You are currently browsing the monthly archive for Maret 2014.
Setelah tahun 2012 Tom Sykes dan ZX-10R gen teranyarnya gagal merebut gelar juara dari Max Biaggi dan Aprilia, tahun ini doi berhasil menuntaskan puasa gelar WSBK Kawasaki yang sudah berlangsung selama 20 tahun (1993 ZX-7R juara di tangan Scott Russel). Sebuah kemenangan yang layak diterima, terlebih mengingat tahun lalu Sykes kalah hanya setengah point saja, sebuah perbedaan extra tipis yang rasanya tak bisa terulang lagi di masa mendatang.
Nah, sekarang kita pdkt dengan tunggangan juara dunia ini. Jika standardnya hanya menghasilkan power 190 PS-an, di tahun 2012 tim balap Kawasaki berhasil mengail 236 PS dari mesin 4 silinder screamer ZX-10R. Nah, di tahun 2013, para mekanik balap Kawasaki berhasil memperoleh tenaga extra 4 PS dengan pencangkokkan pelatuk dan per klep yang lebih ringan, jadi si superbike geng ijo punya power 240 PS, ya gak malu-maluin dibandingkan BMW S1000RR lah.
Meskipun S 1000 RR paling powerfull, ZX-10R bisa dengan mudahnya menaklukkan si picek nan ganteng. Bukan semata-mata kepiawaian Tom Sykes, tetapi paket lengkap motor dan tim yang handal. Motor yang setelah dapat per klep dan pelatuk klep baru mampu berkitir 500 rpm lebih tinggi (dirahasiakan oleh Kawasaki, yang pasti tembus 15.300 rpm) punya power delivery yang oke. Setting mesin dan elektronik membuat motor ini di tikungan punya karakter mesin twin dan mampu berakselerasi lembut, layaknya Yamaha R1 dengan teknologi crossplane crankshaftnya. Salah satunya da di setting velocity stack (VS) yang beda dengan ZX-10R standard. Jadi, ketika di motor standard ke-4 VSnyabermain serempak, di motor WSBK Kawasaki VSnya diatur bermain 2-2. Dengan cara itu, akselerasi lembut, tetapi tetap bertenaga diperoleh. Yang sudah lupa VS dan fungsinya, silahkan lihat lagi nih…
https://motorklassikku.wordpress.com/2013/09/12/velocity-stack-panjang-vs-pendektorsi-vs-power/
Tak hanya modifikasi mesin dan perangkat elektronik macam wheelie dan traction control saja, rangka juga dimodifikasi. Terlihat di bagian komstir yang ditambah plat penguat dan di bagian kiri rangka yang juga ikut diperkuat. Kelihatan kan las-lasannya? Berhubung kita-kita tidak belum punya motornya, makanya kita ga “ngeh.”
Penguatan rangka ini tentu sangat mendukung stabilitas si motor, terutama saat di tikungan dan mengerem habis-habisan. Kerja suspensi USD Showa pun mampu memberikan feedback extra sensitif. Apalagi Kawasaki mensetting bobot 56% ada di roda depan. Yup, front end yang baik dalam memberikan feedback jelas menjadi kunci kesuksesan Kawasaki.
Untuk knalpot, merk Leo Vince dipercaya kawasaki untuk mengail power peak yang mantebs dan power delivery yang terukur. Knalpot ini memiliki klep yang hanya akan menutup ketika berdeselerasi alias menutup gas dan mengerem. Katanya sih supaya lebih ada sedikit efek engine brake, maklum, sebagai kompensasi penggunaan kruk as yang sangat ringat…
Balance yang baik juga ditentukan oleh penempatan tanki bensin yang paling sesuai dengan paket rangka, suspensi dan bobot si pembalap itu sendiri. ZX-10R Sykes dilengkapi tanki bensin yang bisa memuat 21,97 liter. Beda dengan tanki-tanki motor harian, posisi bensin di motor-motor kontestan balap motor modern memang ditempatkan seterpusat mungkin dengan gravity center, tak heran letaknya dibuat benar-benar di tengah motor, di bawah jok dan sesinergi mungkin dengan bobot mesin. Btw, bobot tanki yang kelihatannya besar ini hanya 4,28 Kg! Jadi ingat betapa terperangahnya ane saat mengangkat tanki kosong CBR 400 RR yang memang terbuat dari alumunium, asli kaget dengan bobotnya yang extra ringan, dan kaget juga dengan harganya yang lumayan berat, 6 juta Bro barunya!
Nah, trik yang ini tidak spesial (saya juga bisa hehehe-red), tetapi bisa memberikan pelajaran buat kita, betapa pentingnya detail dalam profesionalitas. Kru Tom Sykes selalu membersihkan kaliper rem setiap hari! Dan dibersihkan benar-benar detail dengan tangan, tak sekedar semprat semprot angin kompresor saja!
Kata yang tersesat