Tahun ini memang Ducati masih keteteran. Pabrikan Italia ini masih terlalu tergantung pembalap untuk bisa memperoleh posisi terhormat dalam balap GP. Sejak era Stoner, dan kini Rossi, pembalap lah yang menjadi faktor yang sangat menentukan, bukan motornya yang hebat dibandingkan para kontestan lainnya. Yup, sudah sejak awal partisipasi di MotoGP, Ducati dikenal sangat sulit ditaklukkan dan bisa dibawa dengan nyaman tanpa kuatir ketika motor harus digeber di batas kemampuannya.
Namun, itu cerita tampaknya hanya akan sampai di tahun ini saja. Tahun depan, motor racikan Rossi dan Burgess lah yang akan tampil, dan ini sudah terbukti di tahun 2004 lalu, bagaimana M1 racikan keduanya bisa tampil terdepan dengan berbekal handling yang baik. Saat itu sebenarnya Rossi dan Burgess ditawari 3 tipe mesin oleh Furusawa, dan yang dipilih duet maut abadi ini bukannya mesin dengan peak power terbaik, melainkan mesin dengan power delivery terbaik, yakni power yang penyaluran tenaganya mantabs dari putaran bawah dan kurva tenaganya stabil meningkat, jadi bukan yang kadang meledak-ledak, tetapi stagnan dan power bandnya sempit. Mesin berkarakter itu dan rangka Yamaha yang terkenal solid nan lincah pun berhasil menaklukkan kontestan lainnya yang terkenal berpower besar.
Sayang di tahun 2006 M1 yang diserang chattering di front end yang membuat Hayden akhirnya bisa jadi juara dunia. Di tahun 2007 yang menurunkan kapasitas mesin jadi 800 cc membuat motor menjadi lebih sulit dikendalikan dan extrem. Putaran mesin pun meningkat dibandingkan M1 990 cc hingga 2000 rpm lebih tinggi. Belum lagi power Ducati yang paling besar dan bakat Stoner bersatu, tak heran Yamaha dan Rossi gagal maning di tahun ini.
Tahun 2008 semua berubah. Dengan pengembangan elektronik pesat di M1 dan teratasinya problem chattering di front end sejak akhir 2006 membuat M1 semakin mudah dikendarai. Digunakannya katup pneumatic pun membuat M1 semakin aman dan nyaman berkitir di putaran mesin extra tinggi. Hasilnya, stabilitas di tikungan, keluar tikungan plus power memadai di track lurus=Juara Dunia! Tahun 2009 pun begitu, 2010 pun berlanjut, hanya saja melalui Lorenzo, sebab Valentino harus patah kaki di negaranya sendiri.
Bagaimana dengan Yamaha kini? Nah, kan Lorenzo dulu pernah merengek minta diberikan kepercayaan membangun motor.. nah Ente lihat sendiri hasilnya tahun ini kan.. Dan akan lebih jelas lagi tahun depan, dimana istilahnya yang 1000 cc itu sudah semakin besar jaraknya dari sisa-sisa sentuhan Rossi+Burgess.
Sekarang beralih ke Ducati…
Tahun ini kurang menggigit? Wajar… disamping barang baru, Rossi juga cedera. Belum lagi karakter Ducati berkebalikan dari M1 saat 2004 lalu, dimana handling sudah oke, hanya powernya kere.
Rossi adalah tipe pembalap yang sangat mementingkan handling. Tahun 2006 di atas M1, doi sering jatuh akibat chattering yang membuat motor ketika direm jadi tidak bisa dikendalikan. Padahal jurus menyodok dari dalam di tikungan menjadi jurus Kameha-mehanya Rossi!
Desmosedici GP 11 kembali menunjukkan, betapa handling, bukannya power yang paling penting untuk menguras potensi motor, terlebih lagi oleh Rossi. Rossi dan Burgess plus Ducati pun menyatakan, saat ini hanya bisa moles dikit-dikit dan mencari yang terbaik dari potensi GP 11.
Nah, baru di GP 12 1000 cc inilah racikan Rossi-Burgess yang dikenal rider friendly itu akan hadir. Test lalu pun sudah menunjukkan hasil positiv. Rossi dan Hayden sudah sangat senang dan merasa nyaman dengan GP 12. Akselerasi dari putaran bawahnya mantabs, traksi pun saat berakselerasi yahud. Diajak mengerem habis-habisan pun juga anteng… Nah, siap-siap deh pembalap Ducati tahun 2012 nanti menikmati mahakarya Rossi+Burgess yang memang (biasanya dari yang sudah-sudah) rider friendly itu…
Kalau sudah begini, siap-siap pabrikan lain ketar-ketir, terutama Yamaha yang sepertinya jadi terlalu tergantung Lorenzo untuk menang… Bagaimana dengan Suzuki? Wah..marilah kita berdoa semoga pabrikan dari Hamamatsu ini siap di tahun depan dengan 2 pembalap lagi, ya tarik lagi deh si Hopkins… Soal Suzuki yang belum membuat mesin 1000 cc bisa dipahami, ini pasti soal duit. Burgess pun pernah bilang, gonta-ganti kapasitas mesin pasti mengganggu Suzuki yang keuangannya sedang tidak kuat. Bisa jadi mereka malah mundur tahun depan… Yang paling murah tentunya bertahan dengan mesin 800 cc, tetapi di sisi lain, balap dengan 800 cc tentunya lebih mahal dibandingkan dengan mesin 1000 cc. Hanya saja, untuk dapat membangun mesin 1000 cc yang kompetitif juga butuh modal awal yang kuat kan…
31 komentar
Comments feed for this article
25 Mei 2011 pada 4:52 pm
Modar
Ulasannya muantap
27 Mei 2011 pada 2:08 pm
arieslight
syukron bro
25 Mei 2011 pada 5:17 pm
foens
gubrak bgt siy…
27 Mei 2011 pada 2:09 pm
arieslight
thats meeee hihihi
25 Mei 2011 pada 5:23 pm
preziosi
nambah masbro sesat,
faktor klemahan lain adaptasi valentino dg GP11 adalah jumlah testing pramusim skrg yg lebih sedikit dibanding saat kepindahannya dr h ke y musim 2004.
udah jumlah tes sedikit, cidera pula,,,,hhmmm…muanteb to.
26 Mei 2011 pada 9:05 am
tzuka
ga juga!! rossi dari honda ke yamaha baru dikasi NAIKIN M1 setelah awal tahun, tepatnya januari 2004 karena masih berstatus pembalap honda. tp peraturannya ga seketat sekarang, yg hanya meleh make motor pd tes resmi, selain itu ga boleh.
27 Mei 2011 pada 2:11 pm
arieslight
kedua pendapat benar-benar saja.. secara periode, tahun 2004 lebih sngkat, tapi nggak ada jaminan kalau yang di lakukan di tahun 2004 itu lebih sedikit kan… palagi Yamaha terhitung bisa riset lebih cepat dibandingkan ducati
25 Mei 2011 pada 5:48 pm
Mercon C FireBlade Rider
wah, ulasanya mantap, oiya, mas bro sesat, katanya tahun depan nama MotoGP mau diganti Moto1 ya?
27 Mei 2011 pada 2:11 pm
arieslight
betul bli, jadi moto1,2,3 deh rencananya
25 Mei 2011 pada 5:57 pm
daris
panjang banget judulnya
27 Mei 2011 pada 2:13 pm
arieslight
nggak suka??? potong aja sendiri hihihi
26 Mei 2011 pada 4:17 am
lekdjie
Semakin sesat di depan
-dah kecantol perawat kayaknya niy-
27 Mei 2011 pada 2:13 pm
arieslight
blom dab, sibuk cari duit dulu hihihi
26 Mei 2011 pada 5:23 am
smartf41z
simoncelli bakal berjaya kliatannya, diuntungkan sama posturnya yg jangkung
27 Mei 2011 pada 2:14 pm
arieslight
yup, asal nggak diboikot tuh orang heheh
26 Mei 2011 pada 6:35 am
nunoe
wooooowwww….
*melongo di pojokan..
27 Mei 2011 pada 2:16 pm
arieslight
ada apa ini???
30 Mei 2011 pada 9:06 am
nunoe
terfukishima…
halah..maksudnya terkesima sama judulnya yg panjang 😀
26 Mei 2011 pada 7:37 am
esn1422
Di atas itu judul skripsi atau judul artikel blog…? 😀
27 Mei 2011 pada 2:16 pm
arieslight
disertasi bro..keren nggak?
26 Mei 2011 pada 7:49 am
blognyamitra
Judulnya kurang panjang
27 Mei 2011 pada 2:17 pm
arieslight
yg penting diameter n how u use it hihihi
26 Mei 2011 pada 8:55 am
penggemar ninja
kawak gimna ceritanya..? ikut ngak tahun depan tuch, katanya BMW sama aprillia juga mau nimrung, jadi rame nich
seruu
27 Mei 2011 pada 2:19 pm
arieslight
Kawak 99% nggak ikutan bro..masih sibuk di WSBK dulu.. APrilia n BMW juga blm jelas..
26 Mei 2011 pada 11:38 am
Anto
Mas Bro…Kok Sayap mengepak ga di bahas?
27 Mei 2011 pada 2:21 pm
arieslight
pegel bro ngepak mulu, gantian hihihi
26 Mei 2011 pada 5:59 pm
Safety Rider
Buat Bro Arie :
berdasarkan tulisan ini pemahaman dan mahfum mukholafahnya artikel ini, artinya artikel ini memeliki arti sbb.
Nah, baru di GP 12 1000 cc inilah racikan Rossi-Burgess yang dikenal rider friendly itu akan hadir. plus ducati thn ini kurang menggigit (bkn racikan rossi).
berarti thn 2004 M1 jg bukan racikan Rossi, karena Vale baru nyoba M1 awal thn 2004, bandingkan dengan ducati, Rossi dah nyoba ducati sejak oktober 2010 di post test valencia. padahal di thn 2004 Rossi langsung menang di welcom afsel. Selain itu di ducati dia jg diberi kesempatan milih big bang atau screamer (akhirnya pilih bigbang).
kl menurut ane kemenangan Rossi di 2004 lebih karena skill balapnya yg luar biasa plus cocok ma M1 bukan karena kemampuannya mengembangkan motor. bagaimanapun 2006 dan 2007 juga M1 racikan Rossi Burgess kan?
27 Mei 2011 pada 5:08 am
paijo
rossi menang karna mang nda ada lawan yg sepadan dengannya waktu itu… nda seperti sekarang yg banyak pembalap2 bagus
27 Mei 2011 pada 7:08 am
nunoe
seperti yg dibilang diatas, Rossi lebih suka motor yg handlingnya enak daripada mesin yg ganas….dan sasis Yamaha M1 udah bagus dari sananya..handlingnya udah enak dan juga dilengkapi dengan engine mounting yg bisa diubah2 buat ngubah titik berat motor…tugas Rossi + Burgess saat itu cuma bikin mesin jadi lebih powerfull dan enak digeber…jadi udah lebih mudah…
nah, di Ducati ini sekarang selin terkendala waktu tes yg singkat dan cedera, Rossi + Burgess juga kudu membenahi sasis + mesin..juga masalah bawaan Ducati GP 10, yaitu masalah di Front End motornya…keliatan di seri2 awal, Rossi strugling buat mengendalikan Ducati GP11..
27 Mei 2011 pada 2:31 pm
arieslight
begini …
tahun 2004 dulu ane cuma nonton balap dan lihat balap aja, blm banyak baca2 kejadian belakang layar.. cuma baca dari M+, n sekarang pun tahu, yg dari M+ kadang kurang jitu, bahkan kadang salah…
MAsalahnya mungkin ada di kata “racikan”
tahun 2004 ane pikir pengembangannya lebih banyak, soalnya meskipun waktunya kelhatannya jauh lebih singkat, tapi jumlah waktu kerjanya (sepertinya) lebih banyak, dan kondisi ROssi yang sehat memungkinkan itu..
Soal menang di Welkom karena skill, ane setuju.. ane sendiri pernah coba sirkuit ini (di game) dan dapet kesan, racing line sangat penting dibandingkan power, soalnya banyak tikungan buta..
Pembalap yang ada waktu itu juga kurang… Hayden blm mateng (ampe skrg hehehe), Gibernau dah onfire, tapi tidak di repsol Honda, terus Biaggi juga beberapa kali kena technical problem..
yg dibilang sodara Nunoe sesuai dengan pemikiran ane..burgess n rossi lebih banyak peer di ducati..kalau di yamaha, agak lebih ringan, soalnya sumber daya yamaha lebih oke dan peer mesin kencang lebih enteng dibandingkan peer motor stabil..apalagi adanya pembatasan jatah testing dan jatah motor..soalnya mo testing pun harus pakai motor yang dijatahi 6 mesin itu… seperti yang pernah dialami stoner, bahkan kalau sampai jauh pun mesin bisa rusak..dan itu dihitung dari 8 mesin itu, makanya saat testing biasanya agak hati2 dan tidak mengejar lap time..
sekian dulu hihihi
26 Juli 2011 pada 4:52 pm
Rahmat Full Version
keren mas
cukup menambah info saat ini
saya setuju dengan pendapat mas semua
hidup 46
makasih info nya mas
hhehehheeh