Sekitar 2 bulan lalu saya tersesat ke kota Bielefeld, sebuah kota di ujung timur laut negara bagian Nordrheinwestfalen. Kota yang merupakan lokasi perusahaan Dr. Oetker, ya kira-kira Indofoodnya Jerman, sebenarnya kota yang lumayan bagus, tidak terlalu kecil, tetapi tidak dihiasi gedung-gedung tinggi. Sebuah kota kecil yang sebenarnya modern dan rapi. Anehnya, kota ini sering dijadikan bahan ledekan sebagai kota yang dianggap tidak ada hehe…
Nah, kebun binatang di kota ini digratiskan oleh pemerintah kota Bielefeld! Manteb deh..gratisan tetapi juga ga malu-maluin Bro.. bisa dibilang luas, bersih dan saat saya datang di Sabtu pagi, sepi..hanya ada sedikit sekali pengunjung atau orang yang lewat berolahraga.
Fasilitas buat anak kecil ada dan ada toko yang menjual cendera mata juga. Mungkin karena masih pagi, tempat ini belum ramai. Justru karena sepi, saya puas tersesat di sini..gratis gitu lho…
Tuh, sepi kan… Dan mungkin tidak berat memelihara kebun binatang ini karena hewannya tidak banyak dan terhitung tak terlalu butuh perawatan atau makanan mahal. Carnivoranya hanya kucing hutan, serigala dan elang… Ada beruang juga sih, tapi karena saat itu jalan ke arah kandangnya ditutup karena renovasi, saya tidak bisa memastikan jenis beruang apa.
Nah, hewan-hewan yang lain sih rata-rata hewan biasa, maksudnya banyak dijumpai sehari-hari di peternakan juga, misalnya keledai, domba, kelinci, berbagai ayam dan burung. Ada juga hewan liar yang perawatannya bisa dibilang murah, misalnya berang-berang, babi hutan, dan rusa. Buat yang senang burung, di sini ada burung-burung eksotis juga macam burung merak. Yang seru sih justru melihat burung elang dan burung hantu dari dekat. Kedua burung ini diberi makan anak ayam (mati/dimatikan).
Kebanyakan hewan di sini dilarang diberi makan. Maklum, risiko nanti hewannya mati. Hanya ada satu hewan yang di dekat kandangnya dijual pangannya. Hewan apakah itu??? Kuncinya: Muncul di Street fighter dan juga di Indonesia serta India wkwkwk…
Kebayang kalau kebun binatang gratisan gini hadir di Indonesia. Ini sebenarnya penting untuk pendidikan anak agar peduli dan mencintai alam ke depannya. Hampir ga mungkin lah kita mendidik orang dewasa yang memang sudah keburu tak ada pedulinya sama kelestarian alam… Sayangnya, di Indonesia ada beberapa kebun binatang yang justru menghadirkan kisah sedih…
Berharap ke mana lagi kalau bukan ke pemerintah dan ke para pencinta lingkungan yang punya rezeki lebih. Lucunya, di Indonesia justru lingkungan nyaris tak pernah jadi isu utama. Paling-paling heboh kalau sudah kebakaran hutan saja.. Banyak yang tak sadar, bencana asap itu hanya sebagian kecil saja kerugiannya. Habitat yang hidup hewan dan tumbuhan yang tak ternilai nyaris tak dibicarakan… Mau dibicarakan bagaimana, sadar punya kekayaan itu saja tidak..makanya kalau hilang pun tak terasa..
Oh ya, sebenarnya ada cara kebun binatang ini memperoleh dana sukarela dari pengunjungnya. Bukan sebatas dari penjualan pangan hewan atau cendera mata saja.. Kalau mengandalkan itu, saya rasa jauh dari cukup. Ini dia cara mereka:
Yup, buat donatur, mereka bisa mentransfer ke rekening ini… Hmmm.. bagusnya adalah, yang ngasih sukarela dan bisa memberi lebih banyak dibandingkan sekadar nomina karcis. Namun, risikonya ya tahu sendiri lah.. Ya, tapi langkah seperti ini layak dicoba di Indonesia. Tentunya berat tanpa kepedulian dari pemerintah kota.
4 komentar
Comments feed for this article
26 Mei 2017 pada 4:34 am
Syifa Arifiana
“Mau dibicarakan bagaimana, sadar punya kekayaan itu saja tidak..makanya kalau hilang pun tak terasa..” —> miriiiss yaaa…🙁
26 Mei 2017 pada 7:03 pm
arieslight
Harus tetap optimis.. bahkan kalau besok pun kiamat dan di tangan ada bibit, tetap dianjurkan untuk menanam bibit itu kan…
Mungkin orang tua yang waktunya terbatas bisa mengajarkan anaknya untuk punya peliharaan supaya anaknya lebih perhatian sama alam.. Yang paling mudah untuk anak kecil ya menurut saya pelihara ikan..
26 Mei 2017 pada 7:28 pm
Syifa Arifiana
Rasa optimis sudah makin menipiisss ketika melihat orang hutan disembelih dan disantap di tengah hutan oleh orang2 yang biadab 😦
PR besar untuk kita semua, sudah saatnya ditanamkan sejak dini untuk cinta lingkungan dan makhluk hidup lain. Di beberapa ujian kemampuan bhs Jerman selalu muncul itu tema lingkungan, sampai mendalam dibahasnya, yang menunjukkan betapa Jerman sangat concern dgn itu. Beda sekali dgn Indonesia 😦
26 Mei 2017 pada 9:23 pm
arieslight
tetap optimis hehe… perbaikan juga udah banyak kok, tapi sekarang karena zamannya medsos, ada hal kecil satu kalo dijadiin viral, kesannya itu penting banget sampai melupakan yang lain..
Soal lingkungan ya harus sabar..kalau lihat di Jerman universitas sudah ada sejak 1386 (abad ke-14), sedangkan di Indonesia baru awal abad ke-20, Indonesia sudah lumayan, tapi ya harus lebih serius lagi mengejar ketertinggalan di banyak bidang
Bersyukur sama yang sudah diraih, tapi tetap bekerja keras untuk jadi lebih baik