Sadar tidak sadar, titik berat motor banyak pengaruhnya terhadap kita. Ada motor yang titik beratnya rendah, ada juga yang tinggi. Ada motor yang bobotnya lebih banyak ditanggung ban belakang, atau ban depan, atau lebih baik tentunya seimbang. Produsen motor profesional pastinya sudah mengerti hal ini.
Apa pengaruhnya bagi pengendara sehari-hari? Bagi kita yang doyan macet-macetan, tentunya motor dengan titik berat rendah lebih menguntungkan, sebab motor otomatis akan terasa lebih ringan, sebab pundak dan tangan serta kaki kita tidak perlu terlalu keluar banyak tenaga untuk membuat motor selalu dalam keadaan tegak (kan macet dan banyak berhenti…). Di motor harian, jenis bebek dan matic kita kenal punya titik berat rendah, makanya tidak banyak menguras tenaga di kemacetan. Dan seandaikan beratnya sama dengan motor batangan, misalkan sama-sama 110 Kg, maka motor batangan tetap terasa lebih melelahkan di kemacetan, karena untuk menegakkannya butuh lebih banyak tenaga. Bayangkan juga, motor jenis enduro atau trail yang titik beratnya tinggi, nah kalau dibandingkan dengan motor batangan yang sama-sama berbobot 110 Kg, dijamin lebih cepat lelah yang memakai trail/enduro!
Andaikan Bro punya Honda Tiger yang Bro miringkan hingga 30 derajat dan Bro tahan dari sisi kiri dalam keadaan berdiri, pastinya jauh lebih berat dibandingkan menahan motor bebek, meskipun berat itu motor anggaplah sama. Bahkan, seandaikan motor BMW bermesin boxer pun Bro miringkan hingga 30 derajat juga dan Bro tahan dari samping agar tidak jatuh, belum tentu BMW Boxer yang bobotnya hampir 200 Kg itu terasa lebih berat dibandingkan menahan Tiger. Ini karena titik berat BMW bermesin Boxer yang rendah.
Gambar di atas menunjukkan titik berat mesin ketika kosong dan ketika sudah ditunggangi seorang rider. Jadi titik berat motor + titik berat rider = titik berat motor ketika dikendarai. Produsen motor akan berusaha sebisa mungkin menentukan titik yang paling seimbang untuk meraih stabilitas yang terbaik. Kegagalan mendapatkan titik keseimbangan membuat motor terasa terlalu bergetar, tidak stabil di tikungan, terasa terlalu berat untuk menikung, atau malah sebaliknya.
Selain suspensi, rangka dan posisi mesin plus peranti lainnya di motor, posisi rider juga menentukan di sini. Tidak heran, di dunia balap bisa dipastikan berat badan dan ukuran si pembalap bisa membuat tidak hanya suspensi saja yang disetel, tetapi juga posisi mesin di rangka. Titik berat motor pun bisa disesuaikan dengan karakter motor yang ingin didapat. Makanya, tiap ganti sirkuit, bisa jadi ubah-ubahan posisi mesin dan geometri rangka diperlukan agar bisa maksimal.
Untuk pembahasan titik berat ini di dunia balap, kita bahas nanti oke…
21 komentar
Comments feed for this article
5 Mei 2011 pada 4:07 pm
kangmase
bener banget, tiger ntu berat banget, titik beratnya kayaknya rendah banget deh….
9 Mei 2011 pada 2:54 pm
arieslight
kebalik…
5 Mei 2011 pada 7:41 pm
Maskur
matic ringan di depan berat di belakang
9 Mei 2011 pada 2:55 pm
arieslight
betul pakde..makanya kalo rem depan lebih gampang keplesetnya dibanding mtr batangan n bebek
5 Mei 2011 pada 8:53 pm
kang_ulid
nanya kang, gmn caranya menentukan titik berat motor???
9 Mei 2011 pada 2:55 pm
arieslight
wah, sorry bro, ane nggak paham itu
6 Mei 2011 pada 12:57 am
daris
nice info gan
9 Mei 2011 pada 2:56 pm
arieslight
thx gan…
6 Mei 2011 pada 4:59 am
smartf41z
hmmm baru nyadar soal ini
9 Mei 2011 pada 2:56 pm
arieslight
ah masa sih?
6 Mei 2011 pada 6:33 am
zaqlutv
tapi yang jelas biar pun motor bebek yang beratnya kurang dari 100kg tetep berat kalo diangkat sendiri.. π³
9 Mei 2011 pada 2:57 pm
arieslight
ah, enteng…hulk.de
hihihi
6 Mei 2011 pada 6:44 am
nunoe
gile itu gambar..pake bahasa menado lagi -_-‘
itu yg terjadi sama Byson..walopun berat, tapi berasa enteng n seimbang banget..karena titik berat lebih rendah dan ada di tengah..jadi buat manuvernya enak π
9 Mei 2011 pada 2:58 pm
arieslight
betul… knalpotnya kan berat di bawah, blm lagi kondom tanki yang agak mengaburkan titik berat motornya yang sebenarnya agak rendah
6 Mei 2011 pada 8:48 am
Long'S
Nice artikel
6 Mei 2011 pada 11:34 am
Ariel
Good article π
Yang jelas titik berat GA SAMA dengan titik tumpu
9 Mei 2011 pada 2:59 pm
arieslight
xiexie gan…
9 Mei 2011 pada 8:13 am
Bjl
aku gak terlalu mengerti teorinya sih
yang jelas prakteknya, kalo aku nikung high speed (80km/h ke atas) pake new megapro badan tidak perlu terlalu membungkuk ke depan, beda halnya dengan pake vixion, badan harus membungkuk ke depan.
nyambung gak ya?
9 Mei 2011 pada 3:02 pm
arieslight
wah pura2 nih… feeling ane sih, Vixion mestinya setangnya nggak setinggi sekarang.. mungkin karena pertimbangan untuk ergonomi lebih santai, setangnya dikasih yang agak tinggi, jadinya titik keseimbangannya agak melenceng dari hasil itungan matengnya..
harusnya kalau mau dapet handling sempurnana vixion, setangnya kudu ganti yang lebih pendek, jadi bobot rider akan lebih bergeser ke depan..
btw, semakin ringan motornya, semakin kerasa peranan titik beratnya..
(sotoyberat.de) hihihi
3 Juni 2011 pada 5:19 am
GW250: Berapa sih idealnya berat motor? « semua yang ada di otak
[…] sepertinya saya tidak perlu kecewa, karena setelah membaca tulisan ini dan ini, saya mengambil kesimpulan bahwa berat motor yang dapat ditanggung seseorang tidak melulu […]
23 Juni 2014 pada 2:03 pm
Fie
Mas, nanya dunk, kalo titik berat sepeda motor matic keluaran honda dengan merk beat dimana y posisinya?