You are currently browsing the monthly archive for November 2008.

Si gendut yang berbobot 145 Kg bisa digeber hingga mencapai kecepatan sekitar 193 Km/jam. Performa yang lumayan asoy geboy ini diperoleh dari 2 karburator Amal Grand Prix yang dipadukan sistem pengapian racing Lucas. Untuk meneruskan tenaga hingga ke roda belakang, dipercayakan pada produk Burman. G45 sudah menggunakan blok silinder dari alumunium dan memiliki fly wheel alias roda gila bin gendeng dari baja tempa. Supaya sang bikers senantiasa teringat pada penderitaan mesin saat doi digeber habis, G45 diperlengkapi dengan tachometer. Model G45 sendiri terbukti dapat bersaing di arena-arena balap, tetapi sayangnya tidak sesukses model-model lainnya. Akhirnya produksi G45 dihentikan pada tahun 1957.
Sexy kan motor klassik yang satu ini? Kalau Bro ingin memodif tunggangan kesayangan jadi bergaya cafe racer, mungkin G45 bisa dijadikan acuan dasar. Tanki yang membulat dan besar tampaknya menjadi salah satu ciri khasnya. Dengan tanki besar, pastinya bikin sirik orang-orang yang ikutan antre saat 1 hari menjelang hari H kenaikan bensin. Singkat kata: juga cocok buat yang doyan jalan jauh atau tinggal di daerah yang masih jarang pom bensin. Saya sarankan untuk dimodif tidak setengah-setengah. Gaya single seater dan buntut tawon dijamin memberikan nuansa motor balap klassik. Selain itu, dijamin orang lain males nebeng, apalagi cewe cantik…Sebaiknya motor bermodel tanki besar seperti G45 ini tidak dipakai untuk pacaran. Bahaya Bro!! Tanki besar kan banyak bensinnya, bisa-bisa meleduk kalau kesamber api asmara!!! Kalau motor habis terbakar api asmara, niscaya yang punya speechless and lemess…..
Sumber:
Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007




Apa persamaan yang Bro tangkap dari foto-foto jepretan Hp saya? Isinya motor semua?? Itu sudah pasti…Mereknya Suzuki semua?? Tidak juga, kan ada satu Honda CBR 900 di sana. Memang kebetulan yang saya temukan di jalan di kota Jena bermerk Suzuki. Wajar saja, mengingat penjualan Suzuki bertengger di posisi ke-2 penjualan sepeda motor di Jerman, hanya beda tipis dengan motor tuan rumah, BMW, yang menjadi juara kandang. Posisi ini mungkin saja tahun depan berubah, mengingat Max Neukirchner yang saat ini menjadi pembalap pabrikan Suzuki di ajang WSBK.
Kembali ke pertanyaan awal: Apa persamaan pesan yang ditampilkan foto-foto ini? Oke, yang saya maksud dengan menampilkan foto-foto ini adalah memberikan gambaran tentang jumlah sepeda motor yang wara-wiri di jalanan negaranya Michael Ballack ini. Yup, hanya sedikit!! Kenapa bisa begitu?
1. Cuaca yang tidak begitu bersahabat dengan bikers. Selain dari rentang waktu pertengahan musim semi di sekitar bulan April hingga awal musim gugur di awal bulan September, cuaca sama sekali tidak mendukung untuk bersenang-senang dengan si roda dua. Jarang bikers yang mau naik motor jika suhunya sudah dibawah 15 derajat celcius. Faktor alam inilah yang membuat tidak banyak pembalap motor asal Jerman yang sanggup berbicara banyak di dunia balap motor internasional. Bandingkan dengan Italia dan Spanyol yang memiliki iklim lebih hangat!
2. Naik motor adalah pilihan dan gaya hidup, bukan lebih dikarenakan kebutuhan. Jadwal bis, tramp dan kereta sangat bisa diandalkan, bahkan ketepatannya hingga hitungan menit. Tidak seperti kisah saya yang menunggu di stasiun UI hingga satu jam lebih sebelum toa berbunyi: Para penumpang yang terhormat, kereta tertahan di Stasiun Manggarai. Ada penumpang yang tersengat listrik! OOuucchh….
3. Orang Jerman sudah lebih tinggi kesadaran untuk melestarikan lingkungannya. Jika memungkinkan, mereka memilih naik sepeda. Banyak lho yang tampangnya kaya Heidi Klum tapi naik sepeda…coba di Jakarta, pasti mintanya naik mobil BMW. Yang membuat saya salut sih ketika menyaksikan sendiri dosen-dosen saya yang Professor dan Doktor ke kampus naik sepeda (ga kalah melankolis deh dengan Umar Bakri). Suatu hal yang saya ancungi dengan semua jempol yang saya punya. Bayangkan, hal yang lumrah bagi seorang Professor Jerman yang mengajar di universitas memiliki gaji 6000 Euro per bulannya. Kesahajaan sebuah kesederhanaan…
Bagaimana keadaan di Jakarta saat ini? Motor menjadi kendaraan yang menyelamatkan hidup orang banyak, tidak hanya mengebulkan asap knalpot, tetapi juga membuat asap dapur banyak orang tetap mengebul. Dampak kenaikan bahan bakar minyak, kemacetan lalu lintas serta transportasi umum yang secara ekonomis, kenyamanan, keamanan dan waktu tidak memadai membuat orang beralih menjadi bikers. Bahkan tidak sedikit yang tadinya mencela-cela sepeda motor jadi keranjingan naik motor. Namun, apa akibat negativnya???
1. Kemacetan lalu lintas yang bertambah parah. Ditambah kelakuan bikers yang indisipliner mencemarkan nama bikers. Ini berujung pada pembagian 2 kelas sosial di masyarakat yang kita tahu tidak bisa dibenarkan, tetapi kita pun tidak berdaya memeranginya: Mobil= orang kaya, mengerti aturan vs. Motor = orang kecil, tidak tahu aturan lalu lintas dan egois.
2. Perlakuan pada motor yang tidak motorsiawi. Ayo, siapa sih yang motornya belom pernah baret gara-gara parkir di parkiran umum yang bikin motor-motor kita jadi kaya ikan bandeng presto gara-gara digeser-geser dan digencet sana-sini??
3. Bermunculan klub-klub motor hanya karena sejenis. Tunggu dulu, ini bukannya negativ, tentunya dan mudah-mudahan lebih banyak positivnya. Tapi kita harus introspeksi juga, berapa kali sudah terjadi kasus klub motor menindas pengendara lainnya? Ini menjadi PR yang tidak mudah buat Bro-bro yang aktif di perkumpulan motor.
4. Komponen palsu! Bengkel kejar setoran! Keduanya kerap menghantui Bikers, terutama yang tidak terlalu mahir dalam soal bongkar-pasang motor dan segala piranti pendukungnya.
5. Banjir produk motor! Ini negatif?? tidak juga sih, dari sisi pilihan dan harga, tentunya sebagai konsumen kita diuntungkan. Namun, jika kita lihat dari sisi lain, bukankah harga jual kembali jadi lebih parah jatuhnya dibandingkan masa sebelum booming motor di Indonesia?? Tampaknya pendapat yang mengatakan, bahwa motor sarana investasi yang baik, perlu ditinjau ulang.
6. Apakah kita siap mengalami kondisi yang dialami bikers Vietnam? Dalam sebuah siaran televisi, Vietnam di satu sisi sangat memberikan kebebasan bagi bikers: ga perlu helm ataupun protector lainnya!! Di sisi lain, di sana naik motor sudah seperti Jamaah Haji di Terowongan Minah, pada merayap bo… Ya tidak separah itu sih, tapi apa enaknya naik motor kalau semua jalanan seperti itu??? Apakah perbandingan jumlah motor dengan jumlah penduduk bisa tetap terjaga proporsinya? Di siaran TV itu dikatakan, jumlah penduduk Vietnam 80 juta jiwa, jumlah sepeda motornya 40 juta saja!!!
7. Jika kemacetan sudah tidak terkendali, jika aturan yang menerapkan kadar emisi gas buang benar-benar ditegakkan dengan standard yang tinggi, bahkan jika motor sampai dilarang!! wah mimpi buruk…
Karena itulah, saya merindukan masa dimana naik motor adalah pilihan, bukan keterpaksaan…
Nama Bridgestone tentunya tidak asing di telinga Bro semua, pastinya yang ada di kepala kita adalah ban. Hari gini memang Bridgestone dikenal sebagai produsen ban, bahkan di Motogp baru-baru ini bisa dibilang sukses besar mempecundangi dan melengserkan kiprah Michelin di kelas para raja.
Sebenarnya Bridgestone sudah eksis sejak tahun 1946 sebagai produsen sepeda (ga pake motor). Pada tahun 1949, Bridgestone mulai menambahkan motor pada sepeda hasil produksinya, tentunya motor berkapasitas mini. Barulah pada tahun 1958 Bridgestone memproduksi sepeda motor..baru tahu kan?? Bridgestone memproduksi sepeda motor dari rentang waktu 1958 hingga 1971, makanya sekarang hanya segelintir orang yang tahu, kalau Bridgestone mantan biangnya motor. Padahal di era tahun 60-an, motor-motor Bridgestone mendominasi arena-arena balap motor. Bridgestone pada awalnya nama toko yang menjual onderdil mobil. Bosnya bernama Soichiro Ishibashi. Nama Bridgestone adalah terjemahan nama si bos ke dalam bahasa Inggris: Ishi-Stone dan Bashi-Bridge.
Yang Bro lihat di foto adalah salah satu karya Bridgstone yang dilabeli: Bridgestone Hurricane. Hurricane yang menyanjung konsep funbike diluncurkan ke pasar pada tahun 1968. Tak lama sejak diluncurkan, Hurricane mendapat pengakuan dari bikers karena performanya, baik di lintasan aspal, maupun off road. Motor 2 silinder berkapasitas 177 cc ini bertenaga 20 PS pada 8000 rpm, tentunya cukup untuk mengantarkan motor berbobot 123 Kg ini menembus 126 Km/jam.
Kalau mobil-mobil offroad multiguna modern alias SUV membanggakan fasilitas perpindahan modus transmisi dari 2WD ke 4WD hanya dengan menggeser tuas dari dalam kabin, pengendara Hurricane sudah melakukannya puluhan tahun lalu. Cukup membungkuk dan menggerakkan tuas yang terletak di sisi kiri mesin motor, maka si pengendara bisa memilih 2 modus:
Modus normal yang memiliki 5 tingkat percepatan: netral-1-2-3-4-5-mentok.
dan modus rotasi yang hanya memiliki 4 tingkat percepatan: netral-1-2-3-4-netral (bukan salah cetak).
kebayang dong kalo lagi trek-trekan tapi lupa mengganti ke modus normal, pas mau pindah ke gigi 5, eh motor malah netral, dijamin ngeloyor ga karuan deh, lebih serem lagi kalo mau nyalip container atau truk gandeng, wah saya anjurkan baca dua kalimat syahadat. Oleh karena itu, modus rotasi ini kurang disukai.
Produk Bridgestone lainnya yang cukup dikenal adalah 350 GTR, motor yang memiliki akselerasi spektakuler di zaman itu. Spektakuler sih spektakuler, tapi lihat harganya dong: 900 US dollar. Murah?? Ya hari gini 900 USD murah untuk ukuran sepeda motor, tetapi kalau kita lihat harga produksi Yamaha dan Honda di kelas ini, pastinya Bro berubah pikiran. Sepeda motor Honda dan Yamaha di kelas ini, paling mahal hanya bermain di kisaran 200 USD!!! Kebayang dong mahalnya..Ducati dan MV Agusta saja hanya berani 100% lebih mahal untuk meluncurkan produk mereka di kelas yang sama dengan pabrikan Jepang, maksud saya dari kelas yang sama di performa, bukan fitur.
Pada tahun 1971, Bridgestone memutuskan hengkang dari dunia produsen sepeda motor. Bridgestone menutup cabang mereka di bidang ini. Mungkin saja Ishibashi mendapat nasehat spiritual yang menganjurkan demikian. Paling tidak, keputusan ini tidak bisa disalahkan jika melihat prestasi Bridgestone sekarang. Masalahnya, siapakah paranormal yang memberikan terawang gaib hingga Ishibashi mengambil keputusan itu??? The truth is out there!!!
Sumber:
Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007.
Mirco de Cet: Illustrierte Klassische Motorräder, Enzyklopädie.
Jangan mengklaim suka dunia Balap kalau tidak pernah mendengar nama Akrapovic. Yup, merek salah satu knalpot racing paling sukses di dunia balap internasional.
Sekitar 18 tahun lalu, Igor Akrapovic memulai kariernya sebagai tukang insinyur knalpot. Ia merancang dan membuat knalpot di bengkel kecil di Slovenia. Hari ini, bengkel kecil itu telah berkembang menjadi sebuah perusahaan yang mendunia dan mempunyai 400 orang pegawai. Akrapovic memproduksi hampir semua bagian yang diperlukan untuk menciptomangunkusumokan knalpot-knalpot racing yang bisa ”bersuara” di ajang balap moge dunia, bahkan hingga baut-baut titaniumnya. Menurut Akrapovic, titanium sangat digemari di dunia balap, sebab lebih tahan banting dibandingkan karbon dan berbobot hanya sedikit lebih berat dibandingkan karbon.
Kalau kita berkunjung ke pabriknya di Ivancna Gorica, niscaya kita akan kesulitan menemukannya. Pabrik Akrapovic terlihat sederhana, tanpa umbul-umbul ataupun plang reklame perusahaan berukuran besar. Pabrik berukuran 15000 meter persegi ini hanya memiliki logo kecil yang menandai, bahwa di situlah knalpot-knalpot andalan juara-juara balap dunia diciptakan. Tentunya kesederhanaan ini tidak mencerminkan kesuksesan Akrapovic yang tahun lalu memasarkan 80000 produk dan beromset 31 juta Euro sajalah!! Makro Adamic, sang direktor pabrik berkomentar: kami tidak butuh buang-buang uang untuk membuat iklan, cukup dengan kualitas dan kesuksesan di dunia balap, itu iklan kami!!
Filosofi ini sudah dimulai ketika Igor Akrapovic menciptakan knalpot pertamanya pada tahun 1990. Karena peralatan yang kurang memadai, ia bekerjasama dengan rumah tuning di Bologna yang memproduksi produk after market Ducati. Akrapovic ditugaskan merancang dan memproduksi silincer Knalpot Ducati 888 (angka hokky bgt nih!!).
Pabrikan yang menurunkan pasukannya di WSBK dan pertama kali memesan knalpot Akrapovic adalah Kawasaki pada tahun 1996. Sejak itu, banyak kemenangan di kelas Superbike dan Supersport yang turut menaikkan image Akrapovic hingga akhirnya di tahun 1999 keempat tim pabrikan Jepang mempercayakan Akrapovic menciptakan knalpot untuk jagoannya di WSBK, sebuah cerita sukses yang mendunia. Bahkan pabrikan mobil Ford meminta Akrapovic mengganti nama produknya. Jadi, dulunya knalpot Akrapovic dilabeli: Skorpion. Ford ingin menghindari pertukaran nama dengan produk limousine mereka yang bernama Scorpio. Akrapovic menerima permintaan ini (entah disogok berapa atau bagaimana). Ia mengganti nama perusahaannya, dari Skorpion menjadi Akrapovic. Nama Akrapovic sendiri mengandung kata ”Akrap” dari bahasa Turki yang berarti kalajengking. Oleh karena itu, binatang yang kecil tapi dahsyat ini menjadi logo Akrapovic. Hanya saja warnanya tidak hitam, tapi merah (mungkin kalajengking rebus).
Bro yang punya perkebunan pohon duit mau pesan rancangan sendiri ke Akrapovic?? Eiittss..tunggu dulu, perusahaan ini sudah tidak semudah itu menerima orderan, banyak orderan dari perusahaan seperti KTM dan BMW yang harus ia selesaikan. Bahkan Porsche pun membutuhkan jasa Akrapovic untuk mempersenjatai gacoan mereka: GT2. Untuk memenuhi birahi sembalap klien-kliennya, Akrapovic akhir tahun ini merencanakan hijrah ke kompleks pabrik yang lebih luas lagi: 19000 meter persegi saja. Pabrik Akrapovic saat ini dianggap tidak mampu lagi menampung permintaan pasar. pabrik yang diperlengkapi alat-alat modern untuk membentuk pipa-pipa titanium menjadi knalpot yang digilai joki-joki balap ini hanya mempekerjakan tukang las terbaik untuk menyatukan pipa-pipa titaniumnya. Untuk merancang knalpot racingnya, ia mempekerjakan insinyur-insinyur dari berbagai penjuru dunia. Sekali lagi, kualitas selalu dinomersatukan!
Slavko Trstenjak, mandor departemen pengembangan Akrapovic, menjelaskan, simulasi aliran udara gas buang melalui komputer hanya menjamin 95% saja untuk tenaga yang dihasilkan. 5% lagi harus didapatkan dengan uji coba. Untuk itu, knalpot-knalpot Akrapovic mengalami uka-uka alias uji kekuatan diatas dyno jet. Setelah itu, knalpot dikembangkan kembali dengan perbaikan di sana-sini untuk mengejar tenaga yang 5% ini. Sebuah pekerjaan yang mendetail dan menuntut ketekunan tingkat tinggi. Uji coba diatas dyno jet dilakukan para ahli yang memperhatikan tekanan ban, kelembapan udara, tendangan gas balik, dan emisi yang dihasilkan. Di sisi lain pabrik, para insinyur sibuk merancang desain-desain baru knalpot Akrapovic di lap top, kerja mereka benar-benar seperti seniman!
Kesimpulan: Ayo ngekor Akrapovic!! bukan bikin knalpotnya, tetapi filosofinya:
apapun yang Bro lakukan, jangan kebanyakan ngomong, tunjukkan Kualitas terdepan!!!
Sumber:
PS- Das Sport-Motorrad Magazine, Maret 2008.
Dijual sajalah: Lampu 2nd ex Ducati 1098, sepertinya bisa juga untuk ducati 848, sepertinya…
kondisi mulus, soket bagus, lampu led mestinya masih menyala, kecuali Yang Maha Kuasa berkehendak lain…oleh karena itu, saya tidak memberikan jaminan. Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan ya…
Dibuka di harga 448 RR (ribu rupiah), selayaknya di pasar kaget, boleh di nego.
barang ada di Jakarta Selatan, serah terima langsung saja biar enak.
Ayo, yang mau modif2….atau mau punya ducati, mungkin beli lampu remnya dulu buat ,,mancing” hihihi….
hubungi: 08129753351 (Febi)

Böhmerland adalah motor produksi Cekoslowakia yang kini telah berpisah menjadi Republik Ceko dan Slowakia. Untuk pasar Cekoslowakia, motor rancangan Albin Liebisch ini dikenal dengan nama Cechie. Sepintas, motor yang diproduksi dari tahun 1925-1939 ini lebih mirip jembatan daripada sepeda motor. Atau mungkin mengingatkan kita pada jungkat-jungkit di TK karena warna standardnya yang merah-kuning. Motor ini ada yang diproduksi untuk 2 orang, dan ada yang untuk 3 orang, wow, kalo yang versi 3 orang bisa-bisa kena aturan three in one nih. Tidak puas dengan badan yang bongsor, bahkan ada versi khusus, untuk 4 orang dengan panjang 3,2 meter!!! Well, kayanya yang diorder untuk urusan ini Mak Errot deh..Artinya, Böhmerland cukup untuk memenuhi kebutuhan Bro yang ekstra leboy alias sanggup ngegebet 3 cewe sekaligus untuk satu kali kencan keliling kota.
Motor bermesin OHV 1 silinder 4 tak ini berkapasitas 598 cc, bahkan ada sumber lain yang bilang 603 cc (mungkin yang diukur Böhmerland dari tahun atau versi yang berbeda). Böhmerland tidak cocok buat Bro yang doyan ngebut, meskipun mesinnya bandel dan berkapasitas besar, tenaganya hanya 16 PS pada 3000 rpm. Ditambah dengan beratnya yang sekelas Harley Davidson: 227 Kg saja, itupun rodanya sudah dibuat dari alumunium cor yang ringan. Faktor-faktor ini membuat Böhmerland hanya mau berlari hingga 95 Km/jam saja.
Supaya bisa berkeliling Ibu Kota sampai Binaria, Böhmerland memiliki 2 tanki yang terletak disamping kanan dan kiri roda belakang. Bagaimana soal kenyamanan? Böhmerland memiliki suspensi depan yang bekerja terbalik, artinya bekerja menarik ketika pegasnya menegang, tidak seperti suspensi umumnya yang bekerja jika ditekan. Untuk suspensi belakang, aliran yang dianut adalah aliran sangat super minimalis, alias tuna pegas, alias rigit, alias tepos ash lover. Konstruksi mesin yang unik juga jadi jaminan, kalo Bro yang doyan mesin adem ayem dan bersuara halus dijamin menolak mentah-mentah naik Böhmerland: klepnya nonjol keluar!! Ga kalah berisiknya deh sama gambang kromong!!
Sumber:
-Hugo Wilson: Motorräder, Über 300 Klassiker. München 2007.
-Micro de Cet: Illustrierte Klassische Motorräder, Enzyklopädie.
-www.1990greif.de
Kata yang tersesat