Die Prognosen für die 2012er-Ducati klingen optimistisch

Tahun ini memang Ducati masih keteteran. Pabrikan Italia ini masih terlalu tergantung pembalap untuk bisa memperoleh posisi terhormat dalam balap GP. Sejak era Stoner, dan kini Rossi, pembalap lah yang menjadi faktor yang sangat menentukan, bukan motornya yang hebat dibandingkan para kontestan lainnya. Yup, sudah sejak awal partisipasi di MotoGP, Ducati dikenal sangat sulit ditaklukkan dan bisa dibawa dengan nyaman tanpa kuatir ketika motor harus digeber di batas kemampuannya.

Namun, itu cerita tampaknya hanya akan sampai di tahun ini saja. Tahun depan, motor racikan Rossi dan Burgess lah yang akan tampil, dan ini sudah terbukti di tahun 2004 lalu, bagaimana M1 racikan keduanya bisa tampil terdepan dengan berbekal handling yang baik. Saat itu sebenarnya Rossi dan Burgess ditawari 3 tipe mesin oleh Furusawa, dan yang dipilih duet maut abadi ini bukannya mesin dengan peak power terbaik, melainkan mesin dengan power delivery terbaik, yakni power yang penyaluran tenaganya mantabs dari putaran bawah dan kurva tenaganya stabil meningkat, jadi bukan yang kadang meledak-ledak, tetapi stagnan dan power bandnya sempit. Mesin berkarakter itu dan rangka Yamaha yang terkenal solid nan lincah pun berhasil menaklukkan kontestan lainnya yang terkenal berpower besar.

Sayang di tahun 2006 M1 yang diserang chattering di front end yang membuat Hayden akhirnya bisa jadi juara dunia. Di tahun 2007 yang menurunkan kapasitas mesin jadi 800 cc membuat motor menjadi lebih sulit dikendalikan dan extrem. Putaran mesin pun meningkat dibandingkan M1 990 cc hingga 2000 rpm lebih tinggi. Belum lagi power Ducati yang paling besar dan bakat Stoner bersatu, tak heran Yamaha dan Rossi gagal maning di tahun ini.

Tahun 2008 semua berubah. Dengan pengembangan elektronik pesat di M1 dan teratasinya problem chattering di front end sejak akhir 2006 membuat M1 semakin mudah dikendarai. Digunakannya katup pneumatic pun membuat M1 semakin aman dan nyaman berkitir di putaran mesin extra tinggi. Hasilnya, stabilitas di tikungan, keluar tikungan plus power memadai di track lurus=Juara Dunia! Tahun 2009 pun begitu, 2010 pun berlanjut, hanya saja melalui Lorenzo, sebab Valentino harus patah kaki di negaranya sendiri.

Bagaimana dengan Yamaha kini? Nah, kan Lorenzo dulu pernah merengek minta diberikan kepercayaan membangun motor.. nah Ente lihat sendiri hasilnya tahun ini kan.. Dan akan lebih jelas lagi tahun depan, dimana istilahnya yang 1000 cc itu sudah semakin besar jaraknya dari sisa-sisa sentuhan Rossi+Burgess.

Sekarang beralih ke Ducati…

Tahun ini kurang menggigit? Wajar… disamping barang baru, Rossi juga cedera. Belum lagi karakter Ducati berkebalikan dari M1 saat 2004 lalu, dimana handling sudah oke, hanya powernya kere.

Rossi adalah tipe pembalap yang sangat mementingkan handling. Tahun 2006 di atas M1, doi sering jatuh akibat chattering yang membuat motor ketika direm jadi tidak bisa dikendalikan. Padahal jurus menyodok dari dalam di tikungan menjadi jurus Kameha-mehanya Rossi!

Desmosedici GP 11 kembali menunjukkan, betapa handling, bukannya power yang paling penting untuk menguras potensi motor, terlebih lagi oleh Rossi. Rossi dan Burgess plus Ducati pun menyatakan, saat ini hanya bisa moles dikit-dikit dan mencari yang terbaik dari potensi GP 11.

Nah, baru di GP 12 1000 cc inilah racikan Rossi-Burgess yang dikenal rider friendly itu akan hadir. Test lalu pun sudah menunjukkan hasil positiv. Rossi dan Hayden sudah sangat senang dan merasa nyaman dengan GP 12. Akselerasi dari putaran bawahnya mantabs, traksi pun saat berakselerasi yahud. Diajak mengerem habis-habisan pun juga anteng… Nah, siap-siap deh pembalap Ducati tahun 2012 nanti menikmati mahakarya Rossi+Burgess yang memang (biasanya dari yang sudah-sudah) rider friendly itu…

Kalau sudah begini, siap-siap pabrikan lain ketar-ketir, terutama Yamaha yang sepertinya jadi terlalu tergantung Lorenzo untuk menang… Bagaimana dengan Suzuki? Wah..marilah kita berdoa semoga pabrikan dari Hamamatsu ini siap di tahun depan dengan 2 pembalap lagi, ya tarik lagi deh si Hopkins… Soal Suzuki yang belum membuat mesin 1000 cc bisa dipahami, ini pasti soal duit. Burgess pun pernah bilang, gonta-ganti kapasitas mesin pasti mengganggu Suzuki yang keuangannya sedang tidak kuat. Bisa jadi mereka malah mundur tahun depan… Yang paling murah tentunya bertahan dengan mesin 800 cc, tetapi di sisi lain, balap dengan 800 cc tentunya lebih mahal dibandingkan dengan mesin 1000 cc. Hanya saja, untuk dapat membangun mesin 1000 cc yang kompetitif juga butuh modal awal yang kuat kan…