Mari kita lanjutkan membahas si Velocity stack…
Panjang atau pendeknya velocity stack (VS) ternyata menentukan tenaga yang dikeluarkan juga. Jika produsen ingin motornya lebih enak di putaran bawah, maka produsen akan merancang VS berbentuk agak panjang. Sebaliknya, kalau produsen ingin motornya memiliki power lebih besar di putaran mesin tinggi, VS akan dirancang berbentuk pendek.
Nah, dengan teori ini, kita bisa pilih-pilih lagi tuh, VS berukuran apa yang kita mau. Kalau mau motor bertenaga di RPM bawah, ya pakai VS panjang, lebih jos lagi kalai ditambah knalpot pendek yang punya karakter memanjakan torsi. Sebaliknya, kalau motor ingin lebih bertenaha di putaran atas dan bernafas panjang, Bro pilih lah VS yang pendek, tentunya lebih joss lagi dikombinasikan dengan knalpot yang panjang.
Yang lucu adalah, ketika motor itu 4 silinder dan dipasok 4 karbu atau 4 body throttel. Bisa jadi VS sama panjangnya.. Namun, kalau produsen ingin putaran bawah dan atas lebih merata, ternyata bisa dikombinasikan dengan 2 VS panjang dan 2 VS pendek, seperti foto di atas yang merupakan VS bawaan Kawasaki Z1000…
Cara ini tentunya tak maksimal, sebab tak benar-benar maksimal power bawahnya, tak maksimal juga power atasnya. Nah, di motor-motor balap, kekurangan ini bisa ditutupi dengan teknologi elektronik.
Di BMW S 1000 RR misalnya… Di putaran bawah, motor ini tampil menggigit, sebab VSnya panjang… Nah, begitu memasuki 10400 rpm, VSnya akan terangkat sebagian, sehingga tersisa VS pendeknya saja. VS pendek dapat meminimalisisr jumlah udara yang berkontroversi desak-desakan hiihi, dengan cara ini, jumlah kabut udara+bensin yang terhisap bisa lebih banyak…
Gimana Bro? Seru ya… Kalau masih ada yang bertanya, kenapa tak terangkat semua VSnya…jangan lupa artikel sebelum ini…VS tetap dibutuhkan untuk memaksimalkan aliran udara dan membuat alirannya tidak labil mengalir, tujuannya ya harmonisasi fogging air and fuel kemakmuran yang menakuti lawan-lawannya di sirkuit sehingga mereka future menyuram!
2 komentar
Comments feed for this article
15 September 2013 pada 9:56 am
bebeker
Awalnya dibaca sih asik, lah di paragraf akhir jadi terkonfrontasi. Statusisasi penulisan ini dapat mengakibatkan labil fokus dan hanya menghasilkan halusinasi kontrasepsi
23 September 2013 pada 3:33 pm
arieslight
hehe…thx masukannya bro…