengembangkan mesin dan kompetisipun terjamin, karena semua tim mendapatkan ban yang sama!
Dibukanya kelas Moto2 mendapatkan sambutan extra meriah dari para builder dan jago-jago pengembangan rangka. Moto2 seakan menjadi jalan pintas untuk menjadikan mereka selebriti di jagad balap motor. Tidak heran, ketika pendaftaran dibuka, langsung ada 97 peserta yang mengajukan proposal. Akhirnya, hanya 25 tim dan total 39 pembalap saja yang direstui untuk dapat mengikuti Moto2. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tim-tim yang sudah berlaga di kelas 250 cc, hanya saja, kini mereka mempunyai partner-partner baru untuk mengembangkan motor secara keseluruhan (hanya minus mesin). Sebut saja si motor hitam di atas, si Laglisse. Laglisse dikembangkan oleh Eskil Suter dan Jaime Fernandez dengan menggunakan mesin R6. Laglisse pun ditest Roberto Rolfo dan sudah mengikuti kejuaraan nasional di Spanyol dengan sukses. Nah, nantinya kalau mau turun di Moto2, mesin R6 tinggal diganti saja dengan mesinnya Honda Bro…. Jadi, saat mesin Honda dibagi-bagikan bulan Maret 2010 nanti, tim-tim tidak perlu waktu lama untuk mensetting motornya.
Foto:
http://www.kalex-moto2.com
http://bottpower.com/eng/
var data, p;
var agt=navigator.userAgent.toLowerCase();
var img=escape(“counter02.png”);
document.cookie=’__support_check=1′;
p=’http’;
if((location.href.substr(0,6)==’https:’)(location.href.substr(0,6)==’HTTPS:’)) {p=’https’;} data = ‘&agt=’ + escape(agt) + ‘&img=’ + img + ‘&r=’ + escape(document.referrer) + ‘&aN=’ + escape(navigator.appName) + ‘&lg=’ + escape(navigator.systemLanguage) + ‘&OS=’ + escape(navigator.platform) + ‘&aV=’ + escape(navigator.appVersion);
if(navigator.appVersion.substring(0,1)>’3′) {data = data + ‘&cd=’ + screen.colorDepth + ‘&p=’ + escape(screen.width+ ‘x’+screen.height) + ‘&je=’ + navigator.javaEnabled();};
Kata yang tersesat