You are currently browsing the monthly archive for Mei 2013.
Dan terjadi lagi……………
Yang doyan keluyuran ke Blog Sesat dan pernah cari-cari BMW klassik pasti tertegun sejenak kalau ketemu iklan ini di Toko Bagus:
http://motor-dan-sekuter.tokobagus.com/bmw/bmw-r25-kren-kalau-dijadikan-gaya-23033677.html
Jelas lah, kan semua foto itu diambil dari Blog Sesat alias dimalingin dengan tujuan yang hampir bisa dipastikan untuk menipu! Lihat saja nih iklan originalnya:
https://motorklassikku.wordpress.com/2010/07/20/dijual-bmw-r251955-bahan/
Pelajaran buat saya, mulai sekarang memang foto-foto bikinan sendiri harus selalu diberi watermark untuk meminimalisir niat maling dan tukang tipu di luar sana.
Buat Bro yang mau cari BMW klassik, sebaiknya mencari dengan bertanya-tanya ke komunitas, sebab di internet, terutama di Toko Bagus, isinya belakangan ini mayoritas untuk bagian motor BMW adalah penipuan dengan harga yang sangat-sangat jauuuuuuuh di bawah pasaran.
Yang menyedihkan, kadang-kadang si penipu menulis: no tipu2 hehehe……
Woooy… polisi mana nih…….. ada calon-calon pelaku penipuan siap beraksi…
Kasihan lagi adalah kalau yang dipakai foto orang lain!
Oke Brader, WASPADALAH!!!! WASPADALAH!!!!!!!!!!!!!!
Siapa tak kenal balap motor dengan lambang sama plek dengan balsem cap kaki tiga? Kalau disebut Isle of Man Tourist Trophy tau semua dong? Sebuah balap motor di sebuah pulau dengan panjang trek 60 Km lebih! Sulit sekali tentunya membayangkan, kalau pembalap harus menghafal tiap-tiap tikungan di sebuah lintasan yang panjangnya hampir 20 kali sirkuit biasa.
Balapan ini dikenal extra berbahaya karena kanan-kiri pohon, rumah dan tembok, bukannya gravel pasir yang aman. Meskipun kanan-kiri penuh bahaya dan nyaris tak mentolerir kesalahan pembalap, kecepatan rata-rata di ajang ini masih di atas MotoGP! Dan itu pun diraih dengan motor superbike umum yang ente sebaiknya tidak beli di Indonesia karena jadi mahal ajah!
Kabar duka kembali terjadi lagi… Kali ini yang harus merelakan kehidupan di dunia ini adalah seorang pembalap berusia 43 tahun asal Jepang, Yoshinari Matsushita. Pembalap asal negara matahari terbit ini mengalami kecelakaan fatal saat training di bagian utara lintasan balap.Doi bukan orang baru di ajang TT, sudah dari 2009 ikut geber superbike dan superstock. Bahkan tahun 2011 di posisi 5 dengan menggeber motor listrik di ajang TT Zero. Salah satu prestasi terbaiknya adalah juara balap endurance di Motegi tahun 2008.
Kecelakaan di lintasan sepanjang 60,725 Km itu sudah mengantarkan si matahari terbenam. Dia tak diantarkan pacuan asal negaranya, tetapi malah di atas si picek nan ganteng S 1000 RR. Menariknya, motor yang digunakan menggunakan nomor 74, nomor yang identik dengan Daijiro Katoh yang juga sudah wafat akibat kecelakaan di Suzuka.
Ya, begitulah balapan.. Bahaya, tetapi membahagiakan. Di TT memang tak perlu disangsikan lagi bahaya dan ketegangan yang dihadirkannya. Saking bahayanya, para pembalap senior selalu diminta kasih wejangan-wejangan ke pembalap baru. Di sini, mereka tak pernah dianjurkan membalap dengan hati alias napsu, disini, membalap harus pakai otak! Beda dengan MotoGP yang sudah terlalu pakai otak. Penonton merindukan sosok-sosok pembalap yang juga membalap dengan hati dan tak kehilangan unsur emosionalnya.
Hmmm jadi ingat doi : (scan dari majalah Femina hihihi)
Suatu hari ada rekan Jerman ane yang nanya-nanya, apakah di Indonesia motor-motor yang jarang dipakai suratnya pada dicabut berkasnya? Soalnya di Jerman memang begitu, kendaraan-kendaraan tua atau sangat-sangat jarang digunakan akan mereka cabut berkasnya, dengan begitu mereka tak perlu bayar pajak, toh motornya juga cuma nongkrong di garasi saja. Kalau memang mau sering dipakai lagi, mereka tinggal mendaftarkan lagi.
Wah, praktis juga, daripada suratnya dibiarkan mati dan kena denda atau pemutihan, kan mending diurus begitu ya. Sebab di Indonesia, banyak sekali motor tua yang memang pajaknya tidak dibayarkan. Alasannya banyak, bisa karena tak ada biaya, bisa dianggap buang-buang uang, sebab motor hanya ngejogrok dan tidak hidup, atau sering juga karena untuk membayar pajak repot akibat beda daerah!
Kalau memang repot, kan mending cabut berkas tuh… Tapi secara logis, banyaknya motor yang dibiarkan mati pajaknya jadi tanda tanya. Mengapa dibiarkan pajaknya mati dan tak dibayarkan? Apakah cabut berkas di Indonesia risikonya besar? Apakah takut untuk kesulitan yang akan dialami kalau nantinya mau didaftarkan lagi? Sedangkan, ane pernah baca adanya aturan baru yang menyebutkan, kalau motor tidak diperpanjang stnknya dalam jangka waktu tertentu, berkasnya akan dimusnahkan juga… ih ngeri….
Kalau dipikir-pikir, kalau cabut berkas itu memang syah-syah saja, memang untuk motor-motor tua sebaiknya cabut berkas saja kalau sudah layaknya barang koleksi dan hampir tak pernah turun ke jalan. Tapi, kata teman saya, di Indonesia riskan kalau cabut berkas. Takutnya kalau surat di kita kenapa-kenapa (hilang atau kebanjiran/ kebakaran), nanti kalau berkasnya sudah dicabut, tidak akan ada back upnya dan tidak bisa didaftarkan lagi. Logis juga sih…
Barangkali Bro ada yang mau berbagi pengalaman, silahkan…
Kata yang tersesat