You are currently browsing the monthly archive for Oktober 2013.
Ducati Panigale bisa dibilang Superbike terdahsyat dalam dasawarsa ini. Setelah Aprilia RSV4 dan BMW menggempur dan membuat heboh, Panigale seakan membuat kedua rival Eropanya itu menjadi motor yang biasa saja.
Motor twin 4 tak ini menjadi motor twin pabrikan dengan tenaga terbesar sepanjang sejarah. Tampangnya yang fresh bisa dibilang yang tercantik dan tersexy yang ada di pasaran saat ini. Tampangnya yang unik dan tak bisa tertukar dengan superbike lainnya memang layak dapat jempol sekelurahan, sebab, meskipun ada perubahan paradigma besar, desainnya tetap bisa mempertahankan ciri Ke-DUCATIannya.
Bagaimana dengan prestasi? Sayang, semakin mirip dengan MotoGP, penyakit Desmosedici menular ke Panigale sebagai motor yang bertugas menggempur WSBK. Motor yang terlalu MotoGP membuat Panigale tak bisa maksimal dikebut banyak orang, butuh pembalap super untuk bisa membawa Panigale di level WSBK. Yup, karakternya yang terlalu GP membuat motor ini di satu sisi super menggigit, tetapi di sisi lain semakin tak mentolerir kesalahan. Beda dengan pendahulu-pendahulunya yang benar-benar rider friendly.
Ducati 916,996, 998,1098 dan 1198 adalah motor-motor yang bisa membawa Ducati merajai WSBK. Apa kesamaan di antara motor-motor itu?
Sama-sama powernya kalah dibanding motor pesaing yang 4 silinder!
Nah, sama-sama kalah, tetapi sama-sama merajai! Aneh kan… Panigale yang powernya setara malah gagale totale, apa artinye?????????
Perubahan Paradigma Ducati yang ingin punya motor dengan power setara 4 silinder 1000 cc malah jadi senjata makan tuan. Tenaga yang extra besar adalah senjata mematikan, tetapi di sisi lain harus benar-benar bijak digunakan dan rapih penyalurannya ke aspal, tanpa itu, ban akan bubar grak sebelum race berakhir.
Bersahabatnya Ducati dengan ban jelas menjadikan faktor yang membuat Ducati macam 916 super berjaya… Di saat pembalap-pembalap lain kewalahan mengontrol motor di akhir-akhir lap, Ducati masih enak ditekuk-tekuk dengan grip yang sebenarnya juga sudah minim. Dengan keunggulan inilah Fogarty mendapat gelar King Foggy dan jadi pembalap paling legendaris di WSBK. JAdi di eranya, Doohan penguasa GP 500cc, Foggy penguasa WSBK. Dengan frame teralis khas Ducati, motor-motor WSBK Ducati juga terkenal mudah ditaklukkan dan lebih mentolerir kesalahan pembalap.
Dua keunggulan inilah yang diubah Ducati. Keunggulan yang sebenarnya kekurangan (kurang power dan kurang rigid) diubah jadi extra powerful dan extra rigid. Namun, faktor human error jadi sama sekali tak terakomodir di sini. Kalau mau jadi juara WSBK, Ducati butuh Dewa balap (susah tuh-red).
Memang sih di Superstock Ducati nyaris juara kalau tak ada S1000RR dan di jalanan jadi motor Superbike terganteng sekaligus salah satu yang terganas, tetapi di WSBK yang ubahannya lebih banyak, Ducati tak berkutik, bahkan ini jadi masa tersuram Ducati di WSBK. Jadi tanda tanya, apakah memang korekan dan tunning Panigale sudah sedemikian mentoknya sehingga sulit dikembangkan lagi? Sepertinya untuk menjawab inilah Ducati meluncurkan Ducati Superleggera yang extra ringan dan bertenaga hingga 220 PS di kruk as. Sebuah pembuktian, bahwa Panigale masih bisa dikembangkan untuk WSBK. Kita lihat saja karier Panigale di WSBK 2014, kalau gagal maning, namanya bisa-bisa jadi PANICGAGALE…….
Kalau motor 250 cc Yamaha yang katanya full fairing plus bermesin twin itu muncul, bisa jadi tidak terlalu memberikan efek WOW secara visual. Kabar-kabar yang mengatakan mirip R-15 lah, mirip R125 lah, R6 lah, R1 lah memang memberikan gambaran, kalau motor itu akan keren. Namun, dengan adanya gambaran-gambaran macam itu, efek WOWnya akan hilang.
Kalau memang mirip, pastinya efek WOW yang pernah diraih oleh Ninja 250 FI maupun VIXION di awal kemunculannya tidak akan didapat motor baru ini.
Lebih tidak WOW lagi, jika fairingnya benar-benar mirip dengan yang sudah ada sekarang. Paling tidak WOW tentu kalau main ambil baju R15, sebab sudah identik dengan India bangeeeet….
Ambil tampang R125 masih lebih keren rasanya dibandingkan ambil tampang R6 yang sudah terlalu banyak fairing variasinya. Namun, tetap saja, WOWnya kuraaaaaaaaaaaang……
WOW bisa saja diperoleh dari sisi performa mesin misalnya… Kalau masih di bawah Ninja 250, siap-siap jadi bahan tertawaan di dunia online… Sebagai motor baru dan image MotoGP yang dijual, bagaimanapun caranya, performa harus punya efek WOW dengan melampaui Ninja 250. PErkara lebih boros kan baru akan muncul belakangan, yang penting, harus lebih cepat…
WOW bisa diperoleh lagi dengan bobot yang ringan. Kalau masih di atas 150 Kg fulltank, itu tentu tidak WOW…
WOW yang bisa bikin Kawasaki dan Honda berteriak WADAAAUWWWWW tentunya harga. Kalau harganya bisa di bawah CBR 250, pastinya AHM dan KMI bisa dibuat puyeng… Ya, mirip ketika Yamaha memperkenalkan Vixion yang menghadirkan mesin 4 tak, 4 klep, radiator, monoshock plus rangka deltabox, tampang sporty tetapi harga ala mahasiswa.
Kira-kira, kalau mau WOW, tampangnya tak perlu mengadopsi motor sport full fairing yang sudah ada sekarang. Mungkin bisa lihat perkiraan tampang Yamaha R1 2014 ataupun Yamaha 3 silinder yang mesinnya diambil dari Yamaha MT 09. Silahkan dipelototin nih:
Kata orang bijak, hidup itu harus diwarnai keseimbangan. Kadang kita harus melihat ke bawah agar kita bersyukur dan merasa beruntung. Namun, kalau begitu terus katanya juga kurang baik. Ingat, jadi manusia kalau mau maju, tidak boleh cepat puas.
Nonton pameran bisa jadi bagi saya adalah salah satu cara untuk melihat ke atas. Banyak mobil baru atau motor baru dengan harga yang lumayan tinggi, bahkan sebagian besar tidak belum terjangkau oleh saya (berusaha optimis-red). Herannya, mau mahal kaya apa itu barang, ada aja yang beli. Setan-setan yang beredar di sekeliling kita kadang berusaha menghibur dengan mengatakan: “ah, tuh mah korup… hasil nipu… hasil bunga pinjaman.. hasil magabut…” pokoknya yang jelek-jelek. Bisikan malaikat yang bilang: “itu hasil kerja keras… itu karena banyak amal…” rasanya terdengar sayup-sayup saja.
Benarkah melihat ke atas selalu akan menimbulkan rasa hidup kita kurang, kita mashikere, kita harus kerja jauh lebih keras?
Saya rasa tak selamanya begitu. Melihat ke atas kadang membuat kita bisa merasa bersyukur.
Misalnya melihat harga velg aftermarket BMW di samping, awalnya saya merasa kere bangeeeett….. tapi habis itu saya merasa bersyukur, motor saya velgnya tak semahal itu. Si Excel Rose misalnya, dengan 800 ribuan sudah punya sepasang Velg alumunium baru yang tak akan bermasalah dengan karatan. Alhamdulillah, dengan 800 ribu saya rasa saya sudah sama bahagianya dengan pemilik BMW yang bisa beli velg aftermarket 40 jutaan ini…
Yup, bahagia seseorang bisa mahaaaaaaaaaaaal sekali, tetapi kadang bahkan tanpa uang sepeserpun, saya yakin saya juga bisa bahagia….
Gara-gara di rumah ada Suzi Smash gen awal yang terkenal akan kerenyahan bodynya, saya jadi akrab sama cable ties. Maklum, pakai baut kan suka pesach-pecah dan seiring waktu hilang satu per satu, jadi sebagian besar posisi baut memang sudah digantikan cable ties.
Tiap servis yang butuh bongkar body, ya kudu sedia cable ties baru. Meskipun kalau bukanya hati-hati sekali, cable ties lama bisa dipakai lagi, keseringan orang malas, sebab lumayan butuh ketelatenan dan butuh alat sih. Negatifnya penggunaan cable ties adalah harganya yang lumayan berasa, sebab sekali pakai buang, beda dengan baut.
Eh, pas ngubek-ngubek di salah satu tempat belanja bulanan, ketemu nih sama kabel kawat yang sering dipakai di kemasan hp atau barang elektronik lainnya, biasanya digunakan untuk mengikat kabel charger hp. Nah, enaknya kabel ini adalah tingkat keawetannya karena bisa digunakan berkali-kali. Kekuatannya juga lumayan. Untuk bongkar dan mengencangkan ikatan juga tak perlu alat.
Produk yang saya temukan itu panjangnya 30 meter lebih dan sudah ada alat pemotongnya di kemasannya, praktis! Harga yang 16 ribu rupiah juga menawarkan keekonomisan dibanding cable ties yang sebungkusnya saja bisa 20-30ribuan, tergantung ukuran lah…
Semasa SMP dan SMA, sebagian besar anak pasti berharap, badannya bisa cukup tinggi. Alasannya paling banyak tentu demi rasa percaya diri, penampilan, untuk bisa gabung klub basket dan volley, atau supaya suatu cita-cita tertentu bisa dicapai.
Namun, tak semua yang berbadan tinggi (normal) merasa bahagia. Misalnya pembalap Jerman berusia 17 tahun, Florian Alt. Sepanjang tahun ini, pembalap juara balap motor internasional di Jerman ini tambah tinggi 12 cm. Tinngi badannya yang kini 184 cm tak lagi menguntungkan untuk olahraga balap motor yang rata-rata memang bukan untuk mereka-mereka yang berbadan besar.
Untuk pria Jerman, tinggi segitu mah standard, tetapi tidak untuk balap kelas Moto3. Karena tinggi badannya yang tumbuh begitu cepat ini, tim Kiefer Racing dan orang tua Florian berdiskusi tentang masa depan Florian di Moto3. Hasilnya menyedihkan, juara Redbull Rookie ini harus rela tak lagi membalap di kelas Moto3 2014 mendatang. Kasihan juga, sebab ia pemuda yang sejak umur 5 tahun sudah mulai berkenalan dengan motor dan rutin balapan dengan impian bisa ikut GP motor suatu hari nanti.
Ya, kita lihat saja nanti, kalau beruntung, mungkin doi bisa terjun ke Moto2, atau mungkin dia akan mundur ke kejuaraan supersport/superbike di Jerman dulu. Kalau terbukti joss, barangkali ada tim WSS/WSBK yang mau menggunakan jasanya. Kalau memang hokky, ya bisa saja yang melirik tim Moto2. Bisa saja kan… tapi, kalau doi terus tumbuh tinggi, sepertinya bakal susah tuh, kecuali bawa sponsor sendiri dan memang jago banget…
Di Jakarta, fenomena wanita naik motor rasanya baru muncul banyak 5 tahun belakangan ini. Parahnya kemacetan, kendaraan umum yang mahal dan tidak aman menjadi alasan yang sering didengar…
Bagaimana fenomena wanita jadi pembalap? Rasanya sejak masih 90an sudah  ada beberapa tuh pembalap roadrace wanita, sedangkan di masa kini, tetap ada, hanya lebih banyak yang ikut di drag bike.
Kenapa perlu wanita? Mudah saja, biasanya lebih enteng…. Selain itu, wanita lebih jadi pusat perhatian, jadi dari sisi publikasi, dijamin lebih menguntungkan. Dua keunggulan ini sudah lama sebenarnya ada di dunia balap roda dua. Kalau perlu sedikit melenceng, malah mesin pertama Benz itu diperkenalkan oleh Carla Benz yang mengemudikan kendaraan bermotor roda 3 karya suaminya itu…
Di dunia balap, sudah ada beberapa nama juga lo yang tercatat pernah menjuarai balapan. Ane rasanya, namanya tak perlu ane sebut (lagi males ngetik-red), Ente lihat sendiri aja buktinya ya…
Mendebarkan ya lihat perempuan naik motor…….
Tanpa naik motor pun, senyumannya sudah bisa mendebarkan.. Lihat nih:
*Ngapain Ente deketin muka ke layar computer????? Di klik juga ga bisa weee….
Kata yang tersesat